SLAMET R YUWONO
Dewan Penasehata PERSI Pusat-Ketua Penasehat ARSADA Pusat - Dewan Pengawas RS Paru Salatiga
Konsultan Manajemen Kesehatan IKKESINDO
Komisaris Utama Lembaga Akreditasi RS-Damar Husada Paripurna (LARS-DHP)
BPRS ….Eksterrnal
DEWAS
Internal
SPI
FLEKSIBILITAS PK BLU
1. Pendapatan dapat digunakan langsung
2. Penyusunan tarif
3. Belanja fleksible budget dengan ambang batas
4. Pengelolaan Kas pemanfaatan idle cash, hasil u/ BLU
GOAL
5. Pengelolaan Piutang dapat memberikan piutang usaha
MENINGKATKAN
6. Utang dapat melakukan utang sesuai jenjang, t. jawab pelunasan pada KINERJA
BLU
KEUANGAN
7. Investasi jk pendek oleh BLU, jk panjang ijin Menkeu
8. Kerjasama dengan pihak ke 3
9. Pengelolaan Barang dapat dikecualikan dari aturan umum pengadaan,
barang inventaris dapat dihapus BLU
10. Akuntansi standar akuntansi keuangan IAI
GOAL UTAMA
11. Pengelolaan SDM MENINGKATKAN
12. Remunerasi sesuai tingkat t. jawab dan profesionalisme KINERJA LAYANAN
13. Surplus/Defisit surplus dapat digunakan u/ tahun berikutnya, defisit dapat
dimintakan dr APBN)
14. Organisasi dan nomenklatur (diserahkan kepada K/L & BLU ybs.)
SIAPA SAJA YANG
MENGAWASI RS
Pengawasan dan Pembinaan berdasarkan UU No. 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit :
EKSTERN TENAGA
INTERNAL AL PENGAWAS
BADAN
DEWA PENGA
N WAS
PENGA RUMA
WAS H
SAKIT
SPI 6
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN RUMAH SAKIT ( UU RS )
UUD 1945 PS 28 H AYAT 1 DAN PASAL 34 AYAT 3
PEMBINAAN - PENGAWASAN Pemerintah UU NO 8 / 1999 TENTANG PERLINDUNGAN
KONSUMEN
Pemerintah UU NO 29 TH 2004 TTG PRAKTEK KEDOKTERAN
Masyarakat
BPRS Pusat Kem Kes UU NO 40 TH 2004 TTG SJSN
UU NO 11 TH 2005 TTG PENGESAHAAN
Profesi Stake INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC,SOCIAL
Holder AND CULTURAL RIGHTS
BPR
RS UU NO 11 TH 2008 TTG KETERBUKAAN INFORMASI
:
M DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
A S
BPRS Prov Dinkes Prov UU NO14 TH 2008 TENTANG KETERBUKAAN
INFORMASI PUBLIK
UU TENAGA KERJA, UU IMIGRASI
UU NO 25 TH 2009 TTG PELAYANAN PUBLIK
S Dinkes kab/kota UU NO 36 TH 2009 TENTANG KESEHATAN
UU NO 43 TH 2009 TENTANG KEARSIPAN
Pemilik UU NO 24 TH 2011 TENTAMG BPJS
Y UU NO 44 TH 2009 TENTANG RUMAH SAKIT
A PERSI / AS.RS
R MASYARAKAT RS
A PERHIM-
K PROFESI DEWAN
DOKTER
PENGAWAS KARS
A PERAWAT
JCI
Komite Nas
T Keselamatan
DIREKSI
SPI ISO
Pasien RS tim KESELAMATAN KOMITE MEDIS
PASIEN - RS MUTU MANAJEMEN
tTIM MUTU ETIKA RS/ UU ASES PASIEN – BIAYA
MEDIS RS(KEUANGAN)
7
Masyarakat PASIEN - KELUARGA
SALAH SATU FUNGSI SPI ADALAH UNTUK MENJAGA AGAR TERJCIPTA
GOOD HOSPITAL GOVERNANCE , yaitu
1. Transparansi:
- diterapkan melalui mekanisme checks & balances dan
2. Akuntabilitas:
- kejelasan misi dan tujuan RS-PPK BLUD sejalan dengan tujuan PPK
BLUD;
- tercapainya indikator kinerja yang dijanjikan dalam RSB-RBA
- adanya satuan audit (Internal dan Eksternal)
- diterapkannya sistem akuntansi dan pengelolaan keuangan yang dapat
diaudit;
- adanya laporan tahunan, (uang,BMD,SDM) yang dapt dilihat oleh publik
GOOD HOSPITAL GOVERNANCE
3. Responsibility (tanggung-jawab):
- Penjabaran kedudukan, fungsi,tugas, tanggung jawab, dan kewenangan setiap unsur
organisasi; adanya job description personel danstandard operating procedure
(SOP) yang jelas
5. Fairness (adil):
- Internal(nakes RS _ dan Kastemer
- penerapanmerit system (insentif dan dis-insentif) yang tepat dalam pengelolaan
pegawai.
GOOD HOSPITAL GOVERNANCE
MELIPUTI:
1.pemeriksaan dan evaluasi kinerja / operasional
penyelenggaraan rumah sakit
2.Revisi laporan keuangan rumah sakit
3.Pemeriksaan dgn tujuan tertentu
JENIS PEMERIKSAAN
• Pemeriksaan kinerja : Merupakan suatu proses yg sistematis
utk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif atas
kinerja suatu organisasi, program, fungsi atau, aktivitas /
kegiatan yg bertujuan utk memberikan kesimpulan dan
rekomendasi atas pengelolaan organisasi secara ekonomis,
efisien dan efektif.
• Pemeriksaan dgn tujuan tertentu ( PDTT ) :Merupakan
pemeriksaan yg bertujuan utk memberikan kesimpulan atas
suatu hal meliputi pemeriksaaan terhadap masalah yg menjadi
fokus perhatian pimpinan organisas
STANDAR PEMERIKSAAN
• Standar pemeriksaan adalah syarat dan kriteria yg harus dipenuhi utk
menjaga kualitas kinerja pemeriksaan dan hasil pemeriksaannya.
• Standar pemeriksaan sangat menekankan tdk hanya terhadap pentingnya
kualitas profesional pemeriksaan tetapi juga terhadap bagaimana pemeriksa
mengambil pertimbangan dn keputusan waktu melakukan pemeriksaan dan
pelaporan.
• Terdiri dari
a. Standar umum,
b. Standar pelaksana pemeriksaan,
c. Standar pelaporan , dan
PRINSIP UMUM PEMERIKSAAN
• Independensi dan
• Obyektifitas
• Kompetensi
• Kecermatan
• Profesional
• Kepatuhan padaKode Etik
STANDAR PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
1. Perencanaan :
a.Penetapan sasaran, ruang lingkup, metodologi, dan
b.Alokasi sumber daya
c.Pertimbangan dalam perencanaan
d.Evaluasi terhadap sistim pengendalian intern
e.Evaluasi atas ketidakpastian auditing terhadap
f.Peraturan perundang -undangan, kecurangan dan
g.Ketidakpastian ( abuse )
2. Supervisi
3. Pengumpulan dan pengujian bukti :
A.Pengumpulan bukti
B.Pengujian bukti
4. Pengembangan temuan
5. Dokumentasi
PENGUMPULAN BUKTI
DAN PENGUJIAN BUKTI
• Pengumpulan bukti:
a. harus didapat bukti yg relevan, kompeten, cukup
dan memiliki nilai material
b. digunakan utk mendukung kesimpulan, temuan
dan rekomendasi
c. dapat digolongkan menjadi bukti fisik bukti
dokumen, bukti kesaksian
d. dianggap cukup sesuai pertimbangan keahlian
dan obyektif
• Pengujian bukti:
a. membandingkan informasi dgn kriteria
b. teknik pemeriksaan yg digunakan meliputi
konfirmasi,
c. Inspeksi , pembandingan, penelusuran
PENGEMBANGAN TEMUAN
• Adanya ketidaksesuaian antara
kondisi / pelaksanaan dengan kriteria yg seharusnya
• Dapat berupa kurang memadai nya
sistem pengendalian intern, adanya ketidakpatuhan
dari ketentuan peraturan perundang undangan ,
kecurangan , serta ketidak patutan ( abuse )
• Temuan biasanya terdiri dari unsur kondisi, akibat
dan sebab.
DOKUMENTASI (KERTAS KERJA
PEMERIKSAAN)
• Harus berisi :
• tujuan , ruang lingkup, metodologi
pemeriksaan, termasuk kriteria pengambilan uji petik
yg digunakan.
• DOKUMENTASI pekerjaan berguna utk mendukung
pertimbangan profesional dan temuan pemeriksa
• bukti ttg reviu supervisi terhadap pekerjaan
yg dilakukan
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
• Harus disampaikan langsung ke Direktur Utama
• Berdasarkan standar kerja audit
• Berpegangan pada kode etik auditor
• Pelaporan ke pemilik dengan persetujuan Direktur
• Pelaporan harus mencantumkan :
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
C. Tindak lanjut
BENTUK LAPORAN
• LAPORAN hasil pemeriksaan kinerja harus dibuat dalam
bentuk dan isi yg dapat dimengerti oleh auditi dan pihak
lain yg terkait.
• Bentuk laporan pada dasarnya bisa berbentuk surat
TANGGAPAN AUDITI
• Pemeriksa harus meminta tanggapan / pendapat terhadap kesimpulan ,
temuan , dan rekomendasi termasuk tindakan perbaikan yg
direncanakan oleh auditi, secara tertulis dari pejabat auditi yg bertanggung
jawab.