Anda di halaman 1dari 35

NUNUNG NUGROHO

TATA KELOLA RUMAH SAKIT


Rumah Sakit

 Rumah sakit adalah institusi pelayanan


kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

 (PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


755/MENKES/PER/IV/2011)
Tata Kelola Rumah Sakit
UU NO 44 TH 2009

 Setiap Rumah Sakit harus memiliki organisasi yang


efektif, efisien, dan akuntabel.

 Organisasi Rumah Sakit disusun dengan tujuan


untuk mencapai visi dan misi Rumah Sakit dengan
menjalankan tata kelola perusahaan yang baik
(Good Corporate Governance) dan tata kelola klinis
yang baik (Good Clinical Governance).
 Setiap Rumah Sakit harus
menyelenggarakan tata kelola Rumah Sakit
dan tata kelola klinis yang baik.
 Tata kelola rumah sakit yang baik adalah
penerapan fungsi-fungsi manajemen Rumah
Sakit yang berdasarkan prinsip-prinsip
tranparansi, akuntabilitas, independensi dan
responsibilitas, kesetaraan dan kewajaran.
 Tata kelola klinis yang baik adalah penerapan
fungsi manajemen klinis yang meliputi :
 kepemimpinan klinik, audit klinis, data klinis,
resiko klinis berbasis bukti, peningkatan kinerja,
pengelolaan keluhan, mekanisme monitor hasil
pelayanan, pengembangan profesional, dan
akreditasi rumah sakit.
Rumah Sakit

Rumah Sakit pada masa lalu :

Lembaga sosial yang kebal hukum berdasarkan


"doctrin of charitable Immunity'

Menghukum rumah sakit untuk membayar ganti rugi


sama artinya dengan mengurangl asetnya, sehingga
akan mengurangi kemampuannya untuk menolong
masyarakat banyak
Paradigma Baru RUMAH SAKIT

Perubahan paradigma perumah sakitan di dunia :

Rumah Sakit merupakan institusi yang padat modal,


padat teknologi dan padat tenaga sehingga pengelolaan
rumah sakit tidak bisa semata-mata sebagai unit sosial.

Rumah Sakit mulal dijadikan sebagai subyek hukurn dan


sebagai target gugatan atas perilakunya yang dinilai
merugikan
Paradigma Baru RUMAH SAKIT

Perubahan rumah sakit dari unit sosial menjadi unit soslo-


ekonomi berdampak semakln kompleksnya rumah sakit dan
potensial menimbulkan konflik apabila hubungan antara pemllik,
pengelola dan staf medis tidak diatur dengan balk.

Rumah Saklt perlu mempunyal peraturan internal yang


mengatur hubungan ke tiga unsur tersebut yang disebut
Peraturan Internal Rumah Sakit
Peraturan Internal Rumah Sakit
(Hospital bylaws)
 Setiap Rumah Sakit, sesuai dengan UU
mempunyai banyak kewajiban, salah satunya
menyusun dan melaksanakan Peraturan
Internal Rumah Sakit atau disebut juga
hospital bylaws
(UU RS No.44/2009 Ps.29 )
Peraturan Internal Rumah Sakit
(Hospital bylaws)

 Terdiri dari : Peraturan organisasi Rumah


Sakit (corporate bylaws) dan peraturan staf
medis Rumah Sakit (medical staff bylaws)

 Disusun dalam rangka menyelenggarakan


tata kelola perusahaan yang baik (good
corporate governance) dan tata kelola klinis
yang baik (good clinical governance).
Definisi
 Peraturan internal korporasi (corporate bylaws)
adalah aturan yang mengatur agar tata kelola
korporasi (corporate governance) terselenggara
dengan baik melalui pengaturan hubungan antara
pemilik, pengelola, dan komite medik di rumah
sakit
 Peraturan internal staf medis (medical staff
bylaws) adalah aturan yang mengatur tata kelola
klinis (clinical governance) untuk menjaga
profesionalisme staf medis di rumah sakit.
KONSEPDASARDAN PRINSIP

KONSEP DASAR DAN PRINSIP

Hospital bylaws berasal dari dua buah kata yaitu Hospital


(rumah saklt) dan bylaws (peraturan setempat atau Internal).

Kata bylaws itu sendiri sering ditulis dengan berbagai macam


cara, antara lain byelaw, by-law atau bye-law.

Hospital bylaws diterjemahkan menjadi


PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKiT.
KONSEP DASAR DAN PRINSIP

Subyek hukum sekaligus pemeran utama dalam Peraturan


Internal rumah sakit menurut JCAHO (Joint Commission on
Accreditation of Healthcare Organization) adalah "goveming
body".

Pengertlan"goveming body"'menurut Black’s adalah:

Governing body of institution, organization or territory


means that body which has ultimate power to determine its
pollicies and control its activities. (Black's)
KONSEP DASAR DAN PRINSIP

“Governing bodv" adalah pemegang kekuasan tertlnggl


(ultimate power) dalam suatu organisasi. Pemegang kekuasan
tertinggi di dalam rumah sakit adalah pemilik atau yang
mewakili. Yang berwenang menetapkan peraturan Internal rumah
sakit adalah pemiilk atau yang mewakili,

Peraturan Internal sebuah rumah sakit merupakan produk


hukum dari suatu organ yang lebih tinggi daripada direktur
rumah sakit, dan peraturan internal tersebut tidak memuat hal-
hal yang bersifat teknls manajerial seperti halnya "standard
operating procedure (SOP)" suatu "technical task' tertentu
atau "job description'' seseorang.
PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT

Peraturan Internal rumah sakit adalah suatu produk hukum


yang merupakan anggaran rumah tangga rumah sakit,
ditetapkan oleh pemilik

Peraturan internal rumah sakit bukan merupakan kumpulan


peraturan teknis administratif ataupun klinis sebuah rumah
sakit, oleh karena ltu SOP atau protap, uraian tugas, surat
keputusan direktur dan lain sebagainya bukan peraturan internal
rumah sakit tetapi lebih merupakan kebijakan teknis
operasional.
PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT

Peraturan Internal rumah saklt mengatur :

Organisasi pemilik atau yang mewakili


Peran, tugas dan kewenangan pemilik atau yang mewakili
Peran, tugas dan kewenangan Dlrektur rumah sakit
Organisasi staf medis
Peran, tugas dan kewenangan staf medis
FUNGSI
PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT

1. Sebagai acuan bagi pemilik rumah sakit dalam melakukan


pengawasan rumah sakitnya.
2. Sebagai acuan bagi direktur rumah sakit dalam mengelola
rumah sakit dan menyusun kebljakan yang bersifat teknis
operaslonal.
3. Sarana untuk menjamin erektifitas, eflslensl dan mutu.
4. Sarana perlindungan hukum bagi semua pihak yang
berkaitan dengan rumah sakit.
5. Sebagai acuan bagi penyelesaian konflik di rumah saklt
antara pemilik, direkturrumah saklt dan staf medis.
6. Untuk memenuhi persyaratan akreditasi rumah sakit.
Manfaat
Peraturan Internal Rumah Sakit
1. Pedoman bagi semua yang bekerja di RS
2. Sarana untuk menjamin efektivitas, efisiensi,
3. mutu bagi pelaksanaan tugas dan kewajiban RS
kepada masyarakat.
4. Pedoman bagi klien.
5. Prasyarat akreditasi institusi.
6. Sarana perlindungan hukum bagi semua pihak.
7. Acuan bagi penyelesaian sengketa, di dalam
atau di luar pengadilan.
Hakikat
PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT
 Regulasi yang dibuat oleh RS dan hanya berlaku
di RS yang bersangkutan
 Prasyarat bagi RS agar dapat melaksanakan
tugas dan kewenangan dengan baik
 Prasyarat dalam upaya mewujudkan visi, misi
dan tujuan institusi
 Transformasi atau diskresi dari
berbagaiperaturan perundang-undangan yang
ada agar supaya lebih profesional, termasuk
peraturan dari pihak pemilik rumah sakit
 Aturan tentang hak dan kewajiban pemilik, direksi,
manajer, profesional, tenaga kerja lainnya dan klien
 Acuan bagi penyelesaian sengketa hukum asalkan
validitasnya dapat dipertanggung jawabkan
 Acuan bagi penyelesaian sengketa di luar
pengadilan
Dasar Hukum
Peraturan Internal Rumah Sakit
 UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
berlaku sejak tanggal diundangkan yaitu
tanggal 28 Oktober 2009
 Rumah Sakit yang sudah ada harus
menyesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku dalam Undang-undang ini, paling
lambat 2 (dua) tahun sejak tanggal 28
Oktober 2009 atau sampai sampai tanggal
28 oktober 2011.
Kewajiban Adanya
Peraturan Internal Rumah Sakit
Pelanggaran atas kewajiban tersebut diatas
dikenakan sanksi administratif berupa:

a.Teguran
b.Teguran tertulis; atau
c.Denda dan pencabutan izin Rumah Sakit
Medical Staff bylaws (MSBL)

 Peraturan internal staf medis (medical staff


bylaws) adalah aturan yang mengatur tata
kelola klinis (clinical governance) untuk
menjaga profesionalisme staf medis di
rumah sakit

 Permenkes RI No. 755/MENKES/PER/IV/2011.


Istilah Dalam MSBL
Komite medik
Perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinis (clinical
governance) agar staf medis dirumah sakit terjaga profesionalismenya
melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis.
Kewenangan klinis (clinical privilege)
Hak khusus seorang staf medis untuk melakukan sekelompok
pelayanan medis tertentu dalam lingkungan rumah sakit untuk suatu
periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (clinical
appointment).
Penugasan klinis (clinical appointment)
Penugasan kepala/direktur rumah sakit kepada seorang staf medis
untuk melakukan sekelompok pelayanan medis dirumah sakit tersebut
berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya.
Istilah Dalam MSBL
Kredensial
Proses evaluasi terhadap staf medis untuk menentukan kelayakan
diberikan kewenangan klinis (clinical privilege).
Rekredensial
Proses reevaluasi terhadap staf medis yang telah memiliki
kewenangan klinis (clinical privilege) untuk menentukan kelayakan pemberian
kewenangan klinis tersebut.
Audit medis
Upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan medis
yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya yang
dilaksanakan oleh profesi medis.
Mitra bestari (peer group)
Sekelompok staf medis dengan reputasidan kompetensi profesi yang
baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan profesi medis.
Peraturan Internal Staff Medis
Setiap rumah sakit wajib menyusun peraturan internal staf
medis dengan mengacu pada peraturan internal korporasi
(corporate bylaws) dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Peraturan internal staf medis disusun oleh komite medik dan
disahkan oleh kepala/direktur rumah sakit.
Peraturan internal staf medis berfungsi sebagai aturan yang
digunakan oleh komite medik dan staf medis dalam
melaksanakan tata kelola klinis yang baik (good clinical
governance) di rumah sakit.
Tata cara penyusunan peraturan internal staf medis dilaksanakan
dengan berpedoman pada lampiran Peraturan Menteri
Kesehatan ini.
Komite Medik

 Komite medik dibentuk oleh kepala/direktur RS


 Ketua komite medik ditetapkan oleh
kepala/direktur RS dengan memperhatikan
masukan dari staf medis yang bekerja di rumah
sakit
 Sekretaris komite medik dan ketua subkomite
ditetapkan oleh kepala/direktur RS berdasarkan
rekomendasi dari ketua komite medik dengan
memperhatikan masukan dari staf medis yang
bekerja di rumah sakit.
Tugas Komite Medik
 Tugas dan fungsinya komite medik berwenang
memberikan :
 Rekomendasi rincian kewenangan klinis (delineation of clinical
privilege)
 Rekomendasi surat penugasan klinis (clinical appointment);
 Rekomendasi penolakan kewenangan klinis (clinicalprivilege)
tertentu
 Rekomendasi perubahan/modifikasi rincian kewenangan
klinis (delineation of clinical privilege)
 Rekomendasi tindak lanjut audit medis
 Rekomendasi pendidikan kedokteran berkelanjutan;
 Rekomendasi pendampingan (proctoring)
 Rekomendasi pemberian tindakan disiplin
Hubungan Komite Medik dengan Kepala/Direktur

 Kepala/direktur rumah sakit menetapkan


kebijakan, prosedur dan sumber daya yang
diperlukan untuk menjalankan tugas dan
fungsi komite medik.

 Komite medik bertanggung jawab kepada


kepala/direktur rumah sakit.
Tata Kelola Klinis
(Clinical Governance)
 Tata Kelola Klinis (Clinical Governance) adalah
sistem peningkatan mutu rumah sakit yang terdiri
dari komponen quality assurance yakni setting
standards, conform to standards dan contonous
quality improvement (CQI).
 Tata kelola klinis (clinical governance) yang baik
agar mutu pelayanan medis dan keselamatan
pasien di rumah sakit lebih terjamin dan
terlindungi serta mengatur penyelenggaraan
komite medik di setiap rumah sakit dalam rangka
peningkatan profesionalisme staf medis.
Tata Kelola Klinis
(Clinical Governace)
 Semua pelayanan medis yang dilakukan oleh setiap
staf medis di rumah sakit dilakukan atas penugasan
klinis kepala/direktur rumah sakit, berupa :
 Pemberian kewenangan klinis (clinical privilege)
melalui penerbitan surat penugasan klinis (clinical
appointment) kepada staf medis yang bersangkutan.
Setelah mendapat rekomendasi dari komite medik
(diberikan setelah dilakukan kredensial)
 Dalam keadaan darurat kepala/direktur rumah sakit
dapat memberikan surat penugasan klinis (clinical
appointment) tanpa rekomendasi komite medik.
PEMILIK RS

GOVERNING
BODY

THREE LEGGED STOOL MODEL

CEO STAF MEDIK


“DIRECTING”

GOVERNING
BODY

MEDICAL
DIREKSI STAFF

‘STEERING’: ‘ROWING’:
TERIMA KASIH
Tugas
 Tugas Kelompok
 Satu kelompok 10 orang
 Analisa HBL dan MSBL
 Group ganjil : Hospital bylaw
 Group genap : Medical Staff bylaws
 Analisa apakah sudah sesuai dengan aturan
akreditasi RS terbaru (versi 12)
 Presentasi format PDF
 Analisa format PPT
 Kumpulkan melalui e-mail :
nugroho_rsphc@yahoo.com
 Hard copy

Anda mungkin juga menyukai