Anda di halaman 1dari 37

Institusi Organisasi Keperawatan

NURUL HIKMATUL QOWI


2020
Institusi organisasi keperawatan
RUMAH SAKIT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN


2014 TENTANG KLASIFIKASI DAN PERIZINAN RUMAH SAKIT
• Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan
bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam
mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.
• Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan
fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan
berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan Rumah Sakit.
Dasar klasifikasi rumah sakit
KMK no 340 tentang klasifikasi RS
Klasifikasi Rumah Sakit Umum ditetapkan berdasarkan:
a. Pelayanan;
b. Sumber Daya Manusia;
c. Peralatan;
d. Sarana dan Prasarana; dan
e. Administrasi dan Manajemen
Tipe RS Umum
Rumah Sakit Kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran
spesialis dan subspesialis luas oleh pemerintah, rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai
tempat pelayanan rujukan tertinggi (top referral hospital) atau rumah sakit pusat

Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran
spesialis luas dan subspesialis terbatas. Rumah sakit kelas B didirikan di setiap ibukoata
propinsi (propincial hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit
kabupaten. Rumah sakit pendidikan yang tidak termasuk kelas A juga diklasifikasikan
sebagai rumah sakit kelas B.
Rumah sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan kedokteran spesialis terbatas, yaitu pelayanan penyakit dalam,
pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kebidanan dan
kandungan. Rumah sakit kelas C akan didirikan di setiap ibukota kabupaten
(regency hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari puskesmas.
Rumah sakit kelas D adalah rumah sakit yang bersifat transisi karena pada
satu saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Kemampuan rumah
sakit kelas D hanya memberikan pelayanan kedokteran umum dan
kedokteran gigi. Rumah sakit kelas D juga menampung pelayanan rujukan
yang berasal dari puskemas.
PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
• Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik Gigi Mulut dan
Pelayanan Kesehatan Ibu Anak /Keluarga Berencana.
• Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24 jam dan 7 hari
seminggu dengan kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat,
melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar.
• Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Bedah,
Obstetri dan Ginekologi.
• Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan Anestesiologi, Radiologi, Rehabilitasi
Medik, Patologi Klinik dan Patologi Anatomi.
• Pelayanan Medik Spesialis Lain sekurang-kurangnya terdiri dari Pelayanan Mata, Telinga Hidung
Tenggorokan, Syaraf, Jantung dan Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin, Kedokteran Jiwa, Paru,
Orthopedi, Urologi, Bedah Syaraf, Bedah Plastik dan Kedokteran Forensik.
• Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut terdiri dari Pelayanan Bedah Mulut, Konservasi/Endodonsi,
Periodonti, Orthodonti, Prosthodonti, Pedodonsi dan Penyakit Mulut.
• Pelayanan Medik Subspesialis terdiri dari Subspesialis Bedah, Penyakit Dalam, Kesehatan Anak,
Obstetri dan Ginekologi, Mata, Telinga Hidung Tenggorokan, Syaraf, Jantung dan Pembuluh
Darah, Kulit dan Kelamin, Jiwa, Paru, Orthopedi dan Gigi Mulut.
• Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, penunjang klinik, dan non klinik
PELAYANAN

Tipe A Tipe B
• Pelayanan medik umum • Pelayanan medik umum
• Pelayanan Gawat Darurat • Pelayanan Gawat Darurat
• 4 Pelayanan Medik Spesialis Dasar • 4 Pelayanan Medik Spesialis Dasar
• 5 Pelayanan Spesialis Penunjang • 4 Pelayanan Spesialis Penunjang
Medik Medik
• 12 Pelayanan Medik Spesialis Lain • 8 Pelayanan Medik Spesialis Lain
• Pelayanan Medik Spesialis Gigi • Pelayanan Medik Spesialis Gigi
Mulut Mulut
• 13 Pelayanan Medik Subspesialis • 2 Pelayanan Medik Subspesialis
PELAYANAN

Tipe C
Tipe D

• Pelayanan medik umum


• Pelayanan Gawat Darurat • Pelayanan medik umum
• 4 Pelayanan Medik Spesialis Dasar • Pelayanan Gawat Darurat
• 4 Pelayanan Spesialis Penunjang • 2 Pelayanan Medik Spesialis Dasar
Medik • Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
• Pelayanan Medik Spesialis Gigi
Mulut
RS A
RS C
tenaga keperawatan dan tempat
tenaga keperawatan dan tempat
tidur adalah 1:1
tidur adalah 2:3
TT minimal 400 (empat ratus)
TT minimal 100 (seratus) buah
buah

RS B RS D
tenaga keperawatan dan tempat tenaga keperawatan dan tempat
tidur adalah 1:1 tidur adalah 2:3
TT minimal 200 (dua ratus) buah TT minimal 50 (lima puluh) buah
Rumah Sakit Khusus
• Jenis Rumah Sakit khusus antara lain Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak, Jantung,
Kanker, Orthopedi, Paru, Jiwa, Kusta, Mata, Ketergantungan Obat, Stroke, Penyakit
Infeksi, Bersalin, Gigi dan Mulut, Rehabilitasi Medik, Telinga Hidung Tenggorokan,
Bedah, Ginjal, Kulit dan Kelamin.
• Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan, Rumah Sakit Khusus diklasifikasikan
menjadi :
a. Rumah Sakit Khusus Kelas A;
b. Rumah Sakit Khusus Kelas B;
c. Rumah Sakit Khusus Kelas C
KLINIK
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014
• Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar danlatau spesialistik,
diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang
tenaga medis.
• Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitative
• Pemerintah daerah kabupaten/kota mengatur persebaran klinik yang diselenggarakan
masyarakat di wilayahnya dengan memperhatikan kebutuhan pelayanan berdasarkan
rasio jumlah penduduk.
Apakah perawat boleh memiliki klinik?
Jenis Klinik
Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi:
Klinik Pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar.
Klinik Utama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik
atau pelayanan medik dasar dan spesialistik.

Klinik Pratama atau Klinik Utama dapat mengkhususkan pelayanan pada satu bidang
tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit tertentu.
PELAYANAN DI KLINIK

• pelayanan kesehatan yang berkesinambungan


Homecare dan komprehensif yang diberikan kepada
individu

• perawatan semi intensif (observasi) setelah 6


One day care (enam) jam sampai dengan 24 (dua puluh empat)
jam

Rawat jalan

• Mempunyai TT 5-10.
Rawat inap • Pelayanan rawat inap hanya dapat dilakukan
maksimal 5 hari
Syarat bangunan klinik
Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:
a. ruang pendaftaran/ruang tunggu;
b. ruang konsultasi dokter;
c. ruang administrasi;
d. ruang tindakan;
e. ruang farmasi;
f. kamar mandi/wc;
g. ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.
PRASARANA KLINIK

a. instalasi air;
b. instalasi listrik;
c. instalasi sirkulasi udara;
d. sarana pengelolaan limbah;
e. pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
f. ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap; dan
g. sarana lainnya sesuai kebutuhan.
PERALATAN MEDIS
• Klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang memadai sesuai
dengan jenis pelayanan yang diberikan.
• Peralatan medis yang digunakan di klinik harus diuji dan dikalibrasi secara berkala
oleh Balai Pengarnanan Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi penguji dan
pengkalibrasi yang berwenang
KETENAGAAN
• Tenaga medis pada Klinik Pratama minimal terdiri dari 2 (dua) orang dokter dan/atau
dokter gigi.
• Tenaga medis pada Klinik Utama minimal terdiri dari I (satu) orang dokter spesialis
dari masing-masing spesialisasi sesuai jenis pelayanan yang diberikan.
• Tenaga medis dan keperawatan yang sesuai jumlah dan kualifikasinya
• Tenaga gizi, tenaga analis kesehatan, tenaga kefarmasian, gizi, dan pelayanan lab
• Setiap tenaga medis yang berpraktik di klinik harus mempunyai Surat Tanda
Registrasi dan Surat lzin Praktik (SIP) dan Setiap tenaga kesehatan lain
mempunyai Surat Izin sebagai tanda registrasi/Surat Tanda Registrasi dan Surat
lzinKerja (SIK) atau Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA)
• Klinik dilarang mempekerjakan tenaga kesehatan warga negara asing
KEWAJIBAN PENYELENGGARA KLINIK
a. Memasang papan nama klinik;
b. Membuat daftar tenaga medis dan tenaga kesehatan beserta nomor Surat Tanda
Registrasi dan Surat Izin Praktik (SIP), Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) atau Surat
lzin Kerja (SIK) bagi tenaga kesehatan lain;
Home health
• Pelayanan spesialis untuk pasien yang
membutuhkan perawatan pasca-akut dan / atau
membutuhkan manajemen perawatan berbasis
masyarakat untuk mengatasi penyakit kronis.
• Homehealth tumbuh paling cepat dalam industri
kesehatan, dengan pertumbuhan yang diantisipasi
sebesar 66% selama 10 tahun ke depan dan
dengan lebih dari 7 juta pasien/tahun
Manfaat home health
Meningkatkan hasil perawatan pasien
Pasien yang menerima perawatan kesehatan di rumah
segera setelah pulang dari rumah sakit lebih mungkin
untuk meningkatkan perawatan diri
Efisien dan murah daripada perawatan di rumah
sakit
Lebih disukai masyakat
Jenis pelayanan homecare
PERWALI no 6 tahun 2016
Homecare follow up
Perawatan lanjutan pasien setelah perawatan di rumah sakit guna memaksimalkan
penyembuhan pasien
Homecare emergency
Pemberian pelayanan medis/ keperawatan pasien gawat darurat, baik pertolongan
pertama, terapi, maupun rujukan
Homecare visit
Pelayanan medis/ keperawatan untuk pasien yang memiliki ketidakmampuan untuk
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan
Agensi homehealth
• Home health yang paling formal disediakan oleh agen
kepemilikan independen (55%), diikuti oleh agen yang
berbasis di rumah sakit (24%), selebihnya disediakan oleh
lembaga swasta
• Home health informal, tidak bersertifikat, dan tidak berlisensi
jumlahnya tidak diketahui, tetapi diyakini hampir sebesar
homehealth formal
Tantangan homehealth
• Pengaturan rumah pasien dapat menyebabkan bahaya (misalnya, kualitas udara dalam
ruangan yang buruk, cat timbal, zat beracun) yang memiliki efek negatif pada kesehatan
• Bahaya seperti infeksi nosokomial, perkembangan organisme yang resisten, kesalahan
pengobatan, dan lainnya yang tidak dapat dihindari
• Homehealth dapat dilakukan dalam kondisi yang mungkin tidak dapat dikendalikan
• Penyedia layanan kesehatan mungkin memiliki pelatihan atau keahlian terbatas di
bidang keselamatan pasien
Public Health
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 75 TAHUN 2014

• Merupakan pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya
• Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan, dalam
kondisi tertentu (kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk
dan aksesibilitas), pada 1 kecamatan dapat didirikan lebih
dari 1 Puskesmas.
• Pendirian puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi,
bangunan, prasarana, peralatan kesehatan, ketenagaan,
kefarmasian dan laboratorium.
Kategori Puskesmas

a. Berdasarkan karakteristik wilayah kerjanya


1. Puskesmas kawasan perkotaan;
2. Puskesmas kawasan pedesaan;
3. Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil

b. Berdasarkan kemampuan penyelenggaraan, Puskesmas dikategorikan menjadi:


1. Puskesmas non rawat inap
Puskesmas non rawat inap tidak menyelenggarakan pelayanan rawat inap, kecuali
pertolongan persalinan normal
1. Puskesmas rawat inap
Puskesmas yang diberi tambahan sumber daya untuk meenyelenggarakan
pelayanan rawat inap, sesuai pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan
Upaya kesehatan di Puskesmas

Upaya kesehatan perseorangan

Rawat Gawat
jalan darurat

One day
homecare
care

Rawat
inap
Upaya kesehatan masyarakat

Esensial Pengembangan
kegiatannya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan
intensifikasi pelayanan sesuai prioritas masalah kesehatan,
Promkes kekhususan wilayah kerja, dan potensi sumber daya
Puskesmas

Kesling Gizi

Preventif Ibu anak


Jaringan pelayanan puskesmas

memberikan pelayanan kesehatan secara memberikan pelayanan kesehatan yang sifatnya


permanen di suatu lokasi dalam wilayah kerja bergerak (mobile) bagi masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas. Puskesmas yang belum terjangkau oleh pelayanan
dalam gedung Puskesmas

Bidan desa
Bidan yang ditempatkan dan bertempat tinggal pada satu desa dalam wilayah kerja Puskesmas.
Sistem pelayanan kesehatan Era BPJS
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 71 TAHUN 2013

Fasilitas Kesehatan tingkat pertama dapat berupa:


a. puskesmas atau yang setara;
b. praktik dokter;
c. praktik dokter gigi;
d. klinik pratama atau yang setara; dan
e. Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara.

Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan berupa:


a. klinik utama atau yang setara;
b. rumah sakit umum; dan
c. rumah sakit khusus.
• Pelayanan kesehatan bagi Peserta dilaksanakan secara berjenjang
sesuai kebutuhan medis dimulai dari Fasilitas Kesehatan tingkat
pertama.
• Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama bagi Peserta diselenggarakan
oleh Fasilitas Kesehatan tingkat pertama tempat Peserta terdaftar.
• Dalam keadaan tertentu, peserta boeh mendapatkan pelayanan di
luar faskes yang ditunjuk, yaitu :
1. Berada di luar wilayah Fasilitas Kesehatan tingkat pertama tempat
Peserta terdaftar; atau
2. Dalam keadaan kedaruratan medis.
• Peserta dapat memilih Fasilitas Kesehatan tingkat pertama selain
Fasilitas Kesehatan tempat Peserta terdaftar pertama kali setelah
jangka waktu 3 (tiga) bulan atau lebih.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai