Anda di halaman 1dari 38

Annisa Rifdatul Marwa (2107053017)

• Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat
inap, dan gawat darurat.
• Rumah sakit umum adalah pelayanan dasar, spesialis, dan sub
spesialis, dengan kelas A,B,C,D
• Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan
pelayanan utama pada penyakit tertentu.
Kelas Rumah Sakit

Kelas D Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan


sekurang-kurangnya pelayanan umum dan 2 pelayanan medik
spesialis dasar.

Kelas C Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan


sekurang-kurangnya pelayanan medik 4 spesialis dasar dan 4
pelayanan penunjang medik

Kelas B Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan


sekurang-kurangnya pelayanan medik 4 spesialis dasar, 4 spesialis
penunjang medik, 8 spesialis lainnya dan 2 subspesialis dasar serta
dapat menjadi RS pendidikan apabila telah memenuhi persyaratan
dan standar

Kelas A Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan


sekurang-kurangnya pelayanan medik 4 spesialis dasar, 5 spesialis
penunjang medik, 12 spesialis lainnya dan 13 subspesialis serta
dapat menjadi RS pendidikan apabila telah memenuhi persyaratan
dan standar
• Pelayanan Medik Spesialis Dasar : Pelayanan medik spesialis
Penyakit Dalam, Obstetri dan Ginekologi, Bedah dan
Kesehatan Anak

• Pelayanan Spesialis Penunjang : Pelayanan medik Radiologi,


Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Anastesi dan Reanimasi,
Rehabilitas Medik.

• Pelayanan Medik Spesialis Lain : Pelayanan medik spesialis THT,


Mata, Kulit dan klamin, Kedokteran Jiwa, Syaraf, Gigi dan
Mulut, Jantung, Paru, Bedah Syaraf, Ortopedi
• Pelayanan Medik Sub Spesialis : satu atau lebih pelayanan
yang berkembang dari setiap cabang medik spesialis

• Pelayanan Medik Sub Spesialis Dasar : Pelayanan subspesialis


yang berkembang dari setiap cabang medik spesialis 4 dasar

• Pelayanan Medik Sub Spesialis lain : pelayanan subspesialis


yang berkembang dari setiap cabang medik spesialis lainnya
- Instalasi Unit Bedah
- Instalasi Rawat Jalan
- Unit Haemodialisa
Area Pelayanan - Instalasi Gawat Darurat
- Instalasi Radioterapi
Medik dan - Instalasi Rawat Inap
- Instalasi Bedah
Perawatan - Instalasi Rawat Intensif
Sentral
(ICU, NICU, PICU)
- dll
- Penunjang Medik - Penujang Non Medik
1. Farmasi 1. CSSD
Area Penunjang 2. Laboratorium 2. Laundry
Area Pelayanan
dan Operasional 3. Radiodiagnostik 3. Sanitasi
Rumah Sakit
4. Bank darah 4. Dapur/Instalasi Gizi
5. Pemulasaraan Jenazah 5. Pemeliharaan Sarana
- Keuangan
- Unsur Pimpinan RS
- Akuntansi
- Unsur Pelayanan Medik
Area - Humas dan
- Unsur Penunjang Medik
Administrasi dan Pemasaran
- Unsur Keperawatan
Manajemen - SDM
- Unsur Pendidikan dan
- Rekam Medis
Pelatihan
• Instalasi Rawat Jalan
Fasilitas yang digunakan sebgai tempat konsultasi,
penyelidikan, pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter
ahli dibidang masing-masing yang disediakan untuk pasien yang
membutuhkan waktu singkat untuk penyembuhan atau tidak
memerlukan pelayanan perawatan.
• Pasien masuk RS : melaukan pendaftaran pada instalasi rawat
jalan (poliklinik) atau IGD (apabila pasien dalam kondisi gawat
darurat, dan membutuhkan pertolongan medis segera)
• Pasien mendaftar pada IRJ : diberikan pelayanan medis pada
klinik-klinik tertentu sesuai dengan penyakit dan kondisi pasien.
1. Pasien dengan diagnosa penyakit ringan setelah diberikan
pelayanan medis : langsung pulang
2. Pasien dengan kondisi harus didiagnosa lebih mendetail akan
dirujuk ke intalasi radiologi dan atau laboratorium :
mendapatkan hasil foto radiologi dan atau lab pasien
mendaftar kembali ke IRJ sebagai pasien lama.
• Selanjutnya apabila harus dirawat inap akan dikirim ke ruang
rawat inap : didiagnosa lebih mendetail ke instalasi rediologi
dan atau lab
• Jika pasien harus ditindak bedah : dijadwalkan ke ruang
bedah. Pasca pembedahan : yang kondisinya belum stabil akan
dikirim ke ruang ICU, tetapi bila stabil dikirim ke rawat inap.
• Sembuh pasien pulang/kamar jenazah
• Pendaftaran pasien/front office/information
• Rekam medis
• Poliklinik (daftar nama dokter, jenis pelayanan, jam pelayanan)
• Ruang tindakan
• Pelayanan penunjang
1. Farmasi
2. Laboratorium
3. Radiologi
4. Fasilitas diagnostik : ECG, USG, dll
5. Gizi klinik
6. Social service
7. Humas/sudut keluhan
• Kasir/pemnayaran
• Promosi kesehatan/penyuluhan kesehatan
• Kebutuhan ruangan RS sudah diatur dalam Pedoman Teknis
Bangunan RS Kemenkes 2012,
• Diperbahari pada tahun 2016 dalam Peraturan Mantri
Kesehatan No. 24 mengenai Persyaratan Teknis Bangunan dan
Prasarana Rumah Sakit
• Selanjutnya diperbaharui kembali dalam Peraturan Mentri No.
14 tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk
pada Penyenggaraan Perizinan Berusaha Berbasisi Resiko
Sektor Kesehatan
Konsep/Prinsip Dasar Poliklinik
• Letak poliklinik berdekatan dengan jalan utama, mudah dicapai
dari bagian administrasi, terutama oleh bagian rekam medis,
berhubungan dekat dengan apotek, bagian radiologi dan
laboratorium
• Ruang tunggu di poliklinik, harus cukup luas. Ada pemisah ruang
tunggu pasien untuk penyakit infeksi dan non infeksi.
• Sistem sirkulasi pasien dilakukan dengan satu pintu (sirkulasi masuk
dan keluar pada pintu yang sama
• Klinik-klinik yang ramai sebaiknya tidak saling berdekatan
• Klinik anak tidak ditelakkan berdekatan dengan Klinik Paru,
sebaiknya klinik anak berdekatan dengan kebudanan.
• Sirkulasi petugas dan sirkulasi pasien dipidahkan
• Pada tiap ruangan harus ada wastafel (air mengalir) dan
handrub
• Letak klinik jauh dari ruangan incenerator, IPAL, dan bengkel
ME
• Memperhatikan aspek gender dalam persyaratan fasiliyas IRJ
• Ruang rawat inap : ruang untuk pasien yang memerlukan asuhan
dan pelayanan keperawatan dan pengobatan secara
berkesinambungan lebih dari 24 jam

• Persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi,


kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta
perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk
penyandang cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut.
• Bangunan rawat inap harus terletak pada lokasi yang tenang,
aman, nyaman tetapi tetap memiliki kemudahan aksesibilitas
atau pencapaian dari sarana penunjang rawat inap

• Bangunan rawat inap terletak jauh dari tempat-tempat


pebuangan kotoran, dan bising dari mesin/generator
1. Pengelompokan ruang berdasarkan kelompok aktivitas yang
sejenis hingga tiap kegitaian tidak bercampur dan tidak
membingungkan pemakai bangunan
2. Peletakan ruangannya terutama secara keseluruha perlu
adanya hubungan antar ruang dengan skala prioritas yang
diharuskan dekat dan sangat berhubungan/membutuhkan.
3. Akses pencapaian ke setiap blok/ruangan harus dapat
dicapai dengan mudah
4. Kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci keberhasilan
perancangan sehingga blok unit sebaiknya sirkulasinya dibuat
secara linier/lurus (memanjang)
5. Jumlah kebutuhan ruang harus disesuaikan dengan kebutuhan
jumlah pasien yang akan ditampung
6. Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ke dalam
ruangan
7. Alur petugas dan pengunjung dipisahkan
8. Besaran ruang dan kapasitas ruang harus dapat memenuhi
persyaratan minimal
Nama Ruang Luas Satuan
Ruang Perawatan
VIP 18 m2/tempat tidur
Kelas I 12 m2/tempat tidur
Kelas 2 10 m2/tempat tidur
Kelas 3 7,2 m2/tempat tidur
Ruang Pos Perawat 20 m2
Ruang konsultasi 12 M2
Ruang tindakan 24 M2
Ruang administrasi 9 M2
Ruang dokter 20 M2
Ruang perawat 20 M2
Ruang ganti/loker 9 M2
Ruang kepala rawat inap 12 M2
Nama Ruang Luas Satuan
Ruang linen bersih 18 M2
Ruang linen kotor 9 M2
Spoelhoek 9 M2
Kamar madi 25 M2
Pantri 9 M2
Ruang Janitor 9 M2
Gudang bersih 18 M2
Gudang kotor 18 m2
1. Tipe ruang rawat inap, terdiri dari :
- Ruang rawat inap 1 tempat tidur setiap kamar VIP
- Ruang rawat inap 2 tempat tidur setiap kamar Kelas 1
- Ruang rawat inap 4 tempat tidur setiap kamar Kelas 2
- Ruang rawat inap 6 tempat tidur atau lebih setiap kamar kelas 3
2. Khusus untuk pasien-pasien tertentu harus diisahkan (ruang isolasi
- Pasien yang menderita penyakit menular
- Pasien dengan pengobatan yang menimbulkan bau (seperti penyakit
tumor, ganggrein, diabetes, dan sebagainya.
- Pasien yang gaduh gelisah (mengelarkan suara dalam ruangan)
- Keseluruhan ruang-ruang ini harus terlihat jelas dalam kebutuhan
jumlah dan jenis pasien yang akan dirawat
Lantai
• Lantai harus kuat dan rata, tidak berongga
• Bahan penutup lantai dapat terdiri dari bahan tidak berpori, seperti
vinyl yang rata atau kramik dengan nat yang rapih sehingga debu
dan kotoran tidak mengumpul, mudah dibersihkan, tidak mudah
terbakar.
• Pertemuan dinding dengan lanyai disarankan melengkung (hospital
plint) agar memudahkan pembersihan dan tidak menjadi tempat
sarang debu dan kotoran

Langit-langit
• Langit-langit harus rapat dan kuat, tidak rontok dan tidak
mengahsilakn debu/kotoran
Persyaratan keseamatan bangunan.
• Pelayanan pada bangunan ruang rawat inap, termasuk “daerah
pelayanan kritis”
• Struktur bangunan
• Sistem proteksi petir
• Sistem proteksi kebakaran
• Sistem kelistrikan
• Sistem gas medik/vakum medik
• Persyaratan kesehatan bangunan : ventilasi, sanitasi,
pencahayaan
• Persyaratan kenyamanan : pengkondisian udara, kebisingan,
getaran
• Persyaratan kemudahan : kemudahan hubungan horizontal dan
vertikal
• Sarana keselamatan jiwa.
• Pintu masuk ke ruang rawat inap, terdiri dari pintu ganda.
Masing-masing dengan lebar 90 cm, dilengkapi dengan kaca
jendela pengintai
• Pintu masuk kamar mandi umum, minimal lebar 85 cm
• Pintu masuk kamar mandi pasien, untuk setiap kelas minimal
harus ada 1 kamar mandi berukuran lebar 90 cm,
diperuntukkan bagi penyandang cacat
• Pintu kamar mandi pasien, harus membuka ke luar kamar mandi
• Pintu toilet umum untuk penyandang cacat harus terbuka ke luar
• Kamar mandi pasien, terdiri dari kloset, showr, dan bak cuci
tangan
• Khusus untuk kamar mandi bagi penyandang cacat mengikuti
pedoman atau standar teknis yang berlaku
• Jumlah kamar mandi untuk penyandang cacat, 1 buah untuk
setiap kelas
• Toilet umum, terdiri dari kloset dan bak cuci tangan (wastafel)
• Disediakan 1 toilet umum untuk penyandang cacat di lantai
dasar
• Undang-undang No. 44 tahun 2009, pasal 7 : RS harus
memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber
daya manusia, kefarmasian dan peralatan. Pada pasal 10 :
ruang gawat darurat salah satu ruang yang disyaratkan harus
ada pada bangunan RS, yang merupakan ruang pelayanan
khusus uang meyediakan pelayanan yang komprehensif dan
berkesinambungan selama 24 jam.
• Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang
membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan
nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut.
• Bangunan : Gawat darurat terletak dilantai dasar dengan
akses masuk yang mudah dicapai, terutama untuk pasien yang
datang dengan menggunakan ambulan
• Pintu masuk bangunan ruang gawat darurat harus terpisah
dengan pintu utama masuk RS dan pintu masuk pasien rawat
jalan/poliklinik/bangunan penunjang RS
• Bangunan IGD harus : mudah dikenali dari jalan raya baik
dengan menggunakan pencahayaan lampu atau tanda arah
lainnya

• RS yang memiliki tapak berbetuk memanjang mengikuti


panjang jalan raya : pintu masuk ke area IGD disarankan
terletak pada pintu masuk yang pertama kali masuk ke area
RS
• Bangunan IGD berdekatan dengan bagian penerimaan
pendaftaran, bagian keuangan, dan bagian rekam medik, atau
memiliki bagian-bagian tersebut secara terpisah

• Pada malam hari, bangunan IGD merupakan pintu masuk


utama ke RS bagi masyarakat yang memerlukan pelayanan
kesehatan.
• IGD : akses yang cepat dan mudah ke lokasi bangunan OK,
ruang gawat darurat, ruang kebidanan, laboratorium, bank
darah, serta farmasi 24 jam

• Bangunan IGD memiliki area yang dapat digunakan untuk


penanganan korban bencana masal
1. Hal yang perlu diperhatikan :
- Jalan masuk ambulan harus cukup luas yang dapat menampung
lebih dari 2 ambulans.
- Tempat parkir ambulans harus tersedia.
2. Pasien datang keadaan tergesah-gesah dan mengalami
kepanikan maka pengaturan alur pasien harus baik, membuat
suasana adanya gubungan masyarakat yang baik
3. Desain memungkinkan kecepatan pelayanan kegawat
daruratan
4. Tata leta ruang dalam bangunan IGD tidak boleh
mrmungkinkan terjadinya infeksi silang.
1. Tata ruang akan mengikuti alur pelayanan dimulai dengan area
Triase dan area tempat penyimpangan brankar dan kursi roda.
2. Pasien yang gawat darurat perlu pertolongan segera akan
ditangan di ruang tindakan : pasien yang gawat darurat atau
ancaman kematian akan di tangani di ruang resusitasi, sedangkan
pasien tang ridak gawat tidak darurat akan di tangani d fakse
emergency atau poliklinik 24 jam
3. Area publik khususnya ruang tunggu keuarga pasien, disarankan
dilengkapi dengan toilrt dan kantin
4. Area dekontaminasu di khususkan : pasien yang terkontaminasi
abahn kimia : bagi IGD yang berada dekat dengan daerah
industri. Area ini ditempatkan disisi depan/luar IGD atau terpisah
dengan IGD

Anda mungkin juga menyukai