Dokter di salah satu klinik kenamaan di sekitar Batam Center ini diamankan pihak kepolisian
pertengahan April 2021 silam.Saat itu, berdasarkan laporan korban berinisial VS (22),
DS diduga telah melakukan pelecehan seksual ketika sedang memeriksa keluhan di area
kewanitaannya.Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi
mengatakan, pihaknya terus memantau perkembangan kasus DS di persidangan."Kalau
nanti terbukti bersalah, baru keluar sanksi seperti pencabutan Surat Izin Praktik
(SIP).Biasanya dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) itu setahun atau dua tahun untuk
sanksinya," jelas Didi ke TRIBUNBATAM.id.Untuk saat ini, Didi mengatakan jika
sidang di Majelis Kode Etik Kedokteran (MKEK) belum dapat dilakukan.Mengingat,
kasus ini sudah memasuki ranah pidana seusai korban melaporkan tindakan DS ke polisi.
Tuntutan
Jaksa Penuntut Umum (JPU) Herlambang Adhi Nugroho membacakan dakwannya pada
Kamis (19/8/2021).
"(Tuntutan) Itu setelah kami mempertimbangkan fakta-fakta di persidangan, baik hal-hal
yang memberatkan dan yang meringankan serta akibat dan dampaknya," ujar Kasi
Intelijen Kejaksaan Negeri Batam, Wahyu Octaviandi saat ditemui usai sidang
pembacaan tuntutan digelar. Wahyu berharap, hal ini dapat memberikan efek jera
terhadap terdakwa DS. Sebab, ia beranggapan, tindakan DS terhadap korban sangat tidak
pantas dilakukan. Mengingat, dia adalah seorang dokter yang tengah menjalankan
tugasnya. "Untuk barang bukti dimusnahkan. Selain dihukum pidana, terdakwa juga akan
dihukum secara kode etik," katanya. Diketahui, agenda sidang pembelaan (pledoi) oleh
terdakwa akan digelar Selasa (24/8/2021) nanti. Sebelumnya diberitakan, oknum dokter
nakal di Batam berinisial DS (38) dituntut pidana penjara selama 1 tahun 2 bulan.
Kesimpulan
Kesimpulan : dalam dunia kedokteran terdapat peraturan kode etika yang tidak boleh di
langgar, apabila memang benar dokter yang melakukan tindakan pelecehan akan
mendapatkan saknsi tegas. karna dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang dokter,
mereka harus melaksanakan dengan secara profesional dan tidak boleh mengutamakan
kepentingan pribadi.
Sumber
https://www.tribunnews.com/regional/2021/08/20/oknum-dokter-di-batam-dituntut-penjara-1
-tahun-2-bulan-dituduh-lakukan-tindakan-asusila-ke-pasien
ETIKA
HUKUM
KESEHATAN
Nama Kelompok :
1. Dina PUTRI N (2130021043)
2. DEWI AISYAH GYMNASTIAR
(2130021044)
Pengertian Profesi
● Hospital (administrative atau corporate) by-]laws mengatur tentang bagaimana kepentingan pemilik direpresentasikan di
Rumah Sakit, bagaimana kebijakan Rumah Sakit dibuat, bagaimana hubungan antara pemilik dengan manajemen
Rumah Sakit dan bagaimana pula dengan staf medis, dan bagaimana hubungan manajemen dengan staf medis.
Hubungan-hubungan tersebut diuraikan dalam keadaan statis dan dinamis.
● Hospital (medical) bylaws memberikan suatu kewenangan kepada para profesional medis untuk melakukan self-
governance bagi para anggotanya, dengan cara membentuk suatu “komite medis” yang mandiri sekaligus memberikan
tanggungjawab (responsibility) kepada “komite” tersebut untuk mengemban seluruh kewajiban pemastian
terselenggaranya pelayanan profesional yang berkualitas dan pelaporannya kepada administrator Rumah Sakit.
● Hospital bylaws juga mengatur tentang upaya yang harus dilakukan guna mencapai kinerja para profesional
yang selalu berkualitas dalam merawat pasiennya; utamanya melalui rambu-rambu penerimaan, review
berkala dan evaluasi kinerja setiap praktisi di Rumah Sakit. Dalam rangka itu pula hospital bylaws juga
dapat memerintahkan “komite medis” untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan guna mencapai
dan menjaga standar serta menuju kepada peningkatan pengetahuan dan keterampilan profesi
● hospital bylaws juga merangsang timbulnya, memelihara, me-review dan menyempurnakan peraturan dan
standar guna tercapainya self-governance. Self governance selanjutnya harus diikuti dengan self-regulation
dan self-disciplining. Hal ini mengharuskan hospital bylaws untuk juga mengatur tentang pengawasan,
sistem pelaporan dan pencatatan, sistem penilaian (peer-review, hearing, dll), dan tentu saja pemberian
sanksi disiplin bagi mereka yang melanggarnya sampai pada tingkat tertentu
FUNGSI:
Acuan bagi direktur Rumah Sakit dalam pengelolaan Rumah Sakit & penyusunan kebijaksanaan teknis operasional.
Peraturan internal rumah sakit merupakan “konstitusi”(anggaran rumah tangga)sebuah rumah sakit dan secara
yuridis hal tidak dapat dicampur aturan yang seharusnya ditetapkan oleh eksekutif (Direktur rumah sakit )dalam
satu produk hukum. Kekeliruan utama dalam dalam memahami peraturan internal rumah sakit pada umumnya
adalah menganggap peraturan internal rumah sakit sebagai:
Namun , peraturan internal rumah sakit bukan kebijakan teknis operasional tetapi lebih mengatur pemilik atau
yang mewakili,direktur rumah sakit dan staf medis merupakan “triad “ atau tiga tungku sejerangan”sehingga
perlu ada pengaturan yang jelas agar fungsi bisnis dan IPTEK dapat berjalan selaras yang pada akhirnya
dapat tercapainya efisiensi dan kualitas pelayanan.
Hubungan hukum antara tenaga kesehatan,health
provider dan pasien
Hubungan hukum antara tenaga kesehatan dengan pasien telah terjadi sejak dahulu (zaman Yunani
kuno), tenaga kesehatan sebagai seorang yang memberikan pengobatan terhadap orang yang
membutuhkannya. Hubungan ini merupakan hubungan yang sangat pribadi karena didasarkan atas
kepercayaan dari pasien terhadap dokter yang disebut dengan transaksi terapeutik. Transaksi
terapeutik adalah perjanjian antara dokter dan pasien berupa hubungan hukum yang melahirkan hak
dan kewajiban kedua belah Pihak. Objek dari perjanjian ini adalah berupa upaya atau terapi untuk
menyembuhkan pasien. Hubungan hukum antara dokter dengan pasien ini berawal dari pola hubungan
vertikal paternalistik seperti antara bapak dengan anak yang bertolak dari prinsip “father knows best”
yang melahirkan hubungan yang bersifat paternalistik. Hubungan hukum timbul bila pasien
menghubungi dokter karena ia merasa ada sesuatu yang dirasakannya membahayakan kesehatannya.
Keadaan psikobiologisnya memberikan peringatan bahwa ia merasa sakit, dan dalam hal ini dokterlah
yang dianggapnya mampu menolongnya dan memberikan bantuan pertolongan. Jadi, kedudukan
dokter dianggap lebih tinggi oleh pasien dan peranannya lebih penting daripada pasien.
Kasus penelantaran pasien
Anggota Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh meminta Kemenkes tegas merespon pelanggaran Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek Bandar Lampung atas sikapnya yang melakukan penelantaran jenazah
bayi dari keluarga tidak mampu.
'Kasus penelantaran RSUAM pada jenazah bayi keluarga tidak mampu dengan bukti tidak diantarkannya
jenazah bayi ke kediamannya dengan ambulans di Lampung, membuktikan pihak RS tidak menjalankan
perintah UU. Ini kesalahan fatal dan tidak boleh terulang,” tegas Nihayatul dalam keterangan persnya,
Sebagaimana diketahui, beredar foto seorang ibu asal Lampung Utara pulang menggendong jenazah bayinya
di angkutan umum. Sang ibu mengatakan, anaknya meninggal setelah menjalani operasi di RSUD Abdul
Moeloek dengan menggunakan BPJS. Namun, ketika ia meminta jenazah dibawa dengan ambulans, pihak RS
tidak bersedia memberikan pelayanan.
'Kita masih geram dengan penelantaran pasien bayi Debora oleh RS Mitra keluarga, penelantaran itu baru
beberapa hari sekarang terjadi kasus penelantaran lagi. Kemenkes belajar tidak sih dari kasus-kasus
tersebut?,” lirih Nihayah.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa fakta-fakta itu membuktikan RS perlu dievaluasi, diperingatkan, jika
perlu diberikan shock terapi agar menjadi pelajaran terhadap RS lainnya agar patuh pada peraturan
perundang-undangan.
Politisi PKB ini juga mendesak Kemenkes mensosialisasikan Pasal 29 ayat (1) huruf f UU No 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit agar dituliskan di setiap RS sebagai alarm agar patuh. Pasal tersebut mewajibkan
Rumah Sakit melayani masyarakat tidak mampu. Selain itu, juga sebagai perlindungan hukum untuk pasien
yang tidak mampu agar mereka berani menuntut haknya.
PENGERTIAN HOSPITAL BY LAWS
Sesuai dengan Perjelasan Pasal 29 ayat (1) huruf (r) Undang-Undang No.
44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Peraturan Internal Rumah Sakit
(Hospital by Laws) merupakan peraturan organisasi Rumah Sakit
(Corporate by Laws) dan Peraturan Staf Medis Rumah Sakit (Medical
Staff by Laws) yang disusun dalam rangka menyelenggarakan tata kelola
Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan tata kelola
klinis yang baik (Good Clinical Governance).
MANFAAT HOSPITAL BYLAWS
Manfaat Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws) untuk RS :
a. Sebagai pedoman hukum dalam bentuk anggaran dasar/anggaran rumah tangga.
b. Sebagai pedoman untuk mendapatkan kepastian hukum dalam pembagian kewenangan dan
tanggung jawab.
c. Sebagai alat/ sarana untuk menunjang persyaratan akreditasi rumah sakit.
d. Sebagai alat/sarana untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
e. Pedoman dalam memberikan kejelasan arah dan tujuan untuk melaksanakan kegiatannya.
f. Sebagai pedoman dalam membuat kebijakan, panduan, standar prosedur operasional.
Fungsi Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital
Bylaws) adalah :
Hospital by Laws bukan mengatur 1. Sebagai pedoman bagi pemilik rumah sakit.
kebijakan teknis operasional rumah sakit 2. Sebagai pedoman bagi Pengelola RS .
melainkan mengatur hal-hal, sebagai 3. Pedoman yang menjamin efektivitas, efisiensi dan
berikut: mutu serta kepuasan pelanggan.
4. Pedoman perlindungan hukum .
1. Organisasi pemilik Rumah Sakit atau 5. Sebagai pedoman bagi penyelesaian konflik di RS
yang mewakili. 6. Melaksanakan Perintah Unadang Undang.
7. Untuk memenuhi persyaratan akreditasi rumah
2. Peran, tugas, dan kewenangan pemilik sakit.
Rumah Sakit atau yang mewakili.
2. peraturan internal Rumah Sakit hubungan dengan akreditasi rumah sakitdi atas telah
disebutkan bahwa salah satu fungsi peraturan internal Rumah Sakit adalah merupakan syarat
keberhasilan dalam akreditasi karena di dalam akreditasi Rumah Sakit ada parameter-parameter
yang harus dipenuhi oleh rumah sakit yang terkait dengan ada tidaknya peraturan internal Rumah
Sakit sebagai contoh rumah sakit harus mempunyai Visi dan tujuan yang harus ditetapkan oleh
pemilik Rumah Sakit. Peraturan internal rumah sakit memiliki keterkaitan yang jelas antara
peraturan internal rumah sakit dan akreditasi terlihat jelas pada instrumen akreditasi versi 2012 ini
versi 2002 ada parameter yang menyebutkan bahwa Rumah Sakit wajib memiliki peraturan
internal rumah sakit.
1. Hubungan hukum antara pasien dengan tenaga medis.hubungan hukum dokter pasien
akan menempatkan dokter dan pasien berada pada kesejajaran sehingga setiap Apa yang
dilakukan oleh dokter terhadap pasien tersebut harus melibatkan pasien dalam menentukan
apakah sesuatu tersebut dapat atau kau tidak dapat dilakukan atas dirinya jajarannya yaitu
melalui informed consent atau persetujuan tindakan medik
2. Hubungan hukum antara pasien dan rumah sakityang dimaksud adalah perjanjian
perawatan yaitu : kesepakatan antara rumah sakit dan pasien bahwa pihak rumah sakit
menyediakan kamar perawatan dan adanya tenaga perawat yang akan melakukan tindakan
perawatan perjanjian pelayanan medis yaitu kesepakatan antara rumah sakit dan pasien
bahwa tenaga medis pada rumah sakit akan berupaya secara maksimal untuk
menyembuhkan pasien melalui tindakan medis
3. Hubungan hukum antara rumah sakit dan tenaga medishubungan hukum rumah sakit
dan dokter atau tenaga medis salah satunya dokter sebagai employee yaitu kedudukan
Rumah Sakit adalah sebagai pihak yang harus memberikan prestasi sementara dokter atau
tenaga medis hanya berfungsi sebagai employee yang bertugas melaksanakan kewajiban
Rumah Sakit dengan perkataan lain kedudukan Rumah Sakit adalah sebagai principle
dokter atau tenaga medis sebagai agent.
PENGERTIAN TRANSAKSI TERAPEUTIK
Sidang kasus bayi tabung di Klinik Ferina kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya,
dengan agenda mendengarkan keterangan saki ahli. Saksi ini adalah Ari Purwadi dari Fakultas
hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.Dalam keterangannya, dia mengaku bahwa
pengertian pasal 1313 BW KUH Perdata Perjanjian bahwa suatu peristiwa yang mana seorang
berjanji kepada seorang lain, atau di mana para pihak tersebut saling berjanji untuk
melaksanakan suatu hal.Yang di kemudian hari peristiwa tersebut muncul suatu hubungan antara
dua orang, maka dinamakan sebagai perikatan.
PENGERTIAN INFORMED CONSENT
Keluarga pasien kerap kali disodori lembar persetujuan tindakan atau informed consent ketika dokter
berencana memberikan suatu tindakan medis. Di beberapa rumah sakit, lembaran ini kerap
disodorkan oleh perawat atau pegawai administrasi. Ketua Majelis Kehormatan Disiplin
Kedokteran Indonesia (MKDKI) Ali Baziad mengatakan informed consent wajib ditandatangani
dokter.
Ali berharap momentum itu menjadikan pasien lebih kritis serta dokter lebih mengerti hak dan
kewajibannya. Ali meminta pasien menolak tindakan medis jika dokter tak menandatangani
informed consent.
Ali mengatakan dokter wajib merinci kemungkinan risiko atas tindakan medis. Penjelasan itu wajib
disampaikan kepada pasien dan keluarga. Jika ada protes dari salah satu pihak setelah tindakan
medis itu, Ali menambahkan, sengketa bisa dilaporkan ke MKDKI. Selama proses sengketa itu, Ali
menjamin dokter bisa bekerja seperti biasa
Keputusan MKDKI, ujar Ali, mempertimbangkan segala aspek, baik dari sisi kedokteran dan hukum.
Dua dari 11 anggota MKDKI berasal dari praktisi hukum. Ia mengklaim keputusan MKDKI tidak
bisa diajukan permohonan banding atau diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara. "Keputusan
kami bersifat final dan mengikat," katanya.
Etika dan Hukum
Kesehatan
Kelompok 1 (class B)
Definisi norma
01 02
Perintah Larangan
keharusan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh keharusan bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu
oleh karena akibatnya dipandang tidak baik
karena akibatnya dipandang baik.
secara umum kita dapat
membedakan dua
macam norma :
1. Norma khusus
2. Norma umum
#Norma khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kehidupan atau kehidupan
yang khusus, misalnya aturan mengenai mengunjungi pasien dirumah sakit dst.
Nilai
Nilai (Value)
adalah harga, makna, isi dan pesan,
semangat, atau jiwa yang tersurat dan adalah suatu tipe kepercayaan yang berbeda dalam
tersirat dalam fakta, konsep, dan teori ruang lingkup sistem kepercayaan dalam mana
sehingga bermakna secara fungsional seseorang bertindak atau menghindari suatu
(Djahri, 2012). tindakan, atau mengenai suatu yang pantas atau
tidak pantas dikerjakan (Thoha, 2011).
Pengertian Personal dan Nilai Luhur
Nilai personal merupakan nilai yang timbul dari pengalaman pribadi seseorang, nilai
tersebut membentuk dasar perilaku seseorang yang nyata melalui pola prilaku yang
konsisten dan menjadi control internal bagi seseorang, serta merupakan komponen
Intelektualdan emosional dari seseorang.
Nilai luhur merupakan suatu keyakinan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh setiap orang,
dimana sikap-sikap tersebut berupa kebaikan, kejujuran, kebenaran yang berorientasi pada
tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang.
Pertimbangan Nilai-Nilai profesi luhur :
1 2 3
4
Equality
Alturisme (kesetaraan) Freedom
Aesthetics
(mengutamakan (kebebasan)
(keindahan)
orang lain) 7
Truth
5
6 (kebenaran)
Human digrity
(martabat Justice
manusia). (keadilan)
KOMPETENSI,TANGGUNG JAWAB dan
PERKeMBANGAN PROFESI KESEHATAN
MASYARAKAT
Hukum kesehatan pada pokoknya mengatur tentang hak, kewajiban, fungsi, dan tanggung jawab para
pihak terkait (stakeholders) dalam bidang kesehatan. Hukum kesehatan memberikan kepastian dan
perlindungan hukum kepada pemberi dan penerima jasa layanan kesehatan.Namun, dalam praktiknya
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, khususnya dokter, kepada pasien
(Menurut Prof. Dr. Rang) Hukum kesehatan adalah seluruh aturan aturan hukum dan hubungan
hubungan kedudukan hukum yang langsung berkembang dengan atau yang menentukan situasi
kesehatan di dalam mana manusia berada.
. (Menurut C.S.T. Kansil, S.H) Hukum kesehatan ialah rangkaian peraturan perundang undangan dalam
bidang kesehatan yang mengatur pelayanan medik dan sarana medik. Kesehatan yang dimaksud adalah
keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan sosial, dan bukan hanya keadaan yang
bebas dari cacat, penyakit dan kelemahan.
(Menurut Prof. Dr. Satjipto Rahardjo, SH.) Ilmu hukum kedokteran meliputi peraturan peraturan dan
keputusan hukum mengenai pengelolahan praktek kedokteran.
Contoh masalah hukum dibidang kesehatan
Rumah Sakit dr. Soebandi dikeluhkan oleh kesalahan dokter yang berinisialkan dr. E, dr. AN, dan dr. A dalam
memberikan diagnosis. Sebelumnya pasien yang berinisialnya ny. K berumur 70 tahun menerima informasi diagnosis
bahwa dia mengalami hernia, akan tetapi ketika telah di operasi dokter mengalihkan operasi yang awalnya hernia
menjadi operasi ke bagian usus yang diduga terjadi pembusukan. Keluarga tidak mengetahui hal tersebut karna dokter
mengambil keputusan secara sepihak tanpa meminta persetujuan pasien atau keluarga pasien.Setelah dipulangkan
pasien tetap mengeluh sakit dan operasi yang dilakukan karena pembusukan usus masih tersisa di tubuhnya.Pihak
keluarga mengecewakan hal tersebut karena dokter mengambil keputusan secara sepihak tanpa meminta persetujuan
kepada pasien atau keluarga pasien. Dalam hal ini dokter tidak melakukan apa yang dijanjikannya,sebagaimana yang
diperjanjikan dan melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan
Pemalsuan hasil swab antigen yang terjadi di wilayah kabupaten Mojokerto, tepat nya di puskesmas pungging
kabupaten Mojokerto. dengan tersangka seorang pegawai Honorer yang bertugas di bagian loket pendaftaran
puskesmas, Dalam kasus ini Tim dari Satreskrim Polres Kabupaten Mojokerto meringkus BDW (26) oleh polisi
tersangka di jerat dengan Pasal 263 ayat (1) KUHP dengan pidana penjara paling lama enam tahun.
Kasus daur ulang swab rapid tes antigen yang terjadi di bandara internasional kualanamu Deli Serdang Sulawesi
Selatan yang di lakukan oleh petugas PT Kimia Farma Diagnostik sebuah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang
Kesehatan, dalam kasus ini di tetapkan 5 orang tersangka ,Kelima tersangka oleh polisi di jerat dengan pasal 98 ayat
(3) juncto Pasal 196 UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan/atau Pasal 8 huruf (b), (d) dan (e ) juncto Pasal
62 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dengan ancaman 10 tahun dan 5
tahun kurungan penjara.
12/12/2022
Profesi, Nilai Luhur Profesi
Kesehatan, Profesionalisme dan
Profesi Kesehatan Masyarakat
Dosen pengampu :
Satriya Wijaya, S.KM., M.Kes
Nama Tim 2 :
Dian riris arisma putri (2130020062)
Noviana putri dhamayanti (2130020073)
Definisi Nilai
• Seorang dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aceh Timur dituntut oleh pasiennya
• Kasus pelecehan seksual
• Selasa, 02 Juni 2020
Dokter H dituntut 4 tahun penjara karena dinilai bersalah melakukan pelecehan seksual kepada seorang pasien di ruang
pemeriksaan. Dokter H diduga melakukan pelecehan seksual dengan memasukkan jarinya ke organ intim pasien yang
membuat Korban mengalami trauma. Dan Korban melaporkan ke Polres Aceh Timur.
https://news.detik.com/berita/d-5756662
Faktor penyebab :
Ketika H hendak memeriksa korban, alat yang digunakan tidak berfungsi. Dokter H lalu menyuruh
perawat meninggalkan lokasi dan menutup tirai. H membuka celana dan celana dalam yang di
gunakan pasien hingga lutut. Dokter tersebut kemudian di duga memasukkan Salah satu jarinya ke
organ intim pasien.
PENERAPAN
HUKUM
KESEHATAN
HUKUM KESEHATAN
PROFESI
adalah suatau tugas atau kegiatan
fungsional dari suatau kelompok tertentu
“diakui” atau “direkognisi” dalam
melayani masyarakat.
NILAI NILAI
PERSONA LUHUR
L PROFESI
Nilai personal merupakan nilai yang timbul dari Merupakan suatu keyakinan dan sikap-sikap
pengalaman pribadi seseorang, nilai tersebut yang dimiliki oleh setiap orang, dimana sikap-sikap
membentuk dasar prilaku seseorang yang nyata tersebut berupa kebaikan, kejujuran, kebenaran yang
melalui pola prilaku yang konsisten dan menjadi berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta
makna pada kehidupan seseorang.Nilai luhur yang
control internal bagi seseorang, serta merupakan
dimiliki oleh setiap orang mempunyai kadar yang
komponen intelektual dan emosional dari berbeda. Nilai luhur tergantung oleh setiap individu,
seseorang. bagaimana cara individu menerapakan dan mengelola
dalam kehidupannya.
KEBIJAKAN DAN
PERTIMBANGAN NILAI SUATU
KEBIJAKAN NILAI
Klarifikasi Nilai (values) merupakan
PERTIMBANGAN NILAI
Tenaga Ahli 02
Menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang berorientasi pada
Kesmas individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Menyelenggarakan pelayanan
04 Melaksanakan peningkatan kompetensi 03
kesehatan yang mengutamakan
Tenaga kesehatan
keamanan dan keselamatan