STATUTA
RUMAHSAKIT
(HOSPTTAL
BYLAWS)
RAPAT
KESIMPULAN KERJA
PERHIMPUNANRSSELURUH INDONESIA
TANGGAL22 - 23 JUNI2OO2DI BALI
MAKALAH I:
ULASAN TENTANG
HOSPITAL BYI.AWS AMERIKA
SamsiJacobalis
Pendahuluan
Namun, jika diamati bylaws dari berbagai rumah sakit itu jauh
bervariasidalam format dan muatan. Ini kiranyaterjadi karena masih
belum ada kesamaanpersepsitentang itu. Atau, karena pengetahuan
kita tentang itu masih baru dan kita belum banyak berpengalaman
dengannya.Sebagaicontoh'tentangpemahaman yang tidak tepatadalah
KeputusanMenkes No. 297IMENKES/SK/IV/1999tentang Statuta
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.Dalam KeputusanMenteri itu,
HospitalBylaws disamakandenganPeraturanTataTertib Rumah Sakit.
Khususuntuk rumah sakit, dari sumber lain ada salah satu definisi
sebagai berikut tentang Hospital Bylaws, yaitu "Internal legislation
and self-imposed rules to regulate conduct. They provide the legal
and managerial framework,by which the hospital intends to achieve
its objectives. Intisari definisi itu adalah bahwa Hospital Bylaws
adalah:
l. Pengaturanhukum yang berlakuinternal untuk suatu rumah
sakit.
2. Pengaturanhukum itu dibuat sendiri oleh masing-masing
rumah sakit dan diberlakukanuntuk mengatur perbuatan
dan kelakuan(conduct). Sepertiakan dilihat lebih lanjut
nanti, yang diatur dalam Hospital Bylaws adalahconduct
dari tiga kelompok pemegangkekuasaan tertinggidi rumah
sakit.
3. Pengaturan hukum itu memberi kerangka legal dan
manajerial,yang di dalamcakupannyarumah sakit berupaya
mencapaitujuannya.
Senadadenganpengertian-pengertian
di atas, Kamus Hukum Ekonomi
yang disusunoleh A.F. Elly Erawatydan pakar bahasaIndonesiaJ.S.
Badudu menjelaskan,bahwa bylaws adalah, "Anggaran Rumah
langga, yaitu seperangkataturan atau normayang menjadi dasarbagi
kegiatan harian suafu organisasi atau perusahaan." J. G. Tambun,
seorang Senior Legal Consultantdi Jakarta menggunakan istilatr
Anggaran Dasar sebagai padanan bylaws. Dalam lembaga
pendidikan tinggi yang dapat disamakandengan bylaws lazim
dinamakanStatuta.
John D. Blum, seorang pakar hukum danmedical humanities dari
Loyola university chicago school of Law, dalam seminar di Jakarta
baru-baru ini, menjelaskantentang asal usul istilah bylm,s. Menurut
dia, kata 'By' atau 'Bye' adalah istilah Inggris kuno untuk ,Town'
(Kota). Ketika Kota-Kota di Inggris di zaman yang lalu membuat
undang-undangnyasendiri, produk hukum itu dinamakan By Laws
(Bye Laws) yang artinya sama denganTown Laws. Jadi, Bye Laws
(yang dalam perkembangan etimologis selanjutnya berubah
penulisannyamenjadi bylows) dalam arli ini adalah hukum otonom
yang hanya berlaku terbatasdalamkomunitas tertentu,dalam hal ini
Town tertentu. Analog dengan arti ini pula Hospital Bylaws
hendaknya dilihat, yaitu seperangkatperaturan internai yang dibuat
sendiri oleh rumah sakit dan hanya berlaku dalam lingkup rumah
sakit tertentuitu. Dengan kata lain, Hospital Bylaws adalah Anggaran
Rumah Tangga (sesuai dengan penjelasan J.S. Badudu c.s.) atau
Anggaran Dasar rumah sakit (penjelasanJ.G. Tambun).
Kedua komponen daribylaws itu harus dimiliki oleh tiap rumah sakit
di sana. Yang mengharuskan adalah Negara Bagian (State) yang
bersangkutan,yang mengeluarkanizin operasionalrumah sakit,jika
rumah sakit 'itu memenuhi syarat-syaratyang ditetapkan dalam
LicensureLaw (UU Perizinan)dan paraturan-peraturan lain yang terkait.
Salah satu dari syarat itu adalah,bahwa rumah sakit itu harus
memiliki Hospital Bylaws. Di samping itu, The Joint Commissionon
the Accreditation of Health Care Organizations (JCAHO) - badan
non-pemerintah yang melakukan akreditasi rumah sakit dan sarana
kesehatanlain - juga mengharuskan adanya bylaws bagi rumah sakit
yang secara sukarelameminta diakreditasi.Hanya rumah sakityang
berstatusterakreditasidapat ikut serta padaprogramasuransikesehatan
PemerintahFederal(Medicare)dan dapatdiakui sebagaiinstitusitempat
pelaksanaanprogftrmresidensi('magang')bagi calon dokter. Karena
keikutsertaanpada program Medicaremembawa keuntunganfinansial,
dan pengakuansebagai institusiyang layak untuk tempatpendidikan
dokter juga punya nilai tambah, setiaprumah sakit berupayakeras
untuk lulus akreditasi.Termasukmenyiapkanbylaws yang memenuhi
kriteria yang ditetapkanJCAHO.
Corporate Bylaws
9
Dapat ditarik kesimpulan, sebagian terbesar isi corporate bylav,s
rumah sakit adalah tentangGoverningBody dan hubunganfungsional
badan ini dengan Direksi dan Staf Medik rumah sakit. Dapat
dikatakan, corporate bylaws adalah peta petunjuk jalan (roadmap)
untuk pengoperasianrumah sakit sebagai badan usaha. Dapat juga
dikatakan,corporatebylau,srumahsakit adalah'perpanjangan tangan'
ke dalam rumah sakit dari hukum administrasiyang berlaku.
l0
12. Jika dokter gigi juga diterima menjadi anggota Staf
Medik, hanrs ditambahkan peraturan khusus yang
mengatur mereka.
Rangkuman
Dapat diikhtisarkan,bahwa:
l. Hospital Bylnvs adalah Konstitusi, Statuta,AnggaranDasar,
atau PeraturanDasar Internal Rumatr Sakit, yang disusun
sendiri dan diberlakukan secara intemal untuk masing-
masing rumah sakit. Peraturan Dasar Internal ini menjadi
efektif dan punya kekuatan hukum setelah disetujui oleh
GoverningBody rumah sakit.
2. Sebagai lazimnya suatuKonstitusi, Hospital Bylaws hanya
bermuatanhal-hal yang pokok saja, tidak tentang hal-hal
operasionaldetail seperti misalnyabesarantarif jasa. Hal-hal
seperti itu ditetapkan dengan PeraturanDireksi (Rulesand
Regulations)yang . tentu tidak boleh bertentangan dengan
Hospital Bylaws (Dapat dibandingkandengan fungsi dan
kedudukanUndang-Undang dan PeraturanPemerintah).
3. Muatan pokok Hospital Bylaws adalah tentang tugas,
kewenangan,hubungan fungsional,dan tanggung jawab tiga
organ pemegang kekuasaanyang sumbernyaberbeda di
rumah sakit,yaitu GoverningBody, CEO, dan Medical Staff,,
4. Governing Body bertanggungiawabmenetapkan kebijakan
dan objektif rumah sakit, menjaga mutu asuhanprofesional
kepada pasien,dan menyediakanmanajemenyang tepat dan
rencanapengembangan institusi.
CEO yang diangkat oleh Governing Body bertanggungiawab
tentang pengoperasianrumah sakit dengan cara yang sesuai
dengankewenanganyang diberikan oleh Governing Body.
Medical Staff Organization bertanggungiawabsecara
keseluruhan kepadaGoverning Body tentangmutu jasa-jasa
profesionalyang diberikan oleh orang-orangyang ditentukan
clinical privileges-nya di rumah sakit. MSO harus
ll
menetapkan mekanismeuntuk menjaminbahwamerekayang I t
diberikanclinical privileges melakukantindakan klinis sesuai
denganstandarprofesidan dalam batas-batas yang diizinkan.
5. Hospital Bylav,s terdiri atas dua komponen: Corporate
Bylaws dan Medical Staff Bylmts. Sekalipun muatan
. Hospital Bylm,s untuk tiap rumah sakit tidak harus sarna,
JCAHO menetapkanmuatan esensial yang paling minimal
untuk itu.
6. Tujuan Hospital Bylm's;
-memberi pedoman bagi CEO dalam menjalankan
corporate governance,
-menciptakansuasana yang kondusif bagi staf medik untuk
mengambil
keputusan klinis dalam melaksanakan good clinical
governance,dan
ancamansanksi bagi staf medik yang bekerja tidak sesuai
dengan
clinical previlege yang diizinkan.
-jaminan bagi pasienbahwa ia akan mendapatpelayanan
medis yang
bemutu danbahwa hak-haknyaakan dihormati.
7. Karena besarnyavariasi antara rumahsakit-rumahsakit dalam
banyak hal,
substansi Hospital Bylaws tentua tidak mungkin sama dan
seragam.Yang
dapatdiseragamkanadalahformatnya.
t2
MAKALAH II:
MEMBANDINGKAI\I ORGANISASI
RIJMAH SAKIT AMERIKA DAN INDONESIA
SamsiJacobalis
Pendahuluan
RUMAH SAKIT
MILIK NEGARA
(Dep.-2,TNI, Polri, Pemda,BUMNiBUMD)
PerbandinganOrganisasi
Berikut ini dikaji tentangada atau tidaknya analogi antara Governing Body,
CEO, dan Medical Staff Organizationdalam organisasirumahsakit Amerika
denganrumah sakit milik Negara dan milik swastakita. Untuk pengkajian
itu, kiranya perlu diulangi lagi penjelasantentang kewenangandan tanggung
jawab tiga badanitu sepertiyang a.l. ditemukandalamAccreditation Manual
for Hospitals yang diterbitkan oleh The Joint Commissionon the
Accreditationof Hospitals.
Governing Body.
Namun, dari uraian tentang ayat-ayat Pasal 46 itu dapat dilihat bahwa
Dewan Penyantuntidak dapat disamakandenganGoverning Body rumahsakit
Amerika yang wewenangnyajauh lebih besar. Dewan penyantunhakekatnya
hanyalah suatubadanpenasihat(advisorybody). Di samping itu, tidak semua
rumah sakit Pemerintahada Dewan Penyantunnya.
2. Pada rumah Sakit Perjan.
perusahaan atau unit usaha strategis (Strategic Business Unit) yang dikelola
secara mandiri. Pada umumnya manajemen dan struktur organisasi dari
rumah sakit sebagaianak perusahaanatau SBU dari BUMN itu sudah seperti
suatu PT, atau rumah sakit benar-benar sudah 'disapih' menjadi PT dengan
Dewan Komisaris / Pengawasdan Direksi.
Dapat diamati, pada umumnya ada kesamaan persepsi, cara pandang, dan
perilaku pada pengurus Perkumpulan, Yayasan (model lama), dan Badan Usaha
milik perorangan atau keluarga sebagaipemilik rumah sakit terhadap Direksi,
staf klinik, dan karyawan yang bekerja di rumah sakit. Dalam persepsi umum
itu, pemilik adalah pemberi kerja (employer), sedangkan siapapun yang
menerima penghasilan dari rumah sakit adalah pekerja (employee), termasuk
Direksi dan para dokter. Paradigma sepihak tentang hubungan employer -
employee itu (yang umumnya tidak diakui oleh para dokter) seringkali jelas
terungkap dalam sikap 'Pengurus Harian' yang ditempatkan oleh pemilik di
rumah sakit. Dalam banyakcontoh mereka bertindak sebagaisuperdirel<si,
yang mengambil keputusan dan melakukan kegiatan-kegiataneksekutif sampai
hal yang kecil-kecil. Ada juga contoh di mana pemilik melakukan intervensi
terhadap dokter dengan misalnya menentukan agar pasien yang mampu
membayar ditahan lebih lama di rumah sakit, atau agar pasien yang mampu
dirawat saja di ICU sekalipun tidak ada indikasi medis untuk itu. Dalam
contoh-contoh kasus seperti di atas,Pengurus Harian seperti itu lebih berkuasa
daripada Governing Body Amerika, minus kesadaran tentang tanggung jawab
moral dan hukum, Jika ada masalah-masalahhukum atau moral yang muncul
dalam pelayanan rumah sakit kepada pasien, biasanya Pengurus Harian ini
cepat-cepat'cuci tangan' dan melemparkan beban tanggung jawab tentang itu
kepadaDireksi dan para dokter. Paradigma seperti itu umumnya adalah latar
belakang utama penyebabkonflik dan demotivasidi rumah sakit.
Pada rumah sakit yang dimiliki PT (atau di masa depan mungkin rumah sakit
itu sendiri berbadan hukum PT), ada tiga organ dengan kewenangan dan
tanggung jawab berbeda; Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite Medik.
Hanya saja, apakah Dewan Komisaris punya tugas, kewenangan,dan tanggung
jawab sama dengan Governing Body Amerika masih perlu ditinjau lebih
lanjut. Ada kemungkinan - seperti sama halnya dengan Dewan Pengawas pada
Perjan - Notaris yang dipercayakanmembuat akta pendirian PT hanya terbiasa
dengan PT secara umum dan tidak memahami tentang kekhususanrumah sakit.
Akibatnya, Dewan Komisaris hanya diberi tugas mengawasi dan menasihati
aspek corporate governance.
Sejauh yang diketatrui penulis, banr ada beberaparumah sakit swastamilik
PT di Jakartayang punya badanyang mengacupada GoverningBody seperti
di Amerika. Ada yang menamakannyaSteering Committee.
Pada rumah sakit milik PT, kinerja Direksi dinilai menurut kaidah-kaidah
dunia bisnisyang sesungguhnya. Jika ia berhasil menjalankanbusinessplan
dan mencapai sasaran laba yang ditetapkan oleh RapatUmum Pemegang
Saham,ia dapat dipertahankan.Jika tidak, jabatannya diakhiri atau ia tidak
dipilh kembaliuntuk periodeberikutnya.
MSO adalah khas produk sejarah dan budaya Amerika, yang sejarah
kehadirannya sudahdiulas dalam Makalah I. Organisasi Staf Medik yang
mengatur dirinya sendirisecaraotonom (self-regulatingdan self-disciplining)
tidak pemah adadalamperumahsakitan Indonesia.
Yang dilembagakandi rumah sakit Indonesiaadalah KonsepKomite Medis
dan Staf Medis Fungsional(SMF) yang baru dikenaldalamorganisasirumah
sakit sejakdikeluarkannyaKeputusanMenkesNo. 983/MENKES/SK/XL/1992,
tentang Pedoman OrganisasiRumah Sakit Umum. Dalam proses
perkembangansejakkehadirannyasepuluh tahun yang lalu, Komite Medik
(KM) mendapatjatidiri danprofil sebagaiberikut:
. KM sudah ada di sebagianbesarrumah sakit,baik milik Negara
maupun milik swasta. Di rumahsakit swasta, mungkin terutama
terdorong untuk memenuhisalah satu syaratlulus akreditasi. Derajat
keaktifan dan keefektifanKM dalam organisasirumahsakit bervariasi,
a.l. sangattergantungpada peran Direktur dan KetuaKM.
. KM adalah wadah non-strukturaluntuk tenaga medis (dokter dan
dokter gigi), walaupunbukandokter (perawatdan sarjanakefarmasian)
juga menjadianggotadalamPanitia-PanitiaatauSubkomite-Subkomite.
o Ketua KM diangkat oleh instansi lebih tinggi di atas rumah sakit,
tetapi ia bertanggung jawab kepada Direktur. Di rumah sakit swasta
adajuga Ketua KM yang diangkat oleh Direktur. Umumnya,Ketua
KM ikut dalamrapat-rapatpimpinanrumah sakit.
l0
KM bukan organisasipara dokteryang mandiri seperti MSO di rumah
sakit Amerika.
. Ada rumah sakit yang juga mengadakan Komite Keperawatan,
walaupuntentang itu tidak ada ketentualrnyadalamKeputusanMenkes
'Nursing
dan Dirjen Yanmed.Di rumah sakitAmerika jugatidak ada
Staf Organization' sepertiMSO.
o Dalam struktur organisasirumah sakit umunmyaKM berkedudukan di
bawah Direksi. Dalam prakteknya, KM adalah pembantu dan
penasihatDireksi dalam hal-hal yangmenyangkutclinical governance,
mutu pelayanan,dan etika profesi.
o KM aktif dilibatkandalam persiapanakreditasiatausertifikasi ISO.
o KM intensifdilibatkanjika ada kejadian luar biasa,lebih-lebihjika
menyangkutkesalahantindakan medik yang berakibat kematian.
. KM dipanggilMKEK jika ada pengaduanmalpraktek.
o KetuaKM memimpinkonferensikasus-kasus kemaatian.
o KM menjadi fasilitatorpadapertemuan-pertemuan ilmiah.
Rangkuman
Kesimpulan
t2
MAKALAH III
Samsi Jacobalis
Dasar Pemikiran
l' Tentangpenulisankata'bylaws'.
Variasi cara penulisan yang ditemukan pada berbagai tulisan adalah; Hospital
bylaws, Hospital byelaw, Hospital bylow, Hospital by Law, Hospital by Laws,
Hospital By laws. Cara penulisan yang tidak tepat dapat menimbulkan persepsi
tentang makna yang tidak tepat pula. Ulasan tentang ini sudah disampaikan
dalam makalah denganjudul Ulasan Tentang Hospital Bylaws Amerika.
3. Hakikat'Hospital Bylaws.
Hakikat lain yang pokok adalah,bahwa Hospital Bylau,s disusun sendiri oleh
rumah sakit, bukan oleh instansidi atasnyaseperti misalnya Pemerintahatau
Joint Commissionon the Accreditationof HealthcareOrganizations(JCAHO)di
Amerika. Memang, Undang-undang Negara Bagianmengharuskan rumah sakit
punya Hospital Bylaws dan JCAHO memberikanpedomantentang hal-hal
esensialyang minimal harusada dalam muatanHospital Bylaws rumah sakit,
namun ia seluruhnya disusunoleh masing-masingrumah sakit sendiri.
Hospital Bylaws berlaku jika disahkanoleh Governing Body, bukan oleh
Pemerintah.
c . Staf Klinik.
6
l t
Umum:
-Uraian tentanggaris-garisbesarpengorganisasianStaf Klinik yang
terdiri atas komponen-komponen StafMedik, Staf Keperawatan,
dan Staf PenunjangMedik.
-Uraiantentanggaris-garisbesartugasdantanggungjawab Staf
Medik, Staf Keperawatan, danStafPenunjangMedik.
-Pernyataan tentangkewajibanbagi semuaStaf Klinik untuk
mentaati dan menjalankanketentuan-ketentuan etika keprofesian,
etika rumah sakit,StatutaRumah Sakit,danperaturan-peraturan
pelaksanayang ditetapkanberdasarpadaStatutaitu.
-Statuta Staf Klinik memuat tigasub-chapter,masing-masing
tentang Staf Medik, StafKeperawatan,dan Staf Penunjang
Medik.
Tugasdankewajiban.
Di antaratugasdankewajiban umum Komite Klinik (KK) adalah:
-KK menyusun, mengevaluasi, dan jika perlumengusulkanrevisi
atau amandemen padaStatutaStafKlinik.
-KK menetapkanstandar-standar pelayananprofesiuntuk pelayanan
medik, keperawatan, dan.penunjangmedik.
-KK menentukankebijakanumum dalam melaksanakanclinical
governancedan clinical care.
-KK mengusulkanrencanapengembangan SDM dan teknologi
untuk asuhanklinis.
7
l t
Rumah sakit-rumah sakit kita sangat bervariasi dalam banyak hal. Oleh karena itu,
Statuta tidak mungkin harus sama substansinya untuk semua rumah sakit, namun
paling tidak format atau sistematika penyusunannyadapat diseragamkan.
Sesuai dengan hakekat dan tujuannya sebagai produk hukum internal, format atau
struktur yang layak untuk Statuta rumah sakit adalah seperti struktur yang umum
untuk suatu produk hukum.
Tentang substansi, disarankan oleh Prof. Dr. Karyadi agar dalam Statuta dimasukkan
substansiinti (core content) dan substansikhusus lokal (ocal speciJics). Core content
adalah nilai-nilai fundamental yang dianut secara universal dalam menjalankan profesi
pelayanan kesehatan, seperti asas-asas etika medis, asas-asas profesionalisme
(kompetensi, efikasi, aman bagi pasien), pelayananyang bermutu (quality, eficiency,
equity), akuntabilitas,dsb. Local specifics adalah hal-hal yang khusus berlaku dalam
lingkungan rumah sakit tertentu. Misalnya, rumah sakit dengan latar belakang
agamatentu berbeda dengan rumah sakit milik pemodalyang bertujuan laba.
Contoh atau model tentang format dan substansi yang disarankan untuk Statuta rumah
sakit adalah seperti berikut ini.
BAB I
MUKADIMAH
BAB II
KETENTUAN UMUM
Pasal I
BAB III
JATIDIRI
P a s a l . . . s /.d. .
Pasal-pasal dalamBab ini memuat tentangjatidiri RS XYZ: Nama,jenis dan kelas,lokasi, tanggal
didirikan, pemilik, aktependirianoleh Notaris,bentukbadanhukum, izin dari yang benvenang,logo,
hymnedanatributpentinglain,dansebagainya.
BAB IV
Pasal...s/d...
BAB V
Pasal...s/d...
BAB VI
BAB VII
Pagal...s/d...
...
Pasal...s/d
ASAS-
RS XYZ untukmempraklekkan
DalamBab inidiuraikantentangfungsi dan kegiatan-kegiatan
ASASdan mencapai TUJUAN sepertiyang disebutdalam BAB VI.
BAB IX
PENGORGANISASIAN
P a s a l . . . s /.d. .
Pasal...: Uraianjabatan dan hal-hal lain menyangkut Wakil Pemilik dan Direksi dijabarkanpada
BagianKedua tentang Statuta Korporat. Uraian jabatan dan hal-hal lain menyangkutStaf Klinik
dijabarkanpada Bagian Ketiga tentang Staf
Statuta Klinik.
BAB X
MANAJEMEN
...
Pasal...s/d
l0
t l
BAB XI
(D. PENYANTUN/PENGAWAS/KOMISARI
S, dsb)
Pasal...s/d...
Bab ini a.t memuat: Syarat-syarat menjadi anggota, jumlah anggota, prosedur pemilihan dan
pengangkatan,pengorganisasian (Ketua, seketaris,dsb), lama masabakti, syarat-syaratdan prosedur
pemberhentian,peraturantata tertib, syarat-syarat
dan frekuensirapat, prosedurmengambil keputusan,
uraiantugas-hak-kewajiban-tanggung jawabOrganWakil Pemilik (lihat di atastentanguraiankewajiban
dan tanggungjawab GoverningBody).
BAB XII
Pasal...s/d
...
BAB XIII
KOMITE KLINIK
Pasal... s/d...
Bab ini memuarPasal-Pasaltentang: DefinisiKomite Klinik (KK), Tujuan KK, Uraian tugasdan
tanggungjawab KK, Uraian tentanghubunganfungsional
danhubungan denganDireksidan
akuntabilitas
Wakil Pemilik, KedudukanKK dalamorganisasi rurnahsakit (sebaiknyasetaradengan Direksi,ingat
konsep'tritunggal' dalammanajemenrumah sakit), SusunanorganisasiKK, Sub-Chapter(Medik,
Keperawatan, dan PenunjangMedik), susunandan tugasPanitiaatauSub-Komite, Prosedurpemilihan
Ketua KK, Prosedurpenetapanpetugasdan anggotaKK yang lain, Masa bakti Ketua dan
pengurus/anggota dan pemberhentian
KK yang lain, Pengangkatan KetuaKK oleh Wakil Pemilik,Tata
TertibKK.
ll
t l
BAB Xry
Bab ini memuat tentang: Definisi SMF, Klasifikasi SMF, Tugas dan kewajiban umum SMF,
Pengorganisasian SMF, PemilihanKetuaSMF, Masabakti Ketua SMF, Persyaratan penerimaanSMF,
Persyaratantentang pemberianclinical praileges, Pengangkatanulang SMF dan penilaianulang
tentangclinical previleges,
Peer Review terhadap SMF, Kewajibaan dan tanggungjawab khusus SMF
adalah: menghadiripertemuan-pertemuan rutin yang diselenggarakanKK, memelihararekam medik
secaraakuratdan lengkap sesuai denganketentuan,memeriksasemua pasien pada waktu masukrawat
danmencaiatdiagnosispra-bedah,kewajiban konsultasisesuaiketentuan,menerapkaninformedcowent
oleh pasien,kewajiban mengirimjaringanyangdiangkatpadawaktu operasi untukpemeriksaan patologi,
kewajibanSMF untuk memberikaninstruksinyasecaratertulis. Akhirnya, sanksiterhadappelanggaran
olehSMF.
Bab PENUTUP ini memuat hal-hal yang belum diatur dalam Bab-bab sebelumnya.
Pasalterakhir: Statutaini berlaku sejaktanggal ditetapkan.
Ditetapkandi:
Padatanggal :
XS
K E T U AD E W A N. . . . . . . . . . . . . R YZ
Ttd.
oleh Depdiknasdan Depkes. Selanjutnya,perlu juga ada uraian tentang itu dalam
Bab VI tentangAsas dan T4iuan, Bab VII tentang Visi danMisi, dan dalam Bab
VIII tentangFungsidan Kegiaran rumahsakit.
Uraian yang' lebih spesifik tentu perlu diberikan dalam BAGIAN KETIGA:
STATUTA STAF KLINIK. Dimasukkandalam BagianKetiga,karena yang terutama
terlibat dan bertanggungjawab dalam prosespendidikan terhadappesertadidik dan
penelitian klinis di rumah sakit adalahStaf Klinik. Oleh karena itu pul4 tentang
pengaturan,perencanaan, pengembangan, penilaian, dan pengawasanterhadap
pelaksanaanpendidikan dan penelitianseyogianyadibebankankepadaKomite Klinik
(KK), khususnyaSub-KomitePendidikandan Penelitian.
Rangkuman
Telahdisampaikan
ulasantentangHospitalBylaws secaraumum.
t3