Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN

HAK MEMILIH DALAM PELAYANAN KESEHATAN

Dosen pembimbing :
 Ns. Adelia Utami, S,Kep

Di susun oleh :
 Naina syahrieni (20.014)

Akademi keperawatan sri bunga tanjung dumai


Tahun ajaran 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur, kami sampaikan kepada Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Salawat
serta salam kami curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw    
Makalah ini kami tunjukkan untuk memenuhi tugas mata kuliah MAKALAH
ETIKA KEPERAWATAN dengan judul “hak memilih dalam pelayanan
kesehatan”Ini sangat penting untuk diketahui oleh teman-teman mahasiswa dalam
mencari dan mengambil suatu informasi serta cara mencantumkannya untuk
dijadikan bahan referensi dalam menyusun sebuah karya ilmiah seperti makalah,
skripsi, tesis, disertasi dan sebagainya. Dengan adanya materi ini diharapkan untuk
kedepannya tidak ada lagi kesalahan atau kekeliruan dalam mengambil suatu
referensi khususnya dari internet.

                Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi
pembaca umumnya, makalah ini masih sangat sederhana dan masih banyak
kekurangan-kekurangan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik serta saran
dari semua kalangan pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Daftar isi

Kata pengantar …………………………………………………. ……. 2

Daftar isi………………..……………………………………………...3

Bab 1 pendahuluan ……………………………………… ……..……. 4

Latar belakang ………………………………………………………. 4

Tujuan penelitian ……………………………………………..……. 5

Manfaat penelitian …………………………………………………….5

Bab 2

Isi …………………………………………………………… 6

Batasan konsep ………………………………………………. 7

Bab 3 penutup ………………………………………………………. 8

Kesimpulan ……….…………………………………………………. 8

Daftar pustaka… .……………………………………………….. 8

Bab 1
Pendahuluan

Dalam bab ini menguraikan tentang pendahuluan yang berisikan antara lain latar
belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah dan batasan konsep,
keaslian penelitian, manfaat penelitian, tujuan penelitian dan sistematika penulisan.

Latar belakang

Kesehatan adalah suatu unsur penting dalam hidup manusia. Pemenuhan akan
kesehatan adalah salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia. Selain
kebutuhan primer, sekunder, dan tersier, pemenuhan akan kesehatan adalah kunci
bagi manusia untuk menjalankan semua kegiatannya dan pada akhirnya dapat
memenuhi tiga unsur kebutuhan manusia tersebut. Manusia adalah makhluk yang
rentan terhadap segala macam penyakit, oleh sebab itu pemeliharaan kesehatan
juga harus didukung oleh sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang baik.
Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan memang menjadi suatu perhatian, baik
masyarakat maupun Pemerintah. Sarana sebagai tempat pemberian jasa pelayanan
kesehatan minimal harus ada di setiap masing-masing daerah yang terdapat di
seluruh wilayah Indonesia. Prasarana yang juga harus terpenuhi adalah tentang
bagaimana masyarakat dapat mengakses dengan mudah untuk mendapatkan jasa
pelayanan kesehatan yang ada.

Wadah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, telah diatur oleh Undang-


Undang Negara Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
baik berupa Rumah Sakit, Klinik, dan juga Puskesmas. Dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan berdasarkan pada bagian menimbang
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit, pemerintah disetiap wilayah telah melakukan usaha untuk membuat
suatu wadah agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan.

B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan dari
dilakukannya penelitian ini adalah :

1) untuk menjawab permasalahan bahwa dalam sengketa medik pasien sering


mengalami kesulitan dalam mewujudkan haknya.

2) Untuk menjawab permasalahan mengenai bentuk dan sistem penyelesaian


sengketa yang lebih memberikan perlindungan kepada pasien dalam
menyelesaikan sengketa medik antara pasien dengan 23 dokter dan/atau dokter gigi
serta Rumah Sakit demi mewujudkan hak pasien.

Manfaat penelitian

A . Manfaat Teoretis Hasil penulisan hukum ini dapat dipergunakan sebagai


masukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan
hukum di bidang Perlindungan Konsumen dan Hukum Kesehatan di Indonesia.

B. Manfaat Praktis Hasil penulisan hukum ini bermanfaat bagi para konsumen
yang dalam konteks Rumah Sakit disebut sebagai pasien, tenaga medis profesional
khususnya dokter, serta masyarakat pada umumnya tentang pentingnya
penyelesaian sengketa medik yang tepat untuk digunakan dalam menyelesaikan
sengketa medik antara pasien dengan dokter dan/atau dokter gigi serta Rumah
Sakit sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan demi mewujudkan hak pasien.

Bab 2
Isi
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan Nomor
434/Menkes/SK/X/1983 tentang berlakunya Kode Etik Kedokteran
Indonesia, dokter adalah profesi yang telah disumpah dengan mengucapkan
Lafal Sumpah Dokter dan terikat secara hukum. Dokter memiliki organisasi
tersendiri dengan banyak peraturan maupun kode etik yang harus ditaati dan
tidak boleh dilanggar oleh para dokter sebagai anggotanya. Pelanggaran
terhadap kaidah yang ada dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia
(KODEKI) adalah pelanggaran terhadap hukum dan sanksinya adalah sanksi
hukum yaitu berupa sanksi pidana (Supriadi 2001:83).
Perlu dikritisi apa yang telah ditulis dalam buku Supriadi ini bahwa
pelanggaran etik yang diberi sanksi hukum justru terasa sangat ganjil.
Pelanggaran etik lebih mengarah kepada keprofesionalan kerja dan moral
dari pengemban profesi, sementara apabila diberikan sanksi hukum, justru
kurang pas karena kaitan etik dengan hukum adalah hal yang berbeda.
Organisasi tersebut dimaksudkan agar pasien yang dalam hal ini merupakan
konsumen jasa pelayanan kesehatan tetap mendapatkan haknya tanpa adanya
kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh tenaga ahli di bidang medis
yaitu salah satunya adalah dokter.

Pasien dalam hal ini merupakan subyek pertama yang menderita kerugian
apabila seorang dokter melakukan kelalaian atau memberikan pelayanan
kesehatan di bawah standar. Pasien adalah konsumen yang menerima jasa
pelayanan kesehatan dari penyedia pelayanan kesehatan dan menurut Pasal 1
Angka (4) Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit, yang disebut sebagai pasien adalah orang yang
telah melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh
pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak
langsung di Rumah Sakit.
Pengertian yang ditetapkan Undang-Undang Rumah Sakit ini menimbulkan
pertanyaan yang perlu dikritisi dalam penelitian ini, apakah hanya yang telah
melakukan konsultasi saja yang dapat disebut sebagai pasien, lalu
bagaimana dengan pasien yang memang memerlukan penanganan pelayanan
kesehatan khusus namun belum sempat berkonsultasi.
Batasan Konsep

a. Penyelesaian Sengketa Medik

Sengketa medik memiliki arti bahwa sengketa medik adalah sengketa yang
terjadi antara pasien atau keluaga pasien dengan dokter dan/atau dokter gigi
sebagai tenaga kesehatan maupun rumah sakit sebagai penyelenggara
pelayanan kesehatan dikarenakan adanya kesalahan prosedur pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada pasien maupun kelalaian yang dilakukan
tenaga ahli kesehatan yang dalam hal ini adalah dokter dan/atau dokter gigi.
Sehingga penyelesaian sengketa medik adalah suatu cara yang ditempuh
pihak yang bersengketa yaitu pasien dengan dokter dan/atau dokter gigi
serta rumah sakit untuk menyelesaikan kesalahpahaman yang tejadi dalam
proses pelayanan kesehatan.

b. Pasien Setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya


untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara
langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit

c. Dokter dan/atau Dokter Gigi Dokter dan/atau dokter gigi merupakan salah
satu tenaga kesehatan yang ada di Rumah Sakit dimana arti dari tenaga
kesehatan itu sendiri adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

d. Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Bab 3
Penutup
a. Kesimpulan

Bab ini menjelaskan mengenai cara penelitian yang memuat tentang jenis
penelitian, pendekatan teori, data penelitian, metode pengumpulan data,
serta analisis penelitian dan kesimpulan yang kita ambil adalah pasien
berhak memilih dokter atau rumah sakit sesuai yang di inginkan nya.

Daftar pustaka
1. Literatur atau Buku
2. Peraturan Perundang-undangan
3. Internet(makalah etika keperawatan internet.pdf)

Anda mungkin juga menyukai