A N N I S A R I F D AT U L M A R WA ( 2 1 0 7 0 5 3 0 1 7 ) PMK NO. 755 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT PENDAHULUAN
Komite Medik adalah perangkat rumah sakit untuk
menerapkan tata kelola klinis (clinical governance) agar staf medis dirumah sakit terjaga profesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis. TUJUAN Mengatur tata kelola klinis (clinical governance) yang baik agar mutu pelayanan medis dan keselamatan pasien di rumah sakit lebih terjamin dan terlindungi serta mengatur penyelenggaraan komite medik di setiap rumah sakit dalam rangka peningkatan profesionalisme staf medis. TUGAS • Meningkatkan profesionalisme staf medis yang bekerja di rumah sakit • Melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan melakukan pelayanan medis di rumah sakit • Memelihara mutu profesi staf medis, dan • Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis. FUNGSI Melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan melakukan pelayanan medis di rumah sakit a. Penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku b. Penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian (kompetensi, kesehatan fisik dan mental, perilaku, dan etika profesi) c. Evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/kedokteran gigi berkelanjutan d. Wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis e. Penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat f. Pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik g. Melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik h. Rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis FUNGSI Memelihara mutu profesi staf medis a. Pelaksanaan audit medis b. Rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis c. Rekomendasi kegiatan eksternal dalamrangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis rumah sakit d. Rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan FUNGSI Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis. a. Pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran b. Pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin c. Rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit d. Pemberian nasehat/pertimbangan dalam pengamblan keputusan etis pada asuhan medis pasien. KEWENANGAN Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis (delineation of clinical privilege)
Memberikan rekomendasi surat penugasan klinis (clinical
appointment)
memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis (clinical
privilege) tertentu
Memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian
kewenangan klinis KEWENANGAN Memberikan rekomendasi tindakan lanjut audit medis
Memberikan rekomendasi pendidikan kedokteran berkelanjutan
Memberikan rekomendasi pendampingan (proctoring)
Memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin
SUSUNAN ORGANISASI DAN KEANGGOTAAN Komite medik dibentuk oleh epala/direktur rumah sakit
Susunan organisasi komite medik sekurang-kurangnya terdiri dari :
Ketua, Sekertaris, Subkomite
Keanggotaan komite ditetapkan oleh kepala/direktur rumah sakit
dengan mempertimbangkan sikap profesional, reputasi, dan prilaku SUSUNAN ORGANISASI DAN KEANGGOTAAN Jumlah keanggotaan komite medik disesuaikan dengan jumlah staf medis di rumah sakit.
Subkomite terdiri dari :
• Subkomite kredensial yang bertugas menapis profesionalisme staf medis • Subkomite mutu profesi yang bertugas mempertahankan kompetensi dan profesionalisme staf medis • Subkomite etika dan disiplin profesi yang bertugas menjaga disiplin, etik, dan prilaku profesi staf medis PANITIA ADHOC Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya komite medik dapat dibantu oleh panitia adhoc.
Panitia adhoc ditetapkan oleh kepala/direktur rumah sakit
berdasarkan usulan ketua komite medik PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS Rumah Sakit menyusun peraturan internal staf medis dengan mengacu pada peraturan internal korporasi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peraturan internal staf medis disusun oleh komite medik dan disahkan oleh kepala/direktur rumah sakit Peraturan internal staf medis berfungsi sebagai aturan yang digunakan oleh komite medik dan staf medis dalam melaksanakan tata kelola klinis yang baik Tata cara penyusunan peraturan internal staf medis PENDANAAN Personalia komite medik berhak memperoleh insentif sesuai dengan kemampuan keuangan rumah sakit
Pelaksanaan kegiatan komite medik didanai dengan anggaran
rumah sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pembinaan dan pengawasan penyelengaraan komite medik dilakukan oleh Menteri, Badan Pengawas Rumah Sakit, Dewan Pengawas Rumah Sakit, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, dan perhimpunan/asosiasi perumah sakitan dengan melibatkan perhimpunan atau kolegium profesi yang terkait sesuai dengan tugas dan fungsinya masing- masing. UUD NO. 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN PENDAHULUAN
Kesehatan sebagai hak asasi manusia harus
diwujudkan dan bentuk pemberian pelaynan Kesehatan kepada seluruh masyarakat, dimana tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk mningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. TUJUAN Memenuhi kebutuhan masyarakat akan Tenaga Kesehatan Mendayagunakan Tenaga Kesehatan sesuai dengan keb utuhan masarakat Memberikan pelindungan kepada masyarakat dalam menerima penyelenggaraan Upaya Kesehatan Mempertahankan dan meningkatkoan mutu penyelenggaraan Upay Kesehatan yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan Memb erikan kepastian huku kepada masyrakat da Tenaga Kesehatan Tenaga Kesehatan dalam UU No. 36 than 2014 Tenaga Kesehatan adalah setip orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui Pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan Upaya Kesehatan.
Asisten Tenaga Kesehatan adalah
orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui Pendidikan bidang kesehatan di bawah jenjang Diploma Tiga. Tenaga Medis (Dokter, Dokter gigi, Dokter Spesialis, Dokter gigi spesialis)
Tenaga psikologi klinis (psikologi klinis)
JenisTenaga Tenaga keperawatan (berbagai jenis perawat)
Kesehatan Tenaga kebidanan (Bidan)
Tenaga Kefarmasian (Apoteker dan Tenaga
Kefarmasian) Tenaga Kesehatn Masyarakat: Epidemiologi Kesehatan 6 Tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku Pembimbing Kesehatan Kerja Tenaga admi istrasi dan kebijakan kesehatan Tenaga biostatistik dan kependudukan JenisTenaga Tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga Kesehatan Tenaga kesehatan lingkungan (Tenaga sanitasi lingkungan, Entomolog kesehatan, Mikrobiolog kesehatan) Tenaga gizi (Nutrisionis, Dietisien) Tenaga keterapian fisik (Fisioterapis, Okupasi Terapis, Terapis wicara, Akupuntur) 6 Tenaga keteknisian medis (Perekam medis dan informasi kesehatan, Teknik kardiovaskuler, Teknik pelayanan darah, Refraksionis optisien/optometris, teknis gigi, penata anestesi, terapis gigi dan mulut, audiologis) Tenaga Teknik biomedika (Radiographer, JenisTenaga elektromedis, ahli teknologi laboratorium medik, fisikawan medik Radioterapis, Ortotik Kesehatan prostetik) Tenaga kesehatan tradisional (tenaga kesehatan tradisioal ramuan tenaga kesehatan keterampilan) PersyaratanTenaga Kesehatan o Persyaratan Tenaga Kesehatan adalah memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui Pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu o Persyaratan Asisten Tenaga Kesehatan memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui Pendidikan di bidang kesehatan di bawah jenjang Diploma Tiga o Memiliki kompetensi atau kemampuan berdasarkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap profesioal untuk dapat menjalanka praktik o Memiliki STR bagi yang menjalankan praktik o Memiliki surat izin praktek Perencanaan dan pengadaanTenaga Kesehatan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib
memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan, baik dalam jumlah, jenis, maupun dalam kompetensi secara merata untuk menjamin keberlangsungan pembangunan Kesehatan (Pasal 13 UU No. 36 Tahun 2014) Perencanaan dan pengadaanTenaga Kesehatan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib
memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan, baik dalam jumlah, jenis, maupun dalam kompetensi secara merata untuk menjamin keberlangsungan pembangunan Kesehatan (Pasal 13 UU No. 36 Tahun 2014) Standar Profesi dan perlindungan hukum Tenaga kesehatan harus membentuk Organisasi Profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan/atau mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, martabat, dan etika profesi Tenaga Kesehatan Setiap jenis Tenaga Kesehatan hanya dapat membentuk 1 (satu) Organisasi Kesehatan. Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik berhak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan Standar Profesi, Standar Pelayanan Profesi, dan Standar Prosedur Operasional Menolak keinginan Penerima Pelayanan Kesehatan atau pihak lain yang bertentangan dengan Standar Profesi, kode etik, standar pelayanan, SPO, atau ketentuan Peraturan Perundang-undangan. PemerintahAngkatTenaga Kesehatan Non ASN Jadi PPPK Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) karena kurangnya jumlah tenaga kesehatan terutama di Puskesmas dan Rumah Sakit Pemerintah Daerah. Honorer Tenaga Kesehatan yang diprioritaskan untuk formasi PPPK 2022 adalah sebagai berikut; 1. Termasuk dalam 30 jenis jabatan fungsional kesehatan sesuai Peraturan Presiden No. 38 Tahun 2020 tentang Jenis Jabatan yang Dapat Diisi oleh PPPK 2. Bekerja pada fasilitas kesehatan milik pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dengan status NON ASN 3. Latar belakang Pendidikan minimal D3 Kesehatan 4. Sudah terdata dalam SISDMK per 1 April 2022. (Sistem Informasi SDM Kesehatan) 5. Memiliki STR aktif untuk jenis jantung kesehatan sesuai ketentuan dalam Keputusan MenPAN-RB No. 980 Tahun 2021 dan surat izin praktik/SIP (untuk yang bekerja di fasyankes) 6. Diusulkan oleh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. TERIMA KASIH
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis