Kelompok 11
Kelompok 11
1. Irfan fakhrial 11. Githa fitria
2. Shifa khonita 12. Ilfa difati
3. Ririn maharani
4. Noviana rizky
5. Ade nurlina
6. Husni hamid
7. Anwar munajat
8. Auliandi pratama
9. Indah kusuma
10.Gina
OVERVIEW CASE
SKENARIO ANAMNESIS
1.Mons pubis
2. Labia mayora
3.Labia minora
4.Klitoris
5.Vestibulum
6.Kelenjar Bartholini
7.Hymen (selaput
dara)
• Organ genitalia interna wanita
Terdiri dari :
1.Vagina
2.Uterus
3.Tuba Falopii
4.Ovarium
Vagina
• Penghubung genitalia interna & eksterna
memanjang dari vulva ke uterus.
• Vaskularisasi :
Cranial a.uterina
Tengah a.vaginalis
Kaudal a.rectalis med,
a. fudenda
Vagina
• Limfe
Cranial nodus limfatikus iliaca interna & eksterna
Tengah nodus limfatikus iliaca interna & eksterna
Kaudal n.limfatikus sacralis
n.Limfatikus iliaca comunis
n.Limfatikus inguinales superficialis
• Organ genitalia pria
1. Eksterna
Penis
Scrotum
2. Interna
Testis & eEpididimis
Saluran keluar testis
Kelenjar aksesoris
Uretra
•Limfe
n.limfaticus iliaca interna
eksterna
FISIOLOGI
Leukore Fisiologis
Fungsi: pelumas vagina saat coitus, pertahanan dari
patogen.
Disekresi oleh: kel. Bartholini, serviks uteri, dan kel.
Uterina (endometrium).
Komponen: air, elektrolit, mikroorganisme, epitel, as.
Lemak,protein, karbohidrat.
Keadaan normal: ovulasi, psikis, kehamilan, kehamilan,
pasca&premenstruasi, rangsangan seksual.
Karakteristik: jernih sedikit keruh ( tidak berubah warna)
dan tidak berbau.
FAKTOR RISIKO
• Berganti-ganti pasangan
• Penggunaan alkohol
• Penyalahgunaan obat
• Hidup di msyarakat dengan tingkat IMS
tinggi
• Sudah terkena IMS
MIKROBIOLOGI DAN
PARASITOLOGI
Neisseria Gonorrhoeae
• Morfologi dan Identifikasi
Berbentuk ginjal, diameter
0,8 mikrometer
Gram negatif
Diplokokus
Gerak (+), Spora (-)
Sisi yang cekung akan
berdekatan sehingga
menyerupai bentuk biji kopi
Pili Virulen (+),
subkultur (jarang/sedikit)
• Membrane permukaan protein, fosfolipid, dan
lipopolisakarida (LPS)
• Reaksi oksidase (+)
• Hanya memfermentasi glukosa, tidak meragikan
maltosa
• Menghasilkan asam
• Tidak menghasilkan gas
Klasifikasi
1.N. gonorrhoeae tidak meragikan laktosa
dan ini membedakannya dengan Neisseria
meningitidis.
2.Types 1 dan 2 virulen; tipe 3, 4, and 5
kurang virulen
Antigenisitas dan Faktor
Virulensi
• Por (P.I) Protein porin utama, pada
membrane permukaan bakteri bersifat
invasif yang membantu penetrasi pada
sel-sel host
• Opa (P.II) Protein membrane
permukaan, tempat perlekatan
gonococcus didalam koloninya dan pada
sel inang
• Rmp (P.III) Protein permukaan yang
mampu memperkuat dugaan infeksi oleh
Neisseria gonorrhoeae. Bekerjasama dengan
Por
• Lipooligosaccharide (LOS) dan
Peptidoglycan dilepaskan melalui proses
autolysis dari sel pada saat infeksi. Keduanya
mengaktivasi jalur komplemen. LOS juga
menstimulasi produksi tumor necrosis factor
(TNF) yang menyababkan kerusakan sel LOS
memiliki andil besar dalam virulensi dan
pathogenesis
• Neisseria gonnorrhoea mampu mengeluarkan
beragam tipe antigenic LOS
• IgA1 protease mampu mengurai
immunoglobulin dalam berbagai region di tubuh
manusia
• Pili Perlekatan pada sel epitel mukosa inang
Trichomonas Vaginalis
Morfologi :
Bentuk oval seperti jambu
Memiliki : sitostoma, 4 flagel
anterior bebas, 1 flagel
melekat membrana undulans,
aksostil
Habitat
Wanita : vagina
Laki-laki : urethra, epidydimis,
prostat
Cara Infeksi
Terutama melalui hubungan
intim
Kontak langsung : alat toilet,
toilet seat, jalan lahir
Ciri- ciri :
Stadium infektif : tropozoit
Pada suhu 50 0 C, mati dalam 4 menit
Pada suhu 0 0 C, mati dalam 5 hari
Pada pH < 4,9 (wanita muda sehat, pH 3,8-
4,4)
Trofozoit
Sumber : Atlas of T. vaginalis
Medical Parasitology. Prayong Radomyos, dkk.
T. vaginalis. Aksostil ke luar dari bagian ujung posterior. Struktur
kristal pada sitoplasma adalah butir karbohidrat yang
ditangkap parasit
Sumber : Atlas Parasitologi Kedokteran, Zaman P. Alih Bahasa : Anwar C.; Mursal Y.
Trofozoit T. vaginalis. Flagelata yang bergerak dapat ditemukan dari lendir
vagina yang berbusa pada trihomoniasis vaginalis
Sumber : Color Atlas of Medicine and Parasitology. 1977. W. Peters & H.M. Gillers
Trichomonas vaginalis
SIKLUS HIDUP
Sebagian parasit
ditularkan melalui
hubungan seksual
Pria bertindak selaku
pembawa
Vasodilatas Mengeluarkan
Permeabilitas
i pembuluh Bradikinin
meningkat
darah
Hiperemis Udem
KGB
Teraba
Perempuan
Menstruasi
Coitus dengan
suami
Trichomonas Media tumbuh
N.GO masuk ke N.GO Penuruna
masuk bersama
vagina n sumbat
ejakulat
Naik ke serviks dan lendir
Melekat pada
melekat pada epitel
epitel vagina
Bakteri di
Mengeluarkan serviks akan
endotoksin Difagosit naik ke
genital atas
Perih Kerusakan
Jaringan
Terbentu Difagosit
Usia Muda akan
k Pus meningkatkan
Respon permeabilitas
Inflamasi mukosa
Respon Naik ke AKDR
Inflamasi genital (IUD)
Atas
B. PID
Cefixim
Pemberian: peroral
Dosis: 2X200mg Metronidazol
Selama 5 hari Dosis: 2X500mg
Selama 14 hari
Per oral
C. Uretritis non gonore dan Uretritis gonore akut
Azitromisin
Mek. Kerja: menghambat sintesis protein dengancara
berikatan denganribosom 30 s dan menghambat sintesis
DNA
Efek samping: diare, muntah, mual, kembung, nyeri ulu hati
Dosis : 2 x 500 gram. Dosis tunggal
Cefixim
Dosis: 2 x 200 mg. Per oral (Dosis tunggal)
dr. Sebelas
SIP .../..../..../
Jl. Unjani raya
R/ cefixim tab 200 mg No. II
S 1 dd 2 tab (DT)
Pro: Ny X
Usia: 32 th
Alamat: Contong
dr. Sebelas
SIP .../..../..../
Jl. Unjani raya
Pro: Ny X
Usia: 32 th
Alamat: Contong
dr. Sebelas
SIP .../..../..../
Jl. Unjani raya
R/ cefixim tab 200 mg No. II
S 1 dd 2 tab (DT)
Pro: Tn. Y
Usia: 35 th
Alamat: Contong
PROGNOSIS
P -> Servisitis Gonore dan trachomatis vaginitis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungtionam : ad bonam
P -> PID
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungtionam : dubia ad bonam
L -> UGA dan UNG
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungtionam : ad bonam
BHP
• Beneficence
-Dokter mampu melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan Lab. Dari anamnesis tidak didapatkan gejala subjective
khas, harus menggali faktor risiko tentang perilaku seks
suami dan isteri, Pem.fisik dapat mendeteksi ada komplikasi
atau belum, pem. Lab dengan kultur bakteri untuk
mengetahui penyebab dan dapat menentukan diagnosis
kerja lalu diberi penatalaksanaan.
• Nonmaleficence
-Mencegah komplikasi dengan memperhatikan keluhan
yang ada, misal: nyeri pelvis, punggung dan tanda dari PID.
• Autonomy
-Memberikan Informed consent, memberikan
edukasi mengenai perubahan perilaku seksual yang
baik dengan ABCD dan tidak menjadi promiskus.
• Justice
-Melakukan anamnesis suami-isteri terpisah lalu
merahasiakan tentang penyakit suami/pun isteri
dengan memperhitungkan aspek sosial, budaya
dan agama pasien.
-Mempertimbangkan merujuk pada spesialis obgyn.