Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran
spesialis luas dan subspesialis terbatas. Rumah sakit kelas B didirikan di setiap ibukoata
propinsi (propincial hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit
kabupaten. Rumah sakit pendidikan yang tidak termasuk kelas A juga diklasifikasikan
sebagai rumah sakit kelas B.
Rumah sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan kedokteran spesialis terbatas, yaitu pelayanan penyakit dalam,
pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kebidanan dan
kandungan. Rumah sakit kelas C akan didirikan di setiap ibukota kabupaten
(regency hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari puskesmas.
Rumah sakit kelas D adalah rumah sakit yang bersifat transisi karena pada
satu saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Kemampuan rumah
sakit kelas D hanya memberikan pelayanan kedokteran umum dan
kedokteran gigi. Rumah sakit kelas D juga menampung pelayanan rujukan
yang berasal dari puskemas.
PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
• Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik Gigi Mulut dan
Pelayanan Kesehatan Ibu Anak /Keluarga Berencana.
• Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24 jam dan 7 hari
seminggu dengan kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat,
melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar.
• Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Bedah,
Obstetri dan Ginekologi.
• Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan Anestesiologi, Radiologi, Rehabilitasi
Medik, Patologi Klinik dan Patologi Anatomi.
• Pelayanan Medik Spesialis Lain sekurang-kurangnya terdiri dari Pelayanan Mata, Telinga Hidung
Tenggorokan, Syaraf, Jantung dan Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin, Kedokteran Jiwa, Paru,
Orthopedi, Urologi, Bedah Syaraf, Bedah Plastik dan Kedokteran Forensik.
• Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut terdiri dari Pelayanan Bedah Mulut, Konservasi/Endodonsi,
Periodonti, Orthodonti, Prosthodonti, Pedodonsi dan Penyakit Mulut.
• Pelayanan Medik Subspesialis terdiri dari Subspesialis Bedah, Penyakit Dalam, Kesehatan Anak,
Obstetri dan Ginekologi, Mata, Telinga Hidung Tenggorokan, Syaraf, Jantung dan Pembuluh
Darah, Kulit dan Kelamin, Jiwa, Paru, Orthopedi dan Gigi Mulut.
• Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, penunjang klinik, dan non klinik
PELAYANAN
Tipe A Tipe B
• Pelayanan medik umum • Pelayanan medik umum
• Pelayanan Gawat Darurat • Pelayanan Gawat Darurat
• 4 Pelayanan Medik Spesialis Dasar • 4 Pelayanan Medik Spesialis Dasar
• 5 Pelayanan Spesialis Penunjang • 4 Pelayanan Spesialis Penunjang
Medik Medik
• 12 Pelayanan Medik Spesialis Lain • 8 Pelayanan Medik Spesialis Lain
• Pelayanan Medik Spesialis Gigi • Pelayanan Medik Spesialis Gigi
Mulut Mulut
• 13 Pelayanan Medik Subspesialis • 2 Pelayanan Medik Subspesialis
PELAYANAN
Tipe C
Tipe D
RS B RS D
tenaga keperawatan dan tempat tenaga keperawatan dan tempat
tidur adalah 1:1 tidur adalah 2:3
TT minimal 200 (dua ratus) buah TT minimal 50 (lima puluh) buah
Rumah Sakit Khusus
• Jenis Rumah Sakit khusus antara lain Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak, Jantung,
Kanker, Orthopedi, Paru, Jiwa, Kusta, Mata, Ketergantungan Obat, Stroke, Penyakit
Infeksi, Bersalin, Gigi dan Mulut, Rehabilitasi Medik, Telinga Hidung Tenggorokan,
Bedah, Ginjal, Kulit dan Kelamin.
• Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan, Rumah Sakit Khusus diklasifikasikan
menjadi :
a. Rumah Sakit Khusus Kelas A;
b. Rumah Sakit Khusus Kelas B;
c. Rumah Sakit Khusus Kelas C
KLINIK
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014
• Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar danlatau spesialistik,
diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang
tenaga medis.
• Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitative
• Pemerintah daerah kabupaten/kota mengatur persebaran klinik yang diselenggarakan
masyarakat di wilayahnya dengan memperhatikan kebutuhan pelayanan berdasarkan
rasio jumlah penduduk.
Apakah perawat boleh memiliki klinik?
Jenis Klinik
Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi:
Klinik Pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar.
Klinik Utama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik
atau pelayanan medik dasar dan spesialistik.
Klinik Pratama atau Klinik Utama dapat mengkhususkan pelayanan pada satu bidang
tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit tertentu.
PELAYANAN DI KLINIK
Rawat jalan
• Mempunyai TT 5-10.
Rawat inap • Pelayanan rawat inap hanya dapat dilakukan
maksimal 5 hari
Syarat bangunan klinik
Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:
a. ruang pendaftaran/ruang tunggu;
b. ruang konsultasi dokter;
c. ruang administrasi;
d. ruang tindakan;
e. ruang farmasi;
f. kamar mandi/wc;
g. ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.
PRASARANA KLINIK
a. instalasi air;
b. instalasi listrik;
c. instalasi sirkulasi udara;
d. sarana pengelolaan limbah;
e. pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
f. ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap; dan
g. sarana lainnya sesuai kebutuhan.
PERALATAN MEDIS
• Klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang memadai sesuai
dengan jenis pelayanan yang diberikan.
• Peralatan medis yang digunakan di klinik harus diuji dan dikalibrasi secara berkala
oleh Balai Pengarnanan Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi penguji dan
pengkalibrasi yang berwenang
KETENAGAAN
• Tenaga medis pada Klinik Pratama minimal terdiri dari 2 (dua) orang dokter dan/atau
dokter gigi.
• Tenaga medis pada Klinik Utama minimal terdiri dari I (satu) orang dokter spesialis
dari masing-masing spesialisasi sesuai jenis pelayanan yang diberikan.
• Tenaga medis dan keperawatan yang sesuai jumlah dan kualifikasinya
• Tenaga gizi, tenaga analis kesehatan, tenaga kefarmasian, gizi, dan pelayanan lab
• Setiap tenaga medis yang berpraktik di klinik harus mempunyai Surat Tanda
Registrasi dan Surat lzin Praktik (SIP) dan Setiap tenaga kesehatan lain
mempunyai Surat Izin sebagai tanda registrasi/Surat Tanda Registrasi dan Surat
lzinKerja (SIK) atau Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA)
• Klinik dilarang mempekerjakan tenaga kesehatan warga negara asing
KEWAJIBAN PENYELENGGARA KLINIK
a. Memasang papan nama klinik;
b. Membuat daftar tenaga medis dan tenaga kesehatan beserta nomor Surat Tanda
Registrasi dan Surat Izin Praktik (SIP), Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) atau Surat
lzin Kerja (SIK) bagi tenaga kesehatan lain;
Home health
• Pelayanan spesialis untuk pasien yang
membutuhkan perawatan pasca-akut dan / atau
membutuhkan manajemen perawatan berbasis
masyarakat untuk mengatasi penyakit kronis.
• Homehealth tumbuh paling cepat dalam industri
kesehatan, dengan pertumbuhan yang diantisipasi
sebesar 66% selama 10 tahun ke depan dan
dengan lebih dari 7 juta pasien/tahun
Manfaat home health
Meningkatkan hasil perawatan pasien
Pasien yang menerima perawatan kesehatan di rumah
segera setelah pulang dari rumah sakit lebih mungkin
untuk meningkatkan perawatan diri
Efisien dan murah daripada perawatan di rumah
sakit
Lebih disukai masyakat
Jenis pelayanan homecare
PERWALI no 6 tahun 2016
Homecare follow up
Perawatan lanjutan pasien setelah perawatan di rumah sakit guna memaksimalkan
penyembuhan pasien
Homecare emergency
Pemberian pelayanan medis/ keperawatan pasien gawat darurat, baik pertolongan
pertama, terapi, maupun rujukan
Homecare visit
Pelayanan medis/ keperawatan untuk pasien yang memiliki ketidakmampuan untuk
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan
Agensi homehealth
• Home health yang paling formal disediakan oleh agen
kepemilikan independen (55%), diikuti oleh agen yang
berbasis di rumah sakit (24%), selebihnya disediakan oleh
lembaga swasta
• Home health informal, tidak bersertifikat, dan tidak berlisensi
jumlahnya tidak diketahui, tetapi diyakini hampir sebesar
homehealth formal
Tantangan homehealth
• Pengaturan rumah pasien dapat menyebabkan bahaya (misalnya, kualitas udara dalam
ruangan yang buruk, cat timbal, zat beracun) yang memiliki efek negatif pada kesehatan
• Bahaya seperti infeksi nosokomial, perkembangan organisme yang resisten, kesalahan
pengobatan, dan lainnya yang tidak dapat dihindari
• Homehealth dapat dilakukan dalam kondisi yang mungkin tidak dapat dikendalikan
• Penyedia layanan kesehatan mungkin memiliki pelatihan atau keahlian terbatas di
bidang keselamatan pasien
Public Health
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 75 TAHUN 2014
Rawat Gawat
jalan darurat
One day
homecare
care
Rawat
inap
Upaya kesehatan masyarakat
Esensial Pengembangan
kegiatannya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan
intensifikasi pelayanan sesuai prioritas masalah kesehatan,
Promkes kekhususan wilayah kerja, dan potensi sumber daya
Puskesmas
Kesling Gizi
Bidan desa
Bidan yang ditempatkan dan bertempat tinggal pada satu desa dalam wilayah kerja Puskesmas.
Sistem pelayanan kesehatan Era BPJS
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 71 TAHUN 2013