Bambang Wicaksono
ABSTRAKSI
Penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Blambangan Banyuwangi, dengan konsep Balanced Scorecard.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa metode analisis yaitu
mengetahui visi misi, penetapan target masing-masing perspektif, serta
pengukuran kinerja dari masing-masing perspektif,metode pengambilan sampel
untuk pelanggan RSUD Blambangan Banyuwangi adalah dengan metode Non
Probability Sampling yaitu Accidental sampling. Accidental sampling yaitu
metode pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan ada atau
dijumpai. Jadi akan disebarkan sebanyak 40 kuesioner pada pelanggan RSUD
Blambangan Banyuwangi pada jam-jam sibuk. Sampel untuk karyawan RSUD
Blambangan Banyuwangi.Metode pengambilan sampel untuk karyawan RSUD
Blambangan Banyuwangi menggunakan metode stratified random sampling. Jadi
dari 301 populasi karyawan RSUD Blambangan Banyuwangi yang sudah
menjadi PNS, akan diambil 30 orang (10%) sebagai sampel yang akan diambil
dari beberapa ruang kerja yang ada di RSUD Blambangan Banyuwangi. sampel
yang diambil adalah 70 responden.. Hasil kuisioner tersebut juga telah diuji
validitas dan reliabilitasnya. Dari hasil analisis pengukuran kinerja pada RSUD
Blambangan Banyuwangi dapat disimpulkan bahwa dari keempat perspektif yang
di analisis telah melampaui target yang ditetapkan perusahaan. Diharapkan
perusahaan dapat lebih meningkatkan kinerja-kinerja yang telah melampaui
target sehingga dapat membawa organisasi ke arah yang lebih baik lagi dari
sebelumnya.
Kata kunci: Pengukuran Kinerja, Balanced Scorecard
PENDAHULUAN
Selama ini pengukuran
kinerja secara tradisional hanya
menitikberatkan pada sisi keuangan.
Manajer yang berhasil mencapai
tingkat keuntungan yang tinggi akan
dinilai berhasil dan mendapatkan
imbalan yang baik dari perusahaan.
Tetapi menilai kinerja perusahaan
hanya
semata-mata
dari
sisi
keuangan akan dapat menyesatkan,
karena kinerja keuangan yang baik
saat ini dapat dicapai dengan
belajar
dan
berkembang
(Mulyadi,2000). Metode ini berusaha
menyeimbangkan pengukuran aspek
keuangan dengan aspek non
keuangan yang secara umum
dinamakan balanced scorecard.
Dengan
menggunakan
metode
balanced scorecard para manajer
perusahaan akan mampu mengukur
bagaimana unit bisnis mereka
melakukan penciptaan nilai saat ini
dengan tetap mempertimbangkan
kepentingan masa yang akan
datang.
Rumah sakit merupakan
bentuk organisasi pengelola jasa
pelayanan kesehatan
individual
secara
menyeluruh.
Didalam
organisasinya
terdapat
banyak
aktivitas yang diselenggarakan oleh
petugas berbagai jenis profesi, baik
profesi medik, paramedik maupun
non-medik.
Untuk
dapat
menjalankan fungsinya, diperlukan
suatu
sistem
manajemen
menyeluruh yang dimulai dari proses
perencanaan strategi (RENSTRA),
baik untuk jangka panjang maupun
jangka pendek. Suatu renstra bisa
dikatakan baik jika perencanaan
tersebut dapat ditindak lanjuti secara
praktis kedalam program-program
operasional
yang
berorientasi
kepada economic, equity, quality.
Artinya rumah sakit dikelola secara
efektif dan efisien melayani segala
lapisan masyarakat dan berkualitas.
Memasuki
era
globalisasi
perdagangan, pimpinan rumah sakit
di Indonesia perlu memfokuskan
strategi
perencanaan,
pengorganisasian, pengoperasian,
dan pengendalian sehingga benarbenar siap menghadapi daya saing
di tingkat global. Didalam era
tersebut, para konsumen bebas
menentukan rumah sakit mana yang
mampu memberikan pelayanan
memuaskan, profesional dengan
harga bersaing, sehingga strategi
sangatlah
penting,
mengingat
masyarakat merupakan pengguna
jasanya.
Diharapkan
dengan
peningkatan
kepercayaan
masyarakat terhadap Rumah Sakit
mempunyai
dampak
pada
pendapatan Rumah Sakit.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana kinerja RSUD
Blambangan Banyuwangi apabila
diukur
dengan
menggunakan
balanced scorecard?
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui dan
menganalisis
kinerja
RSUD
Blambangan Banyuwangi apabila
diukur
dengan
menggunakan
pendekatan balanced scorecard.
TINJAUAN TEORITIS
Balanced Scorecard
Konsep Balanced scorecard
adalah pendekatan terhadap strategi
manajemen yang dikembangkan
oleh
Robert
Kaplan
(Harvard
Business School) dan David Norton
pada awal tahun 1990. Balanced
scorecard berasal dari dua kata yaitu
balanced (berimbang) dan scorecard
(kartu skor). Balanced (berimbang)
berarti adanya keseimbangan antara
performance keuangan dan nonkeuangan,
performance
jangka
pendek dan performance jangka
panjang, antara performance yang
bersifat internal dan performance
yang bersifat eksternal. Sedangkan
scorecard (kartu skor) yaitu kartu
yang digunakan untuk mencatat skor
performance seseorang. Kartu skor
juga
dapat
digunakan
untuk
merencanakan skor yang hendak
diwujudkan oleh seseorang di masa
depan.
Mula-mula
Balanced
scorecard
digunakan
untuk
memperbaiki
sistem pengukuran kinerja eksekutif.
Awal
penggunaannya
kinerja
eksekutif diukur hanya dari segi
keuangan. Kemudian berkembang
menjadi luas yaitu empat perspektif
yang kemudian digunakan untuk
mengukur kinerja organisasi secara
utuh. Empat perspektif tersebut yaitu
keuangan, pelanggan, proses bisnis
internal serta pembelajaran dan
pertumbuhan.
Balanced scorecard adalah
suatu
mekanisme
sistem
manajemen
yang
mampu
menerjemahkan visi dan strategi
organisasi ke dalam tindakan nyata
di lapangan. Balanced scorecard
adalah suatu alat manajemen yang
telah terbukti mampu membantu
banyak
perusahaan
dalam
mengimplementasikan
strategi
bisnisnya.
Adapun perspektif-perspektif
yang ada dalam balanced scorecard
adalah sebagai berikut :
1. Perspektif Keuangan
Balanced scorecard memakai
tolok ukur kinerja keuangan seperti
Rasio Efisiensi dan ROI, karena
tolak ukur tersebut secara umum
digunakan dalam perusahaan untuk
mengetahui
laba.
Tolak
ukur
keuangan
saja
tidak
dapat
menggambarkan penyebab yang
menjadikan perubahan kekayaan
yang diciptakan perusahaan atau
organisasi Mulyadi dan Johny
Setyawan
(2000).
Balanced
scorecard adalah suatu metode
pengukuran kinerja yang didalamnya
ada keseimbangan antara keuangan
dan
non
keuangan
untuk
mengarahkan kinerja perusahaan
terhadap keberhasilan.
2. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif pelanggan,
perusahaan perlu terlebih dahulu
menentukan segmen pasar dan
2.
Strength (S)
1
2.
3. Dst
Strategi SO
1. Gunakan kekuatan
untuk
memanfaatkan
adanya peluang.
2.Dst
Strategi (ST)
1.Gunakan kekuatan
untuk menghindari
ancaman.
2. Dst.
Weakness (W)
1.
2.
3. Dst.
Strategi (WO)
1.Atasi kelemahan
untuk mengambil
manfaat adanya
peluang.
2.Dst
Strategi WT
1.Meminimkan
kelemahan dan hindari
ancaman.
2. Dst.
c. Strategi Alternatif
Menentukan alternatif strategik
RSUD Blambangan Banyuwangi
dengan menggunakan matrik
SWOT untuk mengetahui bentuk
dan gambaran strategi yang
didapatkan
melalui
internal
external matrix (IE Matrix) .
tingkat
pengembalian
investasi dalam jangka waktu
tertentu. Rumusnya :
b. CRR
2.
3.
c. Perspektif Pelanggan
Perspektif
ini
menggunakan
perhitungan :
Kepuasan pelanggan
Kepuasan
pelanggan
ini
diketahui dari data sekunder yaitu
survey yang dilakukan oleh pihak
manajemen Rumah Sakit. Mengukur
seberapa jauh kepuasan pelanggan
atas pelayanan kesehatan yang
diberikan
oleh
Rumah
Sakit.
Kepuasan konsumen mengukur
rata-rata
kepuasan
pelanggan
dengan meberikan nilai pada
jawaban kuesinoer sesuai dengan
tingkat kepuasan yang dirasakan.
Nilai yang diberikan adalah:
1: sangat tidak puas.
2: tidak puas.
3: netral
4: puas.
5: sangat puas.
PEMBAHASAN
Internal Factor Analysis Summary
(IFAS)
dan
External
Factor
Analysis Summary (EFAS) pada
RSUD Blambangan Banyuwangi.
a. Mengidentifikasi
variablevariabel
strategis
RSUD
Blambangan Banyuwangi
Yang
pertama
kali
dilakukan dalam analisis Internal
Factor
Analysis
Summary
(IFAS) dan External Factor
Analysis
Summary
(EFAS)
adalah menetukan variablevariabel yang termasuk dalam
strength, weakness, opportunity,
threats (SWOT) yang dimiliki
oleh
RSUD
Blambangan
Banyuwangi.
Pada
Internal
Factor
Analysis Summary (IFAS), yang
menjadi variabel adalah faktor
dari kekuatan (Strength) dan
kelemahan
(Weakness).
Sedangkan
pada
External
Factor
Analysis
Summary
(EFAS), yang menjadi variabel
adalah faktor dari peluang
(Opportunity) dan ancaman
(Threats).
Berikut ini adalah tentang
Internal
Factor
Analysis
Summary (IFAS) dan External
Factor
Analysis
Summary
(EFAS).
Bobot
+
+
+
+
+
+
+
+
9.
+
-
Banyuwangi
Bobot
+
+
+
+
+
10
Opportunity (O)
a. Lokasi RSUD Blambangan
yang strategis.
b. Memiliki
kepercayaan
masyarakat.
c. Kerjasama pada tingkat
regional
dan
nasional
semakin meningkat.
Strategi (S-O)
a. Meningkatkan
kemampuan dari tenaga
medis dan non medis
sesuai
dengan
perkembangan
zaman,
mengingat
peningkatan
pencitraan
RSUD
Strategi (W-O)
a. Peningkatan kualitas sistem
dan prosedur pelayanan.
b. Peningkatan
efektivitas
kerja dan proses pelayanan
serta kenyamanan terhadap
pasien, tenaga medis, dan
non medis.
11
d. Peluang peningkatan ke
rumah sakit bertipe B.
e. Peningkatan
kualitas
layanan dan Sumber Daya
secara terus menerus.
Blambangan Banyuwangi.
b. Meningkatkan
kelengkapan sarana dan
prasarana dalam rangka
pencapaian akreditasi B.
c. Meningkatkan
anggaran
biaya pelatihan tenaga
medis dan non medis..
d. Meakukan
kerjasama
kemitraan
secara
professional.
Threats (T)
a. Komunikasi informasi yang
belum memadai kepada
pelanggan.
b. Tingkat agresifitas pesaing
yang meningkat.
Strategi (S-T)
a. Melakukan
komunikasi
secara
vertical
dan
horizontal dalam rangka
peningkatan kepercayaan
dari pelanggan.
c. Penguasaan
teknologi
yang masih lemah dengan
perkembangan teknologi.
d. Persaiangan
yang
menuntut
peningkatan
kualitas pelayanan.
e. Manajemen yang belum
sempurna.
f. Sistem informasi yang
masih lemah.
g. Sarana dan prasarana
pendukung yang belum
sempurna.
b. Meningkatkan
pelatihan
secara continue terhadap
tenaga medis dan non
medis.
c. Meningkatkan
kualitas
sistem informasi.
d. Mempertahankan
dan
meningkatkn
kualitas
layanan
kepada
pelanggan.
c. Perlengkapan
fasilitas
sarana dan prasarana untuk
pencapaian akreditasi B.
d. Menambah jumlah tenaga
medis dan non medis
sesuai dengan rasio pasien
yang ideal.
e. Melakukan
promosi,
sosialisasi
program
unggulan.
f. Melakukan
penyuluhan
kepada masyarakat.
Strategi (W-T)
a. Melakukan penataan sistem
dan prosedur layanan dan
tugas, fugsi dan wewenang
operasional yang jelas dan
transparan
b. Melakukan efisiensi
penggunaan sumber daya.
c. Melakukan kerjasama
dengan pihak lain
untukpeningkatan kualitas
pelayanan.
12
b. Target
1) ROI
naik
minimal
5%
pertahun
2) CRR target tahun ke 5
sebesar 57%
c. Inisiatif
1) Efisiensi biaya
2) Peningkatan pendapatan
2. Perspektif Pelanggan
Sasaran strategis pada
perspektif ini adalah peningkatan
keputusan melalui jumlah kunjunga
pasien dan loyalitas pelanggan.
a. Ukuran (Measure)
Perspektif pelanggan yakni
diartikan dengan meningkatnya
kepuasan
pelanggan
dan
kepercayaan yang nantinya akan
mengarah pada peningkatan
jumlah
pelanggan
dan
pengurangan jumlah keluhan.
Variabel ini diukur dengan
menggunakan instrument dari
penelitian
(Munim
dalam
Prihananto, 2006) yang terdiri
dari 18 instrumen pertanyaan
meliputi :
1) Adanya peralatan mutakhir atau
terbaru
2) Adanya fasilitas fisik yang
berdaya tarik
3)
13
Pengukuran
variabel
tingkat
kepuasan pasien tinggi dengan
skala tinggi dan tingkat kepuasan
Bobot
720 -1539
1540 2259
2260 2979
2980 3600
changed in occupancy rate
and length of stay. BT
menurut Depkes RI (2005)
adalah frekuensi pemakaian
tempat
tidur
pada
satu
periode, berapa kali tempat
tidur dipakai dalam satu
satuan
waktu
tertentu.
Idealnya dalam satu tahun,
satu tempat tidur rata-rata
dipakai 40-50 kali. Rumusnya
adalah :
14
b. Target
1) Jumlah jenis pelayanan rumah
sakit terakreditasi sebanyak 16
jenis.
2) Jumlah kebutuhan sistem dan
prosedur
tetap
terpenuhi
100%.
3) BTO sebesar 70 kali.
4) GDR 4%.
5) NDR 2%.
6) Cakupan minimal karyawan
mengikuti diklat 90%.
c. Inisiatif
1) Mengadakan evaluasi dan
pengembangan
standar
pelayanan kesehatan.
2) Pengembangan manajemen
pelayanan kesehatan.
3) Pendidikan dan pelatihan
formal.
4. Perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Pada perspektif ini sasaran
strategis yang digunakan yaitu,
peningkatan sarana dan prasarana
rumah sakit klasifikasi RS Tipe B.
a. Ukuran (Measure)
1) Peningkatan kuantitas dan
kualitas
Sumber
Daya
Manusia
dan
sarana
prasarana rumah sakit.
Indikator-indikator
yang
digunakan pada perspektif ini
berfokus pada penigkatan
kualitas dan kuantitas sarana
rumah sakit. Indikatornya
antara lain :
15
2) Kepuasan Karyawan
Kepuasan karyawan merupakan
faktor terpenting dalam mendorong
motivasi
dan
semangat
bagi
kryawan itu sendiri. Hal ini akan
mampu
meningkatkan
produktivitaskerja karyawan serta
daya tangkapnya terhadap upaya
memberikan pelayanan yang prima
kepada
pelanggan.
Indikator
karyawan dapat diukur dengan
menggunakan
Minnesota
Satisfication Quisionaire yang berisi
20 item pertanyaan. Adapun masingmasing
pertanyaan
tersebut
berkaitan dengan hal-hal sebagai
berikut : (Utaminingtyas, 2006)
1. Kemampuan
2. Pencapaian prestasi
3. Aktivitas
4. Kemajuan dalam karier
5. Otoritas
6. Kebijakan
7. Kompensasi
8. Suasana Kerja
9. Kreativitas
10. Independensi
11. Nilai Moral
12. Penerimaan lingkungan kerja
13. Tanggung Jawab
14. Keamanan
15. Sosialisasi
16. Status Sosial
17. Hubungan antar Manusia
18. Bimbingan Teknis
19. Variasi Tugas
20. Kondisi Kerja
Masing-masing item pertanyaan
tersebut disediakan 5 (lima) pilihan
jawaban yang diukur dengan
11. menggunakan
Nilai moral
skala likert yaitu :
12. Sangat
Penerimaan
tidak puas
lingkunganDiberi
kerja skor 1
13. Tidak
Tanggung
puas jawab
Diberi skor 2
14. Netral
Keamanan
Diberi skor 3
15. Puas
Sosialisasi
Diberi skor 4
16. Sangat
Status sosial
puas
Diberi skor 5
16
3) Mengadakan
pemenuhan
Sumber Daya Manusia bila
tidak memungkinkan dengan
perekrutan PNS, dilakukan
dengan cara kontrak atau
tenaga paruh waktu.
Pengukuran
Kinerja
Dengan
Balanced Scorecard
Perspektif Keuangan
Pengukuran pada perspektif
ini digunakan untuk mengukur
tingkat kemampuan pendapatan dan
tingkat profitabilitas.
a. ROI (Return on Invesment)
Tahun 2009
=
5,01%
Tahun 2010
=
5,31%
=
63,67%
Tahun 2010
=
58,27%
Perspektif Bisnis Internal
Berdasarkan
data-data
yang diperoleh dari internal RSUD
Blambangan Banyuwangi, pada
perspektif ini pengukuran kinerja
rumah sakit diukur dengan kinerja
pelayanan kepada pasien, terdiri
atas kualitas dari tempat yang
diwakili oleh BTO, GDR dan NDR.
Berikut data-data kinerja pelayanan
pasien pada tahun 2009 dan 2010
dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut.
GDR (%)
6,44
3,60
5,02
NDR (%)
2,66
6,78
4,72
Validity
0,320
0,320
Keterangan
Valid
Valid
17
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
0,353
0,597
0,366
0,791
0,462
0,529
0,573
0,620
0,732
0,629
0,529
0,573
0,462
0,791
0,429
0,489
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Alpha
0,6
Keterangan
Realible
Alpha Pengujian
0,848
0,754
Alpha
0,6
0,6
Keterangan
Realible
Realible
18
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Kepuasan sistem informasi
Q1
Q2
Q3
Q4
Perspektif Keuangan
Kinerja keuangan adalah
gambaran posisi keuangan rumah
sakit baik dari sumber pendanaan
maupun
pembiayaan.
Dalam
mengukur
perspektif
keuangan
terdapat indikator yang dipakai yaitu
:
a. ROI (Return on Invesment)
Indikator ini digunakan sebagai
pengukur kemampuan dari modal
yang
diinvestasikan
dalam
keseluruhan
aktiva
untuk
menghasilkan laba bersih. Pada
tahun 2009 ROI RSUD Blambangan
Banyuwangi adalah sebesar 5,01%
sedangkan tahun 2010 adalah
sebesar
5,31%.
Pengembalian
tingkat investasi meningkat, hal ini
berarti pengelolaan keuangan atas
investasi
investor
dapat
dikategorikan baik atau efisien.
b. CRR ( Cost Recovery Ratio)
Indikator
ini digunakan untuk
mengukur sejauh mana kontribusi
pendapatan rumah sakit terhadap
belanja pelayanan. CRR RSUD
Blambangan Banyuwangi tahun
2009 sebesar 63,67%, sedangkan
pada tahun 2010 sebesar 58,27%.
Hal ini dikarenakan jumlah belanja
pada
tahun
2010 mengalami
kenaikan . Sedangkan jumlah
0,525
0,545
0,669
0,610
0,462
0,554
0,766
0,629
0,448
0,676
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
0,705
0,789
0,744
0,807
0,374
0,374
0,374
0,374
Valid
Valid
Valid
Valid
19
c.
Perspektif Pelanggan
Tingkat kepuasan pelanggan RSUD
Blambangan
Banyuwangi
yang
merupakan
faktor
penentu
keberhasilan perusahaan tersebut
dapat diukur bobotnya dengan cara
menghitung bobot nilai rata-rata
jawaban dari responden, dan
membandingkan jumlah skor total
jawaban
pasien
dibandingkan
dengan bobot skor.
Dari hasil tabulasi pada lampiran 5
diperoleh
perincian
jawaban
responden sebagai berikut : jawaban
yang mempunyai bobot 1 sebanyak
1 jawaban atau sebesar 0,1%, bobot
2 sebanyak 85 jawaban atau 12,9%,
bobot 3 sebanyak 232 jawaban atau
33%, bobot 4 sebanyak 402 jawaban
atau 54% dan bobot 5 sebanyak 0
jawaban atau 0%. Maka nilai bobot
total kepuasan pasien RSUD
Blambangan Banyuwangi adalah
sebagai berikut :
(1x1)+(2x85)+(3x232)+(4x402)+(5x0
) = 2475
Dari hasil perhitungan dibandingkan
dengan tabel 4. , maka kepuasan
pelanggan berada pada range 2260
2979 yang dapat diartikan sangat
puas.
Perspektif
Pertumbuhan
dan
Pembelajaran
Perspektif
belajar
dan
tumbuh
menjadi
dasar
bagi
perspektif lainnya. Aspek belajar dan
tumbuh
dalam
perusahaan
merupakan penentu pertumbuhan
kapabilitas sumber daya manusia
yang ada. Aspek ini berkaitan erat
dengan proses pencapaian tujuan
usaha. Perspektif belajar dan
tumbuh ini diukur dari indikator
kapabilitas karyawan yang diwakili
oleh kepuasan karyawan. Selain
kapabilitas karyawan juda diukur
kapabilitas sistem informasi.
a. Kepuasan Karyawan
Kuisioner
disebarkan
kepada
30
karyawan
RSUD
Blambangan,
setelah
ditabulasi
didapatkan tanggapan responden
pada kepuasan karyawan dapat
dilihat pada lampiran.
Dari data yang diperoleh
jawaban dari 20 pertanyaan yang
disebarkan,
responden
yang
menyatakan sangat tidak puas
sebanyak 10 jawaban. Jawaban
tidak puas sebanyak 104, jawaban
netral sebanyak 269, jawaban puas
sebanyak 171, dan jawaban yang
menyatakan puas sebanyak 19. Dari
data tersebut dapat diketahui bahwa
nilai
pembobotan
kepuasan
karyawan sebesar :
(1x10)+(2x104)+(3x269)+(4
x171)+(5x19) = 1804
Dari perhitungan diatas
dapat dilihat nilai 1885 terletak pada
range 1800-2399,yang berarti tingkat
kepuasan karyawan secara umum
adalah sangat puas.
b. Kemampuan Sistem Informasi
Dalam lampiran terlihat
bahwa kemampuan sistem informasi
berturut-turut adalah jawaban sangat
tidak puas 0, tidak puas 0, netral 44,
puas 62, dan sangat puas 14. Dari
perhitungan tersebut dapat diketahui
20
nilai
pembobotan
kemampuan
sistem informasi RSUD Blambangan
Banyuwangi sebesar :
(1x0)+(2x0)+(3x44)+(4x62)
+(5x14) = 450
Dari
hasil
perhitungan
diatas bobot nilai kemampuan
sistem informasi adalah sebesar 450
atau terletak pada range 360-479
yang berarti tingkat kemampuan
sistem informasi RSUD Blambangan
Banyuwangi adalah memuaskan.
KESIMPULAN
a. Penggunaan Balanced Scorecard
di
RSUD
Blambangan
Banyuwangi sangat disarankan
karena dapata menjabarkan,
menjelaskan
dan
mengukur
strategi dan aksi yang harus
dijalankan rumah sakit untuk
mencapai visi dan misi RSUD
Blambangan Banyuwangi yang
telah ditetapkan sebelumnya baik
dari faktor finansial dan faktor non
finansial.
b. Hasil dari pengukuran kinerja
dibandingkan
dengan
target
RSUD
Blambangan
Banyuwangidengan
menggunakan
Balanced
Scorecard dari masing-masing
perspektif antara lain :
1) Perspektif Keuangan
Pengukuran kinerja keuangan
RSUD Blambangan Banyuwangi
dilihat
dari
kemampuan
pendapatan yang diperoleh untuk
mengcover belanja operasional
rumah sakit ini mengalami
penurunan dari 63,67% menjadi
58,27% .
2) Perspektif Bisnis Internal
BTO, GDR dan NDR masuk
dalam ukuran kinerja perspektif
bisnis
internal
yang
pencapaiannya berada pada
kategori kurang baik karena
21
22
DAFTAR PUSTAKA
Dirgantoro,
Crown,
2001,
Manajemen Strategi, Jakarta, PT
Gramedia
Widiasarana
Indonesia.
Kaplan Robert S. And David P.
Norton,
2000,
Balanced
Scorecard Menerapkan Strategi
Menjadi
Aksi,
Terjemahan,
Jakarta, Erlangga.
Supriyono,
1998.
Manajemen
Strategi dan Kebijakan Bisnis,
BPFE, Yogyakarta
Sutrisno,
2005,
Manajemen
Keuangan,
Yogyakarta,
Ekonisia Fakultas Ekonomi UII.
23