Anda di halaman 1dari 34

How to Develop

Good Hospital Governance

Mas Achmad Daniri


Ketua Komite Nasional Kebijakan Governance
PERATURAN MENGENAI
GOOD HOSPITAL GOVERNANCE
Aturan mengenai Rumah Sakit

• UU No. 23/1992 tentang Kesehatan


• UU No. 29/2004 tentang Kedokteran
• UU No. 1/2004 tentang Perbedaharaan Negara
• UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas
• UU No. 12/2008 tentang Pemerintah Daerah
• UU No. 44/2009 tentang Rumah Sakit
• PP No. 23/2004 tentang Pengelolaan Keuangan BLU
GOVERNANCE : UU NO 44/2009 TENTANG RUMAH SAKIT

MATERI PENJELASAN
Ayat (1)
Pasal 33
Organisasi Rumah Sakit disusun
1) Setiap Rumah Sakit harus dengan tujuan untuk mencapai visi
memiliki organisasi yang efektif, dan misi Rumah Sakit dengan
efisien, dan akuntabel. menjalankan Tata Kelola
Perusahaan yang baik (Good
Corporate Governance) dan
Tata Kelola Klinis yang baik (Good
Clinical Governance)
GOVERNANCE : UU NO 44/2009 TENTANG RUMAH SAKIT

Tata Kelola Rumah Sakit yang Baik adalah


penerapan fungsi-fungsi manajemen
Rumah Sakit yang berdasarkan prinsip-
Pasal 36 prinsip tranparansi, akuntabilitas,
independensi dan responsibilitas,
Setiap Rumah Sakit harus kesetaraan dan kewajaran.
menyelenggarakan Tata Kelola Tata Kelola Klinis yang Baik adalah
Rumah Sakit dan Tata Kelola penerapan fungsi manajemen klinis yang
Klinis yang Baik meliputi kepemimpinan klinik, audit klinis,
data klinis, resiko klinis berbasis bukti,
peningkatan kinerja, pengelolaan keluhan,
mekanisme monitor hasil pelayanan,
pengembangan profesional, dan
akreditasi rumah sakit.
KONSEP
GOOD HOSPITAL GOVERNANCE
CG Watch 2016
Rating GCG Indonesia
ASEAN CG Scorecard

Sumber : ASEAN Corporate Governance Scorecard – Country Reports and Assessment 2014

MAS ACHMAD DANIRI LEAD BY GCG


9

Doktrin Pengelolaan Perusahaan


3
5
RUANG LINGKUP GCG

Pajak Suku Bunga

Pemerintah Kreditor
CG dalam arti luas
Iklim Bisnis Modal Hutang

RUPS Dekom
Dividen
Pemegang Saham

Modal & Ekuitas


CG dalam arti sempit
Direksi Produktivitas

Harga Pasar Serikat Pekerja

Pemasok
Kesejahteraan

Material & Jasa

Manajemen
Korporasi
Manager Manager Manager

CSR Harga Pasar

Masyarakat Pegawai Konsumen


Citra Perusahaan Barang & Jasa

10
FCGI dengan modifikasi
RUMAH GOVERNANCE
MODEL IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE

Governance Outcome

Governance Process

Governance Structure

Governance Principles
TRIPLE BOTTOM LINE

Tanggung Jawab Pada


Stakeholder, Kepedulian Tanggung Jawab
Memelihara Lingkungan SOSIAL Pada Stakeholder

Tangung Jawab Pada


Keberlanjutan Daya
Dukung Alam dan Tanggung Jawab
Generasi Mendatang Pada Stakeholder
Dalam Rantai Nilai

LINGKUNGAN EKONOMI Tanggung Jawab


Eko Efisiensi, Energi Pada Pemegang
Terbarukan dan Hemat Saham
Sumber Daya Mineral

Komitmen Pada Pembangunan


Berkelanjutan, Mengintegrasikan
Konsep 3P

9
BoC and BoD
Governance Outcome:
Keseimbangan kepentingan Perusahaan dengan kepentingan Stakeholder
Strategi Implementasi GCG:
Migrasi dari Komitmen – Sistem - Kultur

CGC GGC GCC


GOOD CORPORATE CITIZEN
CORPORATE GOVERNANCE GOOD GOVERNED COMPANY
COMMITMENT

System Culture
Commitment

Taat terhadap pedoman GCG Operasional yang baik melalui Rumah Sakit diterima sebagai
baik yang wajib maupun bersifat kontrol internal, pengendalian risiko, bagian dari Masyarakat melalui
kebijakan dan penerapan WBS Pendekatan CSR

GCG: PENCIPTAAN NILAI TAMBAH & PERBAIKAN BERKESINAMBUNGAN

Source: Road Map GCG, Komite Nasional Kebijakan Governance


BADAN PENGAWAS (GOVERNING BOARD)

• Badan Pengawas (governing board)


merupakan otoritas tertinggi Rumah Sakit
dan melakukan pengawasan (oversight)
serta arahan untuk perencanaan, operasi,
dan evaluasi seluruh program, layanan dan
aktifitas.

• Badan Pengawas juga menunjuk dan


mengawasi Direktur
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BADAN
PENGAWAS (GOVERNING BOARD)

• Governance dan pengelolaan :


• Pemilihan dan evaluasi direktur rumah sakit
• Penyusunan dan evaluasi misi
• Perencanaan strategis
• Hubungan antara staf medis
• Pengawasan keuangan
• Advokasi rumah sakit dan masyarakat
Pemahaman organ Rumah Sakit terhadap
konsep dan praktik GHG

1. Organ Rumah Sakit : RUPS, Dewan Komisaris, dan Direksi


2. Anggota perusahaan: staf manajerial kantor pusat, unit bisnis, dan cabang
3. Konsep GHG: serangkaian mekanisme untuk mengarahkan dan mengendalikan
Rumah Sakit sesuai dengan harapan seluruh pemangku kepentingan terhadap
kegiatan perumahsakitan
4. GHG sebagai sistem: landasan operasional yang menjadi acuan dasar
mekanisme check and balances atas kepemimpinan dan pengelolaan perusahaan
agar dapat mengantisipasi pengelolaan yang menyimpang
5. GHG sebagai sistem: mengelola tindakan dan hubungan antara manajemen
dengan para pemangku kepentingan internal dan eksternal Rumah Sakit dalam
menjalankan dan menegakkan prinsip-prinsip dasarnya
6. Prinsip dasar : TARIF
Kasus-Kasus
Bad Hospital Governance
Vaksin Palsu
• Kasus menghebohkan yang terjadi pertengahan tahun 2016 cukup mengejutkan dunia
kesehatan. Sebab, begitu banyak anak yang menjadi korban dan sekaligus menimbulkan
kekhawatiran orangtua mengenai masa depan anak-anak mereka.
• Pihak manakah sebetulnya yang paling bertanggung jawab dalam masalah ini?
• Dalam ilmu manajemen risiko, pemerintah harus berupaya melakukan upaya mitigasi
risiko guna meminimalisasi kerugian yang ditimbulkan. Bukan hanya soal kerugian
finansial, melainkan juga dampak nonfinansial seperti masa depan kesehatan pasien
dsb.
• Selain pengawasan yang merupakan tugas Kementerian Kesehatan bersama aparat di
bawahnya, diperlukan upaya penegakan hukum berikut pengenaan sanksi yang tegas
bagi mereka yang terbukti melakukan pelanggaran.
• Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah menetapkan aturan ataupun standar
penerapan tata kelola rumah sakit ataupun tata kelola klinis yang baik.
Sumber : Hotbonar Sinaga, “Tata Kelola Rumah Sakit”, KOMPAS, 1 Agustus 2016
Over Billing
• Kerap terjadi beberapa praktik ketidakjujuran yang dilakukan rumah sakit terhadap
pasiennya, yang secara relatif berada dalam posisi yang lemah, antara lain karena
keawaman pengetahuan mereka dalam masalah medis.
• Beberapa rumah sakit yang memang buruk pengelolaannya secara sengaja
memanfaatkan ketidaktahuan pasien yang pada dasarnya menerima saja apa yang di-
charge pihak rumah sakit.
• Kecurangan dalam layanan kesehatan ini di Amerika Serikat menimbulkan kerugian bagi
masyarakat hingga miliaran dollar per tahun dan jadi salah satu obyek investigasi FBI.
• Salah satu cara untuk memitigasi risiko kecurangan yang diderita pasien/keluarganya
antara lain membeli polis asuransi kesehatan atau menjadi peserta Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
• Pihak BPJS dan atau perusahaan asuransi akan bertindak sebagai pihak ketiga, yang
berkepentingan terhadap pembebanan biaya yang berlebihan.

Sumber : Hotbonar Sinaga, “Tata Kelola Rumah Sakit”, KOMPAS, 1 Agustus 2016
KESIMPULAN
• Definisi tata kelola rumah sakit ataupun klinis sudah dirumuskan dalam UU menjadi
landasan untuk menerbitkan pedoman ataupun standar tata kelola rumah sakit
(Good Hospital Governance) yang baik.
• Tugas perumusan pedoman GHG dapat dikoordinasikan penyusunannya kepada
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG).
• KNKG membentuk tim penyusun yang melibatkan berbagai stakeholder, seperti
Kementerian Kesehatan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Asosiasi
Rumah Sakit, PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), GP Farmasi, BPJS Kesehatan, dan
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
• Langkah berikutnya menyelenggarakan FGD dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan.
• Pedoman Good Hospital Governance disosialisasikan secara luas dan menjadi
salah satu persyaratan dalam memberikan akreditasi atas rumah sakit, baik
nasional maupun internasional.
Terima Kasih
Mas Achmad Daniri

Experience: Leader in the field of Capital Market, Corporate Governance and Corporate
• Former President Social Responsibility. Consistently successful in leading Jakarta Stock
Director Bursa Efek Exchange. Initiator for empowering of supervision function on listed companies
Jakarta (Currently, (independent commissioner). Currently serving as Chairman of Indonesia
Indonesian Stock National Committee on Governance, and also Member of Ethics Committee,
Exchange)
Financial Service Authority (OJK). Formerly he was Member of Selection
• Chairman of
Indonesia National Committee for Commissioners of OJK. He was Chairman of the National Mirror
Committee on Committee on Social Responsibility (ISO 26000 on Social Responsibility).
Governance Founder of business strategic consulting, that promotes the practices of GCG
• Member of Ethics and Corporate Social Responsibility, becoming Senior Consultant at Mitra
Committee, Financial Bhadra Consulting. Core competence: Capital Market, Business Strategy,
Service Authoriity
Corporate Restructuring. Corporate Governance, and Corporate Social
(OJK).
Responsibility.

Anda mungkin juga menyukai