PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Belakangan ini tidak jarang keluhan masyarakat bahwa rumah sakit tidak
melayani masyarakat dengan baik. Bahkan beberapa rumah sakit saat ini telah dituntut
karena pelayanan yang tidak sesuai harapan. Ini bisa menjadi salah satu indikasi bahwa
masih ada rumah sakit yang belum mempunyai aturan rumah sakit yang jelas, sistematis,
dan rinci. Karena itu, sesuai prinsip tailor made rumah sakit seharusnya mempunyai HBL
Dengan demikian, kepentingan HBL dapat dilihat dari tiga sudut yaitu pertama,
untuk kepentingan peningkatan mutu pelayanan. Dalam hal ini HBL dapat menjadi
instrumen akreditasi rumah sakit. Rumah sakit perlu membuat standar-standar yang
berlaku baik untuk tingkat rumah sakit maupun untuk masing-masing pelayanan misalnya
pelayanan gawat darurat, dan sebagainya. Standar-standar ini terdiri dari elemen struktur,
proses, dan hasil. Adapun elemen struktur meliputi fasilitas fisik, organisasi, sumber daya
sakit tersebut. Hasil (outcome) adalah perubahan status kesehatan pasien, perubahan
mengenai ada tidaknya suatu kelalaian atau kesalahan di dalam suatu kasus hukum
kedokteran. Di
dalam Hukum Rumah Sakit pembuktian yang lebih rinci harus terdapat dalam HBL.
Ketiga, dilihat dari segi manajemen risiko, maka HBL dapat menjadi alat (tool) untuk
mencegah timbulnya atau mencegah terulangnya suatu risiko yang merugikan. Dengan
melaksanakan peraturan internal rumah sakit atau Hospital by law yaitu peraturan
organisasi rumah sakit atau corporate by laws dan peraturan staf medis Rumah sakit atau
medical staff by laws yang turut pula mengatur perihal kewenangan klinis atau clinical
privilege. Pada pasal 36 UU no.44/2009 di sebutkan bahwa setiap Rumah sakit harus
menyelenggarakan tata kelola RS dan tata kelola klinis yang baik. Lalu apa yang
dimaksud dengan istilah atau definisi Hospital by laws, corporate bylaws, medical staff
Agar menjadi acuan dalam pelaksanan kegiatan perbaikan mutu dan jaminan
keselamatan pasien, maka upaya peningkatan mutu klinis tersebut harus di tuangkan
dalam dokumen Hospital By laws atau Pola tata kelola Rumah sakit. Rumah sakit harus
memahi prinsip prinsip, pengertian dan kegunaan tata kelola rumah sakit yang terdiri dari
Hospital by laws dan medical staff by laws. Rumah sakit harus mampu menyusun draft
tata kelola rumah sakit yang terdiri dari Hospital by laws dan medical staff by laws serta
Masalah yang dibahas adalah pengertian hospital by law, tujuan penyusunan hospital
by law, tingkat dan jenis peraturan di dalam RS, dasar hukum hospital by law, ciri
hospital by law yang bertanggung jawab, fungsi dan manfaat hospital by law, bentuk
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
HOSPITAL BY LAW
A. DEFINISI
Berasal dari dua kata, yaitu :
Kata By law terdapat beberapa definisi yang dikemukakan para ahli. Menurut The Oxford
lainnya, By laws means a set of laws or rules formally adopted internally by a faculty,
organization, or specified group of persons to govern internal functions or practices within that
Jadi pengertian yang sebenarnya dari hospital by laws adalah seperangkat peraturan
yangdibuat oleh rumah sakit (secara sepihak) danhanya berlaku di rumah sakit
merekasepakat dirawat di rumah sakit yang bersangkutan. Hospital by-laws bukanlah suatu
peraturan yang standar dan berlaku atau dapat diterapkan begitu saja bagi setiap rumah sakit,
namun juga bukan suatu peraturan yang berisi ketentuan yang sangat individual atau bahkan
berlaku, terutama di bidang hukum perdata dan hukum ketenagakerjaan. Oleh karena itu sangat
dianjurkan kepada yang berkepentingan di rumah sakit yang akan membuatnya untuk
berkonsultasi dengan ahli hukum, terutama yang mengenal hukum kedokteran. Hospital
medis, dan bagaimana hubungan manajemen dengan staf medis. Hubungan-hubungan tersebut
medis untuk melakukan self-governance bagi para anggotanya, dengan cara membentuk suatu
Hospital by-laws juga mengatur tentang upaya yang harus dilakukan guna mencapai kinerja para
profesional yang selalu berkualitas dalam merawat pasiennya; utamanya melalui rambu-rambu
penerimaan, review berkala dan evaluasi kinerja setiap praktisi di rumah sakit.
Dalam rangka itu pula hospital by-laws juga dapat memerintahkan "komite medis" untuk
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan guna mencapai dan menjaga standar serta menuju
1. Umum: Dimilikinya suatu tatanan peraturan internal RS sebagai acuan bagi pengelola
internal korporat) dan medical staff by laws (peraturan internal staf medik).
disusun dan ditetapkan oleh pemilik/yang mewakili pemilik; dan mengatur tentang
visi, misi,tujuan RS, hubungan pemilik, Direktur RS, dan staf medik.
- Terdiri dari kebijakan dan prosedur administrasi & teknik profesi- Contoh: SPO,
SK, dll
D. DASAR HUKUM
Secara hukum pembahasan mengenai Hukum Rumah Sakit (Hospital Low) dijelaskan sebagai
berikut,
I. Pidana
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga medis di rumah sakit memenuhi
tiga unsur. Ketuga unsur tersebut adalah adanya kesalahan dan perbuatan melawan hukum
serta unsur lainya yang tercantum dalam ketentuan pidana yang bersangkutan.
Perlu dikemukakan bahwa dalam sistem hukum pidana kita, dalam hal tindak
pidana dilakukan oleh korporasi, maka pengurusnya dapat dikenakan pidana penjara dan
denda. Sedangkan untuk korporasi, dapat dijatuhi pidana denda dengan pemberatan.
1. setiap orang yang dengan sengaja menyelenggarakan rumah sakit tidak memiliki izin
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun dan denda paling banyak
2. apabila tindakan pidana tersebut dilakukan koorporasi, selain pidana penjara dan
denda terhadap koorporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari
pidana denda.
3. selain pidana denda terhadap koorporasi tersebut, koorporasi dijauhi pidana tambahan
berupa:
II. Perdata
dua macam perjanjian yaitu perjanjian perawatan dan perjanjian pelayanan medis.
Perjanjian perawatan adalah perjanjian antara rumah sakit untuk menyediakan perawatan
dengan segala fasilitasnya kepada pasen. Sedangkan perjanjian pelayanan medis adalah
perjanjian antra rumah sakit dan pasen untuk memberikan tindakan medis sesuai kebutuhan
pasen.
hukum perdata pihak pasien dapat menggugat dokter berdasarkan perbuatan melawan
hukum. Sedangkan gugatan terhadap rumah sakit dapat dilakukan berdasarkan wan
Sikap/tindakan semua orang yang turut terlibat dalam organisasi rumah sakit.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1367 yang berbunyi: "Seorang tidak saja
bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan perbuatan sendiri, tetapi juga untuk
Tanggung jawab rumah sakit dalam garis besarnya dapat dibagi dalam 3 kelompok,
yaitu:
1. Menyangkut personalia, termasuk sikap tindakan atau kelalaian semua orang yang terlibat
Menurut hukum kedokteran, ada 4 bentuk risiko yang harus ditanggung oleh pasien
III. Administratif
kewajiban atau persyaratan administratif yang harus dipenuhi oleh rumah sakit khususnya
Kesehatan (UU Kesehatan) yang menentukan antara lain kewajiban untuk memiliki
pelayanan kesehatan. Selain itu UU Kesehatan menentukan bahwa tenaga kesehatan harus
memenuhi kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar
Jika rumah sakit tidak memenuhi kewajiban atau persyaratan administratif tersebut,
maka berdasarkan Pasal 46 UU RS, rumah sakit dapat dijatuhi sanksi administratif berupa
teguran, teguran tertulis, tidak diperpanjang izin operasional, dan/atau denda dan
pencabutan izin.
E. CIRI HOSPITAL BY LAW YANG BERTANGGUNG JAWAB
Menurut Husein Karbala, ciri-ciri hospital by laws yang bertanggung jawab adalah :
Menurut Guwandi, ada beberapa ciri dan sifat Hospital by law yaitu
pertama tailor-made. Hal ini berarti bahwa isi, substansi, dan rumusan rinci HBL
tidaklah mesti sama. Hal ini disebabkan oleh karena tiap rumah sakit memiliki latar
belakang, maksud, tujuan, kepemilikan, situasi, dan kondisi yang berbeda. Adapun
ciri kedua, Hospital by law dapat berfungsi sebagai perpanjangan tangan hukum.
Fungsi hukum adalah membuat peraturan-peraturan yang bersifat umum dan yang
berlaku secara umum dalam berbagai hal. Sedangkan kasus-kasus hukum kedokteran
dan rumah sakit bersifat kasuistis. Dengan demikian, maka peraturan perundang-
undangannya masih harus ditafsirkan lagi dengan peraturan yang lebih rinci, yaitu
HBL. Sebagaimana diketahui, hampir tidak ada kasus kedokteran yang persis sama,
karena sangat tergantung kepada situasi dan kondisi pasien , seperti kegawatannya,
pengobatan yang sudah dilakukan, dan sebagainya. Ketiga, Hospital by law mengatur
bidang yang berkaitan dengan seluruh manajemen rumah sakit meliputi administrasi,
Hospital by law harus tegas, jelas, dan terperinci. Hospital by law tidak membuka
peluang untuk ditafsirkan lagi secara individual. Kelima, Hospital by law harus
Fungsi :
Manfaat :
- Mendukung akreditasi RS
Untuk Pengelola RS: - Acuan batas kewenangan, hak, kewajiban, dan tanggung
jawab.
- Surat Keputusan
- Surat Penugasan
- Pengumuman
- Pemberitahuan
Perlu dilakukan sosialisasi agar hospital by laws dapat diketahui oleh pihak-
pihakyang berkepentingan.
H. HAKIKAT HOSPITAL BY LAW
Regulasi yang dibuat oleh rumah sakit dan hanya berlaku di rumah sakit yang
bersangkutan
Prasyarat bagi rumah sakit agar dapat melaksanakan tugas dan kewenangan dengan
baik
agar supaya lebih profesional, termasuk peraturan dari pihak pemilik rumah sakit.
Klausula baku (perjanjian baku) yang akan berlaku sebagai undang-undang bagi
PENUTUP
Hospital by-laws bukanlah suatu peraturan yang standar dan berlaku atau dapat
diterapkan begitu saja bagi setiap rumah sakit, namun juga bukan suatu peraturan yang
berisi ketentuan yang sangat individual atau bahkan bertentangan dengan hospital by-
laws pada umumnya. Hospital by-laws dibuat dengan mengacu kepada peraturan
rumah. sakit yang akan membuatnya untuk berkonsultasi dengan ahli hukum, terutama
penting sebagai tata tertib dan menjamin kepastian hukum di rumah sakit. Ia adalah rules
Adapun bentuk Hospital by law dapat merupakan kumpulan dari Peraturan Rumah
internal rumah sakit tidak boleh bertentangan dengan peraturan diatasnya seperti
https://docs.google.com/presentation/d/1U3Hy2ZZwh0NAHiLGjSPU6-
Lg1XR4x0U3KFUEaR03ckk/present#slide=id.i0
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=makalah+tentang+peraturan+internal+rumah
+sakit+%28hospital+by+law%29&source=w