N A M A : A.V.

SRI SUHARDININGSIH
KAT,KORP,NRP : KOLONEL LAUT (K/W) NRP.9354/P.
JABATAN : KADEP. BANGDIKLAT RSAL Dr. RAMELAN
TEMP,TGL LAHIR : JOGJA , 25 APRIL
STATUS : K / 3
DIK UM : - AKPER ST.CAROLUS JAKARTA,TH.1981
- S1 KEPERAWATAN – UI, TH.1992
- S2 PERILAKU – UNAIR, TH.2001
- S3 –UNAIR, TH.2012
DIKMIL :
- SEPAMILWAWAN ABRI THN 1984
- DIK PAFUNG II MINPERS TAHUN 1994
- SESFUNG SESKOAL TAHUN 2003
1
 KAURWAT RSAL Dr.GANDI AT BIAK ’84 – ’86
 KASUBSIMINPERS DISKES ARMABAR ’86 – ’88
 KAURMINPERS DITKESAL MABESAL ’88 – ’94
 KASUBBAGPERMIL RSAL Dr. RAMELAN ’95 – ’96
 PD I AHT ’95 – ’02, PUKET I STIKES ’06-’09
 KA.PENJAMINAN MUTU STIKES HANG TUAH ‘09- 2011
 DOSEN STIKES HANG Tuah 2011 - sekarang
 KABAGMINPERS RSAL Dr.RAMELAN ’96 – ’02
 KASUBDEPWAT INAP RSAL Dr.RAMELAN ’02 – ’03
 WADAN PUSDIKKES ‘’04 - ’05
 DIRPERS KOBANGDIKAL SEPT‘ O5 – DESEMBER’09
 KA.BADAN UJI POKGADIK KOBANGDIKAL DES’09- JULI ’10
 GUMIL UTAMA AGUSTUS’10 - 2012

KADEP. BANGDIKLAT RSAL Dr. RAMELAN 2012 - SEKARANG
KEGIATAN ORGANISASI
• PENGURUS PPNI PROVINSI JATIM
BIDANG DIKLAT PERIODE 2000 – 2005
BIDANG DIKLAT PERIODE 2006 – 2010
WAKIL KETUA II PERIODE 2010- 2015
• KETUA KOMITE PROFESI KEPERAWATAN MTKP
PROPINSI JAWA TIMUR 2008 - 2011
PRAKTEK KEPERAWATAN
PROFESIONAL ADALAH :

TINDAKAN MANDIRI PERAWAT

PROFESIONAL MELALUI KERJA SAMA
BERBENTUK KOLABORASI DENGAN PASIEN
DAN TENAGA KESEHATAN
LAINNYA DALAM MEMBERIKAN
ASUHAN KEPERAWATAN SESUAI
LINGKUP WEWENANG DAN TANGGUNG
JAWABNYA
PRAK. KEP. SEBAGAI TINDAKAN KEPERAWATAN
PROFESIONAL MENGGUNAKAN PENGETAHUAN
TEORITIK YANG MANTAP DAN KOKOH DARI
BERBAGAI ILMU DASAR (BIOLOGI, FISIKA,
BIOMEDIK, PERILAKU, SOSIAL) DAN ILMU
KEPERAWATAN DAN EVALUASI HASIL-HASIL
TINDAKAN KEPERAWATAN, SERTA MENGADAKAN
PENYESUAIAN RENCANA KEPERAWATAN UNTUK
MENENTUKAN TINDAKAN SELANJUTNYA
(KELOMPOK KERJA KEPERAWATAN
KONSORSIUM ILMU KESEHATAN – JAKARTA 1992
 KELOMPOK KERJA KEPERAWATAN
KONSORSIUM ILMU KESEHATAN (1983) :

Keperawatan : bentuk pelayanan profesional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
berbentuk pelayanan bio, psiko, sosio, spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga
dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Pelayanan keperawatan merupakan bantuan yang
diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan
menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan
hidup sehari-hari secara mandiri
 KELOMPOK KERJA KEPERAWATAN
CHS (1992)

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau

rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan
yang langsung diberikan kepada klien / pasien
pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan
dengan menggunakan metodologi proses
keperawatan berpedoman pada standar
keperawatan dilandasi etik dan etiket
keperawatan dalam lingkup wewenang
serta tanggung jawab keperawatan
 PROSES KEPERAWATAN MERUPAKAN SUATU
PENDEKATAN ILMIAH DALAM ASUHAN
KEPERAWATAN YANG PADA DASARNYA
KEGIATANNYA UNTUK MENYELESAIKAN
MASALAH KEPERAWATAN DAN
MENGEVALUASI HASIL TINDAKAN
KEPERAWATAN

KETERAMPILAN PROFESIONAL TERDIRI ATAS :

KETERAMPILAN INTELEKTUAL
KETERAMPILAN TEKNIKAL
KETERAMPILAN INTERPERSONAL
PELAYANAN / ASUHAN KEPERAWATAN
Ilmu & Kiat

Bio Psiko Sosio Spiritual

KLIEN
(Individu, keluarga, masyarakat)

Proses keperawatan

PENGKAJIAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN

RENCANA TINDAKAN

IMPLEMENTASI

EVALUASI
 SUATU BENTUK PELAYANAN PROFESIONAL

BERUPA BANTUAN YG DIBERIKAN KRN KELEMAHAN

FISIK & MENTAL AKIBAT KETIDAKTAHUAN,
KETIDAKMAUAN & KETIDAKMAMPUAN

ASUHAN KEPERAWATAN :
 RANGKAIAN KEGIATAN DLM PRAKTEK KEPERAWATAN
 MENGGUNAKAN METODOLOGI ILMIAH
 BERPEDOMAN PADA STANDAR & ETIK

PERAWAT SBG TENAGA PROFESIONAL

HARUS MENGUASAI KETERAMPILAN
PROFESIONAL & BERTANGGUNG JAWAB
SERTA BERTANGGUNG GUGAT DLM
MEMBERIKAN ASKEP
PROFESSIONAL NURSING
 Meningkatkan kesehatan
 Mempertahankan kesehatan
 Memulihkan kesehatan
 Memberikan asuhan pada pasien menjelang ajal
 PRAKTEK KEPERAWATAN MENCAKUP EMPAT
AREA YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KESEHATAN YAITU :

 PENINGKATAN KESEHATAN (HEALTH PROMOTION)

 PEMELIHARAAN KESEHATAN (HEALTH MAINTENANCE)
 PEMULIHAN KESEHATAN (HEALTH RESTORATION)
 PERAWATAN KLIEN DAN KELUARGA YANG MENGHADAPI
SAKRATUL MAUT
 APLIKASI PRAKTEK KEPARAWATAN YG PROFESIONAL PADA
SITUASI NYATA MEMPUNYAI CIRI, al sbb :

1. Setiap pasien mempunyai perawat yg bertanggung jawab

(Sistem penugasan “primary nursing)
2. Perawat melaksanakan metode pendekatan ilmiah yaitu
proses perawatan
3. Perawat mempunyai rencana tindakan keperawatan utk
setiap klien yg dirawat
4. Tindakan keperawatan yg dilakukan berdasar atas ilmu
pengetahuan yang kokoh
5. Perawat melakukan “informed consent” (pemberitahuan /
perjanjian) pada setiap tindakan keperawatan
6. Perawat melatih kemandirian pasien untuk merawat dirinya
sesuai dengan kemampuan yg dimilikinya (“self care”)
7. Perawat memberikan pendidikan kesh & cara merawat klien
di rumah pd keluarga (Teori “sistem”)
8. Perawat membantu klien memilih alternatif penyelesaian
maslah (Teori adaptasi)
9. Perawat memberikan asuhan bukan hanya pada aspek fisik
saja (konsep manusia)
10.Fokus asuhan pada klien yaitu individu dan keluarga pada
rumah sakit dan berupaya melakukan rujukan keperawatan
komunitas utk menjamin keperawatan berkelanjutan
(continuity care)
11.Peran kolaborasi sejalan dengan advokasi
 ASPEK LEGAL PRAKTEK
KEPERAWATAN
• KONSEP LEGAL PRAKTEK KEPERAWATAN

PERAWAT SEBAGAI TENAGA PROFESIONAL

BERTANGGUNG JAWAB & BERWENANG MEMBERIKAN YANKEP

SECARA MANDIRI & BERKOLABORASI DGN NAKES LAIN

PRAKTEK KEPERAWATAN

 Perlu Ketetapan (LEGALISASI) mengatur HAK &

KEWAJIBAN PERAWAT PEKERJAAN PROFESI
(perlindungan HUKUM bg Masy. & Perawat)

Perawat perlu di Registrasi

Perawat perlu Disertifikasi
Memperoleh ijin praktek (Lisensi)
 LANDASAN

UNDANG UNDANG PP Nomor 32 PER MENKES NO. HK.

No.36/ 2009 tentang Tahun 1996 02.02/MENKES/148/I/2010
Kesehatan (pasal 50)
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2009
TENTANG KESEHATAN

A.V. SRI SUHARDININGSIH,

S.Kp.M.Kes
 BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang
dimaksud dengan:
Ayat 1.
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis
 AYAT 6.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang
yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
 BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Pembangunan kesehatan diselenggarakan
dengan berasaskan perikemanusiaan,
keseimbangan, manfaat, pelindungan,
penghormatan terhadap hak dan kewajiban,
keadilan, gender dan nondiskriminatif dan
norma-norma agama.
 Pasal 3
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis.
 BAB V
SUMBER DAYA DI BIDANG KESEHATAN
Bagian Kesatu
Tenaga Kesehatan
Pasal 21
(1) Pemerintah mengatur perencanaan,
pengadaan,pendayagunaan, pembinaan, dan
pengawasan mututenaga kesehatan dalam
rangka penyelenggaraanpelayanan
kesehatan.
 Pasal 22
(1) Tenaga kesehatan harus memiliki
kualifikasi minimum.
(2) Ketentuan mengenai kualifikasi
minimum sebagaimanadimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 23
(1) Tenaga kesehatan berwenang untuk
menyelenggarakanpelayanan kesehatan.
(2) Kewenangan untuk menyelenggarakan
pelayanankesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)dilakukan sesuai dengan
bidang keahlian yang dimiliki.
(3) Dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan, tenagakesehatan wajib memiliki
izin dari pemerintah.
(4) Selama memberikan pelayanan
kesehatan sebagaimanadimaksud pada ayat
(1) dilarang mengutamakankepentingan
yang bernilai materi.
(5) Ketentuan mengenai perizinan
sebagaimana dimaksudpada ayat (3) diatur
dalam Peraturan Menteri.
 Pasal 24
(1) Tenaga kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 harus memenuhi
ketentuan kode etik, standar profesi, hak
pengguna pelayanan kesehatan, standar
pelayanan, dan standar prosedur
operasional.
(2) Ketentuan mengenai kode etik dan
standar profesi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur oleh organisasi
profesi.
 Pasal 34
(1)Setiap pimpinan penyelenggaraan fasilitas
pelayanan kesehatan perseorangan harus memiliki
kompetensi manajemen kesehatan perseorangan
yang dibutuhkan.
(2)(2) Penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan
dilarang mempekerjakan tenaga kesehatan yang
tidak memiliki kualifikasi dan izin melakukan
pekerjaan profesi.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) danayat (2) dilaksanakan sesuai dengaN
ketentuanperaturan perundang-undangan.
 Pasal 55
(1) Pemerintah wajib menetapkan standar
mutu pelayanan kesehatan.
(2) Standar mutu pelayanan kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan PeraturanPemerintah.
 Bagian Kelima
Penyembuhan Penyakit dan Pemulihan Kesehatan
Pasal 63
(1) Penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan diselenggarakan untuk mengembalikan
status kesehatan, mengembalikan fungsi tubuh
akibat penyakit dan/atau akibat cacat, atau
menghilangkan cacat.
(2) Penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatandilakukan dengan pengendalian,
pengobatan, dan/atau perawatan.
(3) Pengendalian, pengobatan, dan/atau
perawatan dapat dilakukan berdasarkan
ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan
atau cara lain yang dapat
dipertanggungjawabkan kemanfaatan dan
keamanannya.
(4) Pelaksanaan pengobatan dan/atau
perawatan berdasarkan ilmu kedokteran
atau ilmu keperawatanhanya dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk
itu.
 Pasal 64
(1) Penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan dapat dilakukan melalui
transplantasi organ dan/atau jaringan
tubuh, implan obat dan/atau alat
kesehatan, bedah plastik dan rekonstruksi,
serta penggunaan sel punca.
(2) Transplantasi organ dan/atau jaringan
tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan
dan dilarang untuk dikomersialkan.
(3) Organ dan/atau jaringan tubuh dilarang
diperjualbelikan dengan dalih apapun.
 TUNTUTAN HUKUM
KESADARAN HUKUM
KESALAHAN -HUKUM PIDANA (KUHP)
SADAR AKAN HAK-HAK
KELALAIAN -HUKUM PERDATA
MEREKA
-HKUM ADM
(PP & UU NO.23 TTG KES
TIDAK
ETIS

SANKSI DARI
ORGANISASI PROFESI
 (5) PP RI Nomor : 32 Tahun 1996
Pasal 21

(1) Setiap Tenaga Kesehatan Dalam Melakukan

Tugasnya Berkewajiban Untuk Mematuhi Standar
Profesi Tenaga Kesehatan

Peningkatan Kemampuan Tenaga Keperawatan

Sangat Esensial
 SETIAP PROFESI ADA 2 ASPEK

Profesionalisme Etika sbg Menyatu, # dpt

Dasar Moral Dipisahkan

Pemberian Askep
Keahlian Standar “ Perawat “
Profesi
 PER- MENKES R.I.
NOMER HK.02.02/MENKES/148/I/2010
TENTANG
IZIN DAN PENYELENGGARAAN
PRAKTEK KEPERAWATAN

BAB I
KETENTUAN UMUM
PASAL 1

1. PERAWAT ADALAH SESEORANG YG TELAH

LULUS PENDIDIKAN PERAWAT BAIK DI DALAM
MAUPUN DILUAR NEGERI SESUAI DENGAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
 Pasal 1 Ayat 3

SURAT IZIN PRAKTEK PERAWAT YANG

SELANJUTNYA DISINGKAT SIPP ADALAH
BUKTI TERTULIS YG DIBERIKAN KPD
PERAWAT UNTUK MELAKUKAN PRAKTEK
KEPERAWATAN SECARA PERORANGAN
DAN /ATAU BERKELOMPOK
 Ayat 4

STANDAR ADALAH PEDOMAN YG HARUS

DIPERGUNAKAN SBG PETUNJUK DALAM
MENJALANKAN PROFESI YG MELIPUTI
STANDAR PELAYANAN, STANDAR PROFESI
DAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
 Ayat 5

SURAT TANDA REGISTRASI YG

SELANJUTNYA DISINGKAT STR ADALAH
BUKTU TERTULIS YG DIBERIKAN OLEH
PEMERINTAH KPD TENAGA KESEHATAN YG
TELAH MEMILIKI SERTIFIKAT KOMPETENSI
SESUAI KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
 BAB II
PERIZINAN

PASAL 2

1. PERAWAT DAPAT MENJALAKAN PRAKTEK PADA

FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN.
2. FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN SEBAGAIMANA
DIMAKSUD PADA AYAT (1) MELIPUTI FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN DI LUAR PRAKTEK MANDIRI DAN/
ATAU PRAKTEK MANDIRI
3. PERAWAT YANG MENJALANKAN PRAKTEK MANDIRI
SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (2) BERPENDIDIKAN
MINIMALDIPLOMA III( DIII) KEPERAWATAN
 Pasal 3
1.SETIAP PERAWAT YG MENJALANKAN
PRAKTEK WAJIB MEMILIKI SIPP
2.KEWAJIBAN MEMILIKI SIPP
DIKECUALIKAN BAGI PERAWAT YG
MENJALANKAN PRAKTIK PADA FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN DILUAR PRAKTEK
MANDIRI
 Pasal 4
Setiap orang yang dengan sengaja
memperjualbelikan darah dengan dalih
apapun sebagaimana dimaksud dalam Pasal
90
Ayat (3) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
 Pasal 4
1.SIPP SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM
PASAL 3 AYAT (1) DIKELURKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA
2.SIPP BERLAKU SELAMA STR MASIH
BERLAKU
1. UNTK MEMPEROLEH SIPP, PERAWAT HARUS
MENGAJUKAN PERMOHONAN KPD
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA
DGN MELAMPIRKAN :
 Foto copy STR yg masih berlaku dan
dilegalisir
 Surat keterangan sehat fisik dari dokter yg
memiliki Surat Izin Praktek
 Surat pernyataan memiliki tempat praktek
 Foto hitam putih terbaru 4 x 6: 3lembar
 Rekomendasi dari Organisasi Profesi
 Pasal 6

DALAM MENJALANKAN PRAKTEK MANDIRI,

PERAWAT WAJIB MEMASANG PAPAN NAMA
PRAKTIK KEPERAWATAN
 Pasal 10

DALAM KEADAAN DARURAT UNTUK PENYELAMATAN

NYAWA SESEORANG/PASIEN DAN TIDAK ADA
DOKTER DI TEMPAT KEJADIAN, PERAWAT DPT
MELAKUKAN PELAYANAN KESEHATAN DILUAR
KEWENANGAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM
PASAL 8
DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIK , PERAWAT
MEMPUNYAI HAK :
 Memperoleh perlindungan hukum dlm
melaksanakan praktik keperawatan sesuai
standar
 Memperoleh informasi yg lengkap dan jujur dari
klien dan/atau keluarganya
 Melaksanakan tugas sesuai dgn kompetensi
 Menerima imbalan jasa profesi
 Memperoleh jaminan perlindungan terhadap
resiko kerja yg berkaitan dgn tugasnya.
DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIK , PERAWAT WAJIB
UNTUK :
 Menghormati hak pasien
 Melakukan rujukan
 Menyimpan rahasia sesuai dgn peraturan prrundang-
undangan.
 Memberikan informasi ttg masalah keshatan pasien/
klien dan pelayanan yang dibutuhkan
 Meminta persetujuan tindaksn keperawatan yg akan
dilakukan
 Melakukan pencatatan asuhan keperawatan secara
sistematis dan
 Mematuhi standar
 Pasal 24( UU RI No.36 th 2009 ttg KES)
(1) Tenaga kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 harus memenuhi
ketentuan kode etik, standar profesi, hak
pengguna pelayanan kesehatan, standar
pelayanan, dan standar prosedur
operasional.
(2) Ketentuan mengenai kode etik dan
standar profesi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur oleh organisasi
profesi.
 STANDAR PROFESI ADALAH PEDOMAN YG HRS
DIPERGUNAKAN SBG PETUNJUK DLM MENJALANKAN
PROFESI SECARA BAIK.
 STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN (PPNI)

•STANDAR MRPKN URAIAN PERNYATAAN TINGKAT

KINERJA YG DIINGINKAN SHG :
1. KUALITAS STRUKTUR
2. PROSES DAN
3. HASIL DAPAT DINILAI
* STANDAR :
- PEDOMAN, UKURAN, KRITERIA, PERATURAN,
KEPERINGKATANINDIKATOR, PENGUKURAN ATAU
PENAFSIRAN, ETIK & PRINSIP NORMA & KEGIATAN,
ADA KEKASAN, PERNYATAAN KOMPETENSI SERTA
PERSYARATAN AKREDITASI.

* PERSYARATAN OPERASIONAL STANDAR

- PEDOMAN (PERSYARATAN KEBIJAKAN UMUM)
- MENGUKUR PERBEDAAN (KRITERIA)
- TINGKAT KEUNGGULAN YG DIINGINKAN
(TUJUAN AKHIR)

* SUMBER STANDAR
1. PENELITIAN
2. KEPUTUSAN POKLI/SPESIALIS
3. OBSERVASI CARA PRAKTEK KEPERAWATAN ACTUAL
* KEGUNAAN STANDAR KEPERAWATAN
MEMBERIKAN KEJELASAN & PEDOMAN UTK M’INDENTIFIKASI
UKURAN DAN PENILAIAN HSL AKHIR, DGN DEMIKIAN DPT
DAN MEMFASILITASI PERBAIAKAN DAN PENCAPAIAN KUALITAS
ASKEP.

KRITERIA KUALITAS ASKEP :

- AMAN
- AKURASI
- KONTINUITAS
- EFEKTIF BIAYA
- MANUSIAWI
- MEM’BKN HARAPAN YG SAMA TTG APA YG BAIK BAGI
PERWT & PASIEN

STANDAR MENJAMIN PERAWAT MENGAMBIL KEPUTUSAN

YG LAYAK ATAU WAJAR DAN MELAKSANAKAN INTERVENSI
YANG AMAN & AKONTABEL
PENETAPAN STANDAR MLLUI TAHAP2 :
- HARUS DIUMUMKAN
- DIEDARKAN ATAU DISOSIALISASIKAN
- TERAKHIR PENERAPAN DLM BERBAGAI TATANAN YAN

TUJUAN PENGEMB’STANDAR :
1. MENINGKATKAN KYUALITAS ASKEP
2. MENGURANGI BIAYA ASUHAN KEP
3. DASAR UNTUK MENENTUKAN ADA TIDAKNYA
“ NEGLIGENCE “ PERAWAT

MENGAPA STANDAR PRAKTEK HRS DIBANG’KN

1. PROSES MEWUJUDKAN KEP SBG PROF KHUSUS-YAN AS
2. TANGGUNG JAWAB MORAL-MELINDUNGI PUBLIK
3. IPTEK KEP-HARUS DIMANFAATKAN
4. PENGEMBANGAN SITUASIONAL
5. PERWUJUDAN ASKEP
6. UKURAN2 KEBERHAISLAN- NS PROF M
7. MERUBAH IMAGE PERAWAT DI MASY
8. MEMOTIVASI “CLINILAL INQUIRY”
STANDAR PRAKTEK PROFESIONAL
1. STANDAR I : PENGKAJIAN KEP
2. STANDAR II : DIAGNOSA KEP
3. STANDAR III : PERENCANAAN
4. STANDAR IV : PELAKSANAAN TINDAKAN IMPLEMENTASI
5. STANDAR V : EVALUASI

STANDAR KENIERJA PROFESIONAL

1. STANDAR I : JAMINAN MUTU
2. STANDAR II : PENDIDIKAN
3. STANDAR III : PENILAIAN KINERJA/PENIMBANGAN
PRESTASI KERJA
4. STANDAR IV : KESEJAWATAN (COLLEGIAL)
5. STANDAR V : ETIK
6. STANDAR VI : KOLABORASI
7. STANDAR VI : RISET
8. STANDAR VII : PEMANFAATAN SUMBER2
 TANGGUNG JAWAB DAN
TANGGUNG GUGAT PERAWAT
* MRPKN DUA HAL YG TDK DAPAT DIPISAHKAN
* APABILA SESEORANG MENERIMA TANGGUNG JAWAB
ATAS SESUATU YG DIBEBANKAN KEPADANYA, MAKA
IA BERTANGGUNG GUGAT UNTK MEMENUHI TANGGUNG
JAWAB TSB PADA YANG MEMBERI TANGGUNG JAWAB.
PEMBERI

TANGGUNG TANGGUNG
JAWAB GUGAT

PENERIMA
TANGGUNG JAWAB ADALAH
PELAKS TUGAS YG BERKAITAN DGN PERAN TERTENTU, YG DLM
HAL INI PERAN PERAWAT SEBAGAI PELAKSANA (ANA, 1983)

MISAL MEMBERI OBAT M’KAJI KEBUTUHAN OBAT, MEMBERI

SCR AMAN & TEPAT, DAN MENGEVALUASI RESPON PASIEN
 SEORANG PERAWAT PELAKS MENERIMA TANGGUNG
JAWAB MAKA IA :
1. MENERAPKAN PROSES KEPERAWATAN
2. M’DPTKAN KEPERCAYAAN DR BERBG PIHAK
3. MENINGKATKAN IPTEK, KETRAMPILAN DAN
SIKAP PROFESI

TANGGUNG GUGAT :
MEMPERTANGGUNG JAWABKAN TINDAKAN YANG DILAKUKAN,
SETELAH IA MENERIMA TANGGUNG JAWAB YG DIBERIKAN
PADANYA KEPADA :
1. DIRINYA SENDIRI
2. KLIEN
3. PROFESI
4. INSTITUSI
5. MASYARAKAT
6. TUHAN’NYA
USAHA2 UNTUK M’THNKN TANGGUNG GUGAT
1. DIRI SENDIRI
* LAPOR SETIAP TINDKN YG DPT MEMBAHAYAKAN KLIEN
* MENERIMA SETIAP PEMBAHARUAN
* MENSINTESA DATA

2. KLIEN
* BERI PENJELASAN TTG ASUHAN SCR AKURAT
* MELAKS ASKEP DGN M’JAMIN KESELAMATAN DAN
KEAMANAN

3. PROFESI
* MEMPERTAHANKAN STANDAR DIDLM MELAKS ASKEP
* M’ANJURKAN KOLEGA MELAKS HAL YG SAMA
* LAPOR PD MAJELIS JIKA ADA PERILAKU KOLEGA YG
MELANGGAR ETIK
4. INSTITUSI TEMPAT BEKERJA
* PATUH PD KEBIJAKAN PD PROSEDUR YG DIBUAT OLEH
INSTITUSI

5. MASYARAKAT
* PERTAHANKAN KODE ETIK

TUJUAN
1. M’EVALUASI ASKEP
2. M’TAHANKAN STANDAR KEP YG TELAH DISEPAKATI
3. M’MUDAHKAN PERAWAT BANG DIRI (IPTEK, SPIKOMOTOR,

SIKAP)
4. MENGAMBIL KEPUTUSAN DIDASARI PD PERTIMBANGAN