Anda di halaman 1dari 38

ffi

STATUTA
RUMAHSAKIT
(HOSPTTAL
BYLAWS)

RAPAT
KESIMPULAN KERJA
PERHIMPUNANRSSELURUH INDONESIA
TANGGAL22 - 23 JUNI2OO2DI BALI
MAKALAH I:

ULASAN TENTANG
HOSPITAL BYI.AWS AMERIKA

SamsiJacobalis

Pendahuluan

Sejak beberapa tahun terakhir cukup banyak rumah sakit di


Indonesia yang sudah memiliki Hospital Bylaws. Ini adalah
perkembanganyangpositif, antaralain dipacu oleh kegiatanakreditasi
rumah sakit oleh Depkesyang mengharuskan rumah sakit mempunyai
"kebijakan tentangpelayanan medis yang dibuat secara tertulis,
dilal<sanakansecara benar,diinformasikansecara luas kepada semua
staf medis terkait serta dilalalkan peninjauan/penyempurnaan secara
berkala" (Pedoman Akreditasi Rumah Sakit). Di samping itu, PERSI
dan banyak penyelenggararumah sakitmemangsudah merasakanperlu
adanya peraturan-peraturan intemal tertulis yang merupakan rambu-
rambu dan sekaligusmemberikankepastian hukum bagi yang bekerja
di rumahsakit dan yang berurusandengannya.

Namun, jika diamati bylaws dari berbagai rumah sakit itu jauh
bervariasidalam format dan muatan. Ini kiranyaterjadi karena masih
belum ada kesamaanpersepsitentang itu. Atau, karena pengetahuan
kita tentang itu masih baru dan kita belum banyak berpengalaman
dengannya.Sebagaicontoh'tentangpemahaman yang tidak tepatadalah
KeputusanMenkes No. 297IMENKES/SK/IV/1999tentang Statuta
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.Dalam KeputusanMenteri itu,
HospitalBylaws disamakandenganPeraturanTataTertib Rumah Sakit.

Dalam makalah ini diupayakan membuat tinjauan umum dan


rangkuman tentang 'apa, mengapa,dan untukapa' Hospital Bylaws.
Yang akan ditinjau adalah terutamamodel di rumahsakit Amerika
yang dapat dijadikan benchmark bagi kita. Amerika sudah
berpengalamanlebih daripadadelapan puluh tahun dengan Hospital
Bylaws, jadi dalam banyak hal kita tidak usah - seperti kata pepatah
asing- 'menemukankembaliroda'(reinventingthe wheel). Rodasudah
ditemukan bangsa Cina ribua4 tahun yang lalu. Yang perlu dikaji
adalah sejauh mana model Amerika itu atau bagian-bagiannyadapat
diterapkan dan diadaptasikanuntuk situasi kita sendiri. Kita perlu
membuat'roda' yang ukuran,bahan baku, dan dayatahannyasesuai
dengankebutuhandan keadaanlingkungankita sendiri.
Hospital Bylaws: Istilah Dan Pengertian

Istilah Hospital Bylaws atau terjemahannjamasuk ke dalam kosakata


perumahsakitanIndonesiabersumberdari kepustakaanAmerika. Kata
bentukan dalam bahasaInggris yang menggabungkan'by' dengan
.kata benda di belakangnya(by-product, by-blow, by-*ay, by-pass,by-
election, dll), umumnya mengesankan sesuatu yang bersifat
'sampingan', 'tambahan', atau 'di luar' dari suatu yang utama.
Demikian juga umumnyakesan pertamapada banyak orang tentang
pengertian Hospital Bylaws. Seakan-akanada Hospital '|ufu!n!Laws,
lalu di samping itu kemudian ada juga Hospital folaws atau
undang-undangtambahan tentang rumah sakit. Temyata kesan itu
tidak tepat.

Kamus Webster International menjelaskantentang bytawsdalam arti


umum sebagai,"A standing rule of an organized group, createdfor
the regulation of its internal organizationand the governing of its
members." Dari definisi Websterini, dapat disimak bahwa pada
dasarnyabylaws dalam arti umumadalah:
l. Peraturantetap dari suatu kelompok yang terorganisasi,
2. yang diciptakan untuk mengatur secara internal organisasi
itu,
-3. -serta
pengaturantentanganggota-anggotanya.

Khususuntuk rumah sakit, dari sumber lain ada salah satu definisi
sebagai berikut tentang Hospital Bylaws, yaitu "Internal legislation
and self-imposed rules to regulate conduct. They provide the legal
and managerial framework,by which the hospital intends to achieve
its objectives. Intisari definisi itu adalah bahwa Hospital Bylaws
adalah:
l. Pengaturanhukum yang berlakuinternal untuk suatu rumah
sakit.
2. Pengaturanhukum itu dibuat sendiri oleh masing-masing
rumah sakit dan diberlakukanuntuk mengatur perbuatan
dan kelakuan(conduct). Sepertiakan dilihat lebih lanjut
nanti, yang diatur dalam Hospital Bylaws adalahconduct
dari tiga kelompok pemegangkekuasaan tertinggidi rumah
sakit.
3. Pengaturan hukum itu memberi kerangka legal dan
manajerial,yang di dalamcakupannyarumah sakit berupaya
mencapaitujuannya.

Senadadenganpengertian-pengertian
di atas, Kamus Hukum Ekonomi
yang disusunoleh A.F. Elly Erawatydan pakar bahasaIndonesiaJ.S.
Badudu menjelaskan,bahwa bylaws adalah, "Anggaran Rumah
langga, yaitu seperangkataturan atau normayang menjadi dasarbagi
kegiatan harian suafu organisasi atau perusahaan." J. G. Tambun,
seorang Senior Legal Consultantdi Jakarta menggunakan istilatr
Anggaran Dasar sebagai padanan bylaws. Dalam lembaga
pendidikan tinggi yang dapat disamakandengan bylaws lazim
dinamakanStatuta.
John D. Blum, seorang pakar hukum danmedical humanities dari
Loyola university chicago school of Law, dalam seminar di Jakarta
baru-baru ini, menjelaskantentang asal usul istilah bylm,s. Menurut
dia, kata 'By' atau 'Bye' adalah istilah Inggris kuno untuk ,Town'
(Kota). Ketika Kota-Kota di Inggris di zaman yang lalu membuat
undang-undangnyasendiri, produk hukum itu dinamakan By Laws
(Bye Laws) yang artinya sama denganTown Laws. Jadi, Bye Laws
(yang dalam perkembangan etimologis selanjutnya berubah
penulisannyamenjadi bylows) dalam arli ini adalah hukum otonom
yang hanya berlaku terbatasdalamkomunitas tertentu,dalam hal ini
Town tertentu. Analog dengan arti ini pula Hospital Bylaws
hendaknya dilihat, yaitu seperangkatperaturan internai yang dibuat
sendiri oleh rumah sakit dan hanya berlaku dalam lingkup rumah
sakit tertentuitu. Dengan kata lain, Hospital Bylaws adalah Anggaran
Rumah Tangga (sesuai dengan penjelasan J.S. Badudu c.s.) atau
Anggaran Dasar rumah sakit (penjelasanJ.G. Tambun).

Sejarah Singkat Kehadiran Bylaws Di Rumah sakit Amerika

Seperti dikatakan di atas, kita (dan juga banyak negaralain) belajar


tentang Hospital Bylaws daii Amerika. Karena itu, ada baiknya kita
meninjau secara singkat latar belakang dan perkembangan
perumahsakitan di sana yang ada kaitannyadengan keberadaan
Hospital Bylaws.

Rumah sakit di Amerika adalah institusi yang disamakan orang


dengan 'tempat duduk berkaki tiga' (a three-legged stoor). Masing-
masing 'kaki' yang merupakankomponen utama organisasirumah
sakit itu adalah:
l. The Governing Body (dinamakan juga Governing Board,
Board of Trustees, Board of Governors, Board of
Directors, Hospital Board) sebagai otoritas teninggi yang
mewakili pemilik ru{nah sakit, tetapi di samping itu juga
harus mengayomikepentinganpublik yang dilayani oleh
rumah sakit. Governing Body ini juga berperan sebagai
penyangga atau penghubung yang memperjuangkan
kepentinganrumah sakit denganpemerintah.
Badan inilah yang punya tanggung jawab moral dan legal
tertinggi terhadap keseluruhan pengoperasianrumah sakit.
Mereka mengangkat manajemen rumatr sakit, dan
bertanggungjawab tentang kegiatan-kegiatan staf medik
terhadappasien.Tanggungjawab itu dinamakanfeduciary
. respowibility yang dapat diterjemahkan menjadi tanggung
jawab perwalian atau tanggung jawab kepercayaan Oleh
karenaitu, badan ini juga dinamakan Board of Trustees,
dewan yang terdiri dari orang-orang yang dipercayakan
mengaturrumah sakit. lni termasuktanggung jawab tentang
penetapankebijakan dan objektif rumah sakit, tentang
menjaga mutu asuhan pasien,dan tentangperencanaandan
pelaksanaanmanajemen rumah sakit. Mereka adalah
pengambilkeputusantertinggi dan berwenangmembatalkan
keputusan lain tentang semua aspek di rumah sakit.
Mereka adalah para relawanyang tidak boleh mendapat
imbalan ataukeuntunganapapundari rumahsakit.
2. Manajemenpuncak rumah sakit (Hospital Administrator,
Director, Vice-President,Chief Executive Officer, CEO)
adalah komponen yang menjalankan fungsi-fungsi
manajemen sehari-hari di rumah sakit, sesuai dengan
kebijakan umum yang ditetapkan oleh Governing Body.
CEO diangkat dan diberhentikanoleh Governing Body.
CEO bertanggung jawab kepada Governing Body. Tugas-
tugas Direksi dibagi dalam departemen-departemen
operasional.
3. Staf Medis (Medical Staffl, adalahkelompok profesional
medis (dokter dan dokter gigi) yang terorganisasi dan
bertanggungjawab (accountable)tentang jasa-jasa asuhan
klinis yang diberikankepada pasien.Staf medis bekerja
dalamdepartemen-departemen klinis. Staf medis diterima
bekerjadi rumah sakit setelahmelaluiprosespenapisanoleh
Medical Staff Organization. Kepada setiap staf medik
ditetapkanclinical privelege(izin melakukantindakan medis
di rumah sakit) sesuaidenganlisensi,kompetensi,keahlian,
dan pengalamannya.Pengangkatanstaf medis harusdengan
persetujuanGoverningBody.

Yang membedakanrumah sakit dari korporat lain adalahkeberadaan


staf medis ini dan keunikan Sifat interaksi terapeutik merekadengan
pasien, serta akuntabilitas mereka yang terkait dengan interaksi
profesional itu. Mereka merupakan kesatuanyang mengatur diri
sendiri (self-governingentity). Karena itulah mereka punya bylaws
sendiri (Medical Staff Bylm,s).
Tiga 'kaki' atau kelompok fungsional yang berbedaitu adalah
pengemban kekuasaan yang klasik di rumah sakit Amerika.
Kekuasaan atau power adalah sinonim dengan pengaruh dan
wewenang.Atau, kekuasaandapat juga didefinisikan sebagaikekuatan
yang dapatmenghasilkanperbuatan atau aksi, yang tidak mungkin
terjadi jika kekuatan itu tidak ada. Tiga kelompok di atas masing-
masing mempunyai kekuasaanatau kekuatan di rumah sakit yang
sumbernya berbeda. Dasar hukum kekuasaanGoverningBo4 adalah
karenamereka mewakili pemilik (yang adalah badan hufum) dalam
membina dan mengawasipengoperasianrumah sakit. CEO mendapat
wewenang formal dari Governing Body untuk menjalankan
manajemenrumah sakit sebagai institusi. Sedangkankekuatan dan
pengaruh Medical Staff mempunyai latar belakang historis, sosial,
serta berdasar padakompetensi akademis dan teknis yang melekat
pada pelaku profesi itu. Sebagian dari pengaruh mereka bersumber
dari konsumen, karenakompetensiprofesional mereka dibutuhkan
oleh masyarakat.

Secara historis, sejak perkembanganrumah sakit Amerika pada


dekade-dekadeawal abad yang lalu, sebagian terbesarrumah sakit
adalahinstitusi yang tidak berorientasi laba (not for profi\. Dokter
bukan pegawai yang digaji oleh rumah sakit. Dokter adalah
pengembanprofesi bebas yang tidak penuh waktu berada di rumah
sakit. Hubungan kerjanya dengan rumah sakit adalah hubungan
kemitraan; rumah sakit menyediakan sarana,alat, dan personil
pembantu,sedangkan dokter secaraperoranganmengobatidan merawat
pasiennyadi saranaitu. Para dokter bekerja sendiri-sendiri,masing-
masing dokter' tidak menclmpuri urusan dan pekerjaansejawatnya
yang lain. Manajemenrumah sakit juga tidak mencampurisoal-soal
teknis-medisyang dilakukan oleh dokter terhadap pasiennya.Oleh
karena itu, pada awalnya dulu rumah sakit (:CEO dan Governing
Body) dianggap umum atau menganggap diri tidak ikut
bertanggungiawab terhadap apa yang dilakukan oleh dokter terhadap
pasiendi rumah sakit.
Setelah tahun 1965 anggapan demikian dianggap salahmenurut
keputusan hakim dalam perkara pasien Darling melawan Charleston
CommunityMemorial Hospital tahun 1965, dan kemudian perkara
pasienGonzalesmelawanMercy General Hospital danDr. JohnJ. Nork
di Sacramento tahun 1973. Dalam dua kasus berbeda itu, pasien
dirugikan karenakesalahan tindakanmedis oleh dokter.Dalamperkara
pasi-n Gonzalesyangmenjadilumpuh setelah dioperasioleh Dr. Nork,
dibuktikan dalam pengadilan, bahwa dokter itu telah melakukan 36
operasi yang sejenissebelum operasipadaGonzales,yang semuanya
gagal. Rumah sakit Mercy ikut dijatuhkan hukuman atas asas
corporate liability karenatidak melindungi pasienterhadap tindakan
seorang dokter yang jelas buruk mutunya. Governing Body (sebagai
penanggung jawab hukum dan moral tertinggi di rumah saki$
dinyatakan bersalahdan ikut dijatuhi hukuman,karena seharusnya
sudah lama mengakhiri clinical previlege yang diberikan kepada Dr.
Nork yang tidak kompetenitu.

Kelahiran Medical Staff Orgonization (MSO) Dan Medical Staff


Bylaws

Sistem kerja tanpa pengawasanterhadaprumah sakit dan terhadap


dokter seperti diuraikandi atas ternyata tidak sehat. Ini sebenarnya
sudah terbuktikira-kira setengahabad sebelumkasus Dr. JohnJ. Nork.
Ketika dalam tahun l9l7 oleh sekelompok ahli bedatr dilakukan
survai terhadapsejumlah besar rumah sakit di Amerika bagianutara,
temyata hasilnya memalukan bagi banyak pihak karena buruknya
kondisi sebagianbesarrumah sakit itu danburuknya kineda banyak
dokter. Antara lain, terbukti banyakjuga orang yang menyatakandiri
dokter sebenarnya tidak punya kualifikasi yang formal dan
kompetensiyang dapat dipertanggungjawabkanuntuk jabatan itu.
Banyak rumah sakit tidak memenuhi syarat-syaratkebersihanyang
paling dasar. Angka infeksi rumah sakit tinggi. Angka kematian
karenaoperasijuga tinggi sekali.

Situasi ini menjadi pencetusbagi The American College of Surgeons


yang baru dibentuk untuk menjalankan suatu Hospital
StandardizationProgram. Isi programstandardisasi yang paling awal
ini sederhanasaja. Di rumah sakit yang secara sukarela mau ikut
program ini harus dibentuk Medical Staf Organization. Organisasi
yang menghimpun dan secara otonom mengatur para dokter ini
memilih sendiri Ketuanya Dari sinilah mulainya sejarahkeberadaan
Medical Staff Bylaws yang tidak lain adalah Anggaran Dasar
OrganisasiStaf Medik tadi. Semuadokter yang bekerja di rumah
sakit wajib menjadianggotaorganisasiini jika memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan. Dokter baru yang mau bergabung dengan rumah
sakit harus rnelalui proses penapisan yang dilakukan oleh
Credentialing Committee dari organisasi tadi. Clinical privilege (hak
melakukantindakan medik yang ditentukan) yang diberikan kepada
seorang dokter di rumah sakit juga ditentukan oleh hasil penilaian
komite ini. Ada Komite Etika dan beberapa Komite lain dalam
organisasi staf medik. Ada keharusanbagi dokter-dokteruntuk secara
teratur menghadiri pertemuan-pertemuan staf medik untuk
membicarakanmasalah-masalah dalam pelayanan medis.Salah satu
kewajibanpenting lain yang ditentukan dalam Medical Staf Bylaws
sejak awal itu adalah keharusanbagi dokter untuk memelihararekam
medis yang akurat.
Demikian juga, ada beberapalarangandan ketentuansanksi bagi
dokter yang melanggar pasal-pasaldalam Bylm,s. Sanksi yang
paling berat adalahdikeluarkan dari Medical Staf Organization yang
berarti hilang hak untuk bekerja di rumah sakit yang bersangkutan.
Perilaku atau kinerja yffig buruk akan menjadi batran pertimbangan
bagi Credentialling Committee rumatr sakit lain untuk menolak
lamaran jika seorang dokteryang sebelumnyabekerja di tempat lain
ingin bekerjadi rumahsakit baru. Ini adalatr sumber wibawa juga
bagi Medical Staff Organization untuk mengatur perilaku dan
meningkatkan mutu profesional para anggotanya. Seorang dokter
akan menjagadiri agar melakukanprofesidan berkelakuandenganbaik
agar tidak dikeluarkan dari suatu rumah sakit karena kinerja yang
buruk, karena jika itu sampai terjadibaginyaakan tidak mudahuntuk
dapat bekerjadi rumahsakit lain.

Hospital StandardizationProgram yang diawali para ahli bedahitu


terbukti dalam waktu singkatdapat meningkatkan mutu pelayanan
rumah sakit. Program standardisasiini adalahcikal bakal kegiatan
akreditasi sukarela rumah sakit Amerika yang dilaksanakanoleh The
Joint Commissionon theAcueditation of Hospl'talsmulai tahun 1950-
an.

Tujuan Hospital Bylaws

Dari berbagai penjelasandi atas dapat dibuat kesimpulan, bahwa


Hospital Bylaws adalah peratuqanyang ditetapkan sendiri untuk
mengatur perbuatan-perbuatah pihak-pihak di rumah sakit. Peraturan
intemal itu adalah 'bingkai' atau 'kerangka' (framewor,k/untuk
melaksanakan manajemen dan mentaatihukum, yang di dalam
cakupannyarumah sakit berupayamenjalankanmisinya dengan baik
dan legal. Oleh karenaitu, bylows dapat sangatberdampakpositif
terhadappengoperasiansebuahrumah sakit modem. Bylaws mengatur
hubungan antara Governing Board dengan manajemen, antara
manajemendenganpara dokter yang memberiasuhanmedislangsung
kepadapasien, dan juga garis-garis besartanggungjawab para dokter
sebagai kelompok kepada Governing Body. Bylaws memberi staf
medik jaminan tentang terciptanyalingkungan yang mantap dan
kondusif, sehinggamereka dapatmengambil keputusan klinis dan
melakukan tindakan medis sesuaidengan kebijakandan tujuan rumah
sakit. Dalam perkembanganselanjutnya, Medical Bylmusmendapat arti
baru yang sangatpenting,yaitu proteksi terhadappasien.
Jiwa dan substansi bylaws tentu tidak boleh bertentangandengan
nilai-nilai moral dan ketentuanhukum negara.Jika itu dipenuhi, dan
para pelaku profesional di rumah sakit berdisiplin dan taat pada
peraturan yang mereka buat sendiri, Hospital Bylan,s punya kekuatan
hukum untuk melindungi mereka. Sebaliknya,jika merekamelanggar,
ketentuan-ketentuan dalam Hospital Bylm,s pulalatr yang dipakai
untuk menjatuhkansanksi internal kepadamereka.

Dua Komponen Bylaws di Rumah Sakit Amerika

Manajemenrumah sakitdapat dipilah dalam dua bidang utama:


l. Corporate governance, yang mengaturaspek institusional
dan
aspek bisnisdalam penyelenggtuaan rumahsakit. Corporate
' governance
bertujuan menunjang terlaksananya good clinical
governance.
2. Clinical governance, yang mengatur aspek pemberian
layanandan asuhanklinis langsungkepadapasien.

Dari kenyataandi atas,dapat dimengerti bahwa di Amerika sampai


sekarangHospital Bylaws terdiri atas dua komponen:
l. Corporate Bylaws,yang pada dasarnyasama denganbylaws
untuk korporat-korporatbadan usaha lain secaraumum.
2. Medical Staff Bylaws, yang khusus mengatur tenaga
profesi medisdll yang memberikanasuhankepadapasien

Kedua komponen daribylaws itu harus dimiliki oleh tiap rumah sakit
di sana. Yang mengharuskan adalah Negara Bagian (State) yang
bersangkutan,yang mengeluarkanizin operasionalrumah sakit,jika
rumah sakit 'itu memenuhi syarat-syaratyang ditetapkan dalam
LicensureLaw (UU Perizinan)dan paraturan-peraturan lain yang terkait.
Salah satu dari syarat itu adalah,bahwa rumah sakit itu harus
memiliki Hospital Bylaws. Di samping itu, The Joint Commissionon
the Accreditation of Health Care Organizations (JCAHO) - badan
non-pemerintah yang melakukan akreditasi rumah sakit dan sarana
kesehatanlain - juga mengharuskan adanya bylaws bagi rumah sakit
yang secara sukarelameminta diakreditasi.Hanya rumah sakityang
berstatusterakreditasidapat ikut serta padaprogramasuransikesehatan
PemerintahFederal(Medicare)dan dapatdiakui sebagaiinstitusitempat
pelaksanaanprogftrmresidensi('magang')bagi calon dokter. Karena
keikutsertaanpada program Medicaremembawa keuntunganfinansial,
dan pengakuansebagai institusiyang layak untuk tempatpendidikan
dokter juga punya nilai tambah, setiaprumah sakit berupayakeras
untuk lulus akreditasi.Termasukmenyiapkanbylaws yang memenuhi
kriteria yang ditetapkanJCAHO.
Corporate Bylaws

Hospital Corporate Bylaws (ada juga yang menamakannyaHospital


Administration Bylaws)dapat lebih lanjut dipilah lagi menjadi dua
jenis dengansubstansiberbedatergantung pada status pendaftaran
rumah sakit yang bersangkutan. Jika rumah sakit itu terdaftar
(incorporated) sebagai badan usahaberorientasi mencari laba (or
pro/it), ia tunduk dan diatur oleh General Corporate Law. Sedangkan
jika rumah sakit terdaftar sebagaibadan usaha not for profit, maka
ia diatur oleh Nonprofit Corporation Law. Jiwa dan isi General
Corporate Law tentu berbeda dengan Nonpro/it Corporation Law.
Mungkin tidak sama benar, tetapi jika dibandingkan dengan keadaan
kita sendiri, rumah sakit sebagaibadan usaha bertujuan laba diatur
oleh Undang-UndangNo. I tahun 1995 tentang PerseroanTerbatas,
sedangkanrumah sakit nirlaba yang diusahakanoleh yayasansosial,
keagamaan, atau kemanusiaantunduk pada Undang-UndangNo. 16
tahun 2001tentang Yayasan.

Corporate Bylaws dibuat sesuai kebutuhan. Oleh karena itu,


substansinyaberbeda antara satu rumah sakit dengan rumah sakit
lain. Namun demikian, ada kesamaanpokok-pokok sebagai muatan
semua Corporate Bylaws rumah sakit. Tidak tergantungpada lokasi
dan jenis rumah sakit, pokok-pokok substansi yang sama yang
ditetapkanoleh JCAHO dalam Accreditation Manual for Hospitals
tentangGoverningBody rumah sakit adalah:
l. Pemyataanvisi,misi,p€rffi,dan tujuan rumah sakit.
2. Kewajiban dan tanggungjawab dari Governing Body.
3. Mekanismeuntuk memilih anggota-anggota Governing
Body.
4. Struktur organisasi Governing Body, termasuk
mekanisme pemilihan pejabat-pejabatnya, tanggung
jawab para pejabat itu, prosedur-prosedurtentang
rapat-rapat,komposisi dan tanggung jawab komite-
komite dalam Governing Body, keikutsertaananggota-
anggotastaf medik dalam komite-komiteitu.
5. Hubungan antara Governing Body dengan CEO dan
Staf Medik rumah sakit.
6. PersyaratantentangpenetapanStaf Medik.
7. Persyaratantentang penetapanorganisasi-organisasi lain
(auxi Iiary or ganiza! i ons).
8. Mekanisme untuk penetapan bylaws dari Governing
Body.
9. Mekanismeuntuk menilaiulang dan merevisi bylaws.

9
Dapat ditarik kesimpulan, sebagian terbesar isi corporate bylav,s
rumah sakit adalah tentangGoverningBody dan hubunganfungsional
badan ini dengan Direksi dan Staf Medik rumah sakit. Dapat
dikatakan, corporate bylaws adalah peta petunjuk jalan (roadmap)
untuk pengoperasianrumah sakit sebagai badan usaha. Dapat juga
dikatakan,corporatebylau,srumahsakit adalah'perpanjangan tangan'
ke dalam rumah sakit dari hukum administrasiyang berlaku.

Medical StuIf Byhws

Seperti dikatakan di atas, Medical Staf Bylaws, Rulesand Regulations


adalah peraturan internal yang mengatur staf medik yang bekerja di
rumah sakit. Peraturan itu disusun sendiri oleh Medical Staff
Organization(MSO),tetapi harus mendapatpengesahandari otoritas
tertinggi, yaitu GoverningBody rumah sakit. Baik MSO maupun
GoverningBody tidak berhak secara sepihakmengubah isi ifcdiccl
Staff Bylaw.ryang sudahdisetujui.
Sekalipun ada kebebasandalam men)rusun, nanlun The Joint
Commission on the Accreditationof Healthcare Organizations
menetapkanMedical Staff Bylaws paling sedikit harus memuat hal-
hal esensialsebagaiberikut.
l. Uraian tentang garis-garisbesar Organisasi Staf Medik
(Medical Staff Organization.)
2. Prosedur tentang pemberian dan pengakhiran izin
(privilege) menjadi anggotaStaf Medik.
3. Pernyataantentang kualifikasi yang harus dimiliki untuk
menjadi anggotaStaf Medik.
4. Pemyataantentahgetika.
5. Persyaratan tentang pertemuan-pertemuanStaf Medik
secarateratur.
6. Persyaratantentangmemelihararekam medis yang akurat
dan lengkap.
7. Pernyataantentangkewajibanmengirimkanjaringan yang
dikeluarkan pada waktu operasi untuk pemeriksaan
patologi.
8. Kewajiban memeriksasemua pasien pada waktu masuk
rawat dan mencatatdiagnosispra-bedah.
9. Peraturanyang menetapkanoperasi hanya boleh dilakukan
jika ada persetujuan pasien atau walinya yang syah
menurut hokum(informed consent),kecuali dalam keadaan
darurat.
10. Penyataantentangpersyaratanmelakukankonsultasi.
I l. Pernyataantentang keharusandokter memberi instruksinys
secaratertulis.

l0
12. Jika dokter gigi juga diterima menjadi anggota Staf
Medik, hanrs ditambahkan peraturan khusus yang
mengatur mereka.

Rangkuman

Telah diulas secararingkas tentang 'opo, mengapa,dan untukapa'


Hospital Bylaws. Dimulai dengan sejarah singkat perkembangandi
Amerika sejak tahun 1920-antentang kelahiran Medical Staff Bylnvs
dan Corporate Bylaws, sebagai dua komponen dai Hospital Bylmvs
yang masing-masing mengatur tentang manajemen asuhanklinis
(clinical governance)dan manajemenrumah sakit sebagaibadan usaha
(corporate governance).Model Amerika ini banyak dipelajari negara
lain, dan kemudian diterapkan dalam situasi sendiri dengan
penyesuaianseperlunya.

Dapat diikhtisarkan,bahwa:
l. Hospital Bylnvs adalah Konstitusi, Statuta,AnggaranDasar,
atau PeraturanDasar Internal Rumatr Sakit, yang disusun
sendiri dan diberlakukan secara intemal untuk masing-
masing rumah sakit. Peraturan Dasar Internal ini menjadi
efektif dan punya kekuatan hukum setelah disetujui oleh
GoverningBody rumah sakit.
2. Sebagai lazimnya suatuKonstitusi, Hospital Bylaws hanya
bermuatanhal-hal yang pokok saja, tidak tentang hal-hal
operasionaldetail seperti misalnyabesarantarif jasa. Hal-hal
seperti itu ditetapkan dengan PeraturanDireksi (Rulesand
Regulations)yang . tentu tidak boleh bertentangan dengan
Hospital Bylaws (Dapat dibandingkandengan fungsi dan
kedudukanUndang-Undang dan PeraturanPemerintah).
3. Muatan pokok Hospital Bylaws adalah tentang tugas,
kewenangan,hubungan fungsional,dan tanggung jawab tiga
organ pemegang kekuasaanyang sumbernyaberbeda di
rumah sakit,yaitu GoverningBody, CEO, dan Medical Staff,,
4. Governing Body bertanggungiawabmenetapkan kebijakan
dan objektif rumah sakit, menjaga mutu asuhanprofesional
kepada pasien,dan menyediakanmanajemenyang tepat dan
rencanapengembangan institusi.
CEO yang diangkat oleh Governing Body bertanggungiawab
tentang pengoperasianrumah sakit dengan cara yang sesuai
dengankewenanganyang diberikan oleh Governing Body.
Medical Staff Organization bertanggungiawabsecara
keseluruhan kepadaGoverning Body tentangmutu jasa-jasa
profesionalyang diberikan oleh orang-orangyang ditentukan
clinical privileges-nya di rumah sakit. MSO harus

ll
menetapkan mekanismeuntuk menjaminbahwamerekayang I t
diberikanclinical privileges melakukantindakan klinis sesuai
denganstandarprofesidan dalam batas-batas yang diizinkan.
5. Hospital Bylav,s terdiri atas dua komponen: Corporate
Bylaws dan Medical Staff Bylmts. Sekalipun muatan
. Hospital Bylm,s untuk tiap rumah sakit tidak harus sarna,
JCAHO menetapkanmuatan esensial yang paling minimal
untuk itu.
6. Tujuan Hospital Bylm's;
-memberi pedoman bagi CEO dalam menjalankan
corporate governance,
-menciptakansuasana yang kondusif bagi staf medik untuk
mengambil
keputusan klinis dalam melaksanakan good clinical
governance,dan
ancamansanksi bagi staf medik yang bekerja tidak sesuai
dengan
clinical previlege yang diizinkan.
-jaminan bagi pasienbahwa ia akan mendapatpelayanan
medis yang
bemutu danbahwa hak-haknyaakan dihormati.
7. Karena besarnyavariasi antara rumahsakit-rumahsakit dalam
banyak hal,
substansi Hospital Bylaws tentua tidak mungkin sama dan
seragam.Yang
dapatdiseragamkanadalahformatnya.

Wacana Tentang Hospilal Bylaws untuk Indonesia

Setelah membicarakangaris-garisbesar tentang Hospital Bylaws di


Amerika, kiranya perlu wacana tentang apakah Hospital Bylaws
seperti itu dapat diterapkan untuk rumah sakit kita sendiri. Untuk
menjawabpertanyaanitu, harusdikaji dulu:
l. Apakah tiga unsur utamayang menjadi fokus pengaturan
oleh Hospital Bylnvs rumah sakit Amerika (GoverningBody,
CEO, dan Medical Stafr) sesuai dengankeadaan di rumah
sakitkita sendiri ?
2. Jika tidak sesuai, bagaimanasebaiknyaformat dan substansi
Hospital Bylau,sIndonesia?

Wacanatentang isu-isu itu akan disampaikandalam Makalah II dan


ilt.

t2
MAKALAH II:
MEMBANDINGKAI\I ORGANISASI
RIJMAH SAKIT AMERIKA DAN INDONESIA

SamsiJacobalis

Pendahuluan

Dari wacana dalam Makalah I denganjudul UlasanTentang Hospital Bylaws,


kita dapat memahami tentang hakekat,tujuan, komposisi, dan substansi
Hospital Bylaws secara umum di negeriasalnya; Amerika. Kita mengerti,
bahwa pada dasarnya Hospital Byla'ws Amerika menetapkan dan mengatur
tentang tugas, kewenangan,hubungan fungsional, dan hubungan tanggung
jawab antara Governing Body, Chief Executive Oficer, dan Medical Staff
Organizationdi rumah sakit. Tiga organ itu ditamsilkansebagai kaki-kaki
dari tempat duduk berkaki tiga (a three-leggedstool) yang bersama-sama
menentukanmantaptidaknya tempat duduk itu. Mereka adalah pemegang
kekuasaanyang berbeda,yang denganHospitalBylaws secarainternal diatur
keseimbangandan keserasiandalam menjalankanfungsi, kewenangan,dan
tanggungjawab masing-masingdalam melaksanakan misi rumah sakit secara
Kewenangandantanggung
keselunrhan. jawab moral dan hukum yang tertinggi
ada pada Governing Body.

Wacanadalam Makalah II ini adalah tentang apakah unsur-unsurutama di


rumah sakit yang diatur oleh Hospital Bylau,s Amerika itu samadengan
kenyataandi rumah sakit Indonesia.

Kepemilikan Dan Badan Hukum Pemilik Rumah Sakit Di Indonesia

Jika kita akan menyusunHospital Bylaws untuk rumah sakit Indonesia


denganmenjadikan model Amerika sebagai pembanding atau benchmark,
tentu pertama-tamaharus dikaji sejauh mana ada kesamaanatau perbedaan
antaratiga organ tersebut di atas dengan kenyataandalam pengorganisasian
rumahsakitIndonesia.

Rumahsakit kita sangat bervariasidalam banyak hal (demikianjuga keadaan


rumah sakit di banyak negeri lain), a.l. tentang kepemilikan,jenis,
pengorganisasian,kapasitas, misi, tujuan, sumberdaya,sarana, dan tingkat
perkembangan.Ini membuatpengkajian tentang analogi antara rumah sakit
di Amerika dengankeadaandi rumah sakit Indonesiaseperti membandingkan
apel denganpisang; sama-sama buah,namundua buah itu berbedadan varietas
masing-masingbuahcukup banyak.
Oleh karena pemilik sangat menentukanjatidiri utamasebuahrumah sakit,
kepemilikandan badan hukum pemiliknyaakan dijadikan titik tolak untuk
mengkajiperumahsakitankita dalam pembandingandengan sistemdi Amerika,
khususnyamenyangkuttigaorgantersebutdi atas.

Kepemilikan dan badan hukum pemilik rumah sakit di Indonesia dapat


dipilah menurut baganberikutini:

RUMAH SAKIT

MILIK NEGARA
(Dep.-2,TNI, Polri, Pemda,BUMNiBUMD)

Non-Perjan Perjan BUMN BukanPemodal Pemodal


(PP6/2000)

R.s.: unit R.s.: R.s.=,SBU -Perk. sosial,agama -PT


pelaksana dfm Perusa- (Strat.Business dan kemanusiaan 'BU lain
sist. Birokrasi. haan. Unit) atauanak -Yayasanllama; -Usaha
perusahaandari -Yayasan(uu.No.1612001).
pribadi/
BUMN. Contoh: keluarga.
- KrakatauSteel -KoPerasi.
- Pertamina.

Bagan di atasmenggambarkan,bahwadari aspekkepemilikan rumah sakit


kita dapatdipilah dalam dua kelompok besar; rumah sakit milik Negara
(Departemen-Departemen,TNI, Polri, Pemda,BUMN/BUMD) dan rumah sakit
milik swasta.

Rumahsakit milik Negaramenurut status hukumnyadapat dipilah lebih lanjut


dalam:
- Rumah sakit bukan Perjan, yang adalah unit pelaksanateknis
pelayananmedik dalam sistem birokrasi pemerintahanatau aparat
Negara.
- Rumah sakit dengan badan hukum PerusahaanJawatan(Perjan
menurutPP No. 6 tahun2000).Padasaatini baru ada 13 rumahsakit
Pemerintahyang sudahdiubah menjadiberstatusPerjan.
- Rumah sakit milik BUMN yang umumnya sudahdiubah statusdan
fungsinyamenjadianak perusahaan atauStrategicBusinessUnit yang
mandiri. Sebagai contoh adalahRumah sakit-rumahsakit milik
Pertaminadan KrakatauSteel.

Rumah sakit milik swastadapat dipilah dalam kelompok Bukan Milik


Pemodal dan Milik Pemodal(investor).Rumah sakit bukan milik pemodal
umumnyadibangunsebelum tahun 1960-an.Badanhukum pemiliknya adalah
Perkumpulanatau Yayasansosial,keagamaan, atau kemanusiaanyang (setidak-
tidaknyapada awal pediriannya)tidak bertujuanmencari laba.
2
Menurut informasi, UU barutentang Perkumpulansosialsedangdalam proses
untuk direvisi. UU No. 16 tahun2001tentangYayasanmengharuskan Yayasan
model lama menyesuaikan diri dengan UU baru itu yang mulai diberlakukan
tanggal 6 Agustus 2002,denganmasatransisi sampai lima tahun kemudian.

Rumah sakit milik pemodaldidirikan sejak tahun 1980-an,setelahada


kebijakan baru Depkesyang memungkinkanbadan hukum lain selain Yayasan
juga memiliki dan mengoperasikanrumahsakit. Pemodal adalahperorangan
atau badan usaha,baik domestik maupun asing. Tujuannya memang sejak
awal berbisnisjasa rumah sakit, yaitu mencari laba dari modal yang
diinvestasikanmembangundan mengoperasikanrumah sakit. Bentuk badan
hukum yang lazimnya dipilih untuk rumatr sakit milik pemodal ini adalah
PerseroanTerbatas(PT), walaupun di masa lalu ada juga pemilik modal
yang membentuk Yayasansebagai wahana unfuk menyelenggarakanrumah
sakit. Bentukkepemilikanyang juga mungkin adalah Koperasi.

Dalam wacanaini tidak ditinjau tentang rumahsakit yang dioperasikanoleh


perusahaan-perusahaan asing yang mendapat konsesi perminyakan dan
pertambangan di Indonesia,seperti Caltex dan Freeport. Mungkin sekali
mereka menerapkanketentuan-ketentuantentang penyelenggaraan rumahsakit
seperti yang berlaku di negaranyasendiri.

PerbandinganOrganisasi

Pengorganisasiansuatulembaga dengan fungsi kemasyarakatan sepertirumah


sakit adalah produk perkembangan sejarah,sosial,politik, ekonomi,dan budaya
suatu bangsa.Perkembangan itu r4enghasilkanciri khas yang mungkin tidak
ditemukanpada bangsa lain, misalnyaantara lain lembaga Governing Body
dan Medical Staff Organizationpadarumahsakit Amerika.

Berikut ini dikaji tentangada atau tidaknya analogi antara Governing Body,
CEO, dan Medical Staff Organizationdalam organisasirumahsakit Amerika
denganrumah sakit milik Negara dan milik swastakita. Untuk pengkajian
itu, kiranya perlu diulangi lagi penjelasantentang kewenangandan tanggung
jawab tiga badanitu sepertiyang a.l. ditemukandalamAccreditation Manual
for Hospitals yang diterbitkan oleh The Joint Commissionon the
Accreditationof Hospitals.

Governing Body rumah sakit adalah unit terorganisasi yang


bertanggungjawab untuk menetapkankebijakandan objektif rumahsakit,
menjaga penyelenggaraanasuhan pasien yang bermutu, dan
menyediakanperencanaan sertamanajemeninstitusi.
CEO diangkat oleh Governing Body dan bertanggungjawab untuk
pengoperasianrumatr sakitdengancarayang sesuaidengan kewenangan
yang diberikan oleh Governing Body.

Medical Staf Organization (MSO) adalah staf medik tunggal yang


. bertanggungjawab secaramenyeluruhuntuk mutu jasa-jasaprofesional
yang diberikanoleh staf medikyang diberikanizin melakukan tindakan
klinis (clinical privileges). MSO punya akuntabilitaskepada Governing
Body tentang itu. MSO harusmenetapkan mekanisme yang menjamin
bahwa semua staf medik dengan izin tindakan klinis memberi jasanya
dalamcakupan yang ditentukandalam pemberianizin itu.

Berikut ini akan dikaji tentang adaatau tidaknyafungsi dan tanggungjawab


seperti tiga organ Amerika itu di rumah sakit Indonesiamenurutklasifikasi
kepemilikannya.

Governing Body.

l. Pada rumah sakit Pemerintahbukan-Perjan.


SebelumPerjanisasirumah sakit Pemerintalr" tidak ada badaninternaldi atas
Direksi RumahSakit yangkira-kira dapatdisamakandenganGoverning Body.
Direktur atauKepala Rumah Sakitlangsungbertanggung jawab kepadapejabat
di eselon lebih tinggi di atasorganisasirumah sakit dalam jajaranbirokrasi
yangberwenang mengangkatdanmemberhentikannya.
Memang,Pasal46 KeputusanMenkesNo. 983/MENKES/SK/XI/1992tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum menetapkantentang Dewan
Penyantundenganpenjelasansebagaiberikut:
(l) Dewan Penyantunadalah Kelompok Pengarah/ Penasihat
yang keanggotaanya terdiri dari unsur Pemilik Rumah
Sakit,unsurPemerintah,dan Tokoh Masyarakat.
(2) Dewan Penyantun mengarahkan Direktur dalam
melaksanakan Misi rumah sakit dengan memperhatikan
kebijaksanaan yang ditetapkanoleh Pemerintah.
(3) Dewan Penyantundapat dibentukpada Rumah Sakityang
ditetapkansebagaiUnit Swadana.
(4) Dewan penyantun ditetapkanoleh Pemilik Rumah Sakit
untuk masakerja 3 (tiga)tahun.

Namun, dari uraian tentang ayat-ayat Pasal 46 itu dapat dilihat bahwa
Dewan Penyantuntidak dapat disamakandenganGoverning Body rumahsakit
Amerika yang wewenangnyajauh lebih besar. Dewan penyantunhakekatnya
hanyalah suatubadanpenasihat(advisorybody). Di samping itu, tidak semua
rumah sakit Pemerintahada Dewan Penyantunnya.
2. Pada rumah Sakit Perjan.

Sampai sekarang baru ada 13 rumah sakit Pemerintah dengan status


PerusahaanJawatan (Perjan)seperti yangditetapkan dengan PP No. 6 tahun
2000. Untuk masing-masingdari rumah sakit itu ditetapkan PP Pendirian
Rumah Sakit Perjantersendirilagi yang mengacu pada PP No. 6 tersebut.
Masing-masingPP PendirianRumahSakit Perjanitu menetapkantentang a.l.
persyaratan, pengangkatan,pemberhentian,komposisi, tugas, kewajiban,
wewenang, tanggung jawab, dan hubungan fungsional Dewan Pengawasdan
Direksi.

Tentang uraian jabatan DewanPengawasdirinci dalam PP No. 6 tahun2000


sebagaiberikut:
(l) Dewan Pengawasbertugasuntuk:
a. melaksanakanpengawasan terhadappengurusanPerjanyang
dilakukanoleh Direksi,
b. memberi nasihat kepadaDireksi dalam melaksanakan
kegiatankepengurusanPerjan.
(2) Pengawasansebagaimana dimaksuddalam ayat(l) huruf a,
termasukpengawasan terhadappelaksanaan:
a. RencanaJangkaPanjangdan RencanaKerja dan Anggaran
Perjan.
b. ketentuan-ketentuan dalam PeraturanPemerintahini.
c. ketentuan peraturanperundang-undanganyang berlaku.

Dari rincian di atas, dapat dilihat bahwa Dewan Pengawas terutama


berfungsi mengawasi(controlling) dan memberi nasihat (advisory) terhadap
Direksi,dan bukangoverning daiamarti lebih luasseperti yang dilakukan oleh
Governing Body di rumah sakit Amerika. Jelas juga, bahwa fungsi
pengawasanlebih tertuju padacorporategovernance,dan sama sekali tidak
disinggung tentangpengawasan terhadapclinical governance.Malahan,tidak
adauraiantentang hubunganfungsionaldan hubungan tanggungjawab antara
Dewan Pengawasdan StafMedik atauStaf Klinik di rumah sakit. Demikian
juga, tidak ditegaskanbahwa DewanPengawas- seperti halnya Governing
Body di Amerika - adalah penanggung jawab moral dan hukum tertinggi
dalampengoperasianrumah sakit.

3. Pada rumah sakit BUMN yang sudah diubah menjadi anak


perusahaan
atau SBU.

Badan usaha besarex-milik Belanda(pertambangan, perminyakan,pelayaran,


perkebunan)yang memiliki rumah sakit dijadikan BUMN dan kemudian di-
Demikian juga BUMN yang dibangunoleh R.I. sendiri
PT (Persero-kan).
(Pertamina,Krakatau Steel,)umumnyasudah di-PT-kan. Rumah-sakitmilik
perusahaan-perusahaan itu sekarang umumnya sudah dijadikan anak I t'

perusahaan atau unit usaha strategis (Strategic Business Unit) yang dikelola
secara mandiri. Pada umumnya manajemen dan struktur organisasi dari
rumah sakit sebagaianak perusahaanatau SBU dari BUMN itu sudah seperti
suatu PT, atau rumah sakit benar-benar sudah 'disapih' menjadi PT dengan
Dewan Komisaris / Pengawasdan Direksi.

4. Pada rumah sakit milik Perkumpulan, Yayasan (model lama), Badan


Usaha perorangan atau keluarga.

Dapat diamati, pada umumnya ada kesamaan persepsi, cara pandang, dan
perilaku pada pengurus Perkumpulan, Yayasan (model lama), dan Badan Usaha
milik perorangan atau keluarga sebagaipemilik rumah sakit terhadap Direksi,
staf klinik, dan karyawan yang bekerja di rumah sakit. Dalam persepsi umum
itu, pemilik adalah pemberi kerja (employer), sedangkan siapapun yang
menerima penghasilan dari rumah sakit adalah pekerja (employee), termasuk
Direksi dan para dokter. Paradigma sepihak tentang hubungan employer -
employee itu (yang umumnya tidak diakui oleh para dokter) seringkali jelas
terungkap dalam sikap 'Pengurus Harian' yang ditempatkan oleh pemilik di
rumah sakit. Dalam banyakcontoh mereka bertindak sebagaisuperdirel<si,
yang mengambil keputusan dan melakukan kegiatan-kegiataneksekutif sampai
hal yang kecil-kecil. Ada juga contoh di mana pemilik melakukan intervensi
terhadap dokter dengan misalnya menentukan agar pasien yang mampu
membayar ditahan lebih lama di rumah sakit, atau agar pasien yang mampu
dirawat saja di ICU sekalipun tidak ada indikasi medis untuk itu. Dalam
contoh-contoh kasus seperti di atas,Pengurus Harian seperti itu lebih berkuasa
daripada Governing Body Amerika, minus kesadaran tentang tanggung jawab
moral dan hukum, Jika ada masalah-masalahhukum atau moral yang muncul
dalam pelayanan rumah sakit kepada pasien, biasanya Pengurus Harian ini
cepat-cepat'cuci tangan' dan melemparkan beban tanggung jawab tentang itu
kepadaDireksi dan para dokter. Paradigma seperti itu umumnya adalah latar
belakang utama penyebabkonflik dan demotivasidi rumah sakit.

5. Pada rumah sakit milik PerseroanTerbatas(PT).

Pada rumah sakit yang dimiliki PT (atau di masa depan mungkin rumah sakit
itu sendiri berbadan hukum PT), ada tiga organ dengan kewenangan dan
tanggung jawab berbeda; Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite Medik.
Hanya saja, apakah Dewan Komisaris punya tugas, kewenangan,dan tanggung
jawab sama dengan Governing Body Amerika masih perlu ditinjau lebih
lanjut. Ada kemungkinan - seperti sama halnya dengan Dewan Pengawas pada
Perjan - Notaris yang dipercayakanmembuat akta pendirian PT hanya terbiasa
dengan PT secara umum dan tidak memahami tentang kekhususanrumah sakit.
Akibatnya, Dewan Komisaris hanya diberi tugas mengawasi dan menasihati
aspek corporate governance.
Sejauh yang diketatrui penulis, banr ada beberaparumah sakit swastamilik
PT di Jakartayang punya badanyang mengacupada GoverningBody seperti
di Amerika. Ada yang menamakannyaSteering Committee.

5. Pada rumah sakit milik Yayasan sesuai dengan UU No. 16 tahun


. 2001.

Beberapahal pokok yang perlu diketahuitentang YayasanmenurutUU yang


terdiri atas 14 Bab dan 73 Pasal ini, yang membedakannya dengan
Perkumpulandan PT sertakuat relevansinyadenganpenyelenggarrunrumah
sakita.l. adalah sebagaiberikut.
a. Yayasan adalah himpunanpengabdian orang-orangyang bekerjasec:ua
sukarela (sedangkan Perkumpulan adalah himpunan orang dan
Perseroanadalahhimpunanmoda[).
b. Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang
dipisahkandan diperuntukkanuntuk mencapaitujuantertentudi bidang
sosial, keagamaan,dan kemanusiaanyang tidak mempunyai anggota
(Pasall, 1).
c. Yayasan mempunyaiorgan yang terdiri atas Pembina,Pengurus,dan
Pengawas(Pasal2).
d. Yayasandapat melakukan kegiatanusahauntuk menunjangpencapaian
maksuddan tujuannyadengancara mendirikan badan usahadan/atau
ikut serta dalam suatu badanusaha{Pasal3, (l)}.
e. Yayasantidak boleh membagikan hasil usahakepadaPembina,
Pengawas, danPengurus{Pasal3, (2)).
f. Yayasan dapat melakukanpenyertaandalamberbagaibentukusahayang
bersifat prospektifdenganketentuanseluruhpenyertaantersebutpaling
banyak 25%. (dua puluh lima persen)dari seluruh nilai kekayaan
Yayasan{7, (2)}.
g. Anggota Pembina, Pengurus, dan Pengawas Yayasan dilarang
merangkapsebagai anggotaDireksi atau Pengurusdan anggotaDewan
Komisarisatau Pengawas dari badan usaha sebagaimana
disebutdi atas.
h. Kegiatan usahadari badan usaha sebagaimanadisebut di atasharus
sesuaidengan maksud dan tujuan Yayasansertatidak bertentangan
dengan ketertiban lunum, kesusilaan,dan/atauperaturanperundang-
undanganyang berlaku.
i. Yayasan memperoleh statusbadan hukum setelahakta pendirian
Yayasan oleh Notaris memperoleh pengesahan dari Menteri
Kehakiman danHak AsasiManusia.
j. AnggaranDasarYayasan daplt diubah,kecuali mengenaimaksud dan
tujuan Yayasan(Pasal l7). Perubahan AnggaranDasar hanya dapat
dilaksanakan berdasarkan keputusan rapat Pembina{Pasal 18, (l)},
yang dihadiri paling sedikit213dali anggota Pembina{Pasal18, (2)},
dan jika keputusan tidak tercapai berdasarpada musyawarah untuk
mufakat {Pasal 19, (l)}, keputusan ditetapkanberdasarkanpersetujuan
t i
paling sedikit 213darrseluruh anggota Pembina yang hadir {Pasal19,
(2)1.
k. Kewenangan,tugas, dan tanggungjawab organ-organ Yayasanadalah
a.l.:
-Pembina berwenangmengangkatdan memberhentikan
. anggotaPengurusdananggotaPengawas{Pasal28,(2),b\.
-Pengawas adalah organ Yayasan yang bertugas melakukan
pengawasan serta memberi nasihat kepada Pengurus dalam
menjalankan kegiatanYayasan{Pasal40, (l)}..
-Pengawas dapat memberhentikansementara anggota Pengurus
denganmenyebutkan alasannya{Pasal43, (l)}.
-Pengurus Yayasan bertanggungjawab penuh atas kepengurusan
Yayasan untuk kepentingan dan tujuan Yayasan serta berhak
mewakili Yayasanbaik di dalam maupun di luar Pengadilan
{Pasal35,(l)}..
-Dalam menjalankantugasdengani'tikat baik dan penuh tanggung
jawab untuk kepentingandan tujuan Yayasan,Pengurusdapat
mengangkat dan memberhentikanpelaksanakegiatan Yayasan
{Pasal35,(2)dan(3)}.

Jika dilihat dari rincian di atas,khususnya tentangkewenangan,tugas,dan


tanggung jawab organ-organYayasan (butir 1l), organ yang paling dekat
hubunganfungsionaldan tanggungjawab dengan Direksi rumah sakit sebagai
unit pelaksanakegiatan Yayasanadalahorgan PengurusYayasan.Oleh karena
itu, untuk rumah sakit yang merupakanbadan usahasuatu Yayasan,organ
Pengurusinilah yang potensialpaling dekatdengananalogi GoverningBody di
rumahsakitAmerika.

Chief ExecutiveOllicer (CEOI

Tiap rumahsakit- apapun badan hukum pemiliknyaatau badan hukumrumah


sakit itu sendiri- tentu punyaDireksi atau pimpinaneksekutif puncak. Namun,
kewenangan dan tanggung jawab Direksi masing-masingrumah sakit itu
bervariasi.

Pada rumah sakit bukan-Perjan,Direksi benar-benarberkedudukanpuncak


sekalipun kewenangandan otonominya terbatas.Secara struktural dalam
organisasirumah sakit, di atasDireksi di rumatr sakit tidak ada pejabat lain.
Direksi bertanggungjawab kepada.pejabat dalam eselon birokrasi di luar
rumah sakit. Dalam pengoperasianrumah sakit ia menjalankan kebijakan
yang ditentukanoleh instansi yang memiliki rumah sakit itu.
Pada rumah sakit Perjan,PP No. 6 tahun 2000 menetapkana.1.,"Anggota
Direksi diangkatdan diberhentikanoleh Menteri (yang bertanggungjawab di
bidang perumahsakitan) setelahmendapatpersetujuanMenteri Keuangan". Ini
berarti,Direksi rumah sakit Perjansudahmendapateselonyang lebih tinggi
daripadasebelumnya, dania bertanggung jawab langsungkepada Menteri.
Tentangtugasdan wewenangDireksiditetapkan:
a. Memimpin dan mengurusPerjan sesuaidengantujuan Perjan
dengansenantiasaberusahameningkatkan daya guna dan hasil guna.
b. Menguasai,memelihara,dan mengelolakekayaanPerjan.
c. Mewakili Perjan di dalam dan di luar Pengadilan.
d. Melaksanakan kebijakanpengembangan usahadalammengelola Perjan
sebagaimanayang telah digariskanoleh Menteri.
e. Menetapkankebijakanoperasional Perjan.
f. MenyiapkanRencanaJangkaPanjangdan RencanaKerja dan Anggaran
Perjan.
g. Mengadakan danmemeliharapembukuanserta administrasiPerjan
sesuaidengankelazimanyang berlaku bagi Perjan.
h. Mengangkat dan memberhentikan pegawai Perjan sesuai dengan
peraturanperundang-undangan yang berlaku.
i. Menetapkanhal-halyang berkaitandenganhak dan kewajibanpegawai
Perjan sesuaidenganketentuan peraturanperundang-undanganyang
berlaku,
j. MenyiapkanLaporanTahunandan Laporan Berkala.

Kewenangandan otonomi Direksi rumahsakit Perjan lebih besar daripada


Direksi rumah sakit bukan-Perjan.OtonomiDireksi itu mungkin relatif lebih
besar daripadadi rumah sakit Amerika,karenalebih terbatasnya kewenangan
dan tanggungjawab 'DewanPengawas dibandingkandengan Governing Body.
Dapat dikatakan,bahwa Direksi di sampingmenjalankanfungsi, kewenangan,
dan tanggungjawab eksekutifpuncak,juga memikul (paling tidak sebagian)
tanggungjawabgoverningyang di rumah sakit Amerikaadalahfungsi bukan-
eksekutif.

Dari uraian-uraian bahwa PP tentang Perjan


di atasdapatditarik kesimpulan,
Rumah Saftil tidak ada bedanyadengan PP tentang Perjan secaro umum.
Karakteristik rumah sakit sebagaiprodusenjasa-jasayang sangat berbeda
denganjasa-jasa lain secaraumumtidak terungkapdalamPP itu.

Padarumah sakit swastamilik Perkumpulan, Yayasan(modellama),danUsaha


peroranganatau keluarga,kewenangandan tanggungjawab Direksi - seperti
sudah dikatakan di atas- tergantung dari bagaimana pemilik memandang
Direksi. Jika mereka menganggap Direksi sebagai employeesamahalnya
dengan anggapanterhadapkaryawanlain yang 'makan gaji', mereka bersikap
sebagai superdireksiyang mengambil semua keputusan,sedangkanDireksi
dipandangsebagaipelaksana operasionalsaja. Tetapi, jika rumahsakit dalam
keadaankrisis, dan Direksi yang diangkatdiharapkandapat mengatasikrisis
itu karena pengalamandan wibawany4Direksi dapat menuntut otonomidan
kewenangan manajerial yang besar. Biasanya,tuntutan itu dikabulkan,sampai
keadaankrisis dapat atau tidak dapat diatasi. Jika krisis dapat diatasi,
biasanya dicari berbagai cara agar Direksi yang berhasil,namun sekarang
dianggapterlalu independenitu, dapat diganti.

Pada rumah sakit milik PT, kinerja Direksi dinilai menurut kaidah-kaidah
dunia bisnisyang sesungguhnya. Jika ia berhasil menjalankanbusinessplan
dan mencapai sasaran laba yang ditetapkan oleh RapatUmum Pemegang
Saham,ia dapat dipertahankan.Jika tidak, jabatannya diakhiri atau ia tidak
dipilh kembaliuntuk periodeberikutnya.

Dari ulasan di atasmengenaiCEO rumah sakit Amerika dan Direksi rumah


sakit Indonesia, mungkin dapat dikatakan secaraumum lingkup fungsi,
kewenangan, dan tanggungjawab operasionalmereka dalam prakteknyatidak
terlalu berbeda.Dapatditambahkan,di Jakartaadarumahsakit swastamilik PT
yang sudahmenggunakanistilah CEO dan COO (Chief Operating Ofricer)
sebagaijob title untukjabatan Direksi.

Medical Sta_[fOrganizati on (MSO.l

MSO adalah khas produk sejarah dan budaya Amerika, yang sejarah
kehadirannya sudahdiulas dalam Makalah I. Organisasi Staf Medik yang
mengatur dirinya sendirisecaraotonom (self-regulatingdan self-disciplining)
tidak pemah adadalamperumahsakitan Indonesia.
Yang dilembagakandi rumah sakit Indonesiaadalah KonsepKomite Medis
dan Staf Medis Fungsional(SMF) yang baru dikenaldalamorganisasirumah
sakit sejakdikeluarkannyaKeputusanMenkesNo. 983/MENKES/SK/XL/1992,
tentang Pedoman OrganisasiRumah Sakit Umum. Dalam proses
perkembangansejakkehadirannyasepuluh tahun yang lalu, Komite Medik
(KM) mendapatjatidiri danprofil sebagaiberikut:
. KM sudah ada di sebagianbesarrumah sakit,baik milik Negara
maupun milik swasta. Di rumahsakit swasta, mungkin terutama
terdorong untuk memenuhisalah satu syaratlulus akreditasi. Derajat
keaktifan dan keefektifanKM dalam organisasirumahsakit bervariasi,
a.l. sangattergantungpada peran Direktur dan KetuaKM.
. KM adalah wadah non-strukturaluntuk tenaga medis (dokter dan
dokter gigi), walaupunbukandokter (perawatdan sarjanakefarmasian)
juga menjadianggotadalamPanitia-PanitiaatauSubkomite-Subkomite.
o Ketua KM diangkat oleh instansi lebih tinggi di atas rumah sakit,
tetapi ia bertanggung jawab kepada Direktur. Di rumah sakit swasta
adajuga Ketua KM yang diangkat oleh Direktur. Umumnya,Ketua
KM ikut dalamrapat-rapatpimpinanrumah sakit.

l0
KM bukan organisasipara dokteryang mandiri seperti MSO di rumah
sakit Amerika.
. Ada rumah sakit yang juga mengadakan Komite Keperawatan,
walaupuntentang itu tidak ada ketentualrnyadalamKeputusanMenkes
'Nursing
dan Dirjen Yanmed.Di rumah sakitAmerika jugatidak ada
Staf Organization' sepertiMSO.
o Dalam struktur organisasirumah sakit umunmyaKM berkedudukan di
bawah Direksi. Dalam prakteknya, KM adalah pembantu dan
penasihatDireksi dalam hal-hal yangmenyangkutclinical governance,
mutu pelayanan,dan etika profesi.
o KM aktif dilibatkandalam persiapanakreditasiatausertifikasi ISO.
o KM intensifdilibatkanjika ada kejadian luar biasa,lebih-lebihjika
menyangkutkesalahantindakan medik yang berakibat kematian.
. KM dipanggilMKEK jika ada pengaduanmalpraktek.
o KetuaKM memimpinkonferensikasus-kasus kemaatian.
o KM menjadi fasilitatorpadapertemuan-pertemuan ilmiah.

Rangkuman

Dari uraian-uraian di atas dapat dibuat ikhtisar sbb.: Yang membedakan


organisasi rumah sakit Amerika dan Indonesia adalah terutama tentang
identitas,peran,fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan Governing Body
dan Medical Staff Organization.

Perbandingandenganrumah sakit Indonesiaadalah:


1. TentangGoverningBody.
Di rumah sakit milik Negara (Bukan-Perjan,Perjan,BUMNlanak
perusahaan/sB{4tidak ada organ dengan fungsi, kewenangan, dan
tanggungjawab seperti GoverningBodydi rumahsakit Amerika.
PP tentang Perjan lebih mengutamakantentang tugas,kewajiban, dan
kewenanganDireksi dalam menjalankancorporategovernance.Tidak
disinggung sedikitpun tentang clinical governance, yang sebenarnya
adalahjatidiri, 'bisnis' utama,danakuntabilitas
utamasetiaprumah sakit,
yang juga adalahakuntabilitasDireksi.
Di rumahsakit swastamilik PT mungkin baru ada sejumlahkecil yang
punya Steering Committeeatau organ dengan nzunalain yang menyamai
kewenangan dantanggungjawabsepertiGoverning Body.
Di rumahsakit milik Yayasanmenurut UU No. 16 tahun 2001,organ
yang paling mungkindiberitugas,kewenangan, dan tanggungjawab yang
menyamaiGoverningBody adalahorgan PengurusYayasan.
Pada sejumlah PerguruanTinggi yang sudah dijadikan BadanHukum
Milik Negara (BHMN), sudahdistrukturkankeberadaanDewan Wali
Amanah yang adalah terjemahandari Board of Trustees dan dapat
disamakandenganGoverningBodY-
11
2. Tentang CEO.
KewenanganDireksi bervariasimenurutkepemilikan rumah sakit.
Kewenangandan otonomi Direksi rumah sakit milik PT umumnyalebih
besar.
3. TentangMedical StaffOrganization(MSO).
.Organ pada rumah sakit Indonesiayang dapatdipadankankeberadaannya
dengan MSO adalah Komite Medik. Namun; status, kemandirian,
hubunganfungsional denganDireksi, kewenangan,dan tanggung jawab
KM jauh berbedadenganMSO.

Kesimpulan

Dalam keadaanseperti sekarang,konsepatau model Hospital Bylaws seperti


di Amerika tidak dapat diterapkansepertiadanya(as such) di rumah sakit
Indonesia.Alasannyaadalah:
(1) Baruada beberaparumah sakit swastamilik PT saja yang
punya organ dengan tugas dan kewenangan seperti
GoverningBodydi rumah sakit Amerika.
(2) Medicat Staff Organization seperti di Amerika tidak
dikenal. Yang ada adalah Komite Medik yang
kehadirannyasepuluh tahun yang lalu mungkin diilhami
oleh MSO di Amerika,namunhakekatnyaberbeda.

Jadi, adadua opsi:


l. Jika Hospital Bylaws model Amerika akan diadaptasikan seperti
adanya untuk rumah sakit Indonesia,perlu ada penyesuaian
struktur organisasi lebih dulu. Itu berarti, organ-organ yang
dapat diadakan pada rumah sakit Indonesia sesuai dengan
ketentuanhukum yang berlaku(Dewan Penyantunrumah sakit
bukan-Perjan, Dewan Pengawas rumah sakit Perjan, Dewan
Komisaris rumah sakit PT, Organ Pengurus rumah sakit
Yayasan, Pengurus Harian rumah sakit milik Perkumpulan)
dan Komite Medik diberi tugas,kewenangan, dan tanggung
jawab moral dan hukum sepertiGoverningBody dan MSo di
rumahsakit Amerika.
2. Atau, ini adalah kesempatan untuk menyusunHospitalBylaws
-
Indonesia yang sekalipunmemanfaatkan pengalamanAmerika
- punya jatidiri dan karaktersendiri dan dibangunatas landasan
perundang-undangan kita sendiri.

Opsi kedua akan diulasdalam Makalah III.

Bali, 23 Juni 2002.

t2
MAKALAH III

MENYTJSTJNHOSPITAL BYL/IWS INDONESIA

Samsi Jacobalis

Dasar Pemikiran

Landasan untuk menyusun Hospital Bylaws Indonesiaadalah:

l. Pemahaman yang baik tentang hakikatdantujuan Hospital Bylaws.


2. Pemahaman tentang keunikan fungsi rumah sakit, keberadaan pusat-pusat
'kekuasaan' di rumah sakit, dan struktur
manajemen rumah sakit.
3. Belajar dari pengalaman orang lain (benchmarking)yang dapat diterapkan
pada situasi kita sendiri.

Hal-hal itu akan dirinci lebih jauh berikut ini.

Pemahaman Tentang Hakikat Dan Tujuan Hospital Bylaws

Dari pengamatan menghadiri berbagai seminar tentang Hospital Bylaws akhir-akhir


ini, dapat ditarik kesimpulan masih ada 'kebingungan' pada peserta sebagai akibat
belum ada kesamaan persepsi tentang itu. Kita tidak akan mungkin menyusun
Hospital Bylaws yang baik jika kita belum memahami asas-asastentang itu secara
benar. Beberapa hal penting yang masih menimbulkan kerancuanpemahaman adalah
a.l.:

l' Tentangpenulisankata'bylaws'.

Variasi cara penulisan yang ditemukan pada berbagai tulisan adalah; Hospital
bylaws, Hospital byelaw, Hospital bylow, Hospital by Law, Hospital by Laws,
Hospital By laws. Cara penulisan yang tidak tepat dapat menimbulkan persepsi
tentang makna yang tidak tepat pula. Ulasan tentang ini sudah disampaikan
dalam makalah denganjudul Ulasan Tentang Hospital Bylaws Amerika.

Ternyata,di negeri yang berbahasaInggrispun ada beda dalam penulisan Bylaws.


Menurut kepustakaan Amerika:
Hospital bylaws (by digabung dengan laws dalam bentuk jamak!).
Referensi:Accreditation Manual for Hospitals yangditerbitkan oleh The
Joint Commission on the Accreditation of Healthcare Organizations.
Menurut kepustakaanAustralia:
Hospital by-laws (dengan garis penghubungantara by dan laws dalam
bentuk jamak!).
Referensi:The Accreditation Guide yang diterbitkanoleh TheAustralian
Council on HealthcareStandards.

Kita anggapsaja cara penulisanyang benar adalahBylmus atau By-laws.

2. Terjemahanuntuk istilah HospitalBylaws.

Di antara terjemahan(lebih tepat; pengindonesiaan)


yang dikemukakanoleh
berbagai pembawamakalah,yang menurut pendapat penulis paling dekat
dengan bylauts adalah Konstitusi, Statuta, dan Anggaran Dasar. Ketiga
istilah itu sama-samaberarti produkhukum internal tertinggi yang mengatur
suatu organisasiatau institusi. Namun,masing-masingistilah lazim digunakan
padajenis organisasiatau institusi yang berbeda.

Konstitusiadalahproduk hukum yang tertinggi dalam suatuNegara.


Rasanya,Konstitusi terlalu 'tinggi' jika digunakanjuga untuk rumah sakit.
AnggaranDasar lazim digunakan untuk Perkumpulan,Yayasan,dan Badan
Usaha sepertiPT dan lain-lain.
Peraturan Intemal dianggap oleh beberapa sarjana hukum yang
dikonsultasikankurang tepat,karena 'Peraturan'(regeling) adalah peraturan
pelaksanadari produk hukum yang lebih tinggi. Kiranya, Peraturan Internal
Rumah Sakit lebih tepat untuk mengklasifikasikan PeraturanDireksi yang
menyangkuthal-hal teknisoperasional.
Statutasaatini lazim digunakanuntuk PerguruanTinggi.
Istilah Statuta berasal dari kata BelandaStatuten yang berarti Anggaran
Dasar perkumpulan., Di sampingitu, The New Grolier l(ebster International
Dictionary menjelaskanarti Statute dalam bahasa Inggris sebagai, uA
permanentrule or law enactedby the governing body of a corporation or
institution".
Untuk rumah sakit, istilah Statuta sudah digunakandalamKeputusanMenkes
No 297IMENKES/SK/VVI999 tentang Statuta RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo.Hanya saja, mungkin karena persepsitentangBylaws oleh
para penyusun naskahKepmen waktu itu belum tepat, Statuta memang
diberikankedudukanpaling tinggi dalam Tata Urutan Peraturan(adi oleh
karena itu sebenamyaStatutaadalahsinonimdenganHospital Bylaws RSCM),
sedangkan Bylows sendiri hanya diartikan secara tidak tepat sebagai
PeraturanTata Tertib, yang berkedudukan di bawahStatuta (Pasal28 Kepmen
tsb.). Dalam Kepmen itu, Statuta diartikan sebagai"Pedomandasaryang
dipakai sebagai acuan untuk' merencanakan,mengembangkan,dan
menyelenggarakan program kegiatanyangsesuaidenganVisi dan Misi RSUPN
Dr. Cipto Mangunkusumo"(Psl l, butir 1). Ini bukti lagi, bahwa sebenarnya
yang dimaksuddenganStatuta adalahBylaws.
Pilihan terserahpada konsensusbersama.Penulis sendiri cenderungmemilih
yang dijelaskan di atas. Apalagi, istilah Statuta
Statuta karena alasan-alasan
sudah digunakandalam Kepmenkessepertitersebutdi atas.

3. Hakikat'Hospital Bylaws.

Karenaberaneka contoh Hospital Bylaws yang berbedadipresentasikanoleh


berbagairumatr sakit padabeberapaseminar,adajugapesertayang bertambah
bingung dan antara lain bertanya,"Jadi, Hospital Bylows yang bagaimanayang
tepat itu? Apakah samadengan Peraturan Direksi yang sudah ada selama
ini ? ".

Sepertidikatakan di atas,padadasamyaHospital Bylaus adalah Konstitusi,


Statuta,atau AnggaranDasar rumah sakit. Sebagaimanajamaknya suatu
Konstitusi atau Undang-Undang Dasar,HospitalBylawshanya bermuatanhal-
hal yang paling pokok saja. Hal-hal yang teknis operasionaldimuat dalam
produk hukum yang lebih rendah kedudukannya.Sebagai contoh; Hospital
Bylaws Amerika hanya memuat pengaturantentang tugas, kewenangan,
hubunganfungsional,dan tanggungjawab Governing Body, CEO, dan Medical
Staff Organization. Hal-hal tentangpengaturanteknis operasional seperti
misalnyauraian tugas dan jabatan,SOP, tarif jasa, peraturan jam kerja,
peraturangaji dan imbalan, peraturantentang seragam karyawan, dsb.,
ditetapkan dengan Peraturan yang lebih rendah kedudukannya daripada
StatutaatauKonstitusi,yaitu PeraturanDireksi.

Hakikat lain yang pokok adalah,bahwa Hospital Bylau,s disusun sendiri oleh
rumah sakit, bukan oleh instansidi atasnyaseperti misalnya Pemerintahatau
Joint Commissionon the Accreditationof HealthcareOrganizations(JCAHO)di
Amerika. Memang, Undang-undang Negara Bagianmengharuskan rumah sakit
punya Hospital Bylaws dan JCAHO memberikanpedomantentang hal-hal
esensialyang minimal harusada dalam muatanHospital Bylaws rumah sakit,
namun ia seluruhnya disusunoleh masing-masingrumah sakit sendiri.
Hospital Bylaws berlaku jika disahkanoleh Governing Body, bukan oleh
Pemerintah.

HospitalBylaws adalah'perpanjangantangan' dari produk-produkhukum yang


berkedudukan di atasnya(UUD, UU, PP, Kepres, Kepmen, dan sebagainya
sampaijuga ADiART dari lembagayang memiliki rumah sakit),oleh karena
denganproduk-produkhukum itu.
itu muatannyatidak boleh bertentangan'

4. Tujuan Hospital Bylaws.

Tujuan utama Hospital Bylaws (StatutaRumahSakit) adalah:


Memuat pernyataantentangjatidiri, yang mencakupa.l. tentang sejarah,
kepemilikan,falsafah,sistem nilai, tujuan, visi, danmisi rumah sakityang
bersangkutan.
Sebagaipedomandasar dan pernyataan tentangtugas,kewenangan, hubungan
fungsional,dan tanggung jawab bagi organ-organ utamayang berkedudukan
puncak di rumahsakit.
Menjadi 'bingkai' atau rambu-rambu yang di dalam cakupannyapihak-pihak
yang bertanggung jawab menjalankancorporategovernancedan clinical
governancemelakukanitu sesuaidengankaidah dan ketentuanhukumdan
keprofesian,dalam menjagadanmeningkatkanmutu layanankepadapasien.
Sebagaiperangkat hukum internal yang sampai batas-batastertentu
mengakuikemandirianprofesi medis untuk mengaturdan mendisiplinkan
sendiri anggota-anggotanya.
Memberi landasanhukumyang pasti bagi para klinisi untuk mengambil
keputusanklinis danmenjalankantindakan klinis padapasiensesuaidengan
izin yang diberikankepadanya(clinical previleges).
Sebagaiperangkathukum internal untuk mencegahdan (ika sudah tedadi)
menyelesaikan konflik antaraparaprofesionalataukelompok-kelompok
profesi yangbekerja di rumahsakit.
Memberi kepastiandanperlindunganhukumbagi pasien bahwa hak-haknya
dihormatidania akan mendapatlayananyang profesionaldan bermutu tinggi.

Tentang Keunikan Fungsi, Pusat-PusatKekuasaan,dan Struktur Manajemen


RumahSakit

Bahwa fungsi rumah sakit adalahunik dan berbeda denganfungsi kebanyakan


institusi lain dipahamibenaaroleh para penyelenggara rumah sakit. Dalam konteks
wacana tentang Statuta rumah sakit,kiranyahal itu tidak perlu dibicarakanlagi secara
rinci.

Keberadaanpusat-pusat'kekuasaan'atau otoritasdi rumah sakit (Wakil pemilik,


Direksi, dan Staf klinis-profesional) adalah juga unik dan sukar ditemukan
persamaannyapada organisasiatau institusi lain. GoverningBody punya otoritas
melakukansteering,Direksi adalah'motor' penggerak,dan para klinisi adalahpelaku
utamacore businessrumahsakit.Tidak satupundari tiga 'kekuasaan'itu berfungsi,jika
tidak ada duayang lain. Mereka sesungguhnyaadalah'Tritunggal' yangbersama-sama
secarafungsionalmemimpin rumah sakit dan bertanggungjawab bersama tentang
layanankepadapublik (sharedaccountability).

Kepemimpinanpuncakitu terdiri atastiga satuandtauorgan fungsional yang berbeda


kewenangan, tugas, dan tanggungjawab masing-masing,namunsemua harus bekerja
sama dalam
secaraintegratif menjalankan misi rumah sakit(Falsafah'AThreeJegged
Stool' atau 'Tiga Tungku Sejerangan'). Statuta rumah sakit berfujuan mengatur
l t

hubunganfungsional,dan tanggung jawab masing-masingorgan


fungsi,kewenangan,
itu.

Struktur manajemenrumah sakit juga unik. Di samping ada corporategovernance


(seperti halnyapadainstitusi atau badan usaha lain), adajuga clinical governance
denganciri yang khas. Seperti dikatakan di atas, asuhanklinis adalahbisnis utama
rumahsakit.

Lebih lanjut tentangtiga organ fungsional yang menjalankan kepemimpinan dan


manajemen yangunik seperti disebut di atas adalah:

a. Organ yang ditetapkanmewakili Pemilik.

Karena mewakili Pemilik, organ ini (yang di Amerika dinamakan


GoverningBody) punya kewenangan tertinggi dalam menentukan
kebijakanrumah sakit dan dalammelakukanpengawasanterhadapkegiatan-
kegiatanrumah sakit.
Nama dan kewenangan orgon ini di perumahsakitanIndonesia berbeda
menurut bentuk badan hukum pemiliknya; Dewan Penyantun(rs bukan
Perjan),DewanPengawas(rs Perjan),DewanKomisaris(rs milik PT), Organ
Pengurus(rs milik Yayasanmenurut UU No. l6/20AD, PengurusHarian(rs
milik Perkumpulan).Ada juga rumah sakit swastayang menamakannya
SteeringCommittee.

Ke masadepan, nama-namayang berbeda itu dapat saja dipertahankan


(karenaitu sudahdiatur oleh produkhukum berupaUU atau PP),namun
hendaknyauraian tentangfungsi,kewenangan, dan tanggungjawab masing-
masing dalam garis besarnya dilengkapkandan disamakan(sepertihalnya
GoverningBody padarumahsakitAmerika),yaitu:
(l) Menjadipenanggung jawabtertinggisecaramoraldan hukumtentang
penyelenggaraan corporategovernancedancIini cal governanceoleh
rumah sakit.Organini mewakili kepentingan pemilik, tetapi juga
melindungikepentingan publik yang dilayanioleh rumah sakit.
Di sampingpunya kewenangangoverning, ia juga adalah DewanWali
Amanah (Boardof Trustees)yang dipercayakanmengembanamanah
pemilik, penyelenggara, dan publik rumah sakit.
(2) Organini tidak melaksanakankegiatan-kegiataneksekutif di rumah
sakit.
(3) Menetapkan kebijakanumumdanobjektif rumah sakit.
(4) Menjagamutupelayananyang diberikanrumahsakit.
(5) Mengusulkanpengangkatan dan pemberhentian Direksi,sesuaidengan
kriteriadanproseduryangditentukandalam Statuta.
(6) Menyetujui RencanaKerja danRencanaAnggaran Penerimaan
dan Belanjayangdiusulkanoleh Direksi.
I t'

(7) Menjalankan fungsi pengawasan danpengendalian umum terhadap


kinerja Direksi dan paraprofesionalklinis. Untuk keperluanini, organ
ini a.l. perlu mengundangakuntanpublik ataupihak lain yang
kompeten untuk melakukanauditkeuangan,dan jika dianggapperlu
juga auditmanajemendan audit klinis.
(8) Menyetujui Statutadanmenyetujuiamandemen atau revisi atas
Statuta yang diusulkan oleh Direksi dan Komite Medik / Komite
Klinik. Organ ini tidak boleh secarasepihakmengubahStatutayang
sudahdisepakatibersamadan disetujuinya.

b. Direksi dan staf.

Kelompok ini bertanggungjawab menjalankan manajemenumum rumah


sakit (corporate governance) menurut kaidah-kaidahmanajemenyang
profesional, ketentuanhukumdan etikarumah sakityang berlaku,menurut
isi dan tujuan statutarumah sakit, serta sesuaidengankebijakanumum dan
objektif yang ditetapkan serta kewenangan yang diberikanoleh organ yang
mewakili Pemilik. Peran utama pelaku corporate governance adalah
menjagadan mendukung terlaksananyaclinical governancedanclinical care
yang menghasilkanasuhanbermutu kepadapasien.
Direktur Utama (padanan CEO) bertanggung jawab terhadappelaksanaan
corporate governance, tetapi ia juga ikut bertanggung jawab atas
terlaksananyagood clinical governance.

c . Staf Klinik.

Kelompok ini terdiri ataspara piofesionalyang memberikanasuhanklinis


langsungkepadapasien.Merekaadalah:
-Para dokter/ dokter gigi (umum dan spesialis)
-Tenagaprofesionalkeperawatan.
-Tenagaprofesionalkesehatanyang memberikanjasapenunjang
medis(farmasi klinik, laboratoriumklinik, diagnostikkhusus,gizi
klinik, rehabilitasimedik,dsb.).
Dalam perumahsakitankita, wakil-wakil tiap kelompokprofesitersebut di
atasduduk dalambadan yang dinamakanKomite Medik. Tentang Komite
Medik a.l. diatur oleh Permenkes No: 983/1992,Kep Dirjen YanmedNo:
HK.00.06.2.3.730tahun 1995, dan Kep. Dirjen Yanmed No:
HK.00.06.3.5.30 I 8, tahun1999.
Namun,kiranya sudahperlu adapeqinjauankembalidanpembaharuan dalam
ketentuan-ketentuan pokok dalam produk-produk hukum Departemen
Kesehatan tersebut di atas. Antara lain, sesuaidenganperkembangan
sekarang, nama Komite Medik perludiganti menjadi Komite Klinik yang
diberikan kedudukan setaradenganDireksi; bukan sepertiKomite Medik

6
l t

sekarangyang hanyaberkedudukandan berfungsisebagaistaf pembantudan


penasihat.
Disesuaikandengan situasi baru itu, statuta staf Klinik (clinical staff
Bylaws) sebagaikomponendari Statuta rumah sakit perlu bermuatanhal-
hal pokok sebagaiberikut:

Umum:
-Uraian tentanggaris-garisbesarpengorganisasianStaf Klinik yang
terdiri atas komponen-komponen StafMedik, Staf Keperawatan,
dan Staf PenunjangMedik.
-Uraiantentanggaris-garisbesartugasdantanggungjawab Staf
Medik, Staf Keperawatan, danStafPenunjangMedik.
-Pernyataan tentangkewajibanbagi semuaStaf Klinik untuk
mentaati dan menjalankanketentuan-ketentuan etika keprofesian,
etika rumah sakit,StatutaRumah Sakit,danperaturan-peraturan
pelaksanayang ditetapkanberdasarpadaStatutaitu.
-Statuta Staf Klinik memuat tigasub-chapter,masing-masing
tentang Staf Medik, StafKeperawatan,dan Staf Penunjang
Medik.

Tugasdankewajiban.
Di antaratugasdankewajiban umum Komite Klinik (KK) adalah:
-KK menyusun, mengevaluasi, dan jika perlumengusulkanrevisi
atau amandemen padaStatutaStafKlinik.
-KK menetapkanstandar-standar pelayananprofesiuntuk pelayanan
medik, keperawatan, dan.penunjangmedik.
-KK menentukankebijakanumum dalam melaksanakanclinical
governancedan clinical care.
-KK mengusulkanrencanapengembangan SDM dan teknologi
untuk asuhanklinis.

Khususuntuk Staf Medik, sub-chaptertentangitu menentukanpersyaratan


dantatacaratentang:
-Seleksi dan penapisan terhadap dokter/doktergigi yang akan
bekerjadi rumah sakit.
-Penetapanclinical previleges bagi semuadokter (apapun status
hubungankerjanyadengan rumah sakit)yangditerima bekerja di
rumah sakit, sesuai dengan sertifikasi, registrasi, perizinan,
kompetensi,pengalaman,keterampilan,kesehatan,dan perilaku
etikanya.
-Pemantauan dan pengamatan, bahwadokteryang dibeikan clinical
previlegesseperti yang ditetapkanmemangbenar-benarmelakukan
tindakan medik dalambatas-batasizin yang diberikan kepadanya.
-Usul tentangsanksiterhadapdokteryang berperilakutidak baik,

7
l t

yang melakukan tindakan klinis yang tidak sesuai dengan izin


yang diberikan, yang tidak sesuai dengan standar pelayanan, yang
secara profesional tidak kompeten atau tidak kompeten lagi, atau
yang melanggarketentuan-ketentuandalam Statuta Staf Klinis.

Sub-chapter tentang Staf Keperawatan dan Staf Penunjang Medik


disusun oleh masing-masingkelompok profesi itu sendiri.

Proposal Tentang Format Dan Substansi Statuta Rumah Sakit Indonesia

Rumah sakit-rumah sakit kita sangat bervariasi dalam banyak hal. Oleh karena itu,
Statuta tidak mungkin harus sama substansinya untuk semua rumah sakit, namun
paling tidak format atau sistematika penyusunannyadapat diseragamkan.

Sesuai dengan hakekat dan tujuannya sebagai produk hukum internal, format atau
struktur yang layak untuk Statuta rumah sakit adalah seperti struktur yang umum
untuk suatu produk hukum.

Tentang substansi, disarankan oleh Prof. Dr. Karyadi agar dalam Statuta dimasukkan
substansiinti (core content) dan substansikhusus lokal (ocal speciJics). Core content
adalah nilai-nilai fundamental yang dianut secara universal dalam menjalankan profesi
pelayanan kesehatan, seperti asas-asas etika medis, asas-asas profesionalisme
(kompetensi, efikasi, aman bagi pasien), pelayananyang bermutu (quality, eficiency,
equity), akuntabilitas,dsb. Local specifics adalah hal-hal yang khusus berlaku dalam
lingkungan rumah sakit tertentu. Misalnya, rumah sakit dengan latar belakang
agamatentu berbeda dengan rumah sakit milik pemodalyang bertujuan laba.

Contoh atau model tentang format dan substansi yang disarankan untuk Statuta rumah
sakit adalah seperti berikut ini.

STATUTA RUMAH SAKIT XYZ


BAGIAN PERTAMA: UMUM

BAB I

MUKADIMAH

Mukadimahmemberi gambaranmengenaisejarahRS XYZ sejaksaat sebelumdidirikan,falsafahdan


ideologisertasistem nilai para pendiri,untukapaia didirikan(reasonfor being), tahap-tahapdalam
perkembangannya, masapasangsurutyang pemahdialami,dan apa harapanuntuk masadepan.

BAB II

KETENTUAN UMUM
Pasal I

Pasal ini adalah glosari yang memuat penjelasan tentangistilah-istilahdan konsep-konsepyang


digunakandalam Statuta.

BAB III

JATIDIRI

P a s a l . . . s /.d. .

Pasal-pasal dalamBab ini memuat tentangjatidiri RS XYZ: Nama,jenis dan kelas,lokasi, tanggal
didirikan, pemilik, aktependirianoleh Notaris,bentukbadanhukum, izin dari yang benvenang,logo,
hymnedanatributpentinglain,dansebagainya.

BAB IV

MAKSUD DAN TUJUAN STATUTA

Pasal...s/d...

Lihat uraian pada halaman3 tentangTUJUAN HOSPITALBYLAWS untukdipakai sebagairujukan


untukmerumuskan substansiPasal-Pasal
dalamBab IV ini.

BAB V

LANDASAN HUKUM UNTUK PENYUSUNANSTATUTA

Pasal...s/d...

UU No: 23 tahun1992tentangKesehatan,UU tentangPT, UU tentangPerlindungan Konsumen,UU


tentangYayasan,Produk-produk,hukum Depkes;Perda, AD danART Perkumpulan/Yayasan/Perjan/PT
yang menjadi pemilik rumah sakit, dan produk-produkhukumlain yang relevandicantumkansebagai
dasarhukum menyusunStatuta.

BAB VI

ASAS DAN TUJUAN RSXYZ

Pasal... s/d ...

DalamBab ini diuraikansecaralebih rinci daripadadalam MUKADIMAH tentangasas-asas dantujuan


(goal) umumsertatujuan khusus RS XYZ. DalamBab tentangASAS DAN TUJUAN inilah terutama
dimuatapayang diusulkanProf. Dr. KaryaditentangCoreContenlsdanLocal Specifics(Lihat di atas).

BAB VII

VISI DAN MISI

Pagal...s/d...

SubstansiBab ini adalah rumusantentangVisi dan Misi RS XYZ.


t i
BAB V III

FUNGSI DAN KEGIATAN

...
Pasal...s/d

ASAS-
RS XYZ untukmempraklekkan
DalamBab inidiuraikantentangfungsi dan kegiatan-kegiatan
ASASdan mencapai TUJUAN sepertiyang disebutdalam BAB VI.

BAB IX

PENGORGANISASIAN

P a s a l . . . s /.d. .

Dalam Bab ini diuraikantentangkekhususan organisasipadatingkatpuncak,yaitutentangkeberadaan


'tritunggal' yang harus secara
organ Wakil Pemilik, Direksi,dan Staf Klinik. Tiga organ ini adalah
'a 'tiga tungku
intregatif memantapkanorganisasi rumah sakit (Falsafah three-legged stool' atau
sejerangan').

Pasal...:Dewan Penyantun/Pengawas/Komisaris/ PengurusHarian/OrganPengurus Yayasan(pilih


sesuaidenganbentuk badanhukum Pemilik) adalahorgan yangberfungsi,berwenang,
dan bertanggung
jawabmenentukankebijakanumum rumahsakit, menyiapkan dan menentukanDireksi, menjagamutu
sertapengawasan
layananprofesionalkepadapublik, dan melakukanpengendalian terhadapmanajemen
rumahsakit secarakeseluruhan.

Pasal...: Direksi adalahpimpinaneksekutifpuncakyang bertugas,bewenang, jawab


dan bertanggung
menjalankancorporategovernancedi RS XYZ.

Pasal...: Staf Klinik adalah paraprofesionalyang bertugas,berwenang,dan bertanggungjawab


melaksanakan clininicalgovernancedanasuhanklinis (clinica[ care) di RS XYZ'

Pasal...: Tiga pengemban kewenangan sepertitersebutpadaPasal..,Pasal.., danPasal..di atassecara


bersama-sama bertanggungjawab atas pelaksanaancorporate governance dan clinical governance
secara terpadu, efisien, dan efektif untuk menghasilkanlayanan dan asuhan klinis yang profesional,
aman,dan memenuhi kepuasan pasien.

Pasal...: Uraianjabatan dan hal-hal lain menyangkut Wakil Pemilik dan Direksi dijabarkanpada
BagianKedua tentang Statuta Korporat. Uraian jabatan dan hal-hal lain menyangkutStaf Klinik
dijabarkanpada Bagian Ketiga tentang Staf
Statuta Klinik.

RS XYZ danuraian jabatan untukstaf menengahke bawah dan para


Pasal....:Struktur organisasi
pelaksana ditetapkanolehDireksisetelahmendapatpersetujuan
Wakil Pemilik.

BAB X

MANAJEMEN

...
Pasal...s/d

DalamBab ini diuraikantentangstruktur manajemenRS XYZ yang terdiri atasCorporateGovernance


danClinical Governanceyangkedua-duanyaberfokuspadapasien (patient-centered).

l0
t l

Pasal...: Direksi bertanggung jawab (accountable)tentang Corporate Governance dan Clinical


Governance. Staf Klinik bertanggungjawab(accountable)tentangClinical Governance.

BAGIAN KEDUA: STATUTA KORPORAT

BAB XI

ORGAN WAKIL PEMILIK

(D. PENYANTUN/PENGAWAS/KOMISARI
S, dsb)

Pasal...s/d...

Bab ini a.t memuat: Syarat-syarat menjadi anggota, jumlah anggota, prosedur pemilihan dan
pengangkatan,pengorganisasian (Ketua, seketaris,dsb), lama masabakti, syarat-syaratdan prosedur
pemberhentian,peraturantata tertib, syarat-syarat
dan frekuensirapat, prosedurmengambil keputusan,
uraiantugas-hak-kewajiban-tanggung jawabOrganWakil Pemilik (lihat di atastentanguraiankewajiban
dan tanggungjawab GoverningBody).

BAB XII

DIREKSI RUMAH SAKIT

Pasal...s/d
...

Bab ini a.l. .memuattentang:Syarat-syaratuntuk menjadi Direktur Utama dan anggotaDireksi,


komposisi danjumlah anggotaDireksi,Prosedurperekrutancalon,ft and proper test, lamamasabakti,
pengangkatan jawab (lihat di atas tentang
dan pemberhentian,uraian tugas-hak-kewajiban-tanggung
uraiantentangCEO), hubunganfungsional dengan Wakil PemilikdanStaf Klinik.

BAGIAN KETIGA: STATUTA STAF KLINIK

BAB XIII

KOMITE KLINIK

Pasal... s/d...

Bab ini memuarPasal-Pasaltentang: DefinisiKomite Klinik (KK), Tujuan KK, Uraian tugasdan
tanggungjawab KK, Uraian tentanghubunganfungsional
danhubungan denganDireksidan
akuntabilitas
Wakil Pemilik, KedudukanKK dalamorganisasi rurnahsakit (sebaiknyasetaradengan Direksi,ingat
konsep'tritunggal' dalammanajemenrumah sakit), SusunanorganisasiKK, Sub-Chapter(Medik,
Keperawatan, dan PenunjangMedik), susunandan tugasPanitiaatauSub-Komite, Prosedurpemilihan
Ketua KK, Prosedurpenetapanpetugasdan anggotaKK yang lain, Masa bakti Ketua dan
pengurus/anggota dan pemberhentian
KK yang lain, Pengangkatan KetuaKK oleh Wakil Pemilik,Tata
TertibKK.

ll
t l

BAB Xry

STAF MEDIK FUNGSIONAL(SMF)

Pasal... s/d ...

Bab ini memuat tentang: Definisi SMF, Klasifikasi SMF, Tugas dan kewajiban umum SMF,
Pengorganisasian SMF, PemilihanKetuaSMF, Masabakti Ketua SMF, Persyaratan penerimaanSMF,
Persyaratantentang pemberianclinical praileges, Pengangkatanulang SMF dan penilaianulang
tentangclinical previleges,
Peer Review terhadap SMF, Kewajibaan dan tanggungjawab khusus SMF
adalah: menghadiripertemuan-pertemuan rutin yang diselenggarakanKK, memelihararekam medik
secaraakuratdan lengkap sesuai denganketentuan,memeriksasemua pasien pada waktu masukrawat
danmencaiatdiagnosispra-bedah,kewajiban konsultasisesuaiketentuan,menerapkaninformedcowent
oleh pasien,kewajiban mengirimjaringanyangdiangkatpadawaktu operasi untukpemeriksaan patologi,
kewajibanSMF untuk memberikaninstruksinyasecaratertulis. Akhirnya, sanksiterhadappelanggaran
olehSMF.

BAGIAN KEEMPAT: PENUTUP


BAB XIV

Pasal... s/d ...

Bab PENUTUP ini memuat hal-hal yang belum diatur dalam Bab-bab sebelumnya.
Pasalterakhir: Statutaini berlaku sejaktanggal ditetapkan.

Ditetapkandi:

Padatanggal :

XS
K E T U AD E W A N. . . . . . . . . . . . . R YZ

Ttd.

TambahanUntuk Rumah Sakit Pendidikan

Apa yang dikemukakansebelumini adalahtentangStatutarumahsakit secar4umum,


karena itu belum mencakup hal-hal yang khas untuk rumah sakit pendidikan.
Karenamakalahini diajukan padaKongres Ikatan Rumah Sakit PendidikanIndonesia
(IRSPI), tentu perlu juga disinggungsecaraumumtentang pendidikandan penelitian
yang menjadikegiatantambahankhususdi rumah sakit yang juga berfungsisebagai
rumah sakit pendidikan.

Pertama-tama,identitaskhusus sebagai rumah sakit pendidikanharusdiuraikanpada


salah satu Pasal dalam Bab III tentangJatidiri rumah sakit. Dalam Bab V tentang
Landasan Hukum Untuk PenyusunanStatuta perlu juga ditambahkanproduk-produk
hukum seperti UU tentang PendidikanNasionaldan ketentuan-ketentuanlain tentang
pendidikan tinggi (khususnyapendidikandokrer/dokterspesialis)yang dikeluarkan
t2
t l

oleh Depdiknasdan Depkes. Selanjutnya,perlu juga ada uraian tentang itu dalam
Bab VI tentangAsas dan T4iuan, Bab VII tentang Visi danMisi, dan dalam Bab
VIII tentangFungsidan Kegiaran rumahsakit.

Uraian yang' lebih spesifik tentu perlu diberikan dalam BAGIAN KETIGA:
STATUTA STAF KLINIK. Dimasukkandalam BagianKetiga,karena yang terutama
terlibat dan bertanggungjawab dalam prosespendidikan terhadappesertadidik dan
penelitian klinis di rumah sakit adalahStaf Klinik. Oleh karena itu pul4 tentang
pengaturan,perencanaan, pengembangan, penilaian, dan pengawasanterhadap
pelaksanaanpendidikan dan penelitianseyogianyadibebankankepadaKomite Klinik
(KK), khususnyaSub-KomitePendidikandan Penelitian.

Tentangaspekmanajemendan pembiayaanpendidikandan penelitiandiatur bersama


oleh Direksi rumahsakitdan Pimpinan institusi pendidikanyang bersangkutan.

Rangkuman

Telahdisampaikan
ulasantentangHospitalBylaws secaraumum.

Proposaltentang Statuta Rumah Sakit Indonesradisusundenganlandasanpemikiran:


l. MemahamitentanghakikatdantujuanHospitalBylaws.
2. Memahamikeunikan fungsi rumah sakit, keberadaanpusat-pusat'kekuasaan' di rumahsakit,
danstnrktur manajemenrumahsakit.
3. Benchmarkingdengan pengalaman orang lain yang sudah jauh lebih lama denganHospital
Bylaws,sejauhpengalaman itu dapat diterapkanpadakondisi kita sendiri.

Denganlandasantiga hal di at4s,telah disusunmodel atau prototip StatutaRumah Sakit Indonesia


sebagaihasil wacana PengurusPusatPERSIbersamadenganpraktisidankonsultanrumah sakit, dengan
memanfaatkan juga masukandari berbagaiseminartentang HospitalBylm,s akhir-akhirini. Model itu
terdiri dari 4 (empat)Bagian: Umum,StatutaKorporat,StatutoStqf Klinih dan Penutup.Tiap Bagian
terdiri dari Bab-babyang jumlah keseluruhannya ada l5 (lima belas). Tiap Bab terdiri atassatuatau
lebih Pasal.Tiap Pasaldapat diuraikanlebih jauh dalam Ayat-Ayat.Dengan demikian,format atau
strukturStatutaRumahSatil mengacupadaformatprodukhukum secaraumum.

UntukStatutarumahsakit pendidikanada catatan-catatan


tambahantersendiri.

Tentumodelyangmasih memerlukan penyempurnaan ini hanyapedomandalam garis besar.Substansi


Statutatentuharusdisesuaikandengan kekhususan fungsi dan kondisi masing-masingrumahsakit.
Perludiperhatikan secarakhusus,bahwarancanganStatuta disusunsendiri oleh masing-masingrumah
sakit,yaitu oleh Direksi lkomponenCorporateBylaws) dan oleh Komite Klinik lkomponen Clinical
Stalf Bylav's), sekalipunia baru berlaku setelah disahkan oleh Wakil Pemilik. Ini adalahgambaran
tentangkecenderungan makin mandirinyapengelolaan rumahsakit secaraumum.

Bali. 23 Juni 2002

t3

Anda mungkin juga menyukai