Anda di halaman 1dari 14

02 October 2021

Hospital By Laws rumah sakit


✔ Annisa raihanah
✔ Bernike risandy putri
✔ Lailatul puspita
PEGERTIAN
Rumah sakit (RS) adalah suatu badan usaha
yang menyediaakan pemondokan dan
memberikan jasa pelayanan medis jangka
pendek dan jangka panjang yang terdiri atas
tindakan observasi, diagnostik, terapetik, fan
rehabilitative untuk orang-orang yang menderita
sakit,terluka dan untuk mereka yang melahirkan
(WHO)

Menurut Undang-undang No.44 tahun 2009 tentang


rumah sakit, Rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelengarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap,rawat jalan, dan
gawat darurat.
BYLAWS

hospital by laws berasal dari dua buah kata yaitu hospital


(rumah sakit) dan by laws (pengaturan setempat atau internal).

IHospital by laws atau peraturan internal rumah sakit adalah


suatu produk hukum yang merupakan anggaran rumah tangga
rumah sakit atau yang mewakili,peran,tugas dan kewenangan
pemilik atau yang mewakili ,peran,tugas dan kewenangan
direktur rumah sakit ,organisasi staff medis, peran,tugas dan
kewenangan staf medis
Fungsi hospital by laws
Berdasarkan keputusan menteri no772 tahun 2002 tentang pedoman peraturan internal rumah sakit

(hospital by laws) menyatakan bahwa fungsinya :

1. Sebagai acuan bagi rumah sakit dalam melakukan pengawasan rumah sakitnya.

2. Sebagai acuan bagi direktur rumah sakit dalam mengelola rumah sakit dan menyusun kebijakan yang
bersifat teknis operasional.

3. Sebagai sarana untuk menjamin efektifitas,efisiensi dan mutu.

4. Sarana perlindungan hokum bagi semua pihak yang berkaitan dengan rumah sakit.

5. Sebagai acuan bagi penyelesaian konflik di rumah sakit antara pemilik,direktur rumah sakit, dan staff
medis.

6. Untuk memenuhi persyarataan akreditasi rumah sakit.


Tujuan hospital by laws

Umum : Dimilikinya suatu tatanan peraturan dasar yang mengatur pemilik rumah sakit atau yang
mewakili,direktur rumah sakit dan tenaga medis sehingga penyelengaraan rumah sakit dapat
efektif,efisien dan berkualitas.

Khusus : Dimilikinya pedoman oleh rumah sakit dalam hubungannya dengan pemilik atau yang
mewakili, direktur rumah sakit dan staff medis. Dimilikinya pedoman dalam pembuatan kebijakan
teknis operasional rumah sakit. Dimilikinya pedoman dalam peraturan staff medis.
Manfaat Hospital by laws
1. Untuk rumah sakit
- Rumah sakit memiliki acuan hokum dalam bentuk anggaran rumah tangga.

- Rumah sakit memiliki kepastian hukum dalam pembagian kewenangan dan tanggung jawab baik eksternal maupun internal yang
dapat menjadi alat/ sarana perlindungan hokum bagi rumah sakit atas tuntutan/gugatan.
- Menunjang persyaratan akreditasi rumah sakit
- Memilikinya alat/ sarana untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
- Rumah sakit memiliki kejelasan arah dan tujuan dalam melaksanakan kegiatannya.
2. Untuk pengelola rumah sakit
- Memiliki acuan tentang batas kewenangan,hak,kewajiban dan tanggung jawab yang jelas sehingga memudahkan dalam
menyelesaikan masalah yang timbul serta dapat menjaga hubungan yang serasi dan selaras.

- Mempunyai pedoman resmi untuk menyusun kebijakan teknis operasional.


3. Untuk pemerintah
- Mengetahi arah dan tujuan rumah sakit tersebut didirikan .

- Acuan dalam menyelesaikan konflik di rumah sakit.

4. Untuk pemilik
- Mengetahui tugas dan kewajibannya.

- Acuan dalam menyelesaikan konflik internal.

- Acuan kinerja direktur rumah sakit .


Ciri –ciri hospital by laws.
Guwandi (2004) berpendapat bahwa beberapa ciri dan sifat yang khas dari hospital by laws :

1. Bahwa hospital by laws adalah tailor –made

Bahwa isi,substansi dan rumusan rinci dari hospital by laws tidaklah sama di semua rumah sakit dan tidak mungkin sama. Masing-

masing rumah sakit mempunyai kekususan tersendiri. (faktor sejarah,maksud dan tujuan,kepemilikan,situasi dan kondisi yang

berlainan dalam setiap rumah sakit).

2. Hospital by laws dapat berfungsi sebagai “perpanjangan tangan dari hukum”

Fungsi hukum membuat peraturan –peraturan yang bersifat umum dan berlaku umum. Sedangkan kasus hokum RS dan kedokteran

bersifat kasuistis. Dengan demikian diperlukan untuk mengukur ada tindaknya kelalaian /kesalahan yang ditunduhkan.

3. Hospital by laws mengatur bidang yang berkaitan dengan seluruh manajemen rumah sakit.

4. Rumusan hospital by laws harus tegas, jelas dan terperinci.

5. Hospital by laws bersifat sistematis dan tingkat-tingkatnya berjenjang.


Hubungan SDM dengan hospital by laws
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan R.I nomor
772/Menkes/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws)
menguraikan bahwa Hospital By laws terdiri dari Corporate By laws dan Medical staff by laws.

Hospital (administrative atau corporate) by-laws mengatur tentang bagaimana kepentingan pemilik
direpresentasikan di rumah sakit, bagaimana kebijakan rumah sakit dibuat, bagaimana hubungan antara
pemilik dengan manajemen rumah sakit dan bagaimana pula dengan staf medis, dan bagaimana
hubungan manajemen dengan staf medis. Hubungan-hubungan tersebut diuraikan dalam keadaan statis
dan dinamis

Hospital (medical) by-laws memberikan suatu kewenangan kepada para profesional medis untuk
melakukan self-governance bagi para anggotanya, dengan cara membentuk suatu "komite medis" yang
mandiri; sekaligus memberikan tanggungjawab (responsibility) kepada "komite" tersebut untuk
mengemban seluruh kewajiban pemastian terselenggaranya pelayanan profesional yang berkualitas dan
pelaporannya kepada administrator rumah sakit.
Di dalam bagian administratif dari suatu hospital by-laws diatur tentang Badan Pengawas
(Board of Trustees atau Dewan Penyantun), kepengurusan korporasi, kepanitiaan (komite)
yang diperlukan, rapat, keuangan, tugas-tugas administrator (manajemen) serta hubungan
administrator dengan pengurus rumah sakit lainnya. Dianjurkan di dalam prototype hospital
by-laws tersebut bahwa administrator rumah sakit ditunjuk juga sebagai sekretaris Badan
Pengawas, tetapi bukan sebagai anggota Badan Pengawas. Administrator adalah orang
yang bertanggung-jawab atas berjalannya korporasi rumah sakit, termasuk
mempekerjakan-mengendalikan dan mengarahkan semua pegawai rumah sakit.

Pada umumnya, medical staff by-laws berisikan ketentuan tentang nama, tujuan,
keanggotaan, kategori keanggotaan, profesional yang bukan dokter/dokter gigi, prosedur
pengangkatan dan review, clinical privileges, tindakan korektif, proses hearing dan
banding, kepengurusan staf medis, organisasi pelayanan medis, kepanitiaan yang harus
dibentuk, rapat-rapat, kerahasiaan dan pengungkapan informasi, peraturan lain, dan
ketentuan tentang penambahan bylaws atau peraturan.
Medical staff by-laws harus mengatur tanggung-jawab profesional anggota staf medis, seperti
keharusan mematuhi standar profesi, mematuhi bylaws dan peraturan lain, dapat
bekerjasama, mematuhi aturan pengisian rekam medis, mematuhi sumpah dokter dan etik
kedokteran, kewajiban mengikuti pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan lain-lain

By-laws juga mengatur tentang kewenangan medis dari tiap anggotanya sesuai dengan
kualifikasinya, pengaturan apabila terdapat tindakan atau kasus yang menjadi lahan lebih dari
satu spesialisasi, sistem rujukan dan konsultasi internal, sistem jaga dan perpindahan
kewenangan dan tanggung-jawab, dll

Apabila dikaji uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hospital (medical) by-laws
memiliki peran yang besar dalam menertibkan penyelenggaraan layanan medis di sebuah
rumah sakit, yang berarti pula merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kasus
medikolegal. Bahkan bukan hanya sengketa medis antara pemberi layanan dengan penerima
layanan medis saja yang dicegah, melainkan juga sengketa hukum antara manajemen rumah
sakit dengan dokter pemberi layanan medis atau antar para pemberi layanan medis di rumah
sakit tersebut.
Kerangka Hukum
Peraturan –peraturan yang
atas dasar mengaturrumah
mana penyelenggaraan kehidupan
sakit berpijak rumah
adalah : sakit

a. Landasan Korporasi c. Kebijakan kesehatan pemerintah setempat

o AD perseroan terbatas (PT) ▪ kebijakan perijinan

▪ kebijakan pelaporan
o AD Yayasan
d. Peraturan internal rumah sakit
o PP Perusahaan Jawatan ( Perjan)
e. Kebijakan teknis operasional rumah sakit
o Peraturan lain yang terkait dengan bentuk badan
hokum pemilik rumah sakit. - SOP (Standar Operating Procedure)

- Job description
b. Peraturan perudangan tentang kesehatan dan
perumahsakitan f. Aturan hukum umum

✔ -Undang- undang tentang kesehatan dan - KUHP


undang-undang lain yang terkait.
- Undang –undang tentang Lingkungan

✔ Peraturan dan Perundang-undangan yang - Undang –undang tentang tenaga kerja


mengatur rumah sakit.
- Undang –undang tentang perlindungan konsumen.
Tingkat dan jenis peraturan dalam rumah sakit
a. Peraturan internal rumah sakit
1. Mempunyai jenjang tertinggi karena merupakan anggaran dasar/ anggaran rumah
tangga suatu rumah sakit.
2. Disususn dan ditetapkan oleh pemilik rumah sakit atau yang mewakili.
3. Pada umumnya mengatur tentang visi,misi, tujuan organisasi rumah sakit dan
hubungan pemilik ,direktur rumah sakit dan staf medis.

b. Kebijakan teknis operasional


1. Acuan untuk menyusun adalah peraturan internal rumah sakit.
2. Disusun dan ditetapkan oleh direktur rumah sakit.
3. Pada umumnya terdiri dari kebijakan dan prosedur di bidang administarsi, medis
penunjang medis, dan keperawatan. Kebijakan teknis ada yang berupa surat
keputusan.
Peraturan internal Rumah sakit Hubungan dengan Kode
Etik Rumah Sakit
Antara peraturan internal rumah sakit dan kode etik rumah sakit ada sebagian saling
menutupi (overlapping) ,sehingga dalam hal-hal tertentu kadangkala agak sukar untuk
membedakannya. Namun ciri khas dari Peraturan internal rumah sakit bahwa selain harus
tertulis perumusan dapat langsung dipakai (ready for use) sebagai ketentuan serta berfungsi
sebagai tolak- ukur . Sebaliknya kode etik rumah sakit perumusannya masih bersifat umum
dan tidak langsung siap pakai (not ready for use). Dengan demikian maka dalam penerapan
kode etik rumah sakit masih memerlukan penafsiaran lagi.
Thank you

Selesai !!

Anda mungkin juga menyukai