Anda di halaman 1dari 16

Dr Daniel Ginting MMR

Pentingnya HBL
Undang-undang Praktik
Kedokteran (UUPK)
Dulunya hak dan kewajiban
pasien samar-samar --- Jelas
Dokter pun terkontrol dari segi
keahlian dan praktiknya.

Pasien tidak puas
Ancaman adanya gugatan
dokter & rumah sakit terpojok
Pihak rumah sakit sulit memberi
penjelasan atas kasus yang terjadi
Kesan media bahwa rumah sakit
dan dokter seolah-olah menutupi
kesalahannya
Tindakan Dokter
(praktik kedokteran defensif)

Menghindari risiko ancaman malapraktek.
Mementingkan rasa aman dari tanggung
jawab hukum dibanding keselamatan pasien.
Melakukan pemeriksaan yang berlebihan,
Tidak ada persetujuan dari pihak pasien yang
sah, tidak berani melakukan tindakan
padahal perlu diambil tindakan cepat untuk
menangani pasien,

Kenapa perlu HBL ?
Ancaman adanya tuntutan hukum terhadap
rumah sakit,-----meningkatnya kesadaran
hukum masyarakat
landasan hukum yang tertulis, jelas, dapat
mengatur hubungan yang seimbang antara
pihak manajemen, pemilik, pekerja,
pelanggan
Sering terjadi perbedaan persepsi dan
aspirasi di antara para pengelola dan
pemilik
Terjadi tuntutan dan sengketa antara berbagai pihak,
RS belum siap menghadapinya

Siapa yang bertanggungjawab: Dokter, direktur atau Pemilik

Apabila hal ini dibiarkan akan
menurunkan kepercayaan
masyarakat sehingga
dikhawatirkan masyarakat akan
lebih memilih RS luar negeri.
Hingga kini belum semua (RS)
memiliki hospital bylaws atau
corporate bylaws
Apa HBL
Aturan tertulis yang berlaku khusus di
suatu rumah sakit
Tujuan: Melindungi semua pihak yang
terkait secara baik dan benar
berdasarkan rasa keadilan.
Produk hukum yang merupakan
konstitusi yang mengatur peran,
tugas dan wewenang organisasi,
pemilik, direktur rumah sakit dan
organisasi staff.



Penguasa setempat

RS milik swasta (PT/ yayasan) maka
yang berwenang menetapkan adalah
Dewan Komisaris sebagai wakil
pemilik,
RS milik Pemda maka yang ditunjuk
berwenang adalah Kepala Biro Kesra
atau Kadinkes setempat.
RS-Perjan: Dewan Pengawas atau
Direktur Utama/ Direksi RS tersebut
Siapa yang menetapkan HBL
Peraturan Internal Rumah Sakit ini
terdiri dari dua bagian utama, yaitu:
corporate by laws yaitu peraturan yang
mengatur rumah sakit secara umum
medical staff by laws yaitu peraturan yang
mengatur tentang tata kelola tenaga medis


Isi HBL
1. Bukan kumpulan peraturan
operasional
2. Peraturan operasional Substansi/
masalah yang diatur tentang
kebijakan, SOP, SK
3. HBL bersifat makro, peraturan
operasional bersifat mi-kro
4. HBL : Objek pengaturan peraturan
bersifat umum lebih mengikat
5. HBL : Sistematika penulisan disusun
dalam 1 buku

Perbedaan pokok antara HBL dan
Peraturan Operasional
Peran Pemilik
1. Mengangkat Administrator / CEO/
Manajemen/ Direksi
2. Menetapkan perencanaan jangka
panjang serta tujuan organisasi
3. Menyetujui anggaran tahunan
4. Mengangkat Anggota Staff Medik
5. Mengawasi keuangan sesuai dengan
perencanaan dan anggaran
6. Merupakan penanggung jawab tertinggi
untuk mutu layanan kepada pasien dan
masyarakat
HBL Di Medan
Perkembangan mutu pelayanan
rumahsakit belum utama
minimnya fasilitas untuk proses mutu medik,
kurangnya staf medik untuk pengendalian
mutu.
Semakin banyak spesialis yang
sekaligus menjadi pemilik rumahsakit
HBL :
Klinisi dengan manajer rumahsakit. berjalan
sinergi, saling menguntungkan, bukan saling
melemahkan.
Direktur rumah sakit dan organisasi
staff.
Uraian Tugas:
Menyusun Rencana Program Kerja Rumah
Sakit Umum
Pembinaan dan pengawasan Administrasi
Kepegawaian Keuangan,
Merumuskan kebijaksanaan teknis
Merumuskan rencana teknis
dst
KEP MEN KES NO 631/MENKES/SK/IV/2005
TENTANG PEDOMAN PERATURAN INTERNAL STAF
MEDIS

Peran, Tiga Tungku
Pemilik atau yang mewakili pemilik,
Direksi
Staf medis
Dibuat dengan mengacu pada
peraturan perundang-undangan yang
berlaku, terutama di bidang hukum
perdata dan hukum ketenagakerjaan
Memberikan suatu kewenangan
kepada para profesional medis untuk
melakukan self-governance bagi para
anggotanya, dengan cara membentuk
badan medis yang mandiri.


Cara membuatnya

Anda mungkin juga menyukai