Anda di halaman 1dari 42

Peraturan Internal RS

• Pengertian
• Landasan Hukum
• Fungsi
• Tujuan
• Manfaat
Ketua Umum ARSADA
Direktur Utama LARS DHP

Komnas Keselamatan Pasien


Konsultan Manajemen Kes
087711321174
heru_ariyadi@yahoo.com
PENGANTAR

Charitable immunity is a legal doctrine stating that if


an organization is deemed to be a charity it might
not be held liable for an injury caused by the
negligence of an organization's employee.
Charitable immunity may apply to some non-profit
organizations such as churches and hospitals
(Kekebalan amal adalah doktrin hukum yg menyata-
kan bahwa organisasi amal tidak bertanggung jawab
berdasarkan hukum gugatan. {Wikipedia (Inggris)}.
à berasal dari Britania Raya abad ke-19.
PENGANTAR

Subyek hukum

Charitable immunity is a legal


doctrine which holds that a
charitable organization is not Menyusun HBL/PI/TK
liable under tort law.
SOSIOEKONOMI è PK BLUD

BLUD: bukan kekayaan yang dipisahkan


1. Pengaturan pemanfaatan sumber daya oleh pemilik,
dalam beberapa hal (teknis) dapat didelegasikan
kepada direktur
2. Semua fleksibilitas pengelolaan sumber daya harus
diatur oleh pemilik
3. Berhak mendapatkan APBD maupun APBN
RUMAH SAKIT

Hakekat Rumah Sakit: Rumah Sakit, tempat bertemu


• Sebuah Institusi besar nya berbagai kepentingan:
• Struktur organisasi yg kompleks • Pemilik atau representasi
• Sebuah Lembaga yg rumit • Pengelola
• System yg dinamis dan adaptif • Pemberi Asuhan
• Tempat kerja yg sarat masalah • Pasien dan Keluarga
• Fasilitas publik esensial • Masyarakat & Lingkungannya
• Proses kerja yg tak sederhana • Mahasiswa, residen, peneliti
• RSD: Per. Pem. No. 72 thn 2019 • Pemerintah
Potensi konflik à Perlu perangkat hukum
KONFLIK DI RUMAH SAKIT

• Sumber daya terbatas


• Pekerjaan saling tergantung (Interdependen)
• Perbedaan nilai dan persepsi
• Tidak ada kebijakan yang memadai
• Pribadi yang sulit
(Hematram Yadav, 2006)
PERANGKAT HUKUM RS

HUKUM DALAM UNDANG UNDANG HUKUM DILUAR UNDANG UNDANG


UU Rumah Sakit Peraturan Lembaga: AD, Bylaws
UU Praktek Kedokteran Peraturan Pengelola
UU Keperawatan Keputusan Pengelola
UU Tenaga Kesehatan Pengaturan oleh pengelola
UU Kebidanan Kontrak / Perjanjian
BYLAWS
Inggris Kuno:
By bisa berarti town, sehingga bylaws berarti peraturan kota atau peraturan
setempat.
Oxford dictionary:
Regulasi yang dibuat oleh otoritas setempat atau korporasi.
Wharton:
Bylaws memiliki kekuatan mengikat sepanjang ia tidak bertentangan dgn
kelaziman, iktikat baik, hukum serta tidak mengadop hal-hal yang dilarang.
Peraturan Internal RS

• merupakan produk hukum yg spesifik à penyusunannya harus hati2


• merupakan konstitusi RS, bukan kumpulan teknis administrasi/klinis
• Menurut JCAHO (Join Commission on Accreditation of Healthcare Organization),
Pemeran utama PI adalah governing body
• Governing body of institution or territory means that body which has
ultimate power to determine its policies and control its activities (Black’s)
• Ciri khas governing body adalah pemegang kekuasaan tertinggi (ultimate
power) dalam suatu organisasi. Di Indonesia, governing body dapat
diartikan sebagai pemilik/yg mewakili
CIRI BYLAWS

• Bersifat abstrak & umum (general principles).


• Sebagai dasar bagi pembuatan rules & regulation
(peraturan RS) oleh direktur dan Gub/Walkot/Bupati.
• Disahkan oleh pemilik atau governing body (sebagai
pemegang otoritas tertinggi yang mewakili pemilik).
CIRI RULE & REGULATION

Ø Bersifat lebih konkrit, spesifik, lebih operasional.


Ø Sebagai pedoman teknis operasional RS.
Ø Disahkan oleh Direktur untuk keperluan implementasi
dari general principles yang terdapat dalam HBL.

Oleh karena itu di HBL harus ada ketentuan yg memberikan


kewenangan kepada Direktur untuk membuat rule &
regulation.
Apakah ini termasuk HBL?

1. Peraturan Direksi.
2. Kebijakan tertulis Rumah Sakit. Jawabnya adalah “TIDAK” !
3. SOP Rumah Sakit. Itu adalah aturan teknis yang
dibuat Direksi, yang tentunya
4. Job Description. tidak boleh bertentangan
5. Nota dinas, dengan HBL.
6. …..dsbnya.
Kepmenkes
772/MENKES/SK/VI/2002

Konsiderans/Menimbang:
• Bahwa Rumah Sakit sebagai Lembaga sosial yang
dapat sebagai subyek hukum à perlu menyusun
Peraturan Internal yg mengatur peran dan fungsi
pemilik, pengelola dan staf medis

à triad / tiga tungku sejerangan


3 Tungku Sejerangan

PEMILIK RS

GOVERNING
BODY

EKSEKUTIF STAF MEDIK


3 Kepemimpinan RS
dengan otoritas yg beda

• Pemilik / yg mewakili (GB): Pemegang otoritas


tertinggi dan steering
• Pengelola: sebagai motor penggerak yg bertanggung
jawab terhadap manajemen keseharian
• Staf Klinis: pelaku utama core business yang memiliki
professional Autonomy
Peraturan Internal RS
mengatur:

Organisasi pemilik atau


1 yang mewakili
4 Organisasi staf medis
Peran, tugas & kewenangan
2 pemilik/yang mewakili
Peran, tugas dan
5 kewenangan staf medis
Peran, tugas dan
3 kewenangan direktur RS
Landasan Hukum:
UU 44/2009

• Pasal 29 ayat (1) huruf r:


Setiap RS mempunyai kewajiban menyusun dan melaksanakan peraturan
internal RS (hospital by laws);
• Penjelasan pasal:
Peraturan internal RS (Hospital bylaws) adalah peraturan organisasi RS
(corporate bylaws) dan peraturan staf medis RS (medical staff bylaw) yang
disusun dalam rangka menyelenggarakan tata kelola perusahaan yang baik
(good corporate governance) dan tata kelola klinis yang baik (good clinical
governance). Dalam peraturan staf medis RS (medical staff bylaw) antara
lain diatur kewenangan klinis (Clinical Privilege)
Landasan Hukum:
UU 44/2009

• Pasal 33 ayat (1):


Setiap Rumah Sakit harus memiliki organisasi yang efektif,
efisien, dan akuntabel.
• Penjelasan pasal:
Organisasi RS disusun dengan tujuan untuk mencapai visi
dan misi RS dengan menjalankan tata kelola perusahaan
yang baik (Good Corporate Governance) dan tata kelola
klinis yang baik (Good Clinical Governance).
Landasan Hukum:
UU 44/2009

• pasal 36:
Setiap Rumah Sakit harus menyelenggarakan tata kelola
Rumah Sakit dan tata kelola klinis yang baik.
• Penjelasan pasal:
Tata kelola rumah sakit yang baik adalah penerapan
fungsi-fungsi manajemen rumah sakit yang berdasarkan
prinsip-prinsip tranparansi, akuntabilitas, independensi
dan responsibilitas, kesetaraan dan kewajaran.
Landasan Hukum:
UU 44/2009

• Penjelasan pasal 36:


Tata kelola klinis yang baik adalah penerapan fungsi
manajemen klinis yang meliputi kepemimpinan klinik,
audit klinis, data klinis, risiko klinis berbasis bukti,
peningkatan kinerja, pengelolaan keluhan, mekanisme
monitor hasil pelayanan, pengembangan profesional, dan
akreditasi rumah sakit.
Landasan Hukum:
PP 23/2005

• Pasal 4 ayat (4) huruf b:


• Penjelasan pasal:
• Pola tata kelola (corporate governance) BLU yang dimaksud
adalah peraturan internal yang antara lain menetapkan
organisasi dan tata laksana, akuntabilitas, dan tranparansi
Landasan Hukum:
Perpres 77/2015

• Pasal 2:
Pengaturan pedoman organisasi Rumah Sakit bertujuan
untuk mewujudkan organisasi Rumah Sakit yang efektif,
efisien, dan akuntabel dalam rangka mencapai visi dan
misi Rumah Sakit sesuai tata kelola perusahaan yang baik
(Good Corporate Governance) dan tata kelola klinis yang
baik (Good Clinical Governance).
Landasan Hukum:
Perpres 77/2015

• Pasal 17:
Komite Medis merupakan unsur organisasi yang
mempunyai tanggung jawab untuk menerapkan tata kelola
klinis yang baik (good clinical governance).
Permenkes
755/MENKES/PER/IV/2011

Pada saat Peraturan Menteri Kesehatan ini mulai berlaku:


• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 772/MENKES/SK/VI/2002
tentang Pedoman Peraturan Internal RS (Hospital By Laws)
sepanjang mengenai pengaturan staf medis;
• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 496/Menkes/SK/IV/2005
tentang Pedoman Audit Medis;
• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 631/Menkes/SK/VII/2005
tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Internal Staf Medis;
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Ketentuan Penutup
Pasal 20
Pengaturan Staf Medis
PMK no. 755 thn 2011
Langkah Audit Medis

1 Pemilihan Topik
Analisis kasus yg tdk
5 sesuai standar/kriteria
Penetapan Standar &
2 Kriteria
Menerapkan perbaikan:
6 hindari blaming culture
Penetapan Jml kasus/
3 sample yg akan diaudit
7 Rencana Re-audit
Membandingkan pelaksa-
4 naan pelayanan dgn standar
Peraturan Internal Staf Medis
Fungsi
Peraturan Internal RS

Sebagai acuan bagi pemi- Sarana perlindungan


1 lik RS dalam melakukan 4 hukum bagi semua pihak
pengawasan RS nya yg berkaitan dgn RS

Acuan direktur dlm mengelo Acuan penyelesaian konflik


2 la RS & menyusun kebijakan 5 di RS (konflik antara pemi-
yang bersifat teknis ops-nal lik, direktur & staf medis)

Sarana untuk menjamin Untuk memenuhi persyarat-


3 efektifitas, efisiensi & mutu 6 an, peraturan perundangan
Peraturan Internal RS,
Tujuan Umum

• Dimilikinya suatu tatanan peraturan dasar yang


mengatur pemilik RS atau yang mewakili, direktur RS
dan tenaga medis sehingga penyelenggaraan RS dapat
efektif, efisien dan berkualitas
Peraturan Internal RS,
Tujuan Khusus

Dimilikinya pedoman aspek


1 hukum oleh RS dlm hub.nya dgn
pemilik, direktur & staf medis

Dimilikinya pedoman aspek


2 hukum dlm membuat
kebijakan teknis ops. RS

Dimilikinya pedoman aspek


3 hukum dalam pengaturan
staf medis
Manfaat Peraturan Internal RS
a. Untuk RS

1) RS memiliki acuan aspek hukum dalam bentuk


konstitusi
2) RS memiliki kepastian hukum (eksternal & Internal)
yg dpt menjadi sarana perlindungan hukum bagi RS
atas gugatan/tuntutan
3) Memenuhi kewajiban berdasarkan peraturan
perundangan
Manfaat Peraturan Internal RS
a. Untuk RS

4) RS memiliki alat/sarana untuk meningkatkan mutu


pelayanan RS
5) RS memiliki kejelasan arah dan tujuan dalam
melaksanakan kegiatan
Manfaat Peraturan Internal RS
b. Untuk Pengelola RS

• Sebagai acuan batas kewenangan, hak, kewajiban dan


tanggungjawab yang jelas sehingga memudahkan
dalam menyelesaikan masalah yg timbul serta dapat
menjaga hubungan serasi dan selaras
• Sebagai pedoman resmi dalam menyusun kebijakan
teknis operasional
Manfaat Peraturan Internal RS
c. Untuk Pemerintah

• Mengetahui arah dan tujuan didirikannya RS


• Acuan dalam menyelesaikan konflik di RS
Manfaat Peraturan Internal RS
d. Untuk Pemilik

Mengetahui tugas dan


kewajibannya

Acuan dalam menyelesai-


kan konflik internal

Acuan dalam menilai


kinerja direktur
Manfaat Peraturan Internal RS
e. Untuk Masyarakat

• Mengetahui visi, misi dan tujuan RS


• Mengetahui hak dan kewajiban pasien
8 Ciri & Substansi PIRS

Tailor Made: dipengaruhi


1 5 Uraian tegas, jelas, rinci
oleh faktor Internal RS

Menutup penafsiran
2 Berupa Peraturan Dasar RS 6 yang berbeda

Ditetapkan oleh Pemilik Masing-2 pihak mempunyai


3 atau yang mewakili 7 otoritas berbeda

Mengatur hubungan 3
4 pihak
8 Di evaluasi secara berkala
Simpulan:Tingkat dan
Jenis Peraturan di RS

Peraturan Internal RS Kebijakan Tenis Operasional


• Memiliki jenjang tertinggi • Mengacu pada PIRS
• Disusun & ditetapkan oleh Pemilik • Disusun dan ditetapkan oleh Direktur
• Umumnya mengatur visi, misi, • Merupakan kebijakan teknis
tujuan dan hubungan pemilik,
direktur RS & staf medis
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai