Anda di halaman 1dari 41

WEBINAR

NASIONAL IDI JATENG


HARI KESADARAN HUKUM KDOKTERAN

KODEKI
dan

PROSEDUR PENANGANAN
dugaan pelanggarannya

OLEH
DJOKO WIDYARTO JS
KETUA MKEK IDI WILAYAH JATENG
SEMARANG 28 JUNI 2020
6 JUNI 2020 DJOKO W 1
CURICULUM VITAE
Pendidikan 1. Dokter FK UNDIP 1978
2. S2-Postgraduate Diploma Hosp. Management, University of Leeds, UK, 1991
3. S2-Magister Hukum Kesehatan UNIKA Soegijapranata, 2007
Kursus 1. On the Job Training di beberapa rumah sakit di Melbourne, 1987
2. Course for Senior Hosp. and Health Service Managers, Birmingham, UK, 1999
3. Beberapa kursus tentang Management, Leadership, Safety, Quality, dsb
4. Mediator Bersertifikat , 2012
Riwayat Pekerjaan
1978 - 1982 : Kepala Puskesmas Rumbai, Pekanbaru Riau
1994 - 2000 : CMO/Manager Medical Services PT Caltex Pacific Indonesia
2000 - 2004 : Senior Medical Consultant PT Caltex Pacific Indonesia
2005 : Konsultan Pemasaran Paviliun Garuda RS Dr. Kariadi Semarang
2007 - 2013 : Direktur Pengelola RS Permata Medika, Semarang
2008 - 2013 : Staff Pengajar Magister Hukum Kesehatan UNIKA Soegijapranata
2013 - Sep2014 : Direktur RS Permata Medika, Semarang
Sept 2014 - skg : Direktur Medis dan Keperawatan RS Nasional Diponegoro, Semarang
Organisasi Profesi : 1. Wakil Ketua PERSI Daerah Riau 1996-1999
2. Sekretaris Umum IDI Wilayah Riau 2001-2004
3. Anggota BHP2A PB IDI 2006-2009
4. Ketua Bidang Organisasi PB IDI 2009-2012
5. Ketua III IDI Wilayah Jateng 2004-2007
6. Ketua I IDI Wilayah Jateng 2008-2011
7. Ketua IDI Wilayah Jateng 2011-2014, 2014 - 2017
8. Anggota Departemen Hukum, Etika dan Mediasi ARSADA Pusat 2010-2013
9. Anggota Kompartemen Hukum, Etika RS dan Advokasi ARSSI Pusat 2014-2017
10. Penasehat ARSSI Semarang periode 2014-2017
12. Anggota MAKERSI Jateng 2014-2017 dan MAKERSI Pusat 2015-2018
13. Ketua MAKERSI Jateng 2018-2021
14. Ketua MKEK IDI Wilayah Jateng 2018-2021
15. Anggota Dewan Pakar PB IDI 2018 -2021
16. Angota Dewan pakar MHKI Pusat 2018 - 2021
Penghargaan 1. Dokter Puskesmas Teladan, Pekanbaru 1980
2.World Class Award , PT Caltex Pacific Indonesia, 1997
3. Penghargaan Adi Satya Utama, PB IDI 2003
4. World Class Award, PT Caltex Pacific Indonesia, 2004
6 JUNI 2020 DJOKO W
5. Wisudawan Terbaik Periode I, Magister Hukum Kesehatan, 2007 2
the beauty of medicine

medicine
is a science of uncertainty
and
an art of probability


(SIR WILLIAM OSLER)

6 JUNI 2020 DJOKO W 3


Perjalanan KODEKI

1969 - 2012

6 JUNI 2020 DJOKO W 4


KODEKI 1969 §  Tindak lanjut dari Muktamar IDI ke XI di Bandung Oktober 1968
§  SK Menkes No. 69/Kab/B.VIII/69 tanggal 14 Maret 1969 untuk
mengadakan Musyawarah Kerdja Susila Kedokteran Nasional
§  Hasil Musyawarah Kerdja Susila Kedokteran Nasional 1-3 Mei 1969
di Jakarta (dilaporkan oleh MA Hanafiah S.M., Ketua Panitia
Redaksi Musyawarah Kerja Susila Kedokteran Nasional pada 29 Juni
1969): 1. Kode Etik Kedokteran Indonesia,
2. Lafal Sumpah Dokter Indonesia, dan
3. Aparatur Etik Kedokteran (MKEK dan Dewan Pelindung EK)
§  Ditetapkan dalam SK Menkes No. 55/WSKN/69 tgl 29 Okt. 1969
(SK No. 80/DPK/I/K/69 ?), berlaku tgl 12 Nop. 1969
§  Terdiri 4 Bab dan 17 ps: Kewajiban Umum 8 ps, Kewajiban thd Pasien
4 ps, Kewajiban thd TS 3 ps dan Kewajiban thd Diri Sendiri 2 ps.
§  Sumpah Dokter diakomodasi dalam ps 15 yg berbunyi :
“ Seorang dokter hrs menjunjung tinggi asas Declaration of Geneva
yang telah diterima oleh Ikatan Dokter Indonesia”

6 JUNI 2020 DJOKO W 5


KODEKI 1983
§  Hasil Musyawarah Kerja Nasional Etik Kedokteran II,Jakarta 1981
§  SK Menkes No. 434/MEN.KES/SK/X/1981, 28 Oktober 1983
§  Berlaku mulai 28 Okt. 1983
§  Terdiri dari 4 Bab dan 19 ps: Kewajiban Umum 9 ps, Kewajiban thd
Pasien 5 ps, Kewajiban thd TS 2pasal & Kewajiban thd diri sendiri 3 ps
§  Sumpah Dokter sdh disebut dlm ps 1 spt KODEKI 2012 dan dijelaskan
lebih detil dalam penjelasan ps. 1 yg a.l. menyebutkan bhw :
“Saya akan mentaati dan mengamalkan KODEKI”
§  Ada ps.19 sebagai Penutup yang merupakan keharusan setiap
dokter utk dg sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan
KODEKI dalam melakukan pekerjaannya sebagai doktter

6 JUNI 2020 DJOKO W 6


KODEKI 2002
§  Hasil Musyawarah Kerja Nasional Etik Kedokteran III, Jakarta 2001
§  Ditetapkan dlm SK PB IDI No. 221/PB/A.4?04/2002, 19 April 2002
§  Berlaku mulai tanggal 19 April 2002
§  Terdiri dari 4 Bab dan 17 ps: Kewajiban Umum 9 ps, Kewajiban thd
Pasien 4 ps, Kewajiban thd TS 2pasal &Kewajiban thd Diri Sendiri 2 ps
§  Yang menarik pasal 7 nya terdiri dari 7a, 7b, 7c dan 7d.
Jadi sebenarnya jumlah pasalnya ada 20 pasal
§  Ada Penjelasan Pasal dan Pedoman Pelaksanaan KODEKI
§  Dilengkapi dg Adendum Penjelasan Khusus untuk bbp pasal
§  Sumpah Dokter disebut dlm ps 1 spt KODEKI 2012 dan dlm
Penjelasan Pasal serta lbh dijelaskan dalam Pedoman Pelaksanaan

6 JUNI 2020 DJOKO W 7


KODEK 2012
§  Tindaklanjut MUKERNAS IDI XIX di Pekanbaru 19-23 April 2011
§  Rakernas MKEK di Jakarta 3-4 Januari 2012 serta RPD IDI 16 Juni 2012
§  Ditetapkan dlm SK PB IDI No. 111/PB/A.4/02/2013 tgl 15 Febr. 2013
§  Berlaku mulai tanggal 15 Februari 2013
§  Terdiri 4 Bab dan 21 ps: Kewajiban Umum 13 ps, Kewajiban thd
Pasien 4 ps, Kewajiban thd TS 2 ps dan Kewajiban thd Diri Sendiri 2 ps
§  Ada Penjelasan Pasal ada juga Cakupan Pasal.
§  Tidak ada Pedoman Pelaksanaan KODEKI dan Adendum Penjelasan
Khusus untuk Beberapa Pasal
§  Sumpah Dokter sdh disebut dalam ps 1 dan dijelaskan lebih detil dlm
Cakupan Pasal dan Penjelasan Pasal

6 JUNI 2020 DJOKO W 8


21 KEWAJIBAN DOKTER
KEWAJIBAN UMUM KEWAJIBAN THD PASIEN
1. sumpah dokter 14. tulus ikhlas,merujuk
2. profesional, independen 15. kesempatan berinteraksi&beribadat
3. kemandirian profesi 16. merahasiakan sesuatu yg diketahui
4. tidak memuji diri sendiri 17. pertolongan darurat
5. persetujuan pasien
KEWAJIBAN THD SEJAWAT
6. hati-hati menerapkan teknik baru
7. memberi keterangan yg tlh diperiksa 18. memperlakukan sebagaimana ia
sendiri ingin diperlakukan
sendiri kebenarannya
8. pelayanan kompeten, kasih sayang 19. tidak mengambil alih pasien dari
teman sejawat, kecuali dg
dan perlindungan HAM
persetujuan keduanya atau
9. jujur
berdasarkan prosedur yg etis
10. hak pasien, sejawat &tenaga kes lain
11. menghormati&melindungi kehidupan KEWAJIBAN THD DIRI SENDIRI
12. pelayanan komprehensif 20. menjaga kesehatan
13. saling menghormati 21. mengikuti perkembangan iptekdok

6 JUNI 2020 DJOKO W 9


DI DALAM KODEKI
YG BELUM TERLIHAT

KEWAJIBAN
MELAYANI DLM
KONDISI HUB
KEWAJIBAN DOKTER-PAS
TDK KONDUSIF
MEMATUHI
PERUNDANGAN

KEWAJIBAN DLM
KONDISI
TERTENTU
WABAH,PERANG
DSB.

PERLU ?
6 JUNI 2020 DJOKO W 10
REVISI KODEKI 2012 ?
(PERKEMBANGAN SITUASI DAN KEBUTUHAN PELAYANAN)

“ the biggest room in the world ,


is the room for improvement “
( Helmut Schmidt )
HAK PASIEN
UU NO. 44 TH 2009 PS. 32
11.Memberi atau menolak persetujuan
1.Memperoleh info tentang tata tertib dan tindakan yg akan dilakukan
peraturan yg berlaku di rumah sakit 12.Didampingi keluarganya dlm kondisi kritis
2.Memperoleh info ttg hak&kewajiban pasien 13.Menjalankan ibadah
3.Memproleh layanan yg manusiawi, adil, 14.Memperoleh keamanan & keselamatan diri
jujur dan tanpa diskriminasi 15.Mengajukan usul saran, perbaikan atas
4.Memperoleh layanan yg bermutu sesuai perlakuan RS thd dirinya
dg std profesi dan SPO 16.Menolak layanan bimbingan rohani yg

5.Memperoleh layanan yg efektif dan efisien tdk sesuai dg agama dan kepercayaan yg

6.Mengajukan pengaduan dianutnya

7.Memilih dokter dan kelas perawatan 17.Menggugat dan/atau menuntut RS, apbl
8.Berhak mendapat second opinion RS diduga memberikan pelayanan yg tdk
9.Berhak atas privasi sesuai standar
10.Mendapat informasi yg lengkap seblm 18.Mengeluhkan pelayanan RS yg tdk sesuai
dilakukan tindakan dg standar pelayanan melalui media
cetak dan elektronik

6 JUNI 2020 DJOKO W 12
•  Pertimbangan etika kedokteran
•  Usulan kpd Pengurus IDI
•  Koordinasi masalah bioetik dan etika kedokteran dg jajaran IDI
•  Menyelesaikan konflik etik perangkat dan jajaran IDI
•  MKEK Pusat membuat fatwa
•  Melakukan koordinasi penanganan kasus sengketa medik dg MKDKI
•  MKEK Pusat atas permintan MKEK Wilayah/Cabang mengukuhkan
kepengurusan MKEK Wilayah/Cabang
MKEK Wilayah atas permintaan MKEK Cabang dapat mengukuhkan
kepengurusan MKEK Cabang yg telah ditetapkan IDI yg setingkat (?)
•  Pengumpulan data ttg pengaduan etik, konflik etik dan/sengketa medik
dari jajaran IDI yg setingkat atau dari jajaran dibawahnya.
•  Kewenangan lain dlm pembinaan etik kedokteran yg ditetapkan oleh
PB IDI bersama MKEK Pusat

6 JUNI 2020 DJOKO W 13


Divisi Pembinaan

•  Memantau perencanaan, proses dan evaluasi pelaksanaan etik kedokt.
•  Proaktif mengklarifikasi kpd pihak yg terkait informasi dugaan
pelanggaran etik kedoktà lapor Ketua MKEK
•  Membantu Divisi Kemahkamahan dlm penelaahan
•  Mengeksekusi sanksi etik yg diputuskan Majelis Pemeriksa
•  Lapor monev sanksi etik sebulan sekaliselama 3bl ke Ketua MKEK
•  Pembinaan etik thd dokter yg melanggar etik
•  Merekomendasikan pemulihan hak-hak dokter yg tlh selesai menjalani
sanksi atau tdk terbukti melakukan pelanggaran etik

6 JUNI 2020 DJOKO W 14


Divisi Kemahkamahan
•  Menilai keabsahan pengaduan, menetapkan persidangan, memeriksa
/menilai bukti, memanggil dan memeriksa saksi-saksi, menyidangkan,
menetapkan ada tidaknya pelanggaran etik dan mmemberikan sanksi
•  Melakukan persidangan banding kasus konflik etika dan/atau sengketa
medik, apabila ada ketidakpuasan para pihak
•  Melakukan persidangan atas dokter yg tlh dijatuhi sanksi, ttp dlm 3X
monitoring dan evaluasi tidak ada iktikad baik dlm menjalankan sanksi
yg diberikan
•  Menyidangkan kasus etika yg dirujuk oleh MKDKI atau lembaga lain
•  Merujuk kasus sengkata medik yg patut diduga ada pelanggaran
disiplin ke MKDKI
•  Memulihan hak-hak profesi dokter yg tdk terbukti bersalah melanggar
etik dan/atau yg tlh selesai menjalani sanksi etik
•  Melakukan pemeriksaan, melakukan penyidangan bersama Majelis Etik
dari organisasi profesi lainnya

6 JUNI 2020 DJOKO W 15


Dugaan Pelanggaran
INFORMASI PENGADUAN

KLARIFIKASI TELAAH
(MKEK/
(DIV. PEMBN) DIV. KEMHM)

LAYAK

PERSIDANGAN

PUTUSAN

6 JUNI 2020 BANDING ?


DJOKO W 16
ASAL:
•  Langsung oleh pengadu yg mengalami/menyaksikan
•  Rujukan/banding dari MKEK dibawahnya
•  Temuan IDI/PDSp setingkat, temuan IDI dan perangkat dibawahnya
•  Temuan/permintaan Divisi Pembinaan
•  Hasil MKDKI/lembaga disiplin profesi/lembaga pembinaan etik
•  Hal-hal lain yg ditemukan MKEK Pusat

ISI :
•  Identitas pengadu
•  Nama dan alamat praktik dokter
•  Kronologi kejadian
•  Alasan sah pengaduan
•  Bukti/keterangan saksi /petunjuk
DALUWARSA :
Kejadian lebih 2 tahun
6 JUNI 2020 DJOKO W 17
PENGADU 3X DIPANGGIL TDK TERADU 3X DIPANGGIL TDK
DATANG (pengaduan tdk lengkap)
DATANG

BATAL SAH


pengadu, teradu dan saksi tidak disumpah
(pernyataan tertulis bhw pernyataannya benar)
menolak à catat utk pertimbangan putusan
diadukan ke MKDKI/kepolisian/instansi hukum lainà MKEK stop
diadukan ke MKEK pusat, wilayah, cabang & DE PDSp àdiputuskan oleh mkek pusat

6 JUNI 2020 DJOKO W 18


•  dilakukan setlh pengaduan dianggap sah
•  oleh Ketua MKEK/Majelis Pemeriksa dlm rapat MKEK/Majelis Pemeriksa
•  hasil telaah MKEK Pusat dikirim ke MKEK Wil atau Dewan Etik PDSp
•  hasil telaah MKEK Wil dikirim ke MKEK Cab

PENELAAHAN
RAPAT PENGURUS MKEK/MP

KETUA MKEK MENETAPKAN


LAYAK/TDK LAYAK

LAYAK

KETUA MKEK
ST MP
6 JUNI 2020 DJOKO W 19
Pemeriksa
•  Tim Ad-hoc yg dibentuk oleh Ketua MKEK
•  Terdiri dari Ketua Majelis Pemeriksa, Sekretaris dan Anggota
•  Majelis yg dibentuk MKEK, minimal 1 anggota dr DE PDSp terkait
•  Majelis yg dibentuk oleh DE PDSp, minimal 1 anggota dr Pengurus
MKEK Wilayah/Pusat
•  Ketua majelis berasal dari anggota Divisi Kemahkamahan
atau Dewan Penasehat MKEK dg spesifikasi/keseminatan yg sama
atau paling dekat keterkaitannya dg dokter teradu, kecuali kalau
keterdekatan teradu justru menimbulkan konflik kepentingan
•  Bila Ketua Majelis bukan dokter yg sama spesialisasinya/keseminatan
nya dg dokter teradu, salah satu anggota Majelis hrs berasal dari
spesialisasi/keseminatan yg sama atau plg dekat keterkaitannya dg
dokter teradu , kecuali kalau keterdekatan teradu justru menimbulkan
konflik kepentingan

6 JUNI 2020 DJOKO W 20


Pemeriksa

•  Jumlah Majelis minimal 3 orang maksimal 5 dg jumlah gasal, dan
minimal dari 2 orang dari Divisi Kemahkamahan/Dewan Pembina
MKEK
•  Bila diperlukan Anggota Majelis dpt ditambah maks. 2 orang anggota
tdk tetap yg mempunyai hak dan kewajiban sama
•  Dalam keadaan luar biasa , anggota tidak tetap dpt diangkat dari
MKEK Pusat/MKEK Wilayah/MKEK Cabang atau Dewan Etik PDSp
atau perorangan diluar profesi kedokteran, yg berpengalaman
memiliki integritas dan kepedulian thd Etika Kedokteran
•  Pengangkatan anggota Majelias Pemeriksa tdk tetap dari non dokter
hrs dikonsulkan secara tertulis&mendpt persetujuan Ketua MKEK Pusat

6 JUNI 2020 DJOKO W 21


•  Dibuka oleh Ketua Divisi Kemahkamahan/Ketua MKEK, dipimpin
oleh
Ketua Majelis Pemeriksa (MP)
•  Sah apabila dihadiri slrh anggota MP, apbl ada yg berhalangan
segera mengabari, Ketua MKEK mengganti dg anggota MKEK lain
•  Bersifat tertutup, kecuali dinyatakan lain oleh Ketua MP dlm
Putusan Sela
•  Ketua MP berhak membuat, menetapkan saksi,saksi ahli, barang
bukti utk disajikan dlm persidangan
•  Pengadu dan teradu diberi tahu hak dan kewajibannya
•  Anggota MP punya hak bicara dan hak suara. anggota MKEK lain
hanya punya hak bicara
•  Pengurus IDI setingjat dan BHP2A yg diundang wajib hadir
•  Ketua MP berhak memanggil pihak lain terkait termsk Ketua KM ,
Panitia Etik dan /atau dokter lain
•  Seluruh proses persidangan maks 90 hr kerja
6 JUNI 2020 DJOKO W 22
Bukti

•  berupa surat, rekam medik, obat/bagian obat,alkes, benda-benda,
dokumen, kesaksian, kesaksian ahli atau petunjuk
•  waktu penelaahan/persidangan dapat diminta diperlihatkan,
diperdengarkan, dikopi, difoto,atau disimpannya barang bukti asli
•  bila pengadu/teradu menolak permintaan Majelis Pemeriksa,
dicatat sbg pertimbangan MKEK dlm menjatuhkan putusan
•  MKEK tdk berhak menyita barang bukti
•  bila barang bukti diduga ada unsur pidana/perbuatan yg dilarang
oleh perundangan MKEK berhak meneruskan ke pihak berwenang

6 JUNI 2020 DJOKO W 23

•  dokter teradu berhak didampingi pembela
•  pembela adl BHP2A, perangkat/jajaran PDSp,
perorangan IDI
•  dokter teradu tdk dibenarkan didampingi
kuasa hukum/pengacara/keluarga/kerabat
dokter teradu selama penelaahan/persidangan
•  Ketua MKEK setempat/ Ketua Majelis Pemeriksa
berhak menetapkan pendamping/pembela
meninggalkan ruang penelaahan/persidangan

6 JUNI 2020 DJOKO W 24


Saksi dan Saksi Ahli
•  Saksi adl tenaga medis, tenaga kesehatan, pimpinan saryankes, komite
medik, perorangan atau praktisi kesehatan lainnya yg mendengar
atau melihat yg ada kaitannya langsung dg kejadian/perkara atau
dokter yg diadukan
•  Saksi Ahli adl dokter yg memiliki keahlian dan keilmuan yg tdk terkait
langsung dg kejadian/perkara dan tdk memiliki hubungan keluarga atau
kedinasan dg dokter teradu atau pasien pengadu
•  Saksi Ahli hrs dokter praktisi yg sama jenis keahlian/keseminatannya
dan setara fasilitas tempat bekerjanya dg dokter teradu atau yg ditunjuk
oleh Perhimpunan DSp/Seminat atau jajaran IDI atas pemintaan MKEK
•  Putusan penerimaan usulan Saksi/Saksi Ahli oleh Ketua Mejelis Pemeriksa

6 JUNI 2020 DJOKO W 25


•  putusan diambil atas dasar musyawarah dan mufakat
•  apabila tdk musyawarah dan mufakat tdk tercapai,putusan
diambil dg suara terbanyak dan perbedaan dicatat
•  Putusan tertutup , putusan tdk bisa diakses oleh siapapun
kecuali anggota Majelis Pemeriksa
•  Putusan terbuka sebagian, putusan/resume singkat bisa dibuka
pd pihak yg dianggap relevan, namun tertutup utk publik/media
•  Putusan dpt terbuka utk publik/pers pd kondisi:
a.  Kasus hoax, dan dokter teradu melakukan propaganda ke pers/
masyarakat luas lewat media tertentu
b.  Kasus hoax yg menimbulkan keresahan /insan profesi kedokteran
c.  Kasus hoax yg menyinggung masalah sensitif yg dilakukan dokter
teradu
d.  MKEK diminta klarifikasi secara luas
e.  Sanksi yg ditetapkan berupa pemecatan tetap, supaya
masyarakat tahu, atau dokter yg diberi sanksi pemecatan
6 JUNI 2020 sementara, melakukan praktik pd masa sanksi pemecatan tsb.
DJOKO W 26
lanjutan…

•  Putusan Etik yg tlh berkekuatan Etik tetap, dikirim ke Rapat Pengurus


MKEK utk ditetapkan pelaksanan sanksinya, dg atau tanpa koordinasi
dg Pengurus IDI setingkat
•  Putusan pelanggaran etik dibedakan :
1.  Pelanggaran Etik Ringan
2.  Pelanggaran Etik Sedang
3.  Pelanggaran Etik Berat

6 JUNI 2020 DJOKO W 27


lanjutan…

11 Pertimbangan menentukan berat ringannya pelanggaran:


1.  Dampak thd keselamatan dan kehormatan pasien
2.  Dampak thd keselamatan dan kehormatan TS dan TK lain
3.  Dampak thd kesehatan masyarakat
4.  Dampak thd kehormatan profesi kedokteran
5.  Rekam jejak dokter teradu
6.  Dampak thd kepentingan umum
7.  Iktikad baik teradu dlm menyelesaikan kasus
8.  Sikao teradu thd MKEK dan Majelis Pemeriksa
9.  Motivasi yg menimbulkan kasus
10.  Situasi lingkungan yg mempengaruhi kasus
11.  Pandangan BHP2A/sejawat pembela
Kalau kasus pelanggaran menyangkut disipli/hukum yg sdg dlm
proses penanganan, persidangan atau putusan, ditunda sampai
selesainya penanganan tsb
Proses penanganan kasus paling lama 90 (sembilan puluh) hari
6 JUNI 2020 kerja. Kalau tdk selesai dianggap dirujuk ke MKEK tingkat atasnya
DJOKO W
28
Dibagi menjadi 4 katagori:
Katagori 1 : murni pembinaan
Katagori 2: penginsafan tanpa pemberhentian keanggotaan
Katagori 3: penginsafan dg pemberhentian keanggotaan sementara
Katagori 4: pemberhentian keanggotaan tetap

Sanksi Pelanggaran Ringan : minimal 1(satu) jenis katagori1
Sanksi Pelanggaran Sedang: sanksi 1(satu) jenis katagori 1, dan
1 (satu) jenis katagori 2
Sanksi Pelanggaran Berat : sanksi minimal 1(satu) jenis katagori 1,
1 (satu) jenis katagori 2, dan
1(satu) jenis katagori 3
Sanksi Pelanggaran Sangat Berat: sanksi katagori 4 berupa penghentian
keanggotaan tetap.
6 JUNI 2020 DJOKO W 29
lanjutan…

Katagori 1 : murni pembinaan


•  diberikan oleh Ketua Majelis Pemeriksa
•  dilaksankan oleh Divisi Pembinaan
•  contoh sanksi:
a.  Membuat refleksi diri
b.  Mengikuti workshop etik yg ditentukan MKEK
c.  Mengikuti modul etik di FK
d.  Mengikuti program magang bersama panutan 3 bulan
e.  Kerja sosial pengabdian profesi di institusi kesehatan plg lama 3 bl
Katagori 2: penginsafan tanpa pemberhentian keanggotaan
•  diberikan oleh Ketua Majelis Pemeriksa
•  dilaksankan oleh Ketua MKEK koordinasi dg Ketua PB IDI dan jajarannya
•  contoh sanksi:
a.  Rekomendasi pemberhentian jabatan tertentu
b.  Pemberhentian dr jabatan di IDI dan organisasi dibawah IDI dan pelarangan
menjabat di IDI/organisasi dibwh IDI utk satu periode kepengurusan
c.  Kerja sosial di institusi kesehatan 6-12 bulan
d.  6 JUNI 2020
Mengikuti program magang bersama panutan selama 6 -12 bl
DJOKO W
lanjutan…

Katagori 3: penginsafan dg pemberhentian keanggotaan sementara


•  diberikan oleh Ketua Majelis Pemeriksa
•  dilaksankan oleh Ketua MKEK koordinasi dg Ketua PB IDI dan jajarannya
•  pencabutan sementara hak dan kewenangan profesi sbg dokter sekurang-
kurangnya 12 bulan dg implikasi:
a.  Kehilangan hak dan kewenangan melakukan praktik, dicabut sementara
rekomendasi ijin praktik ! SIP non aktif sementara
b.  Kehilangan hak dan kewenangan menjadi pengurus dan anggota IDI dan
seluruh organisasi dibawah IDI
c.  Kehilangan hak dan kewenangan menyandang jabatan publik yg
mensyaratkan dijabat seorang dokter aktif
d.  STR dan status di KKI menjadi non aktif

Katagori 4: pemberhentian keanggotaan tetap
•  ditetapkan Ketua Majelis Pemeriksa bersama dg Ketua MKEK setempat
•  berkoordinasi dg Ketua MKEK Pusat dan Ketua PB IDI utk dilaporkan
Muktamar
•  hilangnya hak dan kewenangan secara tetap sebagai anggota IDI
•  penetapan sanksi katagori 4 dilakukan pada Muktamar
•  sejak sanksi ditetapkan melalui Putusan MKEK sampai Muktamar
6 JUNI 2020 DJOKO W ! 31
lanjutan…


•  Ketua Majelis Pemeriksa wajib mengirim amar putusan ke Ketua
MKEK setingkat dan dilanjutkan ke MKEK Pusat, Ketua IDI setingkat,
Ketua PDSp terkait dan dokter teradu
•  Salinan Putusan MKEK Cab/Wil disertaI riwayat singkat kasus,
identitas, masalah dan katagori atau kualifikasi putusannya dlm
waktu plg lama 10 hr kerja sejak ditetapkan
•  Putusan MKEK setlh terbukti terdpt pelanggaran disiplin dpt dikirim
ke MKDKI
•  Salinan Putusan MKEK tdk boleh diberikan kepada pihak penyidik
atas alasan apapun

6 JUNI 2020 DJOKO W 32


§  untuk efektifitas dan efisiensi putusan MKEK, Ketua MKEK berwenang
melakukan advokasi, koordinasi dan/atau komunikasi kepada semua
stake holder
§  untuk menjalankan putusan sanksi katagori 1 …..?
§  untuk menjalankan putusan sanksi katagori 2 dan 3 :
Ketua MKEK bersurat ke Ketua IDI setingkat . Apabila sudah bersurat 3 kali
Ketua IDI setingkat tdk menjalankan sanksi katagori 2, 3 dan 4, maka
dianggap Ketua IDI setingkat menyerahkan eksekusi sanksi tsb kepada
Ketua MKEK sesuai jurisdiksinya
§  untuk sanksi katagori 4:
Ketua MKEK melakukan surat menyurat ke Ketua MKEK Pusat serta Ketua PB
IDI. Ketua PB IDI wajib melaporkan sanksi katagori 4 ke Muktamar

6 JUNI 2020 DJOKO W 33



•  Ketua Majelis Pemeriksa beritahu teradu ttg hak banding 14 hr kerja
stlh sidang pembuatan putusan
•  Ketua Majelis secara terpisah dpt memanggil pengadu dg atau tanpa
disertai keluarga atau PENGACARANYA (???) dlm pembacaan putusan
•  Pengadu jg mempunyai hak yg sama utk banding r
•  Teradu dan Pengadu berhak mengajukan banding melalui MKEK Cab
ke MKEK Wil atau melalui MKEK Wil ke MKEK Pusat,plg lambat 14 hr
kerja setlh pembacaan amar putusan atau putusan tertulis diterima…?
•  Tatacara penelaahan kasus, persidangan dan pengambilan putusan
MKEK terbanding sama dengan MKEK Pembanding, atau dpt dilakukan
tatacara tersendiri yg ditetapkan oleh MKEK Pusat.

6 JUNI 2020 DJOKO W 34


PEMULIHAN HAK PROFESI
•  untuk sanksi katagori 1 dilakukan oleh Ketua MKEK/Divisi Kemahkamahan
segera stlh selesai menjalani sanksi
•  untuk sanksi katagori 2 dibuat khusus oleh Ketua MKEK atas permintaan
teradu setlh selesai menjalani sanksi
•  untuk sanksi katagori 3 dibuat khusus oleh Ketua MKEK atas permintaan
teradu setlh selesai menjalani sanksi

•  semua dokumen yg berkaitan dg pemulihan hak profesi disimpan sampai 10th.


•  surat putusan pemulihan hak profesi dilaksanakan oleh MKEK disampaikan ke
teradu dan jajaran pengurus IDI terkait

6 JUNI 2020 DJOKO W 35


Kerahasiaan
§  Berkas pengaduan diperlakukan sbg dokumen rahasia
§  Nama, alamat, identitas pengadu/keluarga dpt dirahasiakan
§  Persidangan MKEK bersifat tertutup, kecuali dinyatakan lain
§  Putusan MP yg bersifat tertutup (hanya bisa diakses MP)
§  Amar Putusan disampaikan oleh Ketua MKEK kpd dokter yg dinyatakan
melanggar/tdk melanggar etik, Ketua MKEK Pusat,Ketua IDI setingkat,
Ketua PDsP terkait (spesialis)
§  Putusan dpt disampaikan lisan kpd pengadu,aslinya disimpan MKEK
§  Salinan Putusan MKEK tidak boleh diberikan kpd penyidik dg alasan
apapun.

6 JUNI 2020 DJOKO W 36


Boleh Dibuka …

•  Putusan atau resume singkat putusan dpt dibuka utk pendidikan/penelitian,
atas ijin Ketua MKEK Wil/Cab yg menangani kasus atau Ketua MKEK Pusat
stlh 1 th putusan tsb dibuat
•  Putusan atau resume singkat putusan dpt dibuka sbg laporan pertanggung
jawaban MKEK dg merahasiakan identitas dokter teradu, faskes dan tempat
kejadian perkara
§  Resume singkat putusan MKEK dpt diberikan kpd penyidik atas ijin tertulis
dari Ketua MKEK Pusat.
Ketentuan lebih lanjut diatur dalam Putusan MKEK Pusat

6 JUNI 2020 DJOKO W 37


?
•  Proses penelaahan oleh Divisi Kemahkamahan ?
•  Proses di Dewan Etik PDSp ?
•  Putusan Sela Majelis Pemeriksa ?
•  Siapa yg berhak memproses kasus lintas cabang ?
berdasar TKP atau KTA ?
•  Siapa yg berhak memproses kasus dr spesialis ?
DE PDSp atau MKEK Cabang/Wilayah ?

6 JUNI 2020 DJOKO W


Samar2 38
6 JUNI 2020 DJOKO W 39
Take Home


KODEKI
Adalah rambu-rambu etik yg wajib
dipahami, diamalkan dan
dijunjung tinggi oleh dokter di Indonesia

Sanksi pelanggaran sesuai dengan
berat ringannya pelanggaran,
sampai pd pemecatan keanggotaan IDI
untuk selamanya

Diperlukan “PANUTAN”
bagi generasi penerus

6 JUNI 2020 DJOKO W 40
move on …
kalau ada jarum yang patah, jangan disimpan dalam almari
kalau ada kata yang salah, mohon maaf kami diberi

6 JUNI 2020
TerimaKasih DJOKO W 41

Anda mungkin juga menyukai