Anda di halaman 1dari 37

Penyelenggaraan

Klinik
Disampaikan dalam Pembekalan Calon Surveior
Akreditasi Puskesmas dan Klinik, LAFKESPRI

dr. Kusuma Wijayanti,MSi,FIHFAA


Indikator Hasil Belajar

1 • Pengelolaan Klinik

2
• Penyusunan peraturan internal Klinik
atau kebijakan Klinik lain tentang
penyelenggaraan Klinik

3 • Pencatatan dan pelaporan Klinik


Dasar Kebijakan
• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 14
Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha
dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan
1 Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan

• Pedoman Penyelenggaraan Klinik


2
DEFINISI
 Klinik Pemerintah adalah
Klinik yang diselenggarakan
oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, Lembaga pemerintah,
TNI dan POLRI.
Klinik adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang  Klinik Swasta adalah Klinik
menyelenggarakan pelayanan yang diselenggarakan oleh
kesehatan yang menyediakan masyarakat, baik perorangan,
pelayanan medik dasar dan/atau badan usaha maupun badan
spesialistik secara komprehensif. hukum.
PENGGOLONGAN KLINIK
Kemampua • Klinik
n Pratama
Pelayanan • Klinik Utama

• Klinik Rawat
Penyelenggaraa
Jalan
n Pelayanan
• Klinik rawat Inap

KLIN
IK • PMD
Kepemilika
N
n Modal
• PMA
STRUKTUR ORGANISASI
KLINIK
1. Struktur organisasi Klinik paling sedikit terdiri dari
penanggung jawab Klinik yang juga merupakan pimpinan
Klinik, penanggung jawab kegawatdaruratan, dan
penanggung jawab kefarmasian.
2. Penanggung jawab Klinik pratama harus seorang dokter,
dokter spesialis di bidang layanan primer, atau dokter gigi.
3. Penanggung jawab di Klinik utama harus dokter, dokter
gigi, dokter spesialis, atau dokter gigi spesialis.
4. Penanggung jawab Klinik harus memiliki Surat Izin
Praktik (SIP) di Klinik tersebut, dan dapat merangkap
sebagai pemberi pelayanan.
5. Dokter, dokter gigi, dokter spesialis di bidang layanan
primer, dokter spesialis atau dokter gigi spesialis hanya
dapat menjadi penanggung jawab untuk 1 (satu) Klinik.
STRUKTUR ORGANISASI
KLINIK
6. Penanggung jawab di Klinik baik PMDN maupun
PMA harus warga negara Indonesia.
7. Penanggung jawab kegawatdaruratan di Klinik
adalah dokter.
8. Penanggung jawab kegawatdaruratan di Klinik
gigi dan mulut adalah dokter gigi atau dokter gigi
spesialis.
9. Penanggungjawab ruang farmasi Klinik adalah
apoteker. Apoteker penanggung jawab dapat
dibantu oleh apoteker lain, tenaga teknis
kefarmasian, asisten tenaga kefarmasian dan/atau
tenaga lainnya sesuai kebutuhan
SDM KLINIK PRATAMA
1. Klinik pratama paling sedikit terdiri dari:
a. 2 (dua) dokter;
b. 2 (dua) dokter spesialis di bidang layanan primer;
c. 1 (satu) dokter dan 1 (satu) dokter spesialis di bidang
layanan primer; atau
d. 2 (dua) dokter gigi.
2. SDM Klinik pratama yang menyelenggarakan pelayanan
medik dasar dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
paling sedikit terdiri dari:
a. 2 (dua) dokter atau dokter spesialis di bidang layanan
primer, dan 1 (satu) dokter gigi;
b. 1 (satu) dokter, 1 (satu) dokter spesialis di
bidang layanan primer, dan 1 (satu) dokter
gigi; atau
c. 2 (dua) dokter gigi, dan 1 (satu) dokter
atau dokter spesialis di bidang layanan primer
SDM KLINIK PRATAMA
DENGAN RAWAT INAP
Ketenagaan Klinik Pratama yang
pada rawat paling sedikit
menyelenggarakan inap
terdiri atas:dokter gigi, dan/atau dokter spesialis di
1. dokter,
bidang layanan primer;
2. apoteker dan tenaga teknis kefarmasian;
3. tenaga keperawatan;
4. tenaga gizi;
5. tenaga ahli teknologi laboratorium medik; dan
6. tenaga nonkesehatan
SDM KLINIK
1. Klinik Utama paling sedikit UTAMA
memiliki 2 (dua) dokter spesialis.
2. Klinik Utama yang menyelenggarakan pelayanan spesialistik
dan pelayanan spesialistik gigi dan mulut paling sedikit
memiliki 1 (satu) orang dokter spesialis dan 1 (satu) orang
dokter gigi spesialis.
3. Klinik Utama yang hanya menyelenggarakan pelayanan
spesialistik gigi dan mulut paling sedikit memiliki 2 (dua)
dokter gigi spesialis.
4. Klinik Utama dapat memiliki ketenagaan dokter, hanya
sebagai dokter yang melayani kegawatdaruratan dan Klinik
yang menyelenggarakan rawat inap.
5. Setiap dokter, dokter gigi, dokter spesialis di bidang layanan
primer, dokter spesialis, dokter gigi spesialis, dan tenaga
kesehatan lain yang berpraktik di Klinik harus mempunyai
Surat Izin Praktik sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
yang mengatur mengenai Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Kedokteran dan Tenaga Kesehatan
SDM KLINIK UTAMA
DENGAN RAWAT INAP
Ketenagaan pada Klinik Utama yang Ketenagaan Klinik Utama yang
menyelenggaraka jalan pada menyelenggaraka rawat
n sedikit terdiri rawa paling n terdiri atas; inap paling sedikit
atas:
1. dokter spesialis, tdan/atau dokter gigi 1. dokter spesialis dan/atau dokter gigi spesialis;
spesialis;
2. apoteker dan tenaga teknis kefarmasian;
2. tenaga keperawatan; dan
3. tenaga keperawatan;
3. tenaga nonkesehatan.
4. tenaga gizi;
5. Tenaga ahli teknologi dan laboratorium medik
6. tenaga non kesehatan.
PENGATURAN LEBIH LANJUT
1.TERKAIT
Jumlah dan SDM KLINIK
kualifikasi ketenagaan disesuaikan
dengan anlisis beban kerja serta kebutuhan dan
kemampuan pelayanan Klinik
2. Dalam Menyelenggarakan pelayanan kesehatan di
Klinik, tenaga medis dibantu oleh tenaga kesehatan
lainnya sesuai kompetensi yang dimiliki dan kebutuhan
3. Klinik dapat memiliki tenaga non kesehatan untuk
mendukung operasional penyelenggaraan Klinik sesuai
dengan kebutuhan (administrasi, pekarya, satpam, dan
lain- lain).
4. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di
Klinik harus memiliki surat tanda registrasi (STR)
dan surat ijin praktek (SIP).
RUANG LINGKUP
Klinik Pratama
PELAYANANKlinik Utama
1. Menyelenggarakan pelayanan medik
1. Menyelenggarakan pelayanan dasar dan spesialistik
medik dasar 2. Upaya pelayanan kesehatan meliputi
2. Upaya pelayanan kesehatan aspek medik spesialistik, atau
meliputi aspek medik dasar pelayanan dasar dan spesialistik.
rawat jalan dan rawat inap. 3. Menyelenggarakan pelayanan rawat
jalan dan rawat inap
3. Hanya melakukan bedah kecil 4. Dapat melakukan bedah kecuali
(minor) tanpa anestesi umum tindakan bedah yang :
dan/atau spinal. 1) Menggunakan anestesi umum
4. Menyediakan pelayanan dengan inhalasi dan/atau spinal;
aesthetic medicine sesuai 2) Operasi sedang yang beresiko
dengan peraturan konsil tinggi; atau
kedokteran indonesia
3) Operasi besar
WAKTU JENIS
PELAYAN AN jalan
• Klinik dengan rawat
PELAYANAN
paling sedikit 8 jam
KIE kepada
• Klinik dengan rawat inap pasien &
keluarga
adalah 24 jam setiap hari
Kegiatan yg PELAYANAN

BENTUK mendukung
program
nasional
PROMOTIF &
PREVENTIF
DI KLINIK
Konseling
medik

PELAYANAN
• Rawat jalan
• Rawat inap
• Pelayanan home care untuk Deteksi dini
penyakit catastrophic
Pelayanan
Pengobatan &
Tindakan
Pelayanan
Pelayanan Medis
kesehatan
Radiologi
gigi & mulut

Pelayanan Pelayanan
Kefarmasia
n persalinan
PELAYANAN
KURATIF &
REHABILITATIF
Pelayanan DI KLINIK Pelayanan gawat
Laboratorium darurat

Pelayanan
Pelayana rehabilitasi
n Gizi medik dasar
Pelayanan
rehabilitasi
Pelayana medik
n pecandu
rujukan NAPZA
BANGUNAN KLINIK (1)
1 Mudah diakses
5 Tata ruang memperhatikan
fungsi sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan.

Klinik terletak di kantor Pintu


2 Bangunan kuat, kokoh 6 masuk klinik harus terpisah dan
dan stabil tidak boleh bergabung dengan
ruang lain

3 Bangunan bersifat
7 Klinik terletak di dalam gedung
permanen dan tidak perbelanjaan, tidak melayani
bergabung dengan tempat rawat inap, operasi.
tinggal perorangan

Memperhatikan fungsi 8
4 keamanan, kenyamanan
Tata letak ruang pelayanan
dan kemudahan dalam memperhatikan zona klinik
memberi pelayanan
BANGUNAN
KLINIK (2)
9 Komponen bangunan 12 Klinik Memiliki papan nama dengan
mencantumkan jenis klinik,
dan material harus kuat Pratama nama klinik, kekhususan klinik
dan jam operasional

10 13
Menyediakan fasilitas dan Nama dokter dicantumkan
aksesbilitas bagi penyandang di ruang tunggu
disabilitas dan lansia

14
11
Kawasan klinik bebas Klinik dengan layanan
rokok farmasi wajib memasang
papan nama apoteker.
Ruang
Pendaftara
Ruang lain
sesuai
n
Ruang RUANG
Administras
kebutuhan
i AN
KLINI
Kamar
K
Ruang Tunggu
mandi/WC

Standar ruang
Ruang/Pojok Ruang klinik mengikuti
ASI Konsultasi
PMK 14/2021
Ruang
Tindakan
KLINIK DENGAN
1
RAWAT
Ruang rawat inap INAP 4 Instalasi/ruang
farmasi

2 Ruang gawat darurat 5 Ruang


laboratorium

3 Ruang staf klinik 6 Ruang dapur gizi

Klinik rawat inap harus memiliki tempat tidur minimal 5 (lima) TT dan paling banyak 10 (sepuluh) TT
PERSYARATAN MINIMAL
PRASARANA KLINIK
Sistem penghawaan (ventilasi)
Sistem pencahayaan
Sistem air dan sanitasi
Pengolahan limbah cair
Sistem kelistrikan
Sistem gas medis
Sistem proteksi kebakaran
Sistem proteksi petir
• Prasarana Klinik harus
Ambulans terpelihara dalam
keadaan dengan baik
berfungsi dan
Sistem komunikasi
PERSYARATAN MINIMAL
PERALATAN KLINIK
Peralatan meliputi peralatan kesehatan dan non kesehatan
pada jenis-jenis ruang yang ada dalam bangunan sesuai area
fungsional Klinik
1. Peralatan pada ruang pemeriksaan umum/ konsultasi
2. Peralatan pada ruang pelayanan kesehatan gigi & mulut
(bagi yang menyelenggarakan
3. Peralatan pada ruang persalinan
4. Peralatan pada ruang ASI
5. Peralatan pada ruang rawat inap
6. Peralatan pada ruang/ instalasi farmasi
7. Peralatan pada ruang sterilisasi
8. Peralatan pada ruang laboratorium
PERSYARATAN PERALATAN
KLINIK UTAMA

• Peralatan yang harus ada pada Klinik Utama sesuai


dengan kebutuhan pelayanan serta paling sedikit
memiliki set pemeriksaan umum dan emergensi kit.
• Set tindakan medis, bahan habis pakai,
perlengkapan, meubelair dan pencatatan pelaporan
pada Klinik Utama di ruang tindakan disesuaikan
dengan pelayanan spesialistik yang ditetapkan oleh
Organisasi Profesi yang bersangkutan
PELAYANAN KEFARMASIAN
DI KLINIK
1. Ruang/instalasi farmasi sekurang- 2. klinik yang menyelenggarakan
kurangnya memiliki fungsi sebagai: pelayanan kefarmasian disesuaikan
a. Penerimaan resep; dengan peraturan yang
b. Pelayanan resep dan peracikan; mengenai pelayanan kefarmasian
mengatu
Klinik. di r
c. Penyerahan dan pemberian informasi
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan 3. Klinik yang tidak menyelenggarakan
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP); pelayanan kefarmasian harus memiliki
d. Konseling; lemari khusus penyimpanan obat darurat
dan bahan medis habis pakai.
e. Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan BMHP; dan 4. Obat darurat dan bahan medis
f. Penyimpanan administrasi dan habis pakai di Klinik ditetapkan oleh
penyimpanan data kefarmasian Menteri.
RUANG
LABORATORIUM
• Dapat menyelenggarakan untuk menunjang upaya
diagnosis penyakit, penyembuhan dan pemulihan
kesehatan
• Tenaga kesehatan di laboratorium adalah ATLM
• Memenuhi kriteria ketenagaan, bangunan,
prasaran, perlengkapan dan peralatan
• Pencahayaan minimal 300 LUX, dinding tahan bahan
kimia,
mudah dibersihkan dan tidak berpori.
• Ruangan sesuai dengan standar pelayanan laboratorium
di puskesmas
• Ruang laboratorium hanya disediakan bagi klinik yang
menyelenggarakan pelayanan laboratorium.
• Jenis peralatan minimal sesuai dengan PMK nomor 14
tahun 2021
PELAYANAN
RADIOLOGI
DI KLINIK
Klinik rawat jalan maupun rawat inap dapat
menyelenggarakan pelayanan radiologi.
Persyaratan dan perizinan alat radiologi serta
tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan mengikuti Peraturan Menteri
Kesehatan mengenai Pelayanan Radiologi.
REGISTRASI
KLINIK
Registrasi Klinik dilakukan dalam jangka waktu 3
(tiga) bulan sejak Sertifikat Standar Usaha Klinik
diperoleh.
1. Apabila pelayanan Klinik dihentikan maka
pemilik Klinik wajib mengirimkan surat
pemberitahuan kepada Kementerian
Kesehatan terkait pemberhentian layanan
tersebut dan ditembuskan kepada dinas
kesehatan provinsi/kabupaten/kota yang
membina Klinik tersebut.
2. Klinik wajib melakukan verifikasi data pada
registrasi klinik secara berkala dan melakukan
pembaharuan bila ada perubahan data.
https://registrasifasyankes.kemkes.go.id/
MANAJEMEN
KLINIK
1. Komitmen perlu dibangun dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan di Klinik sehingga
visi dan misi Klinik tercapai
2. Tata kelola manajemen pelayanan yang baik
harus diwujudkan
3. Dalam melakukan pelayanan, Klinik mempunyai
rencana mitigasi risiko
4. Apabila terjadi perubahan nama Klinik atau
identitas kepemilikannya, Pemilik Klinik wajib
melaporkan kepada dinas kesehatan dan dinas
terkait yang mengelola perizinan Klinik tanpa
perlu dilakukan perubahan sertifikat standar
Peraturan Internal Klinik & Kebijakan
Penyelenggaraan Klinik

Lafkespri.org
PENYUSUNAN PERATURAN INTERNAL KLINIK ATAU KEBIJAKAN LAIN
TENTANG PENYELENGGARAAN TATA KELOLA KLINIK YANG BAIK
CIRI & SUBSTANSI
MUATAN MATERI MINIMAL PERATURAN/KEBIJAKAN
PERATURAN/KEBIJAKAN  Tailor made, dapat berbeda di tiap klinik

4 1
 Nama klinik  Mengatur hal-hal yg merupakan konstitusi
 Visi, misi, dan tujuan pendirian klinik klinik/ peraturan dasar klinik
 Filosofi klinik: nirlaba atau laba  Ditetapkan pimpinan klinik dengan
 Kepemilikan klinik persetujuan pemilik klinik
 Hak dan kewajiban klinik  Mengatur hubungan antara pemilik,
 Tata kelola manajemen klinik pengelola dan staf klinik
 Tata kelola pelayanan Kesehatan di  Diuraikan secara jelas, tegas dan terperinci
klinik (tidak multitafsir)
 Mekanisme review dan revisi  Harus diterima semua pihak di klinik
Muatan
CiriMateri
&Substansi
MinimalPeraturan/Kebijakan
Peraturan/Kebijakan  Dievaluasi secara berkala
BentukBentuk
FormatKepemilikan
Peraturan/Kebijakan
Klinik

BENTUK KEPEMILIKAN KLINIK


BENTUK FORMAT PERATURAN/  Bentuk kepemilikan sesuai dengan aktivitas
KEBIJAKAN klinik: Klinik Pemerintah atau Klinik Swasta

3 2
 Bentuk format penyusunan peraturan  Perbedaan bentuk kepemilikan akan
internal klinik atau kebijakan lain mempengaruhi organisasi dan tata hubungan
diserahkan kepada masing-masing kerja pemiliki sendiri berikut peran dan
klinik fungsinya
TATA PENGORGANISASIAN PENGELOLAAN KEUANGAN DI
KELOLA 01 KLINIK 04  KLINIK
MANAJEMEN Mengatur tata hubungan kerja antara Pengelolaan keuangan perlu dilakukan agar klinik
dapat berjalan dalam jangka Panjang, meliputi
pemilik, pengelola dan staf yang bekerja di
KLINIK klinik perencanaan, implementasi pengelolaan,
penyimpanan dan pengendalian dana dan asset agar
PERAN & FUNGSI PEMILIK, dapat dikelola dengan baik.

02 PENGELOLA & STAF DI KLINIK  Hal-hal terkait keuangan meliputi pengeluaran klinik
dan pendapatan operasional
 Pemilik klinik adalah orang yang memiliki
klinik atau penanam modal klinik
 Pengelola klinik adalah orang-orang yang
05 PENGELOLAAN FASILITAS DI KLINIK
ditunjuk oleh pemilik klinik untuk Meliputi ketersediaan sarana, prasarana dan alat (SPA)
menjalankan operasional klinik yang di klinik sesuai standar yang berlaku dan adanya alur
direpresentasikan dalam struktur organisasi pelayanan di klinik mulai penerimaan pasien hingga
 Staf klinik adalah sekelompok orang dalam pengakhiran layanan pasien (berobat jalan, dirujuk,
organisasi klinik yang perannya membantu atau rawat inap)
pengelola klinik dalam memberikan PENGELOLAAN KERJA SAMA TERKAIT
pelayanan di klinik dan mencapai tujuan
organisasi
06 KLINIK
Klinik melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk
memenuhi kebutuhan pelayanannya.
03 PENGELOLAAN SDM DI KLINIK
Meliputi perencanaan & pemenuhan SDM,
Mekanisme kerja sama diatur sebaik-baiknya agar
jelas sehingga output hasil sesuai harapan/tujuan
pengangkatan SDM di klinik, orientasi SDM di
klinik, penugasan SDM di klinik, dan evaluasi
kinerja SDM di klinik
TATA KELOLA PELAYANAN KESEHATAN DI KLINIK
1 KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL DI KLINIK
 Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di klinik harus menjalani kredensial sebelum
ditempatkan dan dilanjutkan rekredensial secara berkala paling lama 5 tahun
 Mekanisme penyelenggaraan kredensial dan rekredensial diserahkan kepada masing-masing
klinik untuk mengelolanya

2 MITRA BESTARI
Klinik dapat memberdayakan mitra bestarinya untuk membantu proses kredensial dan
rekredensial di tempatnya dan keperluan asistensi/pendampingan (proctoring) dalam proses
pemberian pelayanan kesehatan pasca kredensial apabila dibutuhkan

3 TATA KELOLA MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI KLINIK


 Upaya peningkatan mutu internal meliputi: (1) perencanaan, pelaksana, dan evaluasi mutu
pelayanan kesehatan di klinik; (2) manajemen risiko di klinik; (3) pengukuran dan
pelaporan indikator mutu klinik; (4) pelaporan insiden keselamatan pasien di klinik; (5)
pelaporan kejadian infeksi/ insiden rate HAIs
 Upaya peningkatam mutu eksternal dilakukan dengan cara akreditasi

4 PENEGAKAN ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI TENAGA KESEHATAN DI KLINIK


Pengelola klinik bertanggung jawab untuk menegakkan etika dan disiplin profesi
bagi tenaga kesehatan yang bekerja di klinik
Untuk menjaga kepatuhan terhadap kode etik maka dilakukan monitoring dan
evaluasi dengan strategi implementasi diserahkan kepada masing-masing klinik 31
Tata Cara Penyusunan Peraturan Internal Klinik
Pembentukan Tim Penyusun

Pertemuan Tim Penyusun

Melakukan legal audit

Penyusunan draft peraturan internal klinik

Pembahasan draft

Penyempurnaan draft

Finalisasi peraturan internal klinik

Sosialisasi peraturan internal klinik

Monitoring dan evaluasi


Pencatatan
&
Pelaporan Klinik

Lafkespri.org
Buku register pelayanan

Formulir dan surat keterangan lain sesuai kebutuhan pelayanan yang


diberikan

Formulir Informed Consent

PMK Nomor
14 Tahun 2021 Formulir rujukan

Kertas resep

Surat Keterangan Sakit

Surat Keterangan Sehat

Formulir pelaporan
PENCATATAN DAN PELAPORAN KLINIK

PENCATATAN KLINIK
• Pembuatan rekam medis
merupakan kewajiban tenaga
Kesehatan di klinik PELAPORAN
• Bentuk pencatatan di klinik
umumnya meliputi: form KLINIK
pendaftaran, buku register • Klinik wajib melaporkan hasil
pelayanan, form informed consent, kegiatan pelayanannya kepada
surat pengantar rujukan, surat Puskesmas pembina sesuai
pengantar pemeriksaan lab/ Permenkes No. 43 Tahun 2019
radiologi, kertas resep,
• Bentuk minimal laporan berupa
lembar/kartu rekam medis, surat
laporan bulanan klinik dengan
keterangan sakit, surat keterangan
format sesuai Permenkes No. 14
sehat, surat keterangan cuti
tahun 2021
bersalin, form surat kelahiran, form
surat kematian, dll • Klinik juga dapat dimintakan
• Berkembangnya teknologi digital laporan lain sesuai kebutuhan
pelayanan
dalam masyarakat mengakibatkan
adanya transformasi digitalisasi
pencatatan pelayanan kesehatan
sehingga rekam medis ke depan
menuju Rekam Medis Elektronik
 Klinik sebagai salah satu Jejaring Puskesmas wajib melaporkan
kegiatan dan hasil kegiatan pelayanan kesehatan kepada
Puskesmas di wilayah kerjanya sewaktu-waktu dan/atau secara
berkala setiap bulan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan ( PMK Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Puskesmas)

 Kebutuhan pencatatan & pelaporan Klinik sesuai kebutuhan


klinik dan kebijakan di bidang kesehatan khususnya untuk
mendukung Program Prioritas Nasional
Terima Kasih

Lafkespri.org

Anda mungkin juga menyukai