Anda di halaman 1dari 69

PERANAN KOMITE MEDIK DAN

PERAWAT MEMBANTU ARAH


PELAYANAN RS

Edi Suyanto.,dr.,SpF.,S.H.,MH.Kes.
Divisi Hukum dan Mediator
Persi, Arsada, dan IDI Jatim
RUMAH SAKIT
RS adalah tempat dimana:
1. Orang dg problem kesehatan datang.
2. Dr, perawat dan profesional lain dapat
melakukan aktivitas profesionalnya.
3. Pendidikan & riset di lapangan
kesehatan dilakukan.
4. Segmen dari masyarakat memperoleh
lapangan kerja.
(Magula, M, 1982)
PERAN RUMAH SAKIT
1. Patient Care:
mengobati & merawat orang sakit, cidera atau jompo.
2. Training or Teaching:
melaksanakan pelatihan dan pendidikan.
3. Research:
melakukan riset (murni & klinik) untuk memahami pe-
nyakit dan mengembangkan metode pengobatan baru.
4. Health Education:
melakukan penyuluhan kesehatan kepada kepada staf,
pasien & keluarganya, serta masyarakat.
(Hematram Yadav, 2006)
HAKEKAT RUMAH SAKIT
 Sebuah institusi besar;
karena sarat peralatan canggih yg dioperasionalkan sekumpulan
orang dengan berbagai bakat & keahlian sesuai kebutuhan.
 Sebuah organisasi yang komplek;
sebab tempatkan banyak orang utk melakukan kerja- kerja
tertentu dgn kompensasi finansial sesuai kebutuhan rencana
kerja; yg dibatasi aturan, regulasi dan prosedur sesuai
kebutuhan birokrasi dan hukum.
 Sebuah lembaga yang rumit;
karena banyak departemen, unit, jabatan, staf, peran & fungsi;
yang saling kait-mengkait dan kebergantungan.
 Sebuah sistem yang dinamis dan adaptif;
karena harus terus-menerus berinteraksi dg lingkung-an
eksternal, sosial dan lingkungan organisasi.
PERUBAHAN PARADIGMA RUMAH SAKIT

• Rumah sakit tidak • Rumah sakit sebagai subjek


dapat digugat, hukum yang tidak lagi kebal
dasarnya “doctrine of terhadap gugatan ganti rugi,
charitable immunity”, SEBAB :
SEBAB menghukum – Mulai melupakan fungsi sosialnya;
rumah sakit sama – Mulai dikelola secara moderen
artinya dengan: seperti layaknya sebuah industri,
– Mengurangi assetnya. lengkap dengan risk management;
– Mengurangi – Sudah banyak asuransi yang
kemampuan menolong produknya bersedia mengambil
masyarakat. alih risiko rumah sakit (risk
financing transfer).

5
Definisi Kontemporer

Keperawatan merupakan seni (art) dan ilmu


(science) yang berhubungan dengan pasien dari
aspek yang menyeluruh (meliputi jasmani, rohani,
dan spirit) yang tujuannya untuk meningkatkan
semangat, mental serta kesehatan jasmani dengan
cara memberikan edukasi dan contoh; dengan lebih
menekankan pada pendidikan dan pemeliharaan
kesehatan serta memberikan bantuan kepada yang
sedang menderita sakit, termasuk memperhatikan
lingkungannya (sosial, spiritual dan jasmani) dan
memberikan layanan kesehatan kepada individu,
keluarga dan komunitasnya.
PERAN PERAWAT
Perawat mengemban peran simultan:
1. Pemberi layanan langsung (direct care
provider).
2. Pembuat keputusan klinik (clinical decision
maker).

3. Pengamat yang membantu pasien dan kelu-


arga (client and family advocate researcher).
4. Pendidik (educator).
HUKUM KEPERAWATAN
Melihat peran simultan & tugas komplek
perawat maka diperlukan perangkat hukum
yang mengatur pola kehidupan di bidang
keperawatan, meliputi:
1. Perangkat hukum administrasi (Adminis-
trative Law).
2. Perangkat hukum disiplin (Disciplinary
Law).
3. Perangkat hukum perdata (Civil Law).
4. Perangkat hukum pidana (Criminal Law).
HUKUM ADMINISTRATIF
Hukum Administratif mengatur:
1. Persyaratan agar seseorang boleh melakukan
pekerjaan sebagai perawat, yaitu:
a. Persyaratan kompetensi (knowledge, skill dan
attitude).
b. Persyaratan kewenangan (SIP, SIK dan SIPP).
2. Bentuk kewenangan-kewenangannya.
3. Bentuk kewajiban-kewajiban dan hak-haknya.
4. Sanksi-sanksinya, yaitu:
a. Sanksi administratif.
b. Sanksi pidana administratif.
UU No 36 ttg Kesehatan

Pasal 27 ayat 1 :

Tenaga kesehatan berhak mendapatkan Imbalan


dan Pelindungan Hukum dalam melaksanakan
Tugas sesuai dengan Profesi
UU no 36 PASAL 58 Ayat (1)

1. Setiap orang berhak MENUNTUT ganti rugi


terhadap seseorang, TENAGA KESEHATAN,
dan/atau PENYELENGGARA KESEHATAN yang
menimbulkan kerugian akibat KESALAHAN
atau KELALAIAN dalam pelayanan kesehatan
yang diterimanya.
UU No 29 ttg Praktek Kedokteran

Pasal 50 :

Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan


praktek kedokteran mempunyai Hak
memperoleh Perlindungan Hukum sepanjang
melaksanakan Tugas sesuai dengan Standar
Profesi dan Standar Prosedur Operasional.
Tanggung Jawab Hukum

UU no 44 RS Pasal 46 :

Rumah Sakit bertanggung jawab secara Hukum


terhadap semua kerugian yang ditimbulkan
atas KELALAIAN yang dilakukan oleh Tenaga
Kesehatan di Rumah Sakit.
UU no 44 ttg RS PASAL 43
KESELAMATAN PASIEN

1. RUMAH SAKIT WAJIB MENERAPKAN


STANDAR KESELAMATAN PASIEN.
UU no 44 ttg RS PASAL 54
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
1. PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH
MELAKUKAN PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN TERHADAP RUMAH SAKIT
DENGAN MELIBATKAN ORGANISASI PROFESI,
ASOSIASI PERUMAHSAKITAN, DAN
ORGANISASI LAINNYA SESUAI DENGAN
TUGAS DAN FUNGSI MASING-MASING.
5. TINDAKAN ADMINISTRASI :
A. TEGURAN
B. TEGURAN TERTULIS
C. DENDA DAN PENCABUTAN IZIN
UU no 44 ttg RS PASAL 54
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

2. Pembinaan dan Pengawasan diarahkan untuk :


a. Pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan
yang terjangkau oleh masyarakat.
b. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
c. Keselamatan Pasien.
d. Pengembangan jangkauan pelayanan
e. Peningkatan kemampuan kemandirian
Rumah Sakit.
Kendala
UU no 29 ttg Praktek Kedokteran

1. Masyarakat masih menganggap kegagalan


dalam terapi adalah kesalahan dokter
2. Masalah administrasi dan disiplin
kedokteran masih dicampur adukan dengan
masalah perdata dan pidana
3. Dalam sistem hukum Indonesia, masalah
Praktek Kedokteran masuk dalam hukum
administrasi negara ( HAN )
HOSPITAL BYLAWS

Adalah Peraturan Internal Dasar, terdiri dari:


1. Corporate Bylaws; dan
2. Medical Staff Bylaws.
Tujuan:
1. Corporate bylaws:
agar tercipta good corporate governance.
2. Medical Staff Bylaws:
agar tercipta good clinical governance.
Disahkan oleh pemilik RS atau Badan Otoritas tertinggi
yg diberi kewenangan oleh pemilik (mis: Governing Body).
Berlakunya hanya di RS yang bersangkutan (tailor made).
KEINGINAN PEMILIK

HUKUM MORAL
DAN PER-UU-AN DAN ETIKA

oleh
HOSPITAL BYLAWS Pemilik / GB

oleh
PERATURAN DIREKTUR (RULE) Direktur
RS

oleh
PROTAP (REGULATION) Direktur RS
HOSPITAL BYLAWS

CORPORATE MEDICAL STAFF


BYLAWS BYLAWS

PERDIR PERDIR PERDIR PERDIR

PROTAP PROTAP PROTAP PROTAP

Peraturan Direktur & Protap dibuat dengan


belandaskan pada Hospital Bylaws !!!
KOMITE MEDIK

Ada 3 Sub komite, yaitu :

1. Sub komite Kredensial

2. Sub komite Mutu Profesi

3. Sub komite Etika dan Disiplin Profesi


FUNGSI KOMITE MEDIS

• Credential
– Menyaring tenaga medis yang baik
– Clinical Privilege
• Maintaining Professionalism
– Audit medis
– Recredential
• Expelling Professionals
– Sub-komite Disiplin
– Panitia Ad-Hoc (peer)
TUJUAN

Tujuannya untuk mengatur Tata Kelola Klinis


(Clinical Goverment) yang baik agar
Keselamatan Pasien di RS lebih terjamin dan
terlindungi serta mengatur penyelenggaraan
Komite Medik disetiap RS dlm rangka
peningkatan Profesionalisme Staf Medis.
KEWENANGAN KLINIS
( Clinical Privilege )

1. Hak khusus yg diberikan oleh RS


2. Dikeluarkan oleh Komite Medik dg Peer group
(mitra bestari )
3. Berpedoman rincian kewenangan klinis
(Delineation of clinical privilege)
4. Dokumentasi syarat unt melakukan pelayanan
medis disebut White paper
5. Berdasarkan Kesehatan Fisik, Mental, dan
Perilaku
PENUGASAN KLINIS
( Clinical Appointment )

1. Dikeluarkan oleh Kepala/Direktur RS atas


Rekomendasi dari Komite Medik
2. Kepala/Direktur RS dapat menerbitkan
Penugasan klinis sementara ( Temporary
Clinical Appointment )
3. Kepala/ Direktur RS juga dpt mengakhiri
penugasan klinis
Peranan Komite Medik dlm
Menegakakan Profesionalisme

1. Menerbitkan Clinical Appointment serta


Delineation of Clinical Privilege
2. Memelihara Kompetensi dan Etika Profesi
3. Menegakkan Disiplin Profesi
4. Menerbitkan dan mengevaluasi Clinical
Privilege
TUGAS KOMITE MEDIK

1. Entering to the Profession, yg diterbitkan


melalui Sub komite Kredensial
2. Maintaining Professionalsm, yg dilakukan
oleh Sub komite Mutu Profesi melalui
Continuing professional Dovelopment
3. Expelling from the Profession, dilakukan
melalui Sub komite Etika dan Disiplin
PENGORGANISASIAN KOMITE MEDIK

1. Komite Medik dibentuk dan bertanggung jawab


kpd Kepala/Direktur RS
2. Organisasi Komite Medik sekurang-kurangnya
terdiri dari Ketua, Seketaris, dan Anggota
3. Jumlah personalia Komite Medik yg efektif
sekitar 5-9 orang
4. Dalam menjalankan tugasnya Komite Medik
dibantu oleh Sub komite Kredensial, Sub komite
Mutu Profesi, dan Sub komite Etika dan Disiplin
Hubungan Komite Medik dgn
Pengelola Rumah Sakit

1. Menyangkut Profesionalisme Staf Medis


2. Melakukan Rekomendasi pemberian
kewenangan klinis dan Rekomendasi
penangguhan atau pencabutan kewenangan
klinis
3. Menyusun pengaturan layanan medis
(medical staff rules and regulation)
Sub-Komite Sub-Komite Sub-Komite
Kredensial Mutu Profesi Disiplin

MEDICAL STAFF BYLAWS


SUBKOMITE KREDENSIAL

Tujuan Umum :
Untuk melindungi keselamatan pasien dg
memastikan bahwa staf medis yg akan
melakukan pelayanan medis di rumah sakit
KREDIBEL
TUJUAN KHUSUS

1.Staf medis yg Profesional dan Akuntabel


2.Menyusun Clinical Privilege ( CP )
3.Menerbitkan Clinical Appointment
4.Menjaga Reputasi dan Kredibilitas staf
KOMPETENSI
Maknanya:
Syarat kapabelitas agar perawat dan dokter
dapat melaksanakan peran dan tugas sebagai:
1. Professional. 2. Expert. 3. Communicator.
4. Health advocate. 5. Scholar. 6. Collabora-
tor. 7. Manager.
Aspek kompetensi yang harus dikuasai perawat dan
dokter :
1. Knowledge.
2. Skill.
3. Judgment (membuat keputusan / kebijakan).
4. Humanistic quality (kemampuan humanis-
tik).
5. Communication skill.
KEWENANGAN PERAWAT
1. Melaksanakan asuhan keperawatan, meliputi:
a. Pengkajian.
b. Penetapan diagnosa keperawatan.
c. Perencanaan.
d. Melaksanankan tindakan keperawatan dan
evaluasi keperawatan.
2. Tindakan keperawatan meliputi:
a. Intervensi keperawatan.
b. Observasi keperawatan.
c. Pendidikan dan konseling kesehatan.
3. Pelaksanaannya harus sesuai standar asuhan
keperawatan yang ditetapkan organisasi profesi.
4. Pelayanan medik hanya dapat dilakukan atas dasar
permintaan tertulis dari dokter.
Asuhan
Tindakan keperawatan perawat
dokter medik (nursing care)
(medical care)

- tindakan emergensi
- tindakan medik atas dasar
permintaan tertulis dari Dr
HOSPITAL

Medical Governing Board


Director Executive Steering Committee
Director

MEDICAL SERVICES
Clinical Privilege

MEDICAL PROFESSION
Appointment

Credentialing
Disciplinary
Clinical Privilege Tribunal
recommendation

Fit

Registered
Practitioners Medical Practice Re-Credentialing
MEDICAL PROFESSION HOSPITAL
TARGET KREDENSIAL KEWENANGAN KLINIS

• Setiap dokter memiliki surat “clinical appointment”


dari Direksi RS sesuai dengan “clinical privilege”
berdasarkan mekanisme “credentialing”

• Kewenangan klinis seorang dokter bisa berbeda-


beda, sesuai rumah sakitnya.

Hanya dokter yang memiliki clinical appointment


sajalah yang diperbolehkan melakukan tindakan
medis di rumah sakit
SEGITIGA KREDENSIAL
(Herkutanto, 2009)

DAFTAR
Peer Group

Formulir
Buku Putih
Clinical Privilege
Clinical Privilege
PROSES KREDENSIAL
Rekomendasi
Clinical Appointment

Peer Group
~

Aplikasi
Clinical Privilege

Buku Putih
Praktisi Medis Clinical Privilege
KONSEP LAMA KREDENSIAL

HOSPITAL
1
Medical
Director
3
2

Peer Review
SK
Pegawai

Medical Practice Medical Committee

MEDICAL PROFESSION
KONSEP MUTAKHIR KREDENSIAL

HOSPITAL
1
Medical
Director

5
Initial Assessment
2
Clinical Privilege
Appointment

MEDICAL PROFESSION
4 Peer Review
Delineation of
Clinical Privilege
3
Registered
Practitioners

Medical Committee
Medical Practice Clinical Privilege
recommendation
Check List Clinical Privilege
Check List Clinical Privilege
KATEGORI TINDAKAN PERAWAT

Kategori tindakan perawat adalah:


1. Caring:
Decision dan execution menjadi tanggungjawab
perawat.
2. Technical Nursing:
Decision menjadi tanggungjawab dokter sedang-
kan tanggungjawab execution ada pada perawat.
3. Delegated Medical Activity:
Decision dan execution yang dilakukan perawat
menjadi tanggungjawab dokter pemberi delegasi.
TECHNICAL NURSING
 Aktifitas yang dilakukan atas perintah lisan Dr.
 Aktifitas yang dilakukan atas perintah tertulis Dr.
 Aktifitas yang dilakukan berdasarkan aturan atau
pedoman yang telah ditentukan.
 Aktifitas yang dilakukan dengan syarat ada Dr di
rumah sakit atau bagian dan dapat hadir segera.
 Aktifitas yang dilakukan di tempat-tempat
tertentu.
 Beberapa aktifitas yang dilakukan tanpa persyara-
tan khusus.
ASPEK YANG DIKREDENSIAL

• KOMPETENSI AKADEMIS
– KOGNITIF
– PSIKOMOTOR

• KESEHATAN
– Kompetensi FISIK
– Kompetensi MENTAL / PERILAKU
SUBKOMITE MUTU PROFESI

1.Terkait dg keselamatan pasien, agar senantiasa


staf medis menjaga mutu, kompeten, etis, dan
profesional
2.Azas keadilan bagi staf , Maintaining competence
dan Clinical previlege
3.Mencegah Medical mishaps
4.Memastikan kualitas medis yg berkesinanbungan,
On going profesional practice evaluation, dan
Focused profesional practice evaluation
Upaya Khusus (Baru) Keselamatan Pasien
* 7 LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
1. Bangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien
2. Pimpin dan dukung staf anda
3. Integrasikan aktivitas risiko
4. Kembangkan sistem pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang KP
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem KP
*STANDAR KESELAMATAN PASIEN RS & AKREDITASI YAN KPRS
I. Hak pasien
II. Mendidik pasien dan keluarga
III. Keselamatan pasien dan asuhan berkesinambungan
IV. Penggunaan metoda peningkatan kinerja, utk melakukan evaluasi & meningkatkan KP
V. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan KP
VI. Mendidik staf tentang KP
VII.Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai KP
WHO – WAFPS – 12 ACTION AREAS
1)Global Patient Safety Challenge, 2)Patients for PS, 3)Research for PS, 4)International
Classification for PS, 5)Reporting and Learning PS, 6)Solutions for PS, 7)High 5s,
8)Technology for PS,9)Knowledge Management on PS, 10)Eliminate central line-associated
bloodstream infections, 11)Education for Safer Care, 12)The Safety Prize
SUBKOMITE ETKA DAN DISIPLIN
PROFESI

1.Melindungi pasien dari pelayanan staf medis


yg tidak memenuhi syarat ( Unqualified ) dan
tidak layak ( Unfit/Unproper ) unt melakukan
Asuhan klinis ( Clinecal care )
2.Memelihara dan meningkatan mutu
profesionalisme staf medis di rumah sakit
STANDAR KOMPETENSI DOKTER
Konsil Kedokteran Indonesia
2006
A. Area Kompetensi

1. Komunikasi efektif
2. Keterampilan Klinis
3. Landasan llmiah llmu Kedokteran
4. Pengelolaan Masalah Kesehatan
5. Pengelolaan Informasi
6. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
7. Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme
serta Keselamatan Pasien
TANGGUNG-GUGAT

Tanggung-gugat muncul manakala perawat dan


dokter melakukan wanprestasi (ingkar janji),
kesalahan atau kelalaian yang mengakibatkan
kerugian pada pasien yang ditangani.
Jika perawat dan dokter bekerja pada RS atau
Puskesmas maka tanggung-gugatnya dapat
dialihkan kepada lembaga tersebut, sepanjang ia
melakukan tindakan yang menjadi tugas dan
kewenangannya.
Jika perawat dan dokter melakukan praktik mandiri
maka tanggung-gugatnya ditanggung sendiri.
HUKUM DISIPLIN

Hukum Disiplin mengatur:


1. Kewajiban agar perawat dan dokter dalam
melaksanakan profesinya selalu menerapkan ilmu
keperawatan dengan benar, yaitu:
a. Selalu mengikuti standar pelayanan.
b. Selalu mengikuti Protap yang ada.
c. Menggunakan ilmu kedoktern dan
keperawatan untuk tujuan positif.
2. Sanksi-sanksinya, yaitu:
a. Dibekukan izinnya untuk sementara waktu.
b. Dicabut izinnya.
HUKUM PERDATA
Hukum Perdata mengatur:
1. Bentuk hubungan hukum antara:
a. Perawat dan dokter dengan RS atau
Puskesmas.
b. Perawat dengan dokter.
c. Perawat dan dokter dengan:
- pasien RS atau pasien Puskesmas.
- pasien pada praktik mandiri.
2. Bentuk kewajiban-kewajibannya (prestasi).
3. Bentuk hak-haknya (kontra-prestasi).
4. Tanggung-gugatnya, yaitu:
a. Ditanggung sendiri.
b. Dialihkan kepada RS atau Puskesmas.
HUKUM PIDANA
Hukum Pidana mengatur:
1. Perbuatan yang menyebabkan seseorang,
termasuk dokter dan perawat, dapat dipidana
dengan :
a. Pidana kurungan.
b. Pidana penjara.
c. Pidana denda.
d. Pidana tambahan (mis; pencabutan izin).
2. Tanggung-jawab pidana, yaitu bersifat:
a. Individual (bukan lembaga).
b. Personal (hanya kepada orang yang telah
melakukan kesalahan dan tidak dapat
dialihkan kepada pihak lain).
PENCEGAHAN
ADALAH
PERTAHANAN YANG PALING BAIK UNTUK
MENGHINDARI TUNTUTAN HUKUM

RISK MANAGEMENT
MERUPAKAN BAGIAN DARI PATIENT SAFETY
&
UPAYA MENGHINDARI MALPRAKTEK

SETIAP Perawat dan Dokter


HARUS
MAMPU MENJADI RISK MANAGER
MENGHINDARI
RISIKO TUNTUTAN HUKUM

Introduksi:
 Meski risiko tuntutan hukum mengancam profesi
perawat dan dokter, namun hanya sekitar 0,1%
dokter dan perawat yang pernah dituntut
malpraktek.
 Mencegah situasi yang dapat menimbulkan risiko
tuntutan hukum lebih mudah daripada mengatasi
akibat hukum sesudah insiden terjadi.
 Pasien yang suka menuntut Nakes biasanya
memiliki prilaku tertentu, sementara Nakes yang
dituntut umumnya juga memiliki prilaku tertentu.
Ciri Pasien Yang Suka Menuntut:

 Selalu mengkritisi setiap aspek layanan kepera-


ratan.
 Tidak mematuhi rencana keperawatan.
 Bereaksi secara berlebihan terhadap komentar
yang negatif atau yang tidak seberapa atas dirinya.
 Selalu menggantungkan pd perawat dan menolak
tanggungjawab atas apa yg menjadi kewajibannya.
 Secara terbuka menyatakan ketidaksenangan.
 Memproyeksikan kekhawatiran, ketakutan atau
kemarahan atas kejadian negatif akibat pelayanan.
 Sebelumnya pernah menuntut dokter dan perawat.
Ciri dokter dan Perawat Yang Sering Dituntut:

 Sensitif terhadap komplain pasien atau tidak


serius dalam menangani pasien.
 Tidak mengenali emosi serta kebutuhan pasien.
 Tidak menyadari keterbatasan kompetensi (perso-
nal competency) dan ketrampilan (skill).
 Kurang cukup pendidikan untuk melaksanakan
tugas & tanggungjawab berkaitan dengan layanan
spesifik. Oleh sebab itu untuk layanan spesifik
sebaiknya tidak menggunakan floating nurse !!!
 Otoriter dan tidak fleksibel saat menangani pasien.
 Mendelegasikan secara tak pantas kepada bawahan.
Melindungi Diri Terhadap Tuntutan:

1. Tingkatkan kompetensi dan kerjasama tim


(guna meningkatkan mutu agar dapat menurun-
kan potensi risiko tuntutan terhadap dokter dan
perawat).
2. Hal-hal yang perlu dilakukan perawat adalah:
 Kenali kekuatan dan kelemahan personal pe-
rawat dan kemudian ambillah langkah-langkah
kerja di area yang memerlukan peningkatan.
 Hindari menerima tanggungjawab / tugas jika
pendidikan dan ketrampilan tidak memadai.
 Minimalkan memberikan order lewat telepon,
ulangi setiap order dari dokter, upayakan
tandatangan untuk setiap order (tertulis atau
lisan) dalam waktu 24 jam.
 Jangan laksanakan order/instruksi yang kurang
jelas sebelum ada klarifikasi/verifikasi lebih dulu.
 Amati adverse effects (KTD) pada setiap pemberian
obat atau terapi dan laporkan segera bila terjadi.
 Fahami dan patuhi setiap kebijakan dan prosedur
institusi serta ikut berperan aktif mengevaluasi
dan memperbaiki kebijakan dan prosedur yg ada.
 Jika untuk kebaikan pasien harus melanggar kebi-
jakan dan prosedur maka dokumentasikan dengan
hati-hati segala sesuatunya, alasan dan hasilnya.
 Catat dalam catatan keperawatan secara akurat
dan komplit setiap observasi, keputusan, eksekusi
dan hasilnya.
 Realistis dan objektif waktu mendokumentasikan
kemajuan pasien dan hindari pernyataan optimistis
atau pesimistis yang berlebihan.
 Jangan defensif terhadap sikap pasien yang tidak
bersahabat, karena dapat memperlebar jarak (gap)
antara pasien dengan perawat.
 Hindari pernyataan yang bisa diartikan oleh pasien
sebagai kesalahan atau kelalaian.
 Hindari mengkritisi perawat, tenaga kesehatan lain
ataupun layanan yang telah diberikan.
 Berikan instruksi yang jelas dan spesifik kepada
pasien, kalau mungkin secara tertulis.
 Perlakukan setiap informasi medis sebagai masukan
 Gunakan incident report untuk mengidentifikasi
error dan berikan langsung kepada risk manager.
 Periksa semua peralatan dan mesin secara rutin
serta yakini bahwa subordinat (bawahan) berkom-
peten dan aman menggunakannya.
 Laporkan tenaga kesehatan yang tidak kompeten
melalui jalur hirarki.
 Bersikap bijaksana dan profesional ketika bekerja
terhadap pasien dan keluarganya; coba tunjukkan
bahwa perawat benar-benar sbg health advocate.
 Jangan diskusikan dengan pasien atau pengunjung
bahwa ada anggota tim kesehatan yang menangani
pasien dilindungi oleh asuransi malpraktek.
 Pastikan menjadi perawat yang dilindungi oleh
asuransi malpraktek.
KONSEP KUNCI
1. Memiliki lisensi.
2. Memahami hak-hak pasien.
3. Memahami sistem hukum yang berlaku.
4. Berbicara dengan hati-hati (tidak dg suara keras, bersifat
menakut-nakuti, memaksa atau mengintimidasi).
5. Memahami prosedur informed consent.
6. Memahami rahasia pasien.
7. Memahami standar layanan (asuhan keperawatan).
8. Memahami kewajibannya melaksanakan perintah dokter,
kecuali merasa yakin bahwa perintah dokter keliru.
9. Memahami kewajibannya untuk mendokumentasikan
semua aktifitas serta mendokumentasikan semua kejadian
yang menimpa pasien.
10. Mahasiswa keperawatan yang praktek harus benar-benar
dipersiapkan lebih dahulu dan diawasi (close supervision).
11. Wajib mengingatkan manajer keperawatan apabila ratio
perawat-pasien di RS tidak seimbang.
Model Tradisional Pelayanan Kesehatan
“Dokter =
Perawat
Fisio Captain of the ship”
terapi Apoteker

Radio Dokter Pasien


grafer

Ahli
Analis Gizi
Lainnya

Pada Model tradisional pelayanan kesehatan,


Dokter merupakan unit sentral/pusat dalam model
pelayanan kesehatan, tetapi…..
Patient safety tidak terjamin !!
Model Patient-centered Care
Staf Klinis
Perawat
“Dokter = Fisio
Team Leader” terapis Apoteker

“Interdisciplinary
Dokter Pasien
Team Integrasi Ahli
Model” Gizi

Radio
Kompetensi grafer Lainnya
Analis
yg memadai

❖ PCC merupakan pendekatan yg lbh modern dan inovatif dlm pelayanan kes
sekarang, diterapkan dgn cepat di banyak RS di seluruh dunia.
❖ Model ini telah menggeser semua PPK menjadi di SEKITAR PASIEN
→ fokus pada pasien → Patient-centered Care
❖ Sbg tambahan, mereka semua sama pentingnya bila tiba pada kontribusi setiap
profesional dalam pelayanan kesehatan thd pasien dan tim
❖ “Interdisciplinary team model” → kompetensi-kewenangan yang memadai
Top 10 Indikator Mutu teratas dari seorang Dokter-Pelayanan Fokus
Pasien dan Keluarga-yang efektif
Pasien dan anggota keluarganya telah mengidentifikasi sejumlah sifat
yang penting dalam mengalami suatu asuhan yang bermutu tinggi.
Berikut ini digaris bawahi beberapa dari indikator inti untuk
menetapkan apakah pemberi layanan kesehatan adalah praktisi asuhan
bermutu yang efektif.
Apakah dokter Anda memperlihatkan perilaku berikut ini?
1. Memperhatikan semua gejala sebelum membuat diagnosis
2. Apakah ia cukup berpengetahuan tentang kondisi pasien; baik
status / keadaan yang lalu maupun terkini
3. Apakah ia sangat mengetahui tentang diagnosis dan pengobatan
yang terkini; selalu terinformasi tentang medikasi dan riset yang
terkini
4. Mendorong pasien dan anggota keluarga untuk mengajukan
pertanyaan dan berpartisipasi dalam pengalaman asuhan
(These "Top Tens" and Checklists are adapted from Jeppson, E. Thomas, J. (1994). Essential Allies:
Families as Advisors, courtesy of the Institute for Family-Centered Care, Bethesda, MD.)
5. Memberikan pilihan / opsi untuk mengatasi masalah dan
menyarankan cara-cara dimana pasien dan anggota keluarga
dapat berparitisipasi dalam asuhan
6. Berkolaborasi dengan pasien dan anggota keluarga dalam
mencari solusi-solusi tambahan
7. Secara sukarela memberi informasi tentang badan-badan yang
memberikan pelayanan tambahan dan mengetahui bagaimana
akses kepada pelayanan demikian
8. Menggunakan istilah / terminologi yang umum atau secara
berhati-hati menjabarkan istilah-istilah baru; mengecek apakah
pasien dan anggota keluarga memahaminya
9. Selalu menyediakan waktu dan tidak tampak terburu-buru
10. Menindak-lanjuti asuhan dan hasil / outcome nya
Terima kasih
atas perhatiannya

Dr. Edi Suyanto,SpF,S.H,MH.Kes.


Devisi Mediasi dan Hukum Persi dan Arsada Jatim.
Staf BHP2A IDI Jatim dan Devisi Hukum IDI Cab Sby.
Staf Anggota Tim Medik HIV-AIDS RSDS
LEMBAGA MEDIASI DAN BANTUAN
HUKUM KEDOKTERAN DAN RS
Alamat Seketariat :
Jalan Ketintang Baru XI no 17 Surabaya.

dr. Edi Suyanto, SpF, S.H, MH.Kes.


Nomor Kontak :
1. 031-8291000.
2. 082140828182.
3. Email : edisuyanto61@yahoo.co.id
edisuyanto61@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai