Corporate •Peraturan RS
By Laws
Medical •Peraturan
Staffs by Staff Medis RS
laws
Corporate By Laws
Istilah korporate umumny untuk badan hukum
swasta,maka utk RS Pemerintah bisa digunakan istilah
institusi
Sebelum meyusun peraturan internal korporate ada 2 hal yg
harus diperhatikan, yaitu :
Bentuk badan hukum pemilik RS
Bentuk format peraturan internal korporate
Medical staffs By Laws
Pengantar
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
631/MENKES/SK/IV/2005 ttg Medical staff by laws
Setiap rumah sakit wajib menyusun Peraturan Internal Staf Medis
(Medical Staff Bylaws) di Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu
profesi medis dan mutu pelayanan medis.
Staf medis adalah merupakan tenaga yang mandiri, karena setiap
dokter memiliki kebebasan profesi dalam mengambil keputusan
klinis pada pasien.
Dalam memutuskan tindakan medis maupun pemberian terapi
kepada pasien harus dilakukan atas kebebasan dan kemandirian
profesi dan tidak boleh atas pengaruh atau tekanan pihak lain.
Kebebasan profesi bukan diartikan kebebasan yang penuh, namun
masih harus tetap terikat dengan standar profesi, standar
kompetensi dan standar pelayanan medis.
Definisi Medical Staffs By Laws
a. Medical staff bylaws suatu peraturan organisasi staf
medis dan komite medis di rumah sakit yang ditetapkan
oleh pemilik rumah sakit atau Governing Body;
b. Medical staff bylaws bukan merupakan kumpulan peraturan
teknis administrasi medis ataupun teknis medis di rumah
sakit. Oleh karena itu standard operating prosedure,
standar pelayanan medis bukan merupakan medical staff
bylaws tetapi lebih merupakan kebijakan teknis operasional
pelayanan medis;
c. Medical staff bylaws mengatur pengorganisasian staf medis,
komite medis, peran, tugas dan kewenangan staf medis.
d. Medical staff bylaws tidak mengatur manajemen keuangan
dan peralatan medis
e. Medical staff bylaws , Rules and Regulations adalah
kerangka (framework) untuk pengaturan diri sendiri (self-
governance) oleh staf medik yang dapat diterima secara
umum. Kerangka itu menetapkan tugas, kewajiban,
kewenangan, tanggung jawab, kelompok staf medis dan
komite medis.
f. Yang dimaksud dengan staf medis dalam medical staff
bylaws dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter
gigi spesialis.
Tujuan Medical Staffs By Laws
UMUM KHUSUS
Sebagai pedoman bagi 1. Tercapainya kerjasama yang baik
antara staf medis dengan pemilik
rumah sakit dalam rumah sakit atau yang mewakili
dan antara staff medis dengan
meningkatkan mutu Direktur/ Pimpinan rumah sakit.
pelayanan medis di rumah 2. Tercapainya sinergisme antara
manajemen dan profesi medis
sakit. untuk kepentingan pasien.
3. Terciptanya tanggung jawab staf
medis terhadap mutu pelayanan
medis di rumah sakit.
Fungsi Medical Staff By Laws
1. Menggambarkan pengorganisasian staf medis di rumah
sakit.
2. Memuat prosedur persyaratan dan penerimaan tenaga
medis di rumah sakit
3. Mengatur mekanisme peer review, reapoinment,
kewenangan yang diberikan (clinical privileges) dan
pendisiplinan.
4. Memuat prosedur pengajuan permohonan sebagai staff
medis
5. Sebagai acuan pemberian pelayanan berdasarkan standar
profesi dan kode etik profesi medis.
MATERI DAN SUBSTANSI PERATURAN
INTERNAL STAF MEDIS (MEDICAL STAF
BYLAWS)
Medical staff bylaws adalah “tailor made” dan medical staff
bylaws adalah merupakan peraturan yang mengatur staf
medis.
Mengacu kedua hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
walaupun medical staff bylaws bersifat “tailor made”, namun
tetap diperlukan acuan hal-hal apa saja yang perlu diatur di
dalam medical staff bylaws dengan tujuan untuk menjaga
mutu profesi medis.
Mengingat staf medis adalah profesi mandiri maka dalam
menyusun medical staff bylaws perlu pula memperhatikan
ciri-ciri profesi.
Medical staff bylaws, adalah tailor made maka materi dan
substansi tidak mungkin disamakan antara satu rumah sakit
dengan rumah sakit lainnya.
Namun paling tidak harus ada subtansi minimal yang harus
dicantumkan dalam peraturan internal staf medis (medical
staff bylaws ) tersebut.
Substansi Minimal Medical Staffs By
Laws
1. Substansi inti (core content)
Core content adalah nilai-nilai fundamental yang dianut secara
universal dalam menjalankan profesi medis, seperti asas-asas
etika medis, asas-asas profesionalisme (kompetensi, efikasi,
aman bagi pasien), pelayanan yang bermutu (quality, efficiency,
equity), akuntabilitas.
2. Substansi khusus local (local specifics)
Local spesifict adalah hal-hal yang khusus berlaku dalam
lingkungan rumah sakit tertentu.
Substansi Medical Staffs Laws
Umum :
Uraian tentang staf medis, kelompok staf medis dan komite
medis yang ada di rumah sakit.
Uraian tentang garis-garis besar tugas dan tanggung jawab staf
medis.
Pernyataan tentang kewajiban bagi semua staf medis untuk
mentaati dan menjalankan ketentuan-ketentuan etika profesi
medis, etika rumah sakit, hospital staff bylaws rumah sakit dan
peraturan-peraturan pelaksana yang ditetapkan berdasar medical
staff bylaws ini.
Kerangka Tugas dan kewajiban
Tugas dan kewajiban Komite Medis secara umum adalah :
Mengusulkan rencana
Menentukan Kebijakan
pengembangan sumber
umum dalam
daya manusia dan
melaksanakan pelayanan
teknologi untuk profesi
medis secara profesional
medis
Persyaratan Dan Tata Cara
Seleksi dan penapisan terhadap dokter/dokter gigi yang akan bekerja di rumah sakit
Penetapan kewenangan klinis (clinical priviledges) bagi masing-masing dokter/dokter
gigi yang bekerja di rumah sakit sesuai kebutuhan rumah sakit. Tenaga dokter/dokter gigi
yang diterima bekerja di rumah sakit, harus sesuai dengan sertifikasi, registrasi,
perizinan, kompetensi, pengalaman, keterampilan, kesehatan, dan perilaku etikanya.
Pemantauan dan pengamatan, bahwa dokter yang diberikan kewenangan klinis (clinical
priviledges) seperti yang ditetapkan memang benar-benar melakuakn tindakan medik
dalam batas-batas izin yang diberikan kepadanya.
Sanksi terhadap dokter yang di putuskan melanggar disiplin. Atau berperilaku tidak baik,
yang memberikan pelayanan medis dan atau tindakan medis yang tidak sesuai dengan izin
yang diberikan, yang tidak sesuai dengan standar pelayanan, yang secara profesional tidak
kompeten atau tidak kompeten lagi, atau yang melanggar ketentuan-ketentuan dalam
medical staff bylaws.
Aturan Staf Medis
Aturan staf medis merupakan lampiran medical staff
bylawsnya.Yang diatur didalam aturan staff medis adalah
kewajiban staf medis yang terkait dengan pemberian
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Isi Aturan Staff Medis
Kewajiban staf medis untuk mematuhi ketentuan pelaksanaan praktik
kedokteran.
Kewajiban Staf Medis untuk mematuhi Standar Profesi.
Kewajiban Staf Medis untuk mematuhi Standar Pelayanan dan Standar
Prosedur Operasional.
Kewajiban Staf medis untuk mematuhi kebijakan rumah sakit tentang
rekam medis.
Kewajiban Staf medis untuk mematuhi kebijakan rumah sakit tentang
informed consent.
Ketentuan untuk mematuhi kebijakan rumah sakit tentang rahasia
kedokteran.
Kewajiban staf medis untuk mematuhi kebijakan rumah sakit tentang
obat dan formularium rumah sakit
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN INTERNAL
STAF MEDIS (MEDICAL STAFF BYLAWS)
1. Medical staff bylaws adalah “tailor made”
Oleh karena itu, pada waktu menyusun medical staff bylaws di rumah sakit
jangan atau hindari untuk mem-fotocopy medical staff bylaws dari rumah
sakit lain. Medical staff bylaws dari rumah sakit lain hanya sebagai acuan atau
wacana saja tidak boleh di fotocopy oleh karena medical staff bylaws dari
rumah sakit satu dengan lainnya tidak sama.
2. Laksanakan legal audit.
Langkah penting sebelum menyusun medical staff bylaws adalah melakukan
legal audit sehingga dapat diketahui semua peraturan dan perundangan
sebagai dasar pemberian pelayanan medis di rumah sakit.
Legal audit ini bukan hanya sekedar melakukan inventarisasi peraturan yang
sudah ada dan yang belum dimiliki tetapi juga mengkaji, menelaah dan
mengevaluasi semua peraturan dan perundangan tersebut apakah sudah
kadaluwarsa, apakah ada duplikasi apakah saling bertentangan dan lain-lain
3. Bylaws untuk dilaksanakan bukan merupakan filosofis
Medical staf bylaws disusun bukan hanya sekedar dokumen,
tetapi harus dilaksanakan karena merupakan konstitusi staf
medis.
Dalam menyelesaikan permasalahan staf medis, medical staff
bylaws merupakan acuan untuk menyelesaikannya.
ETIKA &
HUKUM
RUMAH SAKIT
AIDA SULISNA, S.Tr.Keb., MKM
Dahulurumah sakit sebagai suatu
lembaga yang terlindungi oleh doktrin
CHARITABLE COMMUNITY dalam
tuntutan hukum, rumah sakit tidak akan
mungkin menanggung ganti rugi yang
harus dibayarkan karena putusan
pengadilan mengenai perkara gugatan
pasien
TEORI UNTUK MENEGAKKAN
DOKTRIN CHARITABLE COMMUNITY
Teorikepercayaan (trust theory) dana
yang dikelola suatu lembaga derma
hanya bertujuan untuk membantu pasien
Implied waiver menyatakan bahwa
pasien ditanggung oleh dana yang
berasal dari derma sehingga pasien
dianggap dengan sendirinya
menanggalkan haknya untuk menuntut
ganti rugi apabila terdapat kecelakaan
Respondent superior atasan atau
majikan bertanggung jawab atas hasil
pekerjaan bawahan atau pekerja
apabila pekerjaan tersebut dilakukan
untuk memenuhi kepentingan atasan
atau majikan
Lembaga-lembaga derma bukan
merupakan organisasi yang bertujuan
mencari keuntungan, maka rumah sakit
tidak dapat dipertanggung jawabkan
atas perbuatan-perbuatan bawahan.
PERSONIL
DUTY OF CARE
EQUIPMENT
Perbuatan Melanggar Hukum
Pasal 1365 Kitab UU Hukum Perdata “Tiap
perbuatan melanggar hukum, yang
membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya
menerbitkan kerugian itu untuk
menggantinya.”
Pasal 1366 Kitab UU Hukum Perdata
disebabkan karena kelalaian (culpa)
Pasal 1367 Kitab UU Hukum Perdata
disebabkan akibat respondeat superior
Korelasi UU RS dan UU
Kesehatan
Pasal58 UU No. 36/2009 ttg Kesehatan
“Setiap orang berhak menuntut ganti rugi
terhadap seseorang, tenaga kesehatan,
dan/atau penyelenggara kesehatan
yang menimbulkan kerugian akibat
kesalahan atau kelalaian dalam
pelayanan kesehatan yang diterimanya
Tanggungjawab Institusional/
Korporasi
Pasal 46 UU 44/2009 ttg RS Rumah Sakit
bertanggung jawab secara hukum terhadap semua
kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit.
Pasal 45 UU 44/2009
1. Rumah Sakit tidak bertanggung jawab secara hukum
apabila pasien dan/atau keluarganya menolak atau
menghentikan pengobatan yang dapat berakibat
kematian pasien setelah adanya penjelasan medis
yang komprehensif.
2. Rumah Sakit tidak dapat dituntut dalam
melaksanakan tugas dalam rangka menyelamatkan
nyawa manusia.
Tanggungjawab Nakes
Memiliki persyaratan / kualifikasi dan
mempertahankannya (Memiliki Sertifikat
Kompetensi, Surat Tanda Registrasi, Surat
Iziin Praktik / Kerja, dll)
Mematuhi Kode Etik Profesi
Mematuhi Standar Profesi
Mematuhi Standar Pelayanan dan SPO
Kuratif-Rehabilitatif Promotif-Preventif
• Dokter • Ahli kesehatan masyarakat
• Dokter gigi • Ahli kesehatan lingkugan
• Perawat • Administrator kesehatan
• Bidan • Epidemiolog
• Apoteker • Entomog
• Rekam medis • Penyuluh/pendidik/promot
• Penata rontgen or kesehatan
• Laboran • dsb
• Fisioterapis
• dsb
Etika kesehatan terkait dengan PERILAKU petugas
kesehatan dalam menjalankan tugasnya perlu
suatu PEDOMAN/PANDUAN KODE ETIK PROFESI
Kode Etik Profesi suatu aturan tertulis tentang
kewajiban yang harus dilakukan oleh semua anggota
profesi dalam menjalankan pelayanannya terhadap
“client” atau masyarakat disusun oleh organisasi
profesi yg bersangkutan
Ruang lingkup atau isi kode etik profesi pada
umumnya mencakup :
1. Kewajiban umum
2. Kewajiban terhadap “client”
3. Kewajiban terhadap teman sejawatnya
4. Kewajiban terhadap diri sendiri
Agar setiap profesi kesehatan senantiasa berpegang
teguh dalam berperilaku sesuia dengan kehormatan
profesinya SUMPAH atau JANJI (sumpah dokter,
dokter gigi, perawat, bidan, apoteker, sarjana
kesehatan masyarakat, dsb)
HUKUM KESEHATAN
ETIKA HUKUM
• Berlaku untuk profesi • Berlaku untuk umum
• Disusun berdasarkan kesepakatan • Disusun oleh badan pemerintah
anggota profesi yang berkuasa
• Disusun berdasarkan kesepakatan • Hukum tersusun rinci dalam UU
anggota profesi dan lembaran negara
• Sanksi etik berupa “tuntunan” • Sanksi hukum berupa “tuntutan “
• Pelanggaran diselesaikan oleh pidana atau hukuman
Majelis Kehormatan Eti Profesi • Pelanggaran diselesaikan oleh
dari masing-masing profesi pengadilan
• Penyelesaikan pelanggaran etik • Penyelesaikan pelanggaran
tidak selalu disertai bukti fisik hukum memerlukan bukti fisik
ETIKA PROFESI
KESEHATAN
AIDA SULISNA, S.Tr.Keb., MKM
Etik (ethos) Yunani Akhlak, adat
kebiasaan, watak, perasaan, sikap yang
baik, yang layak.
Menurut KBBI, Etika adalah :
◦ Ilmu tentang apa yg baik dan apa yg buruk
tentang hak & kewajiban moral
◦ Kumpulan asas atau nilai yg berkenaan dgn
akhlak
◦ Nilai mengenai benar & salah yg dianut suatu
golongan atau masyarakat
Pengertian Etik
Etika ≠ Etiket
Etika Moral
Etiket Sopan Santun
No Etika Etiket
1 Tidak terbatas pada Menyangkut cara suatu
dilakukannya suatu perbuatan yg harus dilakukan
perbuatan, memberi nilai
tentang perbuatan itu
sendiri
2 Selalu berlaku, tidak Hanya berlaku dalam pergaulan,
tergantung hadir atau bila tidak ada orang lain tidak
tidaknya seseorang berlaku
3 Bersifat Absolut, cth : Bersifat relatif, misal : tidak
“jangan mencuri” sopan dalam suatu kebudayaan,
sopan dalam kebudayaan lain
Perkembangan Etika
3. Tahap Konvensional “tingkat dewasa”,
di mana pemahaman seseorang kpd
kelompok sudah meluas ke kelompok yg
lebih kompleks lagi. Misal : suku bangsa,
agama, negara
4. Tahap Pascakonvensional (otonom)
penerimaan tanggung jawab pribadi atas
dasar etik, moral atau prinsip hati nurani
yg sudah otonom/mandiri.
1. Etika Deskriptif menggambarkan
tingkah laku moral dalam arti luas. Misal
: menggambarkan tata cara yg berlaku
pada masing-masing kelompok suku
bangsa terkait upacara pernikahan atau
kematian
2. Etika Normatif penilaian tentang
perilaku manusia. Misal : fenomena
sosial adanya “kawin kontrak”
Pendekatan Etika
1. Profesi suatu jenis pekerjaan yang karena
sifatnya menuntut pengetahuan yang tinggi,
khusus dan latihan yang istimewa.
(Komaruddin)
2. Profesional secara etimologi berasal dari
bahasa inggris “profession” yang berarti
jabatan, pekerjaan, pencaharian, yang
mempunyai keahlian. (Wojowasito, W.J.S.
Poerwadarminto, 1982 dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia)
3. Profesi suatu bidang keahlian khusus untuk
menangani lapangan kerja tertentu yang
membutuhkan. (Prof. H. M Arifin, 1995)
Pengertian Profesi
4. Profesi suatu janji terbuka yang
menyatakan bahwa seseorang itu
mengabdikan dirinya pada suatu jabatan
karena terpanggil untuk menjabat
pekerjaan itu. (Prof. Dr. Piet A. Sahertian,
1994 dalam bukunya “profil Pendidikan
Profesional”)
5. Profesi seseorang yang menekuni
pekerjaan berdasarkan keahlian,
kemampuan, teknik dan prosedur
berlandaskan intelektualitas (Martinis
Yamin, 2007)
Mengabdi pada
Adanya pengetahuan
Adanya kaidah dan standar kepentingan masyarakat,
khusus keahlian dan
moral yang sangat tinggi. setiap pelaksana profesi
keterampilan ini dimiliki
setiap pelaku profesi harus meletakkan
berkat pendidikan,
mendasarkan kegiatannya kepentingan pribadi di
pelatihan dan pengalaman
pada kode etik profesi. bawah kepentingan
yang bertahun-tahun.
masyarakat.
Mempunyai
Menentukan baku
organisasi
standarnya sendiri,
profesional yang
dalam hal ini
kuat dan terjalin
adalah kode etik.
erat
Mencegah campur
tangan pihak diluar
organisasi profesi
tentang hubungan
etika dalam
keanggotaan profesi.