Anda di halaman 1dari 10

PEMBENTUKAN SIKAP PERAWAT DAN TENAGA KESEHATAN

SESUAI SOP, UU, PERMENKES, Dan WHO

Oleh :
Ahmad Noval Baihaqi (202212017)
Aldilla Nurhaliza (202212018)
Alif Muhammad Suhada (202212019)
Alvin Kiky Lutviana (202212021)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYIYAH SURAKARTA
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah psikologi mengenai
Pembentukan Sikap Keperawatan.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dari data-data sekunder yang kami
peroleh dari buku panduan yang berkaitan, serta informasi dari media massa yang berhubungan
dengan sikap sebagai dasar perilaku individu terhadap lingkungan sosial, tak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada pengajar kami pada mata kuliah Psikologi atas bimbingan dan
arahan dalam penulisan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami harap, dengan penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua
dalam menambah wawasan mengenai sikap dan pembentukan sikap, khususnya bagi penulis.
Makalah ini memang belum sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi perbaikan menuju ke arah yang lebih baik.

Surakarta, 6 Desember 2023

Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang mempunyai paradigma


atau model keperawatan yang meliputi empat komponen : manusia, kesehatan, lingkungan, dan
perawat itu sendiri. Menurut Undang-undang Nomor 38 tahun 2014 Keperawatan adalah
kegiatan pemberi asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam
keadaan sakit maupun sehat. Perawat merupakan profesi yang mulia karena memerlukan
kesabaran dan ketenangan dalam melayani pasien. Seorang perawat harus melayani pasien
dengan sepenuh hati dan memahami masalah yang ada pada pasien.

Tenaga Kesehatan merupakan seorang yang secara profesional memberikan pelayanan


kesehatan setelah menempuh pendidikan dan pelatihan formal dalam disiplin ilmu tertentu.
Menurut UU Nomor 36 Tahun 2014 Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan
diri dalam bidang kesehatan memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan. Perawat termasuk dalam tenaga kesehatan yang memiliki peran penting.

Perawat dan Tenaga Kesehatan lainnya berperang penting dalam memberikan layanan
kesehatan, menjadi tenaga kesehatan terutama menjadi seorang perawat harus memiliki berbagai
keahlian, baik soft skill maupun hard skill yang mumpuni. Dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya, seorang perawat harus mempunyai sikap yang profesional, untuk itu
perawat dan tenaga kesehatan lainnya perlu memperhatikan sikap dan keterampilan. Selain itu,
Menjadi seorang tenaga kesehatan juga perlu memiliki karakter dan sikap yang baik, bisa
memanusiakan manusia, dan berjiwa sosial.

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, seorang perawat dan tenaga kesehatan
lainnya harus memenuhi nilai SOP atau Standar Operasional Prosedur. Dalam menjalankan
fungsinya Tenaga kesehatan terutama perawat juga memiliki peran yang tertera dalam Undang-
Undang Republik Indonesia, Selain itu sikap dan peran perawat serta Tenaga kesehatan lain juga
terdapat pada Permenkes dan WHO yang akan kita bahas lebih lanjut.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembentukan Sikap Perawat Berdasarkan SOP

Standar Operasional Prosedur adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dilakukan
termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsesus semua pihak yang
terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan,
lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman,
perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya ( PP 102 Tahun 2000). SOP merupakan suatu pedoman atau acuan
untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja
instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif, dan prosedural
sesuai tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan
(Atmoko, 2011).

Standar Operasional Prosedur atau SOP merupakan pedoman atau acuan untuk
melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja rumah sakit
yang berdasarkan indikator teknis, administratif dan prosedural sesuai dengan tata kerja
yang bersangkutan. SOP bertujuan untuk menciptakan komitmen mengenai satuan unit
kerja rumah sakit untuk mewujudkan good governance, selain itu SOP juga digunakan
untuk mengukur kinerja organisasi publik yang berkaitan dengan ketepatan program dan
waktu. Selain berbagai tujuan tersebut, SOP juga menentukan sikap dan peran perawat
yang baik. Penerapan SOP dalam setiap tindakan dan sikap perawat merupakan salah satu
upaya untuk menjaga keselamatan pasien atau klien, meningkatkan pelayanan dan
menghindari tuntutan malpraktik.

Pembentukan sikap dan peran perawat dalam mewujudkan keselamatan pasien di rumah
sakit sesuai standat pelayanan dan SOP yang telah ditetapkan antara lain :

1. Perawat harus menerapkan prinsip-prinsip etik dalam pelayanan keperawatan

2. Memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga mengenai asuhan yang


diberikan
3. Menerapkan kerjasama tim kesehatan yang handal dalam pemberian pelayanan
kesehatan

4. Menerapkan komunikasi yang baik terhadap pasien dan keluarga pasien atau klien

5. Peka dan proaktif dalam melakukan penyelesaian masalah terhadap kejadian yang
tidak diharapkan

6. Mendokumentasi dengan benar semua asuhan keperawatan yang diberikan kepada


pasien dan keluarga pasien.

B. Pembentukan Sikap Perawat berdasarkan UU yang berlaku

Menurut UU No. 36 tahun 2014 yang dimaksud dengan tenaga kesehatan adalah setiap
irang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan dengan jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Beberapa kelompok tenaga kesehtan
yaitu, tenaga medis, psikologi klinis, keperawatan, kebidanan, kefarmasian, gizi dan
kedokteran.

Dalam memberikan pelayanan kesehatan, tenaga kerja profesional yang terlibat harus
memiliki hard skill dan soft skill yang baik. Karakteristik yang baik juga dibutuhkan
dalam menentukan keberhasilan pengobatan dan kepuasan pasien dalam menerima
pelayanan kesehatan.

C. Pembentukan Sikap Perawat Berdasarkan Peratusan Mentri Kesehatan

Sikap yang harus dimiliki perawat supaya dalam memberikan pelayanan keperawatan
sesuai dengan harapan pasien, antara lain :
1) Cepat, waktu yang digunakan dalam melayani pasien sama dengan batas waktu
standar. Merupakan batas waktu kunjung dirumah sakit yang sudah ditentukan
waktunya.
2) Tepat, kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin kepuasan pasien.
Bagaimana perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien yaitu tepat
memberikan bantuan dengan keluhan-keluhan dari pasien.
3) Aman, rasa aman meliputi aman secara fisik dan psikis. perawat memberikan
pelayanan jasa harus memperhatikan keamanan pasien dan memberikan keyakinan
serta kepercayaan kepada pasien sehingga memberikan rasa aman kepada pasien.
4) Ramah tamah, menghargai dan menghormati konsumen bahkan pada saat pasien
menyampaikan keluhan. Perawat selalu ramah dalam menerima keluhan tanpa emosi
yang tinggi sehingga pasien akan merasa senang dan menyukai pelayanan dari
perawat.
5) Nyaman, rasa nyaman timbul jika seseorang merasa diterima apa adanya. Pasien yang
membutuhkan kenyamanan baik dari ruang rawat inap maupun situasi lingkungan
sekitar sehingga pasien akan merasakan kenyamanan dalam proses penyembuhannya.

D. Pembentukan Sikap Perawat Berdasarkan WHO

Rumah sakit dalam melaksanakan tujuan, fungsi dan perannya memerlukan suatu bentuk
pengaturannya yang jelas. Banyak unsur-unsur yang terkandung di dalam
penyelenggaraan Rumah Sakit terutama terkait dengan tugas utamanya dalam pelayanan
publik yakni melakukan pelayanan kesehatan, maka membutuhkan perangkat hukum yang
memadai. Hal itu dimaksudkan agar penyelenggaraannya sungguh-sungguh dapat sesuai
dengan kedudukan, peran dan fungsinya, serta terutama untuk dapat memenuhi amanat
konstitusi yaitu mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Keselamatan didefinisikan
sebagai kebebasan dari cedera psikologis dan fisik.

Menurut World Health Organization (WHO), keselamatan pasien adalah tidak adanya
bahaya yang mengancam kepada pasien selama proses pelayanan kesehatan. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017, keselamatan pasien merupakan suatu
sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Menurut National
Health Performance Committee (NHPC, 2001,dikutip dari Australian Institute Health and
Welfare (AIHW, 2009) mendefinisikan keselamatan pasien adalah menghindari atau
mengurangi hingga ketingkat yang dapat diterima dari bahaya aktual atau risiko dari
pelayanan kesehatan atau lingkungan dimana pelayanan kesehatan diberikan.

E. Contoh Kasus Perawat atau Tenaga Kesehatan

Kasus yang pernah menghebohkan media sosial pada tahun 2022 lalu yaitu dilansir dari
Detik.com berita yang berjudul: Nakes RSUD Martapura live Tiktok Lahiran Pasien,
PPNI Siapkan Sanksi Etik.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) merespon kasus seorang nakes yang
membuat konten live streaming TikTok saat proses lahiran pasien di RSUD Martapura,
OKU Timur, Sumatera Selatan (Sumsel). PPNI menegaskan nakes tersebut telah
melanggar kode etik profesi. Prinsip etika profesi salah satunya menjaga privasi pasien
atau klien, setiap perawat wajib menjaga privasi klien yang sudah tertuang pada kode etik
profesi. PPNI akan mendalami dan mengkaji video tersebut, jika terbukti melanggar
perawat tersebut akan diberi sanksi etik. Kejadian tersebut berlangsung di ruang operasi
RSUD Maratapura, meskipun perawat tersebut sudah meminta maaf namun pihak rumah
sakit memastikan bahwa perwat tersebut sudah diberi sanksi.

Berdasarkan kasus atau berita diatas dapat disimpulkan bahwa seorang perawat yang tidak
menjaga privasi pasien atau klien dan melanggar kode etik. Prinsip etika mempunyai
peranan penting dalam menentukan perilaku beretika dan pengambilan keputusan etis.
Prinsip etika berfungsi untuk membuat secara spesifik apakah suatu tindakan dilarang,
diperlukan atau diijinkan dalam suatu keadaan. Pada kasus diatas perlu
mempertimbangkan prinsip-prinsip etika sebelum mengambil keputusan. Menjaga privasi
klien atau pasien sudah tertera dalam kode etik keperawatan, sehingga semua tenaga
kesehatan terkhusus perawat harus patuh dengan kode etik yang berlaku tersebut.
Kerahasiaan merupakan bagian dari privasi, seorang bersedia untuk menjaga kerahasiaan
informasi, pada kasus tersebut menjaga privasi atau kerahasiaan pasien adalah suatu yang
khusus dan penting.

Penyelesaian kasus tersebut, perawat yang melakukan pelanggaran etika akan dirujuk oleh
bagian keperawatan kepada komite etik untuk menyelesaikan permasalahannya dengan
aturan profesi atau berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia. Pada kasus diatas,
perawat yang melanggar akan mendapat teguran, sanksi dari pihak rumah sakit, sanksi
yang diperoleh berupa sanksi sosial atau sanksi administratif, selain teguran dan sanksi
perawat yang melanggar kode etik akan mendapatkan pembinaan dari Majelis Kode Etik.

Dari kasus diatas, dapat kita kaitkan dengan ilmu psikologi, dari kasus diatas terdapat
seorang perawat yang live streaming saat persalinan di sebuah media sosial.
Perkembangan di era digital ini membuat nilai privasi hal yang langka. Hal hal yang
seharusnya tidak kita tampilkan dimedia sosial menjadi tidak ada batasan. Demi sebuah
konten rela melanggar kode etik yang menyebabkan seorang tersebut terkena sanksi
karena telah melanggar privasi pasien. Di jaman yang sudah modern ini diperlukan untuk
membatasi hal yang boleh dan tidak boleh kita unggah dimedia sosial. Upaya tersebut
diperlukan untuk kepentingan psikologis dan privasi serta keamamanan seseorang,
menjaga privasi juga merupakan cara untuk menjaga kondisi psikologis diri sendiri.
Menurut Psychology Today, beberapa psikolog telah mengkonseptualisasikan privasi
sevagai ciri khas individu dan sebagai keadaan yang dapat bervariasi tergantung pada
situasinya. Setiap individu berhak untuk mengungkapkan informasi tentang diri sendiri
atau tidak. Secara psikologis privasi berguna untuk perlindungan, dengan menjaga privasi
diri sendiri maupun sebagai seorang perawat yang harus menjaga privasi pasien atau klien
sangat diperlukan untuk menjaga kondisi psikologis dan kesehatan mental.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembentukan sikap perawat merupakan hal yang penting dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Sikap perawat yang baik akan berdampak positif terhadap kepuasan
pasien dan keselamatan pasien. Penerapan SOP dalam setiap tindakan dan sikap perawat
merupakan salah satu upaya untuk menjaga keselamatan pasien atau klien, meningkatkan
pelayanan dan menghindari tuntutan malpraktik. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan
kepada perawat harus mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Aspek sikap yang
perlu ditekankan dalam pendidikan dan pelatihan perawat adalah sikap profesional, empati, dan
peduli. Kode etik profesi merupakan acuan bagi perawat dalam bersikap dan bertindak. Kode
etik profesi perawat mengatur tentang prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh oleh perawat
dalam memberikan pelayanan kesehatan.

B. Saran
 Peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan keperawatan
Pendidikan dan pelatihan keperawatan yang berkualitas akan menghasilkan perawat yang
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan
peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan keperawatan, baik di tingkat pendidikan tinggi
maupun di tingkat pendidikan dan pelatihan berkelanjutan.
 Penegakan disiplin profesi
Penegakan disiplin profesi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya
pelanggaran kode etik profesi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penegakan disiplin profesi secara
tegas dan konsisten terhadap perawat yang melakukan pelanggaran kode etik profesi.
 Pengembangan budaya kerja yang positif
Budaya kerja yang positif akan mendukung pembentukan sikap perawat yang baik. Oleh
karena itu, perlu dikembangkan budaya kerja yang positif di lingkungan kerja perawat, baik di
rumah sakit maupun di institusi pelayanan kesehatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

BPK RI, 2014. Undang-Undang (UU) No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
Jakarta:Peraturan BPK.go.id
Yusuf, 2019. 5 Sifat Wajib Yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Perawat. Jakarta: Blog Insan
Medika Persada
Arlin, 2021. Skrispi Smart SOP (Standar Operasional Prosedur) Berbasis Aplikasi Di Ruang
Rawat Inap Puskemas Karangploso Malang. Malang : Repository Widyagama Husada

Anda mungkin juga menyukai