201412040
2017
Table of Contents
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................4
2.1.1.Definisi Diare......................................................................................................................13
2.1.2.Klasifikasi Diare.................................................................................................................13
2.1.3.Etiologi...............................................................................................................................14
2.1.4.Patogenesis.........................................................................................................................17
2.1.5 Patofisiologis......................................................................................................................19
2.1.6 Epidemiologi......................................................................................................................20
2.2 Tinjauan Umum Tentang Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare
4.3.1 Populasi..............................................................................................................................24
4.3.2 Sampel................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
dan mortalitas pada anak usia kurang dari dua tahun di seluruh dunia terutama di
negara-negara berkembang, jumlah nya mendekati satu dalam lima orang, ini
menyebabkan kematian pada anak-anak melebihi AIDS dan malaria. Hampir satu
triliun dan 2,5 milyar kematian karena diare dalam dua tahun pertama kehidupan.
Diare juga menyebabkan 17% kematian anak balita di dunia.Tercatat 1,8 milyar
orang meninggal setiap tahun karena penyakit diare (termasuk kolera), banyak
(Magdarina, 2010). Diare mengacu pada kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan yang terjadi dengan bagian feses tidak berbentuk(Nettina, 2001). Diare
adalah kondisi frekuensi defekasi yang lebih dari 3 kali sehari , serta konsistensi
feses yang cair (Widjaja, 2002). Diare dapat akut atau kronis. Diare akut adalah
yang berlangsung 14 hari sedangkan diare kronis adalah diare yang berlangsung
makanan dan minuman, keadaan sosial ekonomi dan laktosa (susu kaleng)
Diare merupakan salah satu penyebab utama kematian terutama pada anak-
seluruh dunia merupakan diare berdarah atau disentri (Hardi, dkk, 2012). Angka
kejadian diare pada anak di dunia mencapai 1 miliar kasus tiap tahun, dengan
korban meninggal sekitar 4 juta jiwa. Angka kematian balita di negara Indonesia
Jawa Timur tahun 2009 mencapai 989.896 kasus diare dengan proporsi balita
Diare dapat disebabkan dari berbagai macam faktor yaitu faktor nutrisi,
faktor perilaku orang tua dan faktor lingkungan yang kotor. Cara penularan diare
dapat melalui melalui lingkungan dengan cara fekal oral makanan atau minuman
yang tercemar kuman atau kontak langsung dengan tangan penderita yang kotor
pada saat menyentuh makanan atau melalui lalat pada makanan yang tidak
ditutup. Selain itu cara penularan diare yang lain juga bisa dari perilaku orang tua
sendiri yang tidak mencuci tangan sebelum kontak dengan bahan makanan dan
setelah kontak dengan barang kotor atau tercemar. Memakan makanan basi dan
makanan sisa dari beberapa hari yang lalu juga merupakan salah satu cara
osmotik. Diare sekretorik disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit
dari usus, dan menurunnya absorbsi di usus. Diare osmotik disebabkan karena
tubuh yang dikenal dengan dehidrasi, tanda dan gejala yang muncul berupa
pernapasan kusmaul, penurunan berat badan yang drastis, sianosis, denyut nadi
cepat, tekanan darah menurun, kelemahan dan ujung-ujung ekstremitas dingin
salah satu strategi yang dapat dilakukan dalam upaya menurunkan angka kejadian
diare adalah dengan melihat faktor-faktor risiko terjadinya penyakit diare. Dengan
diare balita dapat lebih terpadu, inovatif, dan melibatkan semua sektor terkait.
Diare
rehidrasi oral dengan baik pada balita dibandingkan dengan kelompok ibu
Ayah dan ibu yang berkerja pegawai negeri atau swasta rata-rata
mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan ayah dan ibu yang
oleh orang lain, sehingga mempunyai resiko lebih besar untuk terpapar
dengan penyakit..
Sebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Balita yang
berumur 12-24 bulan mempunyai resiko terjadi diare 2,23 kali disbanding
d) Faktor Lingkungan
Dua faktor yang dominan yaitu : sarana air bersih dan pembuangan tinja.
Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta
e) Faktor Gizi
penyembuhan diare tersebut. Bayi dan balita yang gizinya kurang sebagian
besar meninggal karena diare. Hal ini disebabkan karena dehidrasi dan
malnutrisi.
keluarga besar dengan daya beli yang rendah, kondisi rumah yang buruk,
kesehatan.
Kontak antara sumber dn host dapat terjadi melalui air, terutama air
minum yang tidak dimasak dapat juga terjadi sewaktu mandi dan
orang lain apabila melekat pada tangan dan kemudian dimasukan ke mulut
pada balita?
3. Bagi Peneliti
TIJAUAN PUSTAKA
2.1.1.Definisi Diare
frekuensi yang tidak normal (meningkat), konsistensi tinja menjadi lebih lembek
keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya ditandai
dengan peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan
pada neonates lebih dari 4 kali sehari dengan tanpa lender darah. (Aziz,
perubahan dalam kepadatan dan karakter tinja, atau tinja cair dikeluarkan tiga kali
penyakit pada sistem gastrointestinal atau penyakit lain diluar saluran pencernaan.
(Ngastiyah, 2003). Jadi diare adalah buang air besar yang frekuensinya lebih dari
2.1.2.Klasifikasi Diare
a. Diare akut
Diare akut yaitu buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi
tinja yang lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya dan berlangsung
dalam waktu kurang dari 2 minggu. Menurut Depkes (2002), diare akut yaitu
diare yang berlangsung kurang dari 14 hari tanpa diselang-seling berhenti lebih
dari 2 hari. Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dari tubuh penderita,
gradasi penyakit diare akut dapat dibedakan dalam empat kategori, yaitu: (1)
Diare tanpa dehidrasi, (2) Diare dengan dehidrasi ringan, apabila cairan yang
hilang 2-5% dari berat badan, (3) Diare dengan dehidrasi sedang, apabila cairan
yang hilang berkisar 5-8% dari berat badan, (4) Diare dengan dehidrasi berat,
b. Diare persisten
Diare persisten adalah diare yang berlangsung 15-30 hari, merupakan kelanjutan
dari diare akut atau peralihan antara diare akut dan kronik.
c. Diare kronik
Diare kronis adalah diare hilang-timbul, atau berlangsung lama dengan penyebab
yang menurun. Lama diare kronik lebih dari 30 hari. Menurut (Suharyono, 2008),
diare kronik adalah diare yang bersifat menahun atau persisten dan berlangsung 2
minggu lebih.
2.1.3.Etiologi
a) Faktor Infeksi
1.Infeksi enteral
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak.Infeksi parenteral ini meliputi: (a) Infeksi bakteri: Vibrio, E.coli,
Infeksi virus:
2.Infeksi parenteral
Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti
sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2
tahun.
b) Faktor Malabsorbsi
1. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan
2. Malabsorbsi lemak
3. Malabsorbsi protein
d) Faktor psikologis: rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan
e) Faktor Pendidikan
oral dengan baik pada balita dibanding dengan kelompok ibu dengan status
Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, semakin baik tingkat kesehatan yang
diperoleh si anak.
f) Faktor pekerjaan
Ayah dan ibu yang bekerja Pegawai negeri atau Swasta rata-rata mempunyai
pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan ayah dan ibu yang bekerja sebagai
buruh atau petani. Jenis pekerjaan umumnya berkaitan dengan tingkat pendidikan
dan pendapatan. Tetapi ibu yang bekerja harus membiarkan anaknya diasuh oleh
orang lain, sehingga mempunyai risiko lebih besar untuk terpapar dengan
penyakit.
g) Faktor umur balita
Sebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Balita yang berumur
12-24 bulan mempunyai resiko terjadi diare 2,23 kali dibanding anak umur 25-59
bulan.
h) Faktor lingkungan
lingkungan. Dua faktor yang dominan yaitu sarana air bersih dan pembuangan
tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia.
Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta
berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, yaitu melalui
i) Faktor Gizi
Diare menyebabkan gizi kurang dan memperberat diarenya. Oleh karena itu,
diare tersebut. Bayi dan balita yang gizinya kurang sebagian besar meninggal
karena diare. Hal ini disebabkan karena dehidrasi dan malnutrisi. Faktor gizi
dilihat berdasarkan status gizi yaitu baik = 100-90, kurang = <90-70, buruk = <70
diare. Kebanyakan anak mudah menderita diare berasal dari keluarga besar
dengan daya beli yang rendah, kondisi rumah yang buruk, tidak mempunyai
Kontak antara sumber dan host dapat terjadi melalui air, terutama air minum yang
tidak dimasak dapat juga terjadi secara sewaktu mandi dan berkumur. Kontak
kuman pada kotoran dapat berlangsung ditularkan pada orang lain apabila melekat
makanan. Kontaminasi alat-alat makan dan dapur. Bakteri yang terdapat pada
virusnya yaitu Enterovirus, rota virus, serta parasite yaitu cacing (Ascaris,
Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pada pertama kehidupan. Pada
bayi yang tidak diberi ASI resiko untuk menderita diare lebih besar daripada bayi
yang diberi ASI penuh dan kemungkinan menderita dehidrasi berat juga lebih
melindungi kita terhadap berbagai kuman penyebab diare seperti Sigella dan V.
Cholerae.
2.1.4.Patogenesis
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan
halus adalah epitel berpori, yang dapat dilewati air dan elektrolit dengan cepat
ekstraseluler. Diare terjadi jika bahan yang secara osmotic dan sulit diserap.
Bahan tersebut berupa larutan isotonik dan hipertonik. Larutan isotonik, air dan
bahan yang larut didalamnya akan lewat tanpa diabsorbsi sehingga terjadi diare.
Bila substansi yang diabsorbsi berupa larutan hipertonik, air, dan elektronik akan
pindah dari cairan ekstraseluler kedalam lumen usus sampai osmolaritas dari usus
b) Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya diare
sedangkan sekresi klorida disel epitel berlangsung terus atau meningkat. Hal ini
menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi
(2) Gangguan sirkulasi darah dapat berupa renjatan hipovolemik atau prarenjatan
sebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai dengan muntah, perpusi jaringan
(3) Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya cairan yang berlebihan karena
makanan karena takut bertambahnya muntah dan diare pada anak atau bila
terjadi pada anak yang sebelumnya telah menderita malnutrisi atau bayi dengan
gagal bertambah berat badan, sehingga akibat hipoglikemia dapat terjadi edema
menimbulkan diare pula.Patogenesis diare akut adalah: (a) Masuknya jasad renik
yang masih hidup kedalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam
lambung. (b) Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) didalam usus
halus. (c) Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin Diaregenik). (d) Akibat
lain.
2.1.5 Patofisiologis
enteritis), bakteri atau toksin (Salmonella. E. colly), dan parasit (Biardia, Lambia).
melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut. Penularan gastroenteritis bisa
melalui fekal oral dari satu klien ke klien lainnya. Beberapa kasus ditemui
yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi
rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan
sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat
hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan
air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis
2.1.6 Epidemiologi
sebagai berikut:
A. Host
Menurut Widjaja (2004), bahwa host yaitu diare lebih banyak terjadi pada
dengan baik dan kuman tidak dapat dilumpuhkan dan betah tinggal di
B. Agent
faktor makanan. Aspek yang paling banyak terjadi diare pada balita yaitu
C. Environtmen
dan lainnya. Dan juga lingkungan fisik, yang bersifat abiotic: yaitu udara,
keadaan tanah, geografi, air dan zat kimia. Keadaaan lingkungan yang
KERANGKA KONSEPTUAL
Dependen
LINGKUNGAN
PENGETAHUAN IBU
SOSIAL EKONOMI
MASYARAKAT
INFEKSI
STATUS GIZI
BAB IV
METODE PENELITIAN
dengan dampak atau efeknya. Desain ini dipilih karena dapat menganalisis
variabel yang banyak sekaligus, baik faktor resiko atau efek yang dapat
dieksplorasi dan dipelajari korelasi atau pengaruhnya. Selain itu, desain ini
mudah dilakukan karena efisien dari segi waktu dan hasilnya dapat
dari Riskesdas 2007, dengan jenis penelitian yang dipakai oleh penulis yaitu
korelasional sebab-akibat.
tentunya pada daerah kumuh yang ada pada provinsi Jawa Timur , dan
4.3.1 Populasi
4.3.2 Sampel
Z 2 x p (1− p)
n=
dn
1,96 x 0,0485(0,9515)
¿
0,052
=36,179836
Keterangan :
n : Jumlah penderita
kematian
digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan perhitungan besar sampel yaitu 42
adalah dengan cara non probability sampling jenis voluntary yaitu teknik yang
2009).
1. Variabel Dependen
2. Variabel Independen
Faktor Lingkungan
Faktor Pengetahuan
Faktor Makanan dan Minuman
kriteria hasil
1 Variabel dependen
Kejadian penyakit diare Suatu kondisi dokumen rasio
sampai 5 tahun
yang didiaknosa
tenaga kesehatan
menderita diare
yang didukung
oleh pernyataan
kurung waktu
lebih balita
mengalami
secara terus
menerus lebih
dari 3x dalam
sehari kemudian
dirujuk ke
fasilitas
pelaynan
kesehatan
2 Variabel independen
Faktor lingkungan Keadaan wilayah Wawancara Ordinal
terjaganya 1 = tidak
kebersihan kumuh
3 = sangat
kumuh
Faktor perilaku Minimnya Wawancara Ordinal
pengetahuan dengan
sehingga Jawaban
mengakibatkan diklarifikasi
2 = cukup
mengerti
3 = mengerti
4 = sangat
mengerti
Faktor pelayanan Jarak yang Wawancara Ordinal
ditempuh panduan
masyarakat kuisioner
untuk Jawaban
mendapatkan diklarifikasi
pelayanan 1 = tidak
terjangkau terjangkau
warga malas
untuk
memerksakan
kondisi balitanya
pada fasilitas
pelayanan
kesehatan
tersebut
DAFTAR PUSTAKA
230-249.
S, E. S. (2002). Diare akut anak dalam ilmu penyakit anak diagnosis dan
Masyarakat, 1-8.