Anda di halaman 1dari 100

Oknum Dokter di Batam

Dituntut Penjara 1 Tahun


2 Bulan, Dituduh
Lakukan Tindakan
Asusila ke Pasien
Kelompok 3 : Nadhia Anggita A 2130020059
Wahyu Febriansa 2130020063
Ajeng Rismei S 2130020066
Kronologi

Dokter di salah satu klinik kenamaan di sekitar Batam Center ini diamankan pihak kepolisian
pertengahan April 2021 silam.Saat itu, berdasarkan laporan korban berinisial VS (22),
DS diduga telah melakukan pelecehan seksual ketika sedang memeriksa keluhan di area
kewanitaannya.Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi
mengatakan, pihaknya terus memantau perkembangan kasus DS di persidangan."Kalau
nanti terbukti bersalah, baru keluar sanksi seperti pencabutan Surat Izin Praktik
(SIP).Biasanya dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) itu setahun atau dua tahun untuk
sanksinya," jelas Didi ke TRIBUNBATAM.id.Untuk saat ini, Didi mengatakan jika
sidang di Majelis Kode Etik Kedokteran (MKEK) belum dapat dilakukan.Mengingat,
kasus ini sudah memasuki ranah pidana seusai korban melaporkan tindakan DS ke polisi.
Tuntutan

Jaksa Penuntut Umum (JPU) Herlambang Adhi Nugroho membacakan dakwannya pada
Kamis (19/8/2021).
"(Tuntutan) Itu setelah kami mempertimbangkan fakta-fakta di persidangan, baik hal-hal
yang memberatkan dan yang meringankan serta akibat dan dampaknya," ujar Kasi
Intelijen Kejaksaan Negeri Batam, Wahyu Octaviandi saat ditemui usai sidang
pembacaan tuntutan digelar. Wahyu berharap, hal ini dapat memberikan efek jera
terhadap terdakwa DS. Sebab, ia beranggapan, tindakan DS terhadap korban sangat tidak
pantas dilakukan. Mengingat, dia adalah seorang dokter yang tengah menjalankan
tugasnya. "Untuk barang bukti dimusnahkan. Selain dihukum pidana, terdakwa juga akan
dihukum secara kode etik," katanya. Diketahui, agenda sidang pembelaan (pledoi) oleh
terdakwa akan digelar Selasa (24/8/2021) nanti. Sebelumnya diberitakan, oknum dokter
nakal di Batam berinisial DS (38) dituntut pidana penjara selama 1 tahun 2 bulan.
Kesimpulan

Kesimpulan : dalam dunia kedokteran terdapat peraturan kode etika yang tidak boleh di
langgar, apabila memang benar dokter yang melakukan tindakan pelecehan akan
mendapatkan saknsi tegas. karna dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang dokter,
mereka harus melaksanakan dengan secara profesional dan tidak boleh mengutamakan
kepentingan pribadi.
Sumber

TRIBUNNEWS.COM, BATAM -- DS (38 tahun) oknum dokter di Batam yang ditangkap


karena dilaporkan melakukan aksi asusila kepada pasiennya pada April 2021 silam
dituntut penjara 1 tahun 2 bulan.

Editor: Hendra Gunawan

https://www.tribunnews.com/regional/2021/08/20/oknum-dokter-di-batam-dituntut-penjara-1
-tahun-2-bulan-dituduh-lakukan-tindakan-asusila-ke-pasien
ETIKA
HUKUM
KESEHATAN
Nama Kelompok :
1. Dina PUTRI N (2130021043)
2. DEWI AISYAH GYMNASTIAR
(2130021044)
Pengertian Profesi

 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti


kata profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan
keahlian (keterampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu.
 Secara etimologi profesi berasal dari bahasa ingris profession
atau bahasa latin profecus yang artinya mengakui, pengakuan,
menyatakan mampu atau ahli dalam melakukan pekerjaan
tertentu.
Adapun ciri-ciri profesi adalah sebagai berikut:
• Terdapat keahlian atau pengetahuan khusus yang sesuai dengan bidang pekerjaan,
dimana keahlian atau pengetahuan tersebut didapatkan dari pendidikan atau
pengalaman.
• Terdapat kaidah dan standar moral yang sangat tinggi yang berlaku bagi para
profesional berdasarkan kegiatan pada kode etik profesi.
• Dalam pelaksanaan profesi harus lebih mengutamakan kepentingan masyarakat di
atas kepentingan pribadi.
• Seorang profesional harus memiliki izin khusus agar dapat menjalankan pekerjaan
sesuai profesinya.
• Pada umumnya seorang profesional merupakan anggota suatu organisasi profesi di
bidang tertentu.
Syarat-syarat profesi adalah
• Memiliki pengetahuan khusus di suatu bidang ilmu tertentu.
• Melibatkan berbagai kegiatan intelektual.
• Membutuhkan adanya suatu persiapan tertentu yang cukup dalam, jadi bukan hanya
sekedar latihan saja.
• Membutuhkan latihan yang berkesinambungan di dalam melaksanakan
pekerjaannya atau jabatannya.
• Lebih mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi.
• Adanya organisasi para profesional sesuai dengan bidang profesi.
• Terdapat kode etik atau standar baku dalam pelaksanaan pekerjaannya.
Karakteristik yang Membedakan Profesi dengan Pekerjaan Lainnya,
yaitu :
 Keahlian berdasarkan  Kode etik profesi
pengetahuan teoretis  Adanya otonomi kerja
 Adanya Pendidikan yang  Mengatur diri
ekstensif  Layanan public dan altruism
 Terdapat ujian kompetensi
 Status dan imbalan tinggi
 Terdapat pelatihan institusional
 Adanya asosiasi professional
 Adanya lisensi
Contoh profesi
 Dokter
 Perawat
 Dosen
 Arsitek
 Polisi
 Tentara
 Pengacara
Studi Kasus
HOSPITAL
BY LAWS
Peran dan fungsi “hospital by laws”
hospital bylaws adalah semua peraturan yang berlaku di Rumah Sakit yang mengatur segala sesuatu penyelenggaraan di
Rumah Sakit tersebut. Dalam prototype hospital bylaws yang diajukan bersama oleh Ontario Hospital Association and Ontario
Medical Association disebutkan secara implisit bahwa hospital bylaws terdiri dari bagian administratif (dalam arti
penyelenggaraan, berkaitan dengan hospital administrator) dan bagian medical staff. Selain kedua bagian hospital bylaws
tersebut, di Rumah Sakit juga dapat dibuat berbagai peraturan, keputusan dan kebijakan Rumah Sakit, termasuk standar
prosedur pelayanan medis, yang merupakan aturan/ ketentuan di bawah hospital bylaws.

● Hospital (administrative atau corporate) by-]laws mengatur tentang bagaimana kepentingan pemilik direpresentasikan di
Rumah Sakit, bagaimana kebijakan Rumah Sakit dibuat, bagaimana hubungan antara pemilik dengan manajemen
Rumah Sakit dan bagaimana pula dengan staf medis, dan bagaimana hubungan manajemen dengan staf medis.
Hubungan-hubungan tersebut diuraikan dalam keadaan statis dan dinamis.

● Hospital (medical) bylaws memberikan suatu kewenangan kepada para profesional medis untuk melakukan self-
governance bagi para anggotanya, dengan cara membentuk suatu “komite medis” yang mandiri sekaligus memberikan
tanggungjawab (responsibility) kepada “komite” tersebut untuk mengemban seluruh kewajiban pemastian
terselenggaranya pelayanan profesional yang berkualitas dan pelaporannya kepada administrator Rumah Sakit.
● Hospital bylaws juga mengatur tentang upaya yang harus dilakukan guna mencapai kinerja para profesional
yang selalu berkualitas dalam merawat pasiennya; utamanya melalui rambu-rambu penerimaan, review
berkala dan evaluasi kinerja setiap praktisi di Rumah Sakit. Dalam rangka itu pula hospital bylaws juga
dapat memerintahkan “komite medis” untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan guna mencapai
dan menjaga standar serta menuju kepada peningkatan pengetahuan dan keterampilan profesi
● hospital bylaws juga merangsang timbulnya, memelihara, me-review dan menyempurnakan peraturan dan
standar guna tercapainya self-governance. Self governance selanjutnya harus diikuti dengan self-regulation
dan self-disciplining. Hal ini mengharuskan hospital bylaws untuk juga mengatur tentang pengawasan,
sistem pelaporan dan pencatatan, sistem penilaian (peer-review, hearing, dll), dan tentu saja pemberian
sanksi disiplin bagi mereka yang melanggarnya sampai pada tingkat tertentu

FUNGSI:

Acuan bagi pemilik untuk pengawasan Rumah Sakit miliknya.

Acuan bagi direktur Rumah Sakit dalam pengelolaan Rumah Sakit & penyusunan kebijaksanaan teknis operasional.

Menjamin efektivitas, efisiensi dan mutu.

Perlindungan hukum bagi “Stake Holders” Rumah Sakit

Acuan penyelesaian konflik antara pemilik, Direktur dan Staf medis.

Persyaratan Akreditasi bagi Rumah Sakit.


Hubungan peraturan internal rumah sakit

Peraturan internal rumah sakit merupakan “konstitusi”(anggaran rumah tangga)sebuah rumah sakit dan secara
yuridis hal tidak dapat dicampur aturan yang seharusnya ditetapkan oleh eksekutif (Direktur rumah sakit )dalam
satu produk hukum. Kekeliruan utama dalam dalam memahami peraturan internal rumah sakit pada umumnya
adalah menganggap peraturan internal rumah sakit sebagai:

1. Seperangkat SOP rumah sakit


2. Seperangkat peraturan direksi untuk menyelenggarakan rumah sakit
3. Kebijakan tertulis rumah sakit
4. Job description tenaga kesehatan dan petugas rumah sakit

Namun , peraturan internal rumah sakit bukan kebijakan teknis operasional tetapi lebih mengatur pemilik atau
yang mewakili,direktur rumah sakit dan staf medis merupakan “triad “ atau tiga tungku sejerangan”sehingga
perlu ada pengaturan yang jelas agar fungsi bisnis dan IPTEK dapat berjalan selaras yang pada akhirnya
dapat tercapainya efisiensi dan kualitas pelayanan.
Hubungan hukum antara tenaga kesehatan,health
provider dan pasien
Hubungan hukum antara tenaga kesehatan dengan pasien telah terjadi sejak dahulu (zaman Yunani
kuno), tenaga kesehatan sebagai seorang yang memberikan pengobatan terhadap orang yang
membutuhkannya. Hubungan ini merupakan hubungan yang sangat pribadi karena didasarkan atas
kepercayaan dari pasien terhadap dokter yang disebut dengan transaksi terapeutik. Transaksi
terapeutik adalah perjanjian antara dokter dan pasien berupa hubungan hukum yang melahirkan hak
dan kewajiban kedua belah Pihak. Objek dari perjanjian ini adalah berupa upaya atau terapi untuk
menyembuhkan pasien. Hubungan hukum antara dokter dengan pasien ini berawal dari pola hubungan
vertikal paternalistik seperti antara bapak dengan anak yang bertolak dari prinsip “father knows best”
yang melahirkan hubungan yang bersifat paternalistik. Hubungan hukum timbul bila pasien
menghubungi dokter karena ia merasa ada sesuatu yang dirasakannya membahayakan kesehatannya.
Keadaan psikobiologisnya memberikan peringatan bahwa ia merasa sakit, dan dalam hal ini dokterlah
yang dianggapnya mampu menolongnya dan memberikan bantuan pertolongan. Jadi, kedudukan
dokter dianggap lebih tinggi oleh pasien dan peranannya lebih penting daripada pasien.
Kasus penelantaran pasien
Anggota Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh meminta Kemenkes tegas merespon pelanggaran Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek Bandar Lampung atas sikapnya yang melakukan penelantaran jenazah
bayi dari keluarga tidak mampu.

'Kasus penelantaran RSUAM pada jenazah bayi keluarga tidak mampu dengan bukti tidak diantarkannya
jenazah bayi ke kediamannya dengan ambulans di Lampung, membuktikan pihak RS tidak menjalankan
perintah UU. Ini kesalahan fatal dan tidak boleh terulang,” tegas Nihayatul dalam keterangan persnya,

Sebagaimana diketahui, beredar foto seorang ibu asal Lampung Utara pulang menggendong jenazah bayinya
di angkutan umum. Sang ibu mengatakan, anaknya meninggal setelah menjalani operasi di RSUD Abdul
Moeloek dengan menggunakan BPJS. Namun, ketika ia meminta jenazah dibawa dengan ambulans, pihak RS
tidak bersedia memberikan pelayanan.

'Kita masih geram dengan penelantaran pasien bayi Debora oleh RS Mitra keluarga, penelantaran itu baru
beberapa hari sekarang terjadi kasus penelantaran lagi. Kemenkes belajar tidak sih dari kasus-kasus
tersebut?,” lirih Nihayah.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa fakta-fakta itu membuktikan RS perlu dievaluasi, diperingatkan, jika
perlu diberikan shock terapi agar menjadi pelajaran terhadap RS lainnya agar patuh pada peraturan
perundang-undangan.

Politisi PKB ini juga mendesak Kemenkes mensosialisasikan Pasal 29 ayat (1) huruf f UU No 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit agar dituliskan di setiap RS sebagai alarm agar patuh. Pasal tersebut mewajibkan
Rumah Sakit melayani masyarakat tidak mampu. Selain itu, juga sebagai perlindungan hukum untuk pasien
yang tidak mampu agar mereka berani menuntut haknya.
PENGERTIAN HOSPITAL BY LAWS

Sesuai dengan Perjelasan Pasal 29 ayat (1) huruf (r) Undang-Undang No.
44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Peraturan Internal Rumah Sakit
(Hospital by Laws) merupakan peraturan organisasi Rumah Sakit
(Corporate by Laws) dan Peraturan Staf Medis Rumah Sakit (Medical
Staff by Laws) yang disusun dalam rangka menyelenggarakan tata kelola
Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan tata kelola
klinis yang baik (Good Clinical Governance).
MANFAAT HOSPITAL BYLAWS
Manfaat Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws) untuk RS :
a. Sebagai pedoman hukum dalam bentuk anggaran dasar/anggaran rumah tangga.
b. Sebagai pedoman untuk mendapatkan kepastian hukum dalam pembagian kewenangan dan
tanggung jawab.
c. Sebagai alat/ sarana untuk menunjang persyaratan akreditasi rumah sakit.
d. Sebagai alat/sarana untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
e. Pedoman dalam memberikan kejelasan arah dan tujuan untuk melaksanakan kegiatannya.
f. Sebagai pedoman dalam membuat kebijakan, panduan, standar prosedur operasional.
Fungsi Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital
Bylaws) adalah :
Hospital by Laws bukan mengatur 1. Sebagai pedoman bagi pemilik rumah sakit.
kebijakan teknis operasional rumah sakit 2. Sebagai pedoman bagi Pengelola RS .
melainkan mengatur hal-hal, sebagai 3. Pedoman yang menjamin efektivitas, efisiensi dan
berikut: mutu serta kepuasan pelanggan.
4. Pedoman perlindungan hukum .
1. Organisasi pemilik Rumah Sakit atau 5. Sebagai pedoman bagi penyelesaian konflik di RS
yang mewakili. 6. Melaksanakan Perintah Unadang Undang.
7. Untuk memenuhi persyaratan akreditasi rumah
2. Peran, tugas, dan kewenangan pemilik sakit.
Rumah Sakit atau yang mewakili.

3. Peran, tugas, dan kewenangan Direktur


Rumah Sakit.

4. Organisasi Staf Medis.

5. Peran, tugas, dan kewenangan Staf


Medis.
1. peraturan internal Rumah Sakit hubungan dengan kode etik rumah sakit antara peraturan
internal rumah sakit dan kode etik Rumah Sakit ada sebagian saling menutupi sehingga dalam hal-
hal tertentu kadangkala agak sukar untuk membedakannya namun ada ciri yang khas dari
peraturan internal Rumah Sakit bahwa selain harus tertulis perumusannya dapat langsung dipakai
sebagai ketentuan serta berfungsi sebagai tolak ukur sebaliknya kode etik Rumah Sakit perumusan
masih bersifat umum dan tidak langsung siap pakai dengan demikian maka dalam penerapan kode
etik rumah sakit masih memerlukan penafsiran lagi.

2. peraturan internal Rumah Sakit hubungan dengan akreditasi rumah sakitdi atas telah
disebutkan bahwa salah satu fungsi peraturan internal Rumah Sakit adalah merupakan syarat
keberhasilan dalam akreditasi karena di dalam akreditasi Rumah Sakit ada parameter-parameter
yang harus dipenuhi oleh rumah sakit yang terkait dengan ada tidaknya peraturan internal Rumah
Sakit sebagai contoh rumah sakit harus mempunyai Visi dan tujuan yang harus ditetapkan oleh
pemilik Rumah Sakit. Peraturan internal rumah sakit memiliki keterkaitan yang jelas antara
peraturan internal rumah sakit dan akreditasi terlihat jelas pada instrumen akreditasi versi 2012 ini
versi 2002 ada parameter yang menyebutkan bahwa Rumah Sakit wajib memiliki peraturan
internal rumah sakit.
1. Hubungan hukum antara pasien dengan tenaga medis.hubungan hukum dokter pasien
akan menempatkan dokter dan pasien berada pada kesejajaran sehingga setiap Apa yang
dilakukan oleh dokter terhadap pasien tersebut harus melibatkan pasien dalam menentukan
apakah sesuatu tersebut dapat atau kau tidak dapat dilakukan atas dirinya jajarannya yaitu
melalui informed consent atau persetujuan tindakan medik

2. Hubungan hukum antara pasien dan rumah sakityang dimaksud adalah perjanjian
perawatan yaitu : kesepakatan antara rumah sakit dan pasien bahwa pihak rumah sakit
menyediakan kamar perawatan dan adanya tenaga perawat yang akan melakukan tindakan
perawatan perjanjian pelayanan medis yaitu kesepakatan antara rumah sakit dan pasien
bahwa tenaga medis pada rumah sakit akan berupaya secara maksimal untuk
menyembuhkan pasien melalui tindakan medis

3. Hubungan hukum antara rumah sakit dan tenaga medishubungan hukum rumah sakit
dan dokter atau tenaga medis salah satunya dokter sebagai employee yaitu kedudukan
Rumah Sakit adalah sebagai pihak yang harus memberikan prestasi sementara dokter atau
tenaga medis hanya berfungsi sebagai employee yang bertugas melaksanakan kewajiban
Rumah Sakit dengan perkataan lain kedudukan Rumah Sakit adalah sebagai principle
dokter atau tenaga medis sebagai agent.
PENGERTIAN TRANSAKSI TERAPEUTIK

Transaksi terapeutik adalah perjanjian antara dokter dengan pasien


yang memberikan kewenangan kepada dokter untuk melakukan
kegiatan memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien
berdasarkan keahlian dan keterampilan yang dimiliki oleh dokter
tersebut.
TUJUAN TRANSAKSI TERAPEUTIK

Ada beberapa tujuan dari transaksi terapeutik :

a. Untuk menyembuhkan dan mencegah penyakit.


Dalam hubungan ini, pemberi pelayanan medik berkewajiban untuk memberikan bantuan medik
yang dibatasi oleh kriterium memiliki kemampuan untuk menyembuhkan, dan dapat mencegah
atau menghentikan proses penyakit yang bersangkutan.

b. Untuk meringankan penderitaan.


Tindakan medik yang dilakukan dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan pasien
harus secara nyata ditujukan untuk memperbaiki keadaan pasien, maka guna meringankan
penderitaan pasien penggunaan metode diagnostik atau terapeutik yang lebih menyakitkan
harusnya dihindarkan.

c. Untuk mendampingi pasien.


Kegiatan mendampingi pasien ini seharusnya sama besarnya dengan kegiatan untuk
menyembuhkan pasien.
STUDY KASUS

Sidang kasus bayi tabung di Klinik Ferina kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya,
dengan agenda mendengarkan keterangan saki ahli. Saksi ini adalah Ari Purwadi dari Fakultas
hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.Dalam keterangannya, dia mengaku bahwa
pengertian pasal 1313 BW KUH Perdata Perjanjian bahwa suatu peristiwa yang mana seorang
berjanji kepada seorang lain, atau di mana para pihak tersebut saling berjanji untuk
melaksanakan suatu hal.Yang di kemudian hari peristiwa tersebut muncul suatu hubungan antara
dua orang, maka dinamakan sebagai perikatan.
PENGERTIAN INFORMED CONSENT

Informed consent adalah penyampaian informasi dari dokter atau


perawat kepada pasien sebelum suatu tindakan medis dilakukan. Hal
ini penting dilakukan karena setiap pasien berhak mengetahui risiko
dan manfaat dari tindakan medis yang akan dijalaninya.
Di klinik, puskesmas, atau rumah sakit,
informed consent biasanya akan diminta dalam
suatu formulir atau lembar surat tertulis yang
mencakup:
Beberapa tindakan medis yang umumnya
• Identitas pasien dan dokter memerlukan informed consent dari pasien
• Nama penyakit atau informasi mengenai adalah:
diagnosis atau kondisi medis pasien
• Jenis prosedur pemeriksaan atau pengobatan 1. Pemberian obat bius atau anestesi
yang direkomendasikan 2. Transfusi darah dan donor darah
• Risiko dan manfaat dari tindakan medis yang 3. Terapi radiasi atau radioterapi dan
akan dilakukan kemoterapi
• Risiko dan manfaat alternatif tindakan, 4. Penjahitan luka
termasuk jika tidak memilih prosedur tersebut 5. Imunisasi
• Perkiraan biaya tindakan medis dan 6. Prosedur donor dan penerimaan organ,
pengobatan dll.
• Harapan kesembuhan atau tingkat
keberhasilan tindakan atau terapi
STUDY KASUS

Keluarga pasien kerap kali disodori lembar persetujuan tindakan atau informed consent ketika dokter
berencana memberikan suatu tindakan medis. Di beberapa rumah sakit, lembaran ini kerap
disodorkan oleh perawat atau pegawai administrasi. Ketua Majelis Kehormatan Disiplin
Kedokteran Indonesia (MKDKI) Ali Baziad mengatakan informed consent wajib ditandatangani
dokter.
Ali berharap momentum itu menjadikan pasien lebih kritis serta dokter lebih mengerti hak dan
kewajibannya. Ali meminta pasien menolak tindakan medis jika dokter tak menandatangani
informed consent.
Ali mengatakan dokter wajib merinci kemungkinan risiko atas tindakan medis. Penjelasan itu wajib
disampaikan kepada pasien dan keluarga. Jika ada protes dari salah satu pihak setelah tindakan
medis itu, Ali menambahkan, sengketa bisa dilaporkan ke MKDKI. Selama proses sengketa itu, Ali
menjamin dokter bisa bekerja seperti biasa
Keputusan MKDKI, ujar Ali, mempertimbangkan segala aspek, baik dari sisi kedokteran dan hukum.
Dua dari 11 anggota MKDKI berasal dari praktisi hukum. Ia mengklaim keputusan MKDKI tidak
bisa diajukan permohonan banding atau diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara. "Keputusan
kami bersifat final dan mengikat," katanya.
Etika dan Hukum
Kesehatan
Kelompok 1 (class B)
Definisi norma

Di dalam kehidupan sehari-hari sering dikenal dengan


istilah norma-norma atau kaidah, yaitu biasanya suatu nilai
yang mengatur dan memberikan pedoman atau patokan
tertentu bagi setiap orang atau masyarakat untuk bersikap
tindak, dan berperilaku sesuai dengan peraturan-peraturan
yang telah disepakati bersama.

Norma juga bisa diartikan sebagai kaidah atau


petunjuk hidup yang digunakan untuk mengatur perilaku
Menurut isinya norma-norma tersebut memiliki 2 macam maksud, yaitu:

01 02
Perintah Larangan
keharusan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh keharusan bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu
oleh karena akibatnya dipandang tidak baik
karena akibatnya dipandang baik.
secara umum kita dapat
membedakan dua
macam norma :

1. Norma khusus
2. Norma umum
#Norma khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kehidupan atau kehidupan
yang khusus, misalnya aturan mengenai mengunjungi pasien dirumah sakit dst.

#Norma umum adalah aturan-aturan yang berlaku secara umum dalam kehidupan


masyarakat, sebagai pedoman dan pengendali tingkah laku dalam pergaulan dan bersifat
lebih umum dan universal.
Norma
umum ada
tiga macam:

1. santun, yakni norma yang mengatur pola perilaku dan sikap


lahiriah, misalnya tatacara bertamu, duduk, makan dan minum.

2. Norma hukum, norma yang dituntut dengan tegas oleh


masyarakat karena dianggap perlu demi keselamatan dan
kesejahteraan masyarakat.

3. Norma moral yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia


sebagai manusia, norma moral mengacu pada baik buruknya
Definisi nilai

Nilai
Nilai (Value)
 adalah harga, makna, isi dan pesan,
semangat, atau jiwa yang tersurat dan adalah suatu tipe kepercayaan yang berbeda dalam
tersirat dalam fakta, konsep, dan teori ruang lingkup sistem kepercayaan dalam mana
sehingga bermakna secara fungsional seseorang bertindak atau menghindari suatu
(Djahri, 2012). tindakan, atau mengenai suatu yang pantas atau
tidak pantas dikerjakan (Thoha, 2011).
Pengertian Personal dan Nilai Luhur

Nilai personal merupakan nilai yang timbul dari pengalaman pribadi seseorang, nilai
tersebut membentuk dasar perilaku seseorang yang nyata melalui pola prilaku yang
konsisten dan menjadi control internal bagi seseorang, serta merupakan komponen
Intelektualdan emosional dari seseorang.
Nilai luhur merupakan suatu keyakinan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh setiap orang,
dimana sikap-sikap tersebut berupa kebaikan, kejujuran, kebenaran yang berorientasi pada
tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang.
Pertimbangan Nilai-Nilai profesi luhur :

1 2 3
4
Equality
Alturisme (kesetaraan) Freedom
Aesthetics
(mengutamakan (kebebasan)
(keindahan)
orang lain) 7
Truth
5
6 (kebenaran)
Human digrity
(martabat Justice
manusia). (keadilan)
KOMPETENSI,TANGGUNG JAWAB dan
PERKeMBANGAN PROFESI KESEHATAN
MASYARAKAT

ANMAY SHOFA (2130021075)


PUTRI PURBAYASARI (2130021055)
JULIA MARISKA PUTRI (2130021074)
Kompetensi Ahli Kesehatan Masyarakat

● Analysis and assessment


● Policy development and program planning
● Communication skills
● Cultural competency [local wisdom]
● Community dimensions of practice
● Public Health Sciences
● Financial planning and management
● Leadership and system thinking [total system]
Tanggung jawab Ahli Kesehatan terhadap Masyarakat
● selalu berorientasi kepada masyarakat sebagai satu kesatuan yang tidak terlepas dari
aspek sosial, ekonomi, politik, psikologis dan budaya.
● harus mengutamakan pembinaan kesehatan yang menyangkut orang banyak.
● harus mengutamakan pemerataan dan keadilan.
● bertanggung jawab dalam melindungi, memelihara dan meningkatkan kesehatan
penduduk.
Tanggung Jawab Ahli Kesehatan Terhadap Profesi

Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas pokok melaksanakan


sebagian tugas Kepala Dinas Kesehatan di bidang gizi, promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, penyehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah
raga serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas
Kesehatan.
● Bidang Kesehatan Masyarakat melaksanakan sebagian tugas Dinas yang
meliputi kesehatan keluarga dan gizi, promosi dan pemberdayaan kesehatan,
serta kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga.

● Bidang Kesehatan Masyarakat dalam melaksanakan tugas sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 15, menyelenggarakan fungsi:

● Perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan evaluasi dan


pelaporan, serta pelaksanaan administrasi kesehatan keluarga dan gizi
● Perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan evaluasi dan
pelaporan, serta pelaksanaan administrasi promosi dan pemberdayaan kesehatan
● Perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan evaluasi dan
pelaporan, serta pelaksanaan administrasi kesehatan lingkungan, kesehatan kerja
dan olah raga
● Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Tanggung jawab Ahli Kesehatan Masyarakat terhadap diri sediri

● Profesi kesehatan masyarakat harus memelihara kesehatannya agar dapat


melaksanakan tugas profesinya dengan baik.

● Ahli kesehatan masyarakat senantiasa berusaha untuk meningkatkan


pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Standart Profesi Kesehatan masyarakat
● Mampu untuk merancang, melaksanakan dan mengevaluasi sesuai standar
kerja serta mendokumentasikan upaya Kesehatan masyarakat di berbagai tatanan
melalui siklus pemecahan masalah berbasis bukti
● Mampu memimpin, berkolaborasi dan berjejaring antar profesi serta
bertanggung jawab atas pekerjaannya di bidang promosi kesehatandi
berbagai tatanan dan dengan sesuai kodeetiknya.
● Mampu berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan
promosi kesehatan dengan meningkatkan keahlian serta keprofesiannya
melalui penguatan jaringan kerjasama secara nasional.
Jabatan Fungsional Sanitarian
Jabatan Fungsional Sanitarian adalah Pegawai Negeri Sipil yang
diberitugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh
pejabatyang berwenang untuk melakukan kegiatan pengamatan,
pengawasan,dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan
kualitaskesehatan lingkungan untuk dapat memelihara, melindungi
danmeningkatkan cara-cara hidup bersih dan sehat.
Jabatan Fungsional Nutrionist
Nutrisionis adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh
oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan gizi,
makanan, dan dietetik.
Hukum kesehatan & masalah hukum di
bidang kesehatan
Pengertian Hukum kesehatan

 Hukum kesehatan pada pokoknya mengatur tentang hak, kewajiban, fungsi, dan tanggung jawab para
pihak terkait (stakeholders) dalam bidang kesehatan. Hukum kesehatan memberikan kepastian dan
perlindungan hukum kepada pemberi dan penerima jasa layanan kesehatan.Namun, dalam praktiknya
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, khususnya dokter, kepada pasien
 (Menurut Prof. Dr. Rang) Hukum kesehatan adalah seluruh aturan aturan hukum dan hubungan
hubungan kedudukan hukum yang langsung berkembang dengan atau yang menentukan situasi
kesehatan di dalam mana manusia berada.
 . (Menurut C.S.T. Kansil, S.H) Hukum kesehatan ialah rangkaian peraturan perundang undangan dalam
bidang kesehatan yang mengatur pelayanan medik dan sarana medik. Kesehatan yang dimaksud adalah
keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan sosial, dan bukan hanya keadaan yang
bebas dari cacat, penyakit dan kelemahan.
 (Menurut Prof. Dr. Satjipto Rahardjo, SH.) Ilmu hukum kedokteran meliputi peraturan peraturan dan
keputusan hukum mengenai pengelolahan praktek kedokteran.
Contoh masalah hukum dibidang kesehatan
 Rumah Sakit dr. Soebandi dikeluhkan oleh kesalahan dokter yang berinisialkan dr. E, dr. AN, dan dr. A dalam
memberikan diagnosis. Sebelumnya pasien yang berinisialnya ny. K berumur 70 tahun menerima informasi diagnosis
bahwa dia mengalami hernia, akan tetapi ketika telah di operasi dokter mengalihkan operasi yang awalnya hernia
menjadi operasi ke bagian usus yang diduga terjadi pembusukan. Keluarga tidak mengetahui hal tersebut karna dokter
mengambil keputusan secara sepihak tanpa meminta persetujuan pasien atau keluarga pasien.Setelah dipulangkan
pasien tetap mengeluh sakit dan operasi yang dilakukan karena pembusukan usus masih tersisa di tubuhnya.Pihak
keluarga mengecewakan hal tersebut karena dokter mengambil keputusan secara sepihak tanpa meminta persetujuan
kepada pasien atau keluarga pasien. Dalam hal ini dokter tidak melakukan apa yang dijanjikannya,sebagaimana yang
diperjanjikan dan melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan
 Pemalsuan hasil swab antigen yang terjadi di wilayah kabupaten Mojokerto, tepat nya di puskesmas pungging
kabupaten Mojokerto. dengan tersangka seorang pegawai Honorer yang bertugas di bagian loket pendaftaran
puskesmas, Dalam kasus ini Tim dari Satreskrim Polres Kabupaten Mojokerto meringkus BDW (26) oleh polisi
tersangka di jerat dengan Pasal  263 ayat (1) KUHP dengan pidana penjara paling lama enam tahun.
 Kasus daur ulang swab rapid tes antigen yang terjadi di bandara  internasional  kualanamu Deli Serdang Sulawesi
Selatan yang di lakukan oleh petugas PT Kimia Farma Diagnostik sebuah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang
Kesehatan, dalam kasus ini di tetapkan 5 orang tersangka ,Kelima tersangka oleh polisi di jerat  dengan pasal 98 ayat
(3) juncto Pasal 196 UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan/atau Pasal 8 huruf (b), (d) dan (e )  juncto Pasal
62 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dengan ancaman 10 tahun dan 5
tahun kurungan penjara.

12/12/2022
Profesi, Nilai Luhur Profesi
Kesehatan, Profesionalisme dan
Profesi Kesehatan Masyarakat

Dosen pengampu :
Satriya Wijaya, S.KM., M.Kes
Nama Tim 2 :
Dian riris arisma putri (2130020062)
Noviana putri dhamayanti (2130020073)
Definisi Nilai

Nilai merupakan sesuatu yang baik, sesuatu


yang menarik, sesuatu yang dicari, sesuatu yang
menyenangkan, sesuatu yang disukai, sesuatu
yang diinginkan.
Pengertian Profesi
• Menurut Komaruddin, Profesi ialah suatu jenis pekerjaan yang
karena sifatnya menuntut pengetahuan yang tinggi, khusus dan
latihan yang istimewa.
• Menurut Wojowasito, W.J.S Poerwadarminto, 1982 dalam kamus
umum Bahasa Indonesia mengartikan : Profesional secara
etimologi berasal dari bahasa Inggris “profession” yang berarti
jabatan, pekerjaan, pencaharian, yang mempunya keahlian.
• Prof. Dr. Pie A. Sahertian, 1994 dalam bukunya “profil pendidikan
profesional’ menyatakan bahwa pada hakikatnya profesi adalah
suatu janji terbuka yang menyatakan bahwa seseorang itu
mengabadikan dirinya pada suatu jabatan karena terpanggil untuk
menjabat pekerjaan itu.
Nilai Personal dan Nilai Luhur
Profesi
Nilai personal :
Nilai yang timbul dari pengalaman pribadi seseorang.
Nilai tersebut membentuk dasar perilaku seseorang yang
nyata melalui pola perilaku yang konsisten dan menjadi
control internal bagi seseorang.
Nilai Luhur Profesi :
merupakan suatu kenyataan dan sikap-sikap yang
dimiliki oleh setiap profensi orang. Dimana sikap-sikap
tersebut berupa kebaikan, kejujuran, kebenaran yang
berorientasi pada tindakan yang pemberian arah serta
makna kehidupan seseorang.
Kebijakan dan Pertimbangan Nilai atau
Etika

Dalam kehidupan bermasyarakat, seseorang sering dinilai dari tutur kata,


sikap dan perilakunya, apakah sejalan dengan nilai-nilai tersebut atau tidak.
Begitu pula dalam pemberian pelayanan publik, tutur kata, sikap dan
perilaku para pemberi pelayanan sering dijadikan obyek penilaian dimana
nilai-nilai tersebut dijadikan ukurannya. Selain nilai-nilai dasar tersebut,
terdapat nilai-nilai lain yang penting dalam pemberian pelayanan publik,
yang dari waktu ke waktu terus dinilai, dikembangkan dan disebarkan.
Nilai tersebut sering dilihat sebagai “muatan lokal” yang wajib diikuti,
seperti keteladanan yang baik, rasa empati yang tinggi, internalisasi nilai
agama yang baik, bertaqwa, dan sebagainya.
profesionalisme

H.A.R. Tilar menyatakan bahwa seorang profesionalisme


menjalankan pekerjaannya sesuai dengan tuntutan profesinya.
Profesional sendiri diartikan sebagai tindakan yang dapat
dipertanggung jawabkan, didasari oleh keyakinan, kompeten, tepat
atau taat asas, cermat, intelektual atau cerdas, etos kerja, percaya
diri atas keammpuan, optismistik, bermoral dan bersikap serta
berfikir postif.
Etika Profesi

Etika profesi merupakan suatu sikap hidup


yang bertujuan untuk dapat memberikan
suatu pelayanan yang sifatnya profesional
kepada masyarakat.
Peranan Etika Profesi Terhadap
Masyarakat
Peranan etika profesi terhadap kesehatan masyarakat :
• Dapat membantu ahli kesmas dalam membuat keputusan,
• Menentukan pada yang ahrus dilakukan dan mengapa hal
tersebut dilakukan.
• Membantu dalam memutuskan tindakan-tindakan yang
mempengaruhi kesehatan komunitas dan populasi.
Berdasarkan bukti ilmiah serta sesuai dengan nilai-nilai dan
standar (baik atau buruk) yang diterima masyarakat.
Etika Profesi Kesehatan
Masyarakat
Etika Kesehatan Masyarakat adalah suatu tatanan
moral berdasarkan system nilai yang berlaku secara
universal dalam eksistensi mencegah perkembangan
resiko pada individu, kelompok dan masyarakat yang
mengakibatkan penderitaan sakit atau kecacatan, serta
meningkatkan keberdayaan masyarakat untuk hidup
sehat dan sejahtera.
Contoh Penerapan Etika Profesi Kesehatan
Masyarakat

Salah satu contoh adalah konflik kepentingan yang dialami


dokter okupasi atau klinisi yang telah bekerja bertahun-tahun di
industri yang berisiko tinggi (mislanya industri asbes). Biasanya
dokter perusahaan berada dalam kondisi “serba salah”. Di satu
sisi harus mengikuti keinginan manajemen perusahaan agar
tidak terlalu mengekspos informasi bahaya kepada karyawan
agar tidak mengganggu proses produksi.
Lanjutan !
Di sisi lain, ada pertentangan hati nurani dalam dokter karena
setiap karyawan memiliki hak untuk mengetahui informasi
tentang bahaya kerja dan tentu saja bertentangan kode etik
profesi jika tidak menaympaiakn risiko/bahaya kesehatan.

Etika kesehatan masyarakat juga berkaitan dengan


ketidaksesuaian atau pertentangan antara kewenangan
pemerintah (sebagai pengelola sistem pelayanan kesehatan)
dengan kebebasan individu. Mislanya kajian ahli kesehatan
masyarakat menunjukkan bahwa pemberian vansinasi harus
dengan jadwal yang ketat, perlu diberikan fluorida dalam air
minum, dan melarang anak sekolah minum air tinggi kadar
glukosa.
Pada kenyataannya, masih terdapat kebiajkan yang
pemerintah bertentangan dengan tiga hal tersebut
(Schmidt, 2013). Sebenarnya menurut Baylis et al
(2008), etika kesehatan masyarakat harus dimulai
dengan merekomendasikan nilai-nilai inti dari
kesehatan masyarakat, bukan memodifikasi nilai-
nilai yang akan digunakan dalam proses interaksi
dalam layanan kesehatan (Thompson & Roberson,
2013)
KASUS DOKTER DITUNTUT PASIEN

• Seorang dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aceh Timur dituntut oleh pasiennya
• Kasus pelecehan seksual 
• Selasa, 02 Juni 2020

Dokter H dituntut 4 tahun penjara karena dinilai bersalah melakukan pelecehan seksual kepada seorang pasien di ruang
pemeriksaan. Dokter H diduga melakukan pelecehan seksual dengan memasukkan jarinya ke organ intim pasien yang
membuat Korban mengalami trauma. Dan Korban melaporkan ke Polres Aceh Timur. 

https://news.detik.com/berita/d-5756662 
Faktor penyebab :

Ketika H hendak memeriksa korban, alat yang digunakan tidak berfungsi. Dokter H lalu menyuruh
perawat meninggalkan lokasi dan menutup tirai. H membuka celana dan celana dalam yang di
gunakan pasien hingga lutut. Dokter tersebut kemudian di duga memasukkan Salah satu jarinya ke
organ intim pasien.
PENERAPAN
HUKUM
KESEHATAN
HUKUM KESEHATAN

Hukum kesehatan pada pokoknya mengatur


tentang hak, kewajiban,fungsi, dan tanggung
jawab para pihak terkait dalam bidang
kesehatan
FUNGSI HUKUM KESEHATAN

Fungsi Hukum kesehatan


pada prinsipnya adalah ingin
memberikan perlindungan
dari aspek hukumnya kepada
setiap orang atau pihak dalam
berbagai bidang
kehidupannya. Hukum
kesehatan juga sebagai alat
pengontrol, apakah Hukum
sudah ditetapkan sesuai
tujuannya.
PELAYANAN KESEHATAN

Dalam pelayanan kesehatan yang


diberikan oleh tenaga kesehatan,
Hukum sering menimbulkan masalah
antara pasien dan jasa layanan
kesehatan. Hukum kesehatan
seharusnya memberikan
perlindungan hukum kepada pemberi
dan penerima jasa layanan kesehatan.
MASALAH HUKUM KESEHATAN
Hukum kesehatan sangat penting dipahami dan
dipedomani oleh jasa pelayanan kesehatan dalam
pemberian layanan kesehatan kepada pasien dengan
begitu pihak jasa pemberi layanan kesehatan kepada
pasien dapat mengantisipasi potensi munculnya
masalah hukum di kemudian hari. Namun Faktanya
masih banyak kalangan jasa layanan kesehatan yang
belum familiar dengan seluk-beluk hukum kesehatan ini
minimnya akses untuk mendapatkan pendidikan dan
pelatihan mengenai hukum Kesehatan merupakan salah
satu penyebab kurangnya pemahaman dan dipedomani
nya hukum kesehatan oleh jasa pemberi layanan
kesehatan.
PENERAPAN HUKUM KESEHATAN
DALAM PELAYANAN KESEHATAN
MASYARAKAT
Dalam pelayanan kesehatan masyarakat
ditujukan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit suatu kelompok dan masyarakat.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dilaksanakan secara bertanggung jawab,
aman, bermutu, serta merata dan
nondiskriminatif (peraturan) . Pemeritah
sangat bertanggung jawab atas pelayanan
kesehatan serta menjamin standar mutu
pelayanan kesehatan.
wewenang ahli kesehatan masyarakat
serta memahami tentang standar profesi
ahli kesehatan masyarakat serta peran dan
fungsi ahli kesehatan masyarakat.
Wewenang ahli kesehatan masyarakat
● Tenaga kesehatan merupakan sub – sistem dari Sistem Kesehatan Nasional dan
pembangunan kesehatan . Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) adalah salah satu
unsur tenaga kesehatan yang memiliki peran strategis dalam pembangunan
kesehatan.
● Wewenang ahli kesehatan masyarakat adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang berorientasi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung. Menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dengan prinsif koordinatif dan kerjasama inter dan antar profesi.
Pengertian dan perlunya standar profesi ahli kesehatan masyarakat
● Yang dimaksud dengan standar profesi adalah batasan kemampuan (knowledge, skill
and professional attitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang individu untuk
dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang
dibuat oleh organisasi profesi.
● Berikut adalah Standar pelayanan profesi kesehatan masyarakat :
1. Melakukan pengkajian
a. Melaksanakan pemantauan status kesehatan untuk mengindentifikasi masalah
kesehatan atau kondisi lingkungan yang berbahaya.
b. b. Mendiagnosis dan menyelidiki masalah kesehatan dengan mempelajari kondisi
lingkungan atau perilaku di masyarakat yang menjadi faktor risiko kesehatan.
2. Menyusun dan melaksanakan kebijakan kesehatan
a. Menginformasikan, mendidik, dan memberdayakan
penduduk seputar persoalan kesehatan
b. Mengerakkan kemitraan dengan masyarakat untuk
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan.
3. Menjamin akses yang tepat dan pelayanan yang cost efective
c. Menegakan hukum dan peraturan yang melindungi kesehatan
dan menjamin keselamatan
d. Menciptakan sistem rujukan yang dapat menjamin
pemberian layanan kesehatan yang dalam kondisi
ketersediaan layanan
4. Pelayanan profesi dalam mencari solusi yang inovatif
e. Melakukan penelitian untuk mencari pengetahuan wawasan
baru dan solusi yang inovatif terhadap masalah kesehatan.
Peran dan fungsi ahli kesehatan masyarakat.

● Memantau status kesehatan untuk mengidentifikasi masalah


kesehatan masyarakat
● Mendiagnosis dan menyelidiki masalah kesehatan dan
bahaya kesehatan dalam masyarakat
● Menginformasikan, mendidik, dan memberdayakan
penduduk seputar masalah kesehatan.
● Menggerakkan kemitraan masyarakat untuk
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan.
● Mengembangkan kebijakan dan rencana yang mendukung
upaya kesehatan individual dan masyarakat
● Menegakkan hukum dan peraturan yang melindungi
kesehatan dan menjamin keselamatan.
● Menghubungkan penduduk dengan layanan kesehatan yang
dibutuhkan dan menjamin pemberian layanan kesehatan
yang dalam kondisi lain tidak tersedia.
● Menjamin tenaga kerja layanan kesehatan personal dan
kesehatan masyarakat yang kompeten.
● Mengevaluasi keefektifan, keterjangkauan, dan mutu
layanan kesehatan berbasis penduduk dan individu.
● Melakukan penelitian untuk mencari pengetahuan,
wawasan baru dan solusi yang inovatif terhadal masalah
kesehatan.
profesi, nilai luhur profesi
kesehatan, profesionalisme
dan profesi kesehatan
masyarakat.
Definisi Nilai dan cara pembentukan
nilai
Nilai adalah sesuatu yang baik, yang diinginkan, dicita-citakan, serta dianggap penting oleh
masyarakat. Nilai merupakan taksiran, sifat-sifat atau hal-hal yang dianggap penting dan
berguna bagi kemanusiaan, yang dapat mendorong manusia dalam mencapai tujuannya.

nilai dan norma tercipta dengan sendirinya. dalam masyarakat terdapat kebiasaan-kebiasaan


dan keyakinan-keyakinan yang akan menjadi sebuah nilai, norma, dan kesepakatan bersama
dalam masyarakat yang akan menjadi kebiasaan yang harus di lakukan secara turun
temurun. 
PENGERT
IAN Profesi berasal dari kata profesio, yang
berarti pengakuhan. Selunjatnya, prefosi

PROFESI
adalah suatau tugas atau kegiatan
fungsional dari suatau kelompok tertentu
“diakui” atau “direkognisi” dalam
melayani masyarakat.
NILAI NILAI
PERSONA LUHUR
L PROFESI
Nilai personal merupakan nilai yang timbul dari Merupakan suatu keyakinan dan sikap-sikap
pengalaman pribadi seseorang, nilai tersebut yang dimiliki oleh setiap orang, dimana sikap-sikap
membentuk dasar prilaku seseorang yang nyata tersebut berupa kebaikan, kejujuran, kebenaran yang
melalui pola prilaku yang konsisten dan menjadi berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta
makna pada kehidupan seseorang.Nilai luhur yang
control internal bagi seseorang, serta merupakan
dimiliki oleh setiap orang mempunyai kadar yang
komponen intelektual dan emosional dari berbeda. Nilai luhur tergantung oleh setiap individu,
seseorang. bagaimana cara individu menerapakan dan  mengelola
dalam kehidupannya.
KEBIJAKAN DAN
PERTIMBANGAN NILAI SUATU
KEBIJAKAN NILAI
Klarifikasi Nilai (values) merupakan
PERTIMBANGAN NILAI

Pada tahun 1985, “The American Association Colleges Of Nursing”


ETIKA
suatu proses dimana seseorang dapat
mengerti sistem nilai-nilai yang melekat melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi
nilai – nilai personal dalam praktik profesional. Perkumpulan ini
pada dirinya sendiri.
mengidentifikasikan tujuh nilai-nilai personal profesional, yaitu:
Ada tiga fase dalam klarifikasi nilai-nilai
yang perlu dipahami oleh profesi 1. Aesthetics (keindahan)
kesehatan:
2. Alturisme (mengutamakan orang lain)
1. Pilihan : Kebebasan memilih
kepercayaan serta menghargai keunikan 3. Equality (kesetaraan)
setiap individu
4. Freedom (kebebasan)
2. Penghargaan : Memperhatikan
martabat manusia sebagaimana mestinya 5. Human digrity (martabat manusia)

3. Tindakan : Upaya konsisten untuk 6. Jutice (keadilan)


menghargai martabat manusia dalam
kehidupan 7. Truth (kebenaran)
pengertian
 
profesionalisme
Profesionalisme adalah seseorang yang miliki jiwa
profesionalisme senantiasa mendorong dirinya untuk
mewujudkan kerja-kerja yang profesional. Keingian
untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati
piawai ideal. Dalam menjadi tenaga Kesehatan
masyarakat untuk menumbuhkan profesionalisme
harus memiliki sifat
kompeten,ekonomi,etik,unggul,integritas,akuntabilitas,
alturism.
pengertian etika
profesi

Etika Profesi adalah norma-norma,


nilai-nilai, atau pola tangka laku
kelompok profesi tertentu dalam
memerikan pelayanan atau “jasa”
kepada masyarakat. Etika profesi
Kesehatan adalah norma-norma atau
perilaku bertindak bagi petugas atau
profesi Kesehatan dalam melayani
Kesehatan masyrakat.
kepentingan atau peranan
etika profesi terhadap
masyarakat

Peranan etika profesi terhadap masyarakat sangat menekankan


tanggung jawab terhadap masyarakat, karena banyak proyek-
proyek besar yang hampir melupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi masyarakat.
pengertian etika profesi kesehatan masyarakat

Etika kesehatan masyarakat merupakan dimensi dari Bioetika.


Bioetika merupakan penerapan dari teori etika dan prinsip
moral pada kehidupan serta pekerjaan atau profesi. Etika
kesehatan masyarakat adalah suatu tatanan moral berdasarkan
sistem nilai yang berlaku secara universal dalam eksistensi
mencegah perkembangan resiko pada individu, kelompok dan
masyarakat yang mengakibatkan penderitaan sakit dan
kecacatan, serta meningkatkan keberdayaan masyarakat untuk
hidup sehat dan sejahtera.
beberapa contoh
penerapan etika profesi
kesehatan masyarakat.
1. AUTONOMY ( OTONOMI )
2. Beneficience ( Berbuat baik )
3. Non Maleficience ( Tidak merugikan )
4. CONFIDENTIALITY ( KERAHASIAAN )
5. Fidelity ( Menepati janji )
6. Fiduciarity ( Kepercayaan )
7. Justice ( Keadilan )
8. Veracity ( Kejujuran )
Wewenang Tenaga Kesehatan Masyarakat
Standar Profesi serta Peran & Fungsi
Tenaga Kesmas

Dipresentasikan oleh kelompok 3


Materi

Wewenang Standar Profesi Peran dan Fungsi


Ahli Kesmas Ahli Kesmas
Meyelenggarakan pelayanan
01
kesehatan yang mengutamakan upaya

Wewenang promotif dan preventif.

Tenaga Ahli 02
Menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang berorientasi pada
Kesmas individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.

Menyelenggarakan pelayanan
04 Melaksanakan peningkatan kompetensi 03
kesehatan yang mengutamakan
Tenaga kesehatan
keamanan dan keselamatan

Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan pasien, petugas dan pengunjung


05
evaluasi terhadap mutu dan akses
pelayanan kesehatan
Pengertian standar
Profesi
Menurut UU no 29 tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran Pasal 50

“Yang dimaksud dengan” standar profesi ”adalah batasan


kemampuan ( knowledge, skill and professional attitude )
minimal yang harus dikuasai oleh seorang individu untuk
dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat
secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi.
Di dalam Medis
Komalawati memberikan batasan yang dimaksud dengan
standar profesi adalah pedoman yang harus digunakan
sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik.
Berkenaan dengan pelayanan medik, pedoman yang
digunakan adalah standar pelayanan medik yang terutama
dititik beratkan pada proses tindakan medik (Komalawati,
2002: 177).

Standar profesi ini juga harus dipakai


oleh rumah sakit sebagai acuan,
karena standar profesi ini dibuat
sesuai dengan setiap bidang
spesialisasi, fasilitas dan sumber daya
yang tersedia.l
Perlunya Standar Profesi

1. Mampu untuk mengkaji dan menganalis


situasi
2. Mampu mengembangkan perencanaan
program dan kebijakan
3. Mampu berkomunikasi secara efektif
4. Mampu memahami budaya setempat
5. Mampu memberdayakan masyarakat
Peran Ahli kesmas
1) memperkenalkan gagasan dan teknik perilaku
sehat

2) melakukan identifikasi dan mengembangkan


strategi perubahan perilaku sehat,

3). memotivasi masyarakat sehingga terjadi


perubahan perilaku sehat dan

4) memahami cara berkomunikasi serta


merancang program komunikasi .
Fungsi Ahli Kesmas
1. mengkaji dan memantau masalah kesehatan di
masyarakat atau kelompok berisiko dalam
upaya mengidentifikasi masalah dan
menetapkan prioritas masalah,

2. memformulasikan kebijakan Kesehatan

3. menjamin agar masyarakat memiliki akses


yang tepat terhadap pelayanan
Garis Besar Undang-Undang
Kesehatan Di Indonesia
Apa yang dimaksud dengan undang-undang kesehatan?
Program Peraturan Perundang-undangan Bidang Kesehatan adalah instrumen
perencanaan program pembentukan Peraturan Perundang-undangan di lingkungan
kementerian kesehatan yang disusun secara terencana, terpadu, dan sistematis.
UU 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan
sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan terdiri
atas XXII bab dan 205 pasal.
Study Kasus
Kasus Debora, DPR Nilai RS Mitra Keluarga Sengaja Langgar UU
Komisi IX DPR menduga Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kalideres, Jakarta, sengaja
melanggar undang-undang sehingga membuat bayi Debora Simanjorang kehilangan
nyawanya.Debora, bayi berusia empat bulan, tewas di ruang Instalasi Gawat Darurat RS
Mitra Keluarga, Kalideres, pada Minggu (3/9) sekitar pukul 06.00 WIB. Beberapa jam
sebelumnya, ia mendapat perawatan di IGD setelah mengalami batuk berdahak dan sesak
nafas. Dalam perawatan itu Debora dinyatakan harus segera dibawa ke ruang pediatric
intensive care unit (PICU). Untuk mendapat layanan di ruang tersebut, uang muka Rp19,8
juta harus disediakan. Sementara Kartu BPJS Kesehatan yang dimiliki Debora tak bisa
digunakan karena rumah sakit swasta itu tak punya kerja sama.
Komisi IX menilai bahwa rumah sakit Mitra Keluarga telah sengaja melanggar
ketentuan pasal 32 UU No. 36 tahun 2009 ayat (1) dan (2),”Pada UU Nomor 36
tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 32 ayat (1) disebutkan bahwa dalam keadaan
darurat, fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta wajib memberikan pelayanan
kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan kecacatan terlebih
dahulu. Kemudian pada ayat (2) termaksut disebutkan fasilitas kesehatan baik
pemerintah maupun swasta dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang muka.
Komisi IX juga menilai pihak rumah sakit lalai menjalankan amanat Undang-
Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 29 ayat (1) huruf f. Pasal
tersebut menyatakan bahwa rumah sakit berkewajiban melaksanakan fungsi sosial
antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/miskin,
pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulans gratis, pelayanan korban
bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan.
Sementara itu, dalam UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan ada aturan pidana
yang termaktub secara tersurat, yakni pada Pasal 190, perihal sanksi bagi fasilitas
kesehatan yang mengabaikan pasien. Bunyi pasal itu yaitu, (1) Pimpinan fasilitas
pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang melakukan praktik atau
pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang dengan sengaja tidak
memberikan pertolongan pertama terhadap pasien yang dalam keadaan gawat
darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) atau Pasal 85 ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
(2) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
terjadinya kecacatan atau kematian, pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan
dan/atau tenaga kesehatan tersebut dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Sumber
● https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-36-2009-kesehatan
● https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170912174951-20-241277/kasus-debora-
dpr-nilai-rs-mitra-keluarga-sengaja-langgar-uu

Anda mungkin juga menyukai