Anda di halaman 1dari 36

STANDAR PRAKTIK

KEPERAWATAN KOMUNITAS
 Menurut Yura dan Walsh ( 1978). “proses
keperawatan merupakan inti sari dari
keperawatan.proses ini menjadi pusat bagi semua
tindakan keperawatan, dapat diaplikasikan dalam
situasi apa saja, dalam kerangka referensi
tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah ”.

Diskripsi dari American Nurses association (ANA)


dalam Social Policy Statement (1980) adalah
sebagai berikut :
 I. Pengumpulan data tentang status kesehatan dari klien adalah
sistematika yang kontinu.
    Data dapat diakses, dikomunikasikan dan dicatat.
II. Diagnosa keperawatan diturunkan dari data status kesehatan
III. Rencana Asuhan keperawatan meliputi tujuan –tujuan yang
diturunkan dari diagnosa keperawatan
IV. Rencana keperawatan meliputi prioritas dan pendekatan
keperawatan yang ditentukan atau     tindakan     untuk
mencapai tujuan yang diturunkan dari diagnosa keperawatan
V. Tindakan keperawatan diberikan untuk partisipasi klien dan
peningkatan , pemeliharaan, dan restorasi kesehatan.
VI. Tindakan keperawatan membantu klien untuk
memaksimalkan kapasitas kesehatannya.
VII. Kemajuan atau kemunduran klien kearah pencapaian tujuan
ditentukan oleh klien dan perawat
VIII. Kemajuan atau kemunduran klien kearah pencapaian tujuan
mengarahkan pengkajian ulang penentuan prioritas ulang,
penyususnan tujuan baru dan perbaikan rencana asuhan
keperawatan.
STANDART PRAKTIK KEPERAWATAN
 DEFINISI
Standart praktik kepr adl norma atau penegasan ttg mutu pekerjaan
seseorang perawat yg dianggap baik, tepat dan benar yg dirumuskan
& digunakan sbg pedoman pemberian yan kepwt serta mrp tolok
ukur penilaian penampilan kerja perawat.

Tujuan standart : mnt Ann Gillies (1989) :

1. Meningkatkan kualitas askep


2. Menurunkan biaya perawatan yg hrs dikeluarkan; alasannya
    a. Apabila perawat yg telah ditetapkan pd standart setidak-
tidaknya kegiatan yg tdk perlu tdk akan terjadi
    b. Permasalahan klien lebih cepat teratasi
    c. Hari rawat inap lebih efektif ( pendek)
3. Melindungi perawat dr kelalaian dlm melakukan tugas &
melindungi klien dr tindakan yg tdk sesuai.
 Dasar Hukum Praktik Keperawatan

Di Indonesia dasar hukum yg digunakan dlm


praktik keperawatan adalah :

1. Undang-Undang No 23 th 1992 : tentang


kesehatan :
a. Pasal 53 ayat 1 “ Tenaga kesh berhak
memperoleh perlindungan hukum dlm
melaksanakan tugas sesuai dgn profesinya “
b. Pasal 53 ayat 2 & 4 “ Tenaga kesh dlm
melaksanakan tugasny berkewajiban utk mematuhi
standart profesi dan menghargai hak pasien “
2. PP No 32 th 1996
 a. Pasal 21
Ayat 1. “setiap tenaga kesh dlm melakukan tugasnya berkewajiban
utk mematuhi standart profesi tenaga kesh.”
Ayat 2 “Standart profesi kesh sebagaimana dimaksud dlm ayat (1)
ditetapkan oleh menteri.
b. Pasal 22
Bagi tenaga kesh jenis tertentu dlm melakukqan tugas profesinya berkewajiban
utk :
1). Menghormati hak pasien
2). Menjaga kerahasiaan identitas dan kesehatan pribadi pasien
3). Memberikan informasi yg berkaitan dgn kondisi dan tindakan yg
akan dilakukan
4). Membina persetujuan thd tindakan yang akan dilakukan
5). Membuat dan memelihara rekam medis.
c. Pasal 24
Perlindungan hukum diberikan kepada tenga kesehatan yang
melakukan tugasnya sesuai dengan standart profesi kesehatan.
3. SK Menkes No 647 Tahun 2000 : Tentang registrasi dan praktek
keperawatan
Pasal 17 : ” Perawat dlm melakukan praktek keperawatan hrs sesuai dgn
kewenagan yg diberian, berdasarkan pendidikan dan pengelaman serta dlm
memebrikan pelayanan berkewajiban mematuhi standart profesi
 SUMBER STANDART

1. Organisasi profesi PPNI


a. 1993 : Rancangan standart profesi keperawatan
b. 1999 : Standart Praktek Keperawatan Profesional
c. 2001 : Standart asuhan / standart kenierja profesional
2. Undang-Undang / Kepres / PP
a. UU No 23 th. 1992 ttg Kesehatan
b. Kepres No 56 th. 1995 ttg Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan
c. PP No 32 th. 1996 Ttg Tenaga Kesehatan
d. UU No 8 th 1999 ttg Perlindungan Konsumen
3. Departemen Kesehatan RI ( SK. Menkes, SK Dirjen Yanmed )
4. Rumah sakit
Rumah Sakit menyusun standart asuhan keperawatan sbg
pedoman pemberian askep utk 10 kasus terbanyak pd masing-
masing jenis pelayanan.
 MACAM-MACAM STANDART PROFESI KEPERAWATAN

Sesuai SK DPP PPNI No 03/DPP/SK/I/1996 : Standart profesi keperawatan terdiri dari :


1. Standart pelayanan keperawatan
2. Standart praktek keperawatan
3. Standart Pendidikan keperawatan
4. Standart pendidikan berkelanjutan.

STANDART PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS

Menurut ANA (1974) Standart Praktek Keperawatan Komunitas adalah :


1. Pengumpulan data status kesehatan klien sistemik dan terus menerus
2. Menegakkan diagnosa dari data
3. perencanaan : Menentukan tujuan
4. Perencanaan diprioritaskan pemberian keperawatan.
5. Pemberian tindakan keperawatan ( Promosi, menjaga dan perbaikan )
6. Tindakan keperawatan dalam membantu klien meningkatkan kesehatan.
7. kemajuan klien thd pencapaian tujuan
8. tindakan keperawatan pengkajian secara kontinu
PROSES
BELAJAR
MENGAJAR DI
KOMUNITAS
Latar Belakang
 Proses belajar mengajar di komunitas merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
ditunjukan kepada individu, keluarga, dan kelompok melalui upaya peningkatan
kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi, dan
pelayanan keperawatan berkelanjutan sebagai suatu pendekatan yang komprehensif.
Dalam proses belajar mengajar di komunitas, diupayakan dekat dengan masyarakat,
sehingga strategi pelayanan kesehatan yang utama mampu memotivasi masyarakat
di wilayah binaannya dengan alat edukatif sederhanan yang tersedia di wilayah
tersebut.
Proses belajar dan mengajar dikomunitas yang diberikan oleh perawat komunitas
karena ketidakmampuan, ketidaktahuan, ketidakmauan masyarakat dalam mengenal
masalah kesehatan kesehatan serta dengan menggunakan potensi lingkungan
berusaha memandirikan masyarakat dan meningkatkan kesehatannya berdasarkan
asas kebersamaan dan kemandirian.
Dalam proses belajar mengajar memerlukan proses yang harus dilewati tahap demi
tahap. Dalam menunjang proses belajar mengajar harus menggunakan metode dan
media. Metode yang digunakan seperti ceramah, diskusi kelompok, curah pendapat,
demonstrasi, sedangkan media yang digunakan adalah leafleat, poster, lembar balik,
papan tulis.
Pengertian Keperawatan Komunitas
 Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu
keperawatan, kesehatan dan komunitas. Dimana setiap kata
memiliki ari yang cukup luas. Azrul Azwar (2000) mendefinisikan
ketiga kata tersebut sebagai berikut :
1. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan
atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat
mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak
berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam
system hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga,
ataupun masyarakat dan ekosistem
2. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan
manusia mulai dari tingkat individu sampai tingkat ekosistem
serta perbaikan fungsi setiap unit dalam system hayati tubuh
manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan tingkat system
tubuh
 3. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering
dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling
ketergantungan untuk memenuh keperluan barang dan jasa yan penting untuk
menunjang kehidupan sehari-hari.
Keperawatan komunitas adalah suatu upaya pelayanan keperawatan yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh
perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk
memperoleh tingkat kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat yang lebih
tinggi (Departemen Kesehatan RI, 1986).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan
komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan
keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan
peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh
melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia
secara optimal.
Teori Belajar Mengajar Berhubungan
deangan Promosi Kesehatan
 1. Pengertian
Secara umum belajar adalah suatu proses untuk
memperoleh pengetahuan, pandangan, dan keterampilan
yang diperlukan untuk menghasilkan sikap dan perilaku
tertentu, ketika menghadapi suatu keadaan. Perubahan
perilaku yang terjadi disebabkan proses belajar sehingga
relative menetap (Azwar, 1983:38).
Mengajar adalah suatu proses mengajak orang lain untuk
memilki pengetahuan, pandangan, keterampilan tertentu
yang diajukan dalam suatu sikap dan perilaku tertentu yang
direncanakan sebelumnya (Azwar, 1983). Seorang promoter
kesehatan dalam melakukan tugasnya penting memiliki
kemampuan mengajar agar mampu mengajak orang lain
untuk berperilaku sehat.
 Proses Belajar
1) Latihan
Merupakan penyempurnaan potensi tenaga yang ada dengan
mengulang-ulang aktivitas tersebut. Proses ini menghasilkan
tindakan yang tanpa disadari, cepat dan tepat. Dalam
kegiatan itu, tampak adanya gerakan berulang-ulang untuk
mencapai kesempurnaaan.
2) Menambah atau Memperoleh Tingkah Laku Baru
Belajar sebenarnya adalah suatu usaha untuk memperoleh
hal-hal baru dalam tingkah laku (pengetahuan, kecakapan,
keterampilan, dan nilai-nilai) dengan aktivitas kejiwaan
sendiri. Sifat khas dari proses belajar adalah memperoleh
sesuatu yang baru, yang dulu belum ada sekarang menjadi
ada, yang belum diketahui menjadi diketahui.
Teori Belajar
 Teori belajar atau konsep belajar adalah suatu konsep pemikiran
yang dirumuskan mengenai bagaimana proses belajar itu terjadi.
Teori Stimulus Respons
Menurut teori ini, belajar adalah mengambil dan menggabungkan
tanggapan karena rangsangan diberikan berulang – ulang.
Semakin banyak stimulus yang diberikan, respons yang diperoleh
juga banyak. Konsep asosiasi dikategorikan menjadi trial and
error learning, conditioning dan imitasi & identifikasi
a. Trial and error learning. Saat menerima stimulus tertentu,
respons (perilaku) yang ditampilkan bersikap coba-coba dan
akan diperbaiki jika dianggap menemui kesalahan. Secara umum,
perilaku masyarakat termasuk kategori ini (misalnya, perilaku
merokok dan perilaku penyalahgunaan obat)
 b. Conditioning. Jika menerima rangsangan tertentu, individu akan
melakukan respons tertentu pula. Mendidik pada dasarnya memberikan
stimulus tertentu yang menimbulkan respons yang dinginkan. Agar
hubungan stimulus dan respons menjadi kuat, hal tersebut harus dilakukan
berulang-ulang.
c. Imitasi dan identifikasi. Perilaku timbul karena meniru orang lain atau
pengidentifikasian terhadap orang lain (misalnya, meniru perilaku tokoh
idolanya).

4. Tipe – tipe Belajar


Menurut Lewitt, terdapat beberapa jenis perubahan dalam proses belajar.
1) Perubahan kognitif (bertambahnya pengetahuan)
2) Perubahan motivasi (lebih suka atau tidak suka)
3) Perubahan group belongingness atau ideologi kelompok (sering
menyangkut budaya)
4) Perubahan kemampuan mengatur pengarahan dan otot-otot tubuh
(belajar berbicara atau mengendalikan diri).
 Kalau diamati, sebenarnya jenis perubahan diatas sama dengan
perubahan domain perilaku, yakni pengetahuan, sikap dan tindakan.
Dengan kata lain, perubahan sebagai hasil proses belajar merujuk pada
perilaku tertentu. Untuk mengetahui terjadinya perubahan dalam proses
tersebut, harus ditentukan terlebih dahulu kriteria ketercapaian perilaku
yang diharapkan. Hal ini berarti bahwa proses belajar menyangkut nilai
dan norma.
Seorang pendidik atau petugas kesehatan cenderung akan memengaruhi
masyarakat untuk meniru normanya jika merasa normanya lebih baik dari
norma masyarakat. Masalahnya, apakah nilai dan norma petugas dan
masyarakat sama? Pada keyataannya, nilai dan norma yang diperkenalkan
petugas belum tentu sama dengan nilai dan norma yang selama ini
diyakini masyarakat. Jika norma atau nilai yang petugas anut tetap
dipaksakan untuk diterima masyarakat, akan timbul  ketidakpuasan,
bahkan dapat terjadi penolakan oleh masyarakat. Dalam mengantisipasi
hal tersebut, diperlukan pendekatan yang lebih lama, seksama, cermat
dan hati-hati.
 Berdasarkan hal tersebut, penting untuk mengenal situasi belajar di
masyarakat agar dapat menentukan metode yang sesuai dan tingkat
ketercapaian perubahan perilaku yang diharapkan. Dalam kesehatan,
terdapat tiga tipe atau situasi belajar (FKM-UI, 1989) , yaitu :
1) Required. Situasi yang membutuhkan suatu tindakan atau sikap
tertentu untuk dipelajari. Dalam situasi ini, proses pendidikan dapat
berlangsung cepat karena masyarakat tidak diberi alternative lain,
disamping yang diberi pendidik sehingga mereka harus menerima
apa saja yang diberikan. Pada situasi belajar ini, perubahan perilaku
atau tindakan tertentu benar-benar dibutuhkan individu atau
kelompok individu (misalnya, pendidikan dalam institusi pendidikan
atau kelompok masyarakat yang diserang wabah)
2) Recommended. Situasi belajar yang menyarankan peserta didik
untuk mempelajari perilaku tertentu. Hal ini berarti masyarakat tidak
diharuskan menerima perilaku yang disarankan, masyarakat boleh
menerima atau menolak. Tujuan program ini adalah memberikan
informasi, menyadarkan, menasehati orang dan mendorong
masyarakat menilai sendiri program yang disarankan.
 3) Self-directive. Dalam situasi belajar ini,
masyarakat telah mengetahui pentingnya masalah
kesehatan yang terjadi. Oleh sebab itu, masyarakat
atau sasaran pendidikan sendiri yang menentukan
tujuan yang harus dicapai. Tugas petugas dalam
program ini adalah membantu masyarakat dalam
mencari informasi, mengevaluasi, merencanakan,
dan menyusun program mereka sendiri. Bantuan
ini berupa petunjuk, pengarahan, bimbingan, dan
daran kepada masyarakat.
 5. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut J. Guilbert seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), faktor-
faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah sebagai berikut :
1) Faktor materi. Bahan pelajaran yang digunakan dalam proses belajar.
Materi untuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan substansinya akan
berbeda.
2) Faktor lingkungan. Mencakup lingkungan fisik (suhu, cuaca, penerangan,
kebisingan, dan kondisi tempat belajar). Dan lingkungan sosial (manusia
dengan segala interaksi dan statusnya).
3) Faktor instrumental. terdiri atas perangkat keras atau hardware
(perlengkapan belajar dan alat peraga), dan perangkat lunak atau software
(kurikulum, pengajar dan metode belajar).
4) Faktor individu atau subjek belajar. Yaitu kondisi individual subjek
belajar yang terdiri atas kondisi fisiologis (gizi, dan pancaindra terutama
pendengaran dan penglihatan), dan kondisi psikologis (intelegensi,
pengamatan, daya tangkap, ingatan, motivasi, bakat, sikap, daya
kreativitas, dan persepsi).
 Metode Pendidikan Kesehatan Masyarakat
Pendidikan kesehatan merupakan salah satu kegiatan yang ditunjukan dalam
rangka promosi kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan
penyampaian pesan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok,ataupun
masyarakat agar mereka memperoleh pengetahuan kesehatan, yang
nantinya berpengaruh pada sikap dan perilaku sehat mereka. Perubahan
yang terjadi di masyarakat dapat dipengaruhi oleh peran perawat komunitas
dalam menyampaikan pesan kesehatan. Sasaran penerima pesan kesehatan
yang dalam hal ini adalah masyarakat, juga dipengaruhi oleh bagaimana
pesan terebut sampai di masyarakat dengan memerhatikan aspek waktu,
kesesuaian metode atau media atau alat peraga yang digunakan, ketersedian
sarana dan fasilitas yang ada di masyarakat, tujuan penyampaian pendidikan
kesehatan, besarnya kelompok masyarakat yang akan diberikan pesan
kesehatan, dan kemampuan masyarakat dalam menerima pesan kesehatan
tersebut.
Metode pendidikan kesehatan dipilih berdasarkan besarnya kelompok
masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat, dan tujuan pendidikan
kesehatan. Pada sasaran kelompok dan masyarakat, perawat komunitas
dapat menggunakan metode ceramah, diskusi kelompok, curah pendapat
(brain storning), dan demonstrasi.
 1. Ceramah
Ceramah merupakan salah satu metode penyampaian informasi oleh
perawat komunitas kepada masyarakat untuk menjelaskan ide,
pengertian, atau pesan kesehatan disertai diskusi dan tnya jawab
secara langsung. Tujuan penyampaian cermah adalah menyajikan satu
pandangan tentang masalah yang menarik, secara langsung dan logis,
menyajikan satu masalah untuk dibahas melalui diskusi umum
sehingga merangsang masyarakat untuk berpikir dan belajar lebih
lanjut tentang suatu masalah.
Keuntungan penggunaan metode ceramah, yaitu dapat diterapkan
pada sekelompok besar orang dewasa, tidak melibatkan terlalu banyak
alat bantu, mudah diselenggarakan, dan dapat dilakukan pada
masyarakat.
Perawat komunitas harus menguasai pokok pembicaraan dan harus
dapat memanfaatkan pendengarannya dengan menilai reaksi
masyarakat baik verbal maupun non verbal. Pandangan perawat harus
tertuju pada semua sasaran masyarakat dan perawat harus
menggunakan suara yang cukup jelas dan menunjukan performa yang
menyakinkan serta menguasai seluruh topik materi yang disampaikan.
 2. Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok dapat dilakukan bila peserta diskusi kurang dari 15
orang. Agar semua peserta diskusi dapat berpartisipasi, diperlukan tata
letak duduk berhadapan dan saling memandang satu sama lain, seperti
saat melakukan refleksi diskusi kasus (RDK). Melalui diskusi, diharapkan
terjadi keterbukaan dan kebebasan mengeluarkan pendapat. Dengan
demikian, diperlukan peran fasilator ataupemimpin diskusi untuk
mengarahkan dan mengatur jalannya diskusi sehingga semua orang
mempunyai kesempatan yang sama untuk menyampaikan pendapatnya
tanpa ada dominasi diantara mereka.
Keuntungan diskusi kelompok, yaitu dapat mendorong rasa kesatuan dan
menciptakan rasa kepemimpinan bersama dengan saling memberi dan
menerima pendapat. Kerungian diskusi kelompok adalah tidak dapat
digunakan pada kelompok besar karena dianggap kurang efektif dan
dapat berlarut- larut, terutama bila didominasi oleh orang- orang
tertentu saja dan pemimpin diskusi tidak dapat mengarahkan jalannya
diskusi.
 3. Curah Pendapat
Curah pendapat (brain storrning) merupakan proses pemecahan masalah
melalui penyampaian usul semua kemungkinan pemecaha masalah oleh
anggota, tanpa krtik dan evaluasi atas pendapat tersebut. Curah pendapat
dapat dilakukan pada saat focus group discussion (FGD). Prinsip
pelaksanaan curah pendapat sama dengan diskusi kelompok, memerlukan
pemimpin diskusi untuk memancing satu masalah yang menarik untuk
dibahas bersama dan menjadi kebutuhan masyarakat. Curah pendapat
bertujuan menciptakan suasana menyenangkan bagi peserta diskusi,
dengan menggembangkan daya kreatif untuk berpikir dan menggali
pendapat masyarakat dengan merangsang partisipasi semua peserta
diskusi.
Keuntungan curah pendapat, yaitu dapat digunakan pada kelompok besar
maupun kecil dengan membangkitkan dan merangsang pendapat baru
tanpa memberikan evaluasi atas pendapat yang disampaikan, merangsang
semua peserta untuk berbicara dan mengeluarkan pendapat, dan tidak
menyita banyak waktu. Sedangkan kekuranga curah pendapat, yaitu sangat
sulit membuat anggota mengerti bahwa semua pendapatnya dapat diterima
dan ada kecendrungan peserta mengadakan evaluasi segera setelah
pendapat diajukan, bahkan terkadang diskusi “ lepas kendali”, terutama
bila pemimpin diskusi atau fasilator kurang mampu mengarahkan.
4. Demonstrasi

 Demonstasi merupakan cara penyampaian ide yang


dipersiapkan dengan teliti untuk mengevaluasi perubahan
psikomotor dengan memperlihatkan cara melaksanakan
suatu tindakan atau prosedur dengan alat peraga dan tanya
jawab. Demosntasi biasanya dilakukan oleh perawat
komunitas untuk memberikan gambaran tentang prosedur
atau langkah- langkah pelaksanaan terapi modalitas dan
terapi pelengkap (terapi alternative) di masyarakat.
Tujuan demonstasi  adalah mengajarkan cara melaksanakan
dan memperagakan satu teknik baru, dengan menyakinkan
masyarakat bahwa prosedur baru tersebut telah terbukti
bermanfaat. Selain itu, demonstrasi juga bertujuan
meningkatkan minat belajar dengan mencoba sendiri
prosedur yang di demonstrasikan.
 Keuntungan demonstrasi, yaitu lebih menyakinkan masyarakat
karena dapat segera ditiru dan dibuktikan, tiak sekedar memberikan
berita yang didegar dan dibaca saja. Selain itu, peserta dapat
memperoleh kesempatan memperagakan kembali apa yang sudah di
demonstrasikan. Kerungian, demonstrasi memerlukan waktu dan
biaya yang besar terkait pengadaan bahan atau alat peraga yang
diperlukan karena menggunakan bahan yang sesugguhnya.
Perbedaan utama keempat metode diatas terletak pada sasaran
domain perubahan yan ditimbulkan.  Metode ceramah dan curah
pendapat dilakukan dengan tujuan mengubah pengetahuan
(knowledge) masyarakat yang tidak tahu menjadi tahu.diskusi
kelompok bertujuan mengubah sikap (attitude) masyarakat yang
tidak mau menjadi mau. Sementara itu, demonstrasi bertujuan
mengubah tindakan (practice) masyrakat dari tidam mampu menjadi
mampu melakukan kegiatan kesehatan sesuai harapan.
 Kegiatan promosi kesehatan di masyarakat dapat dilakukan secara
langsung berhadapan dengan masyarakat,seperti penyampaian
pendidikan kesehatan melalui ceramah, diskusi, curah pendapat, dan
demonstrasi. Selain itu, kegiattan promosi kesehatan dapat dilakukan
secara tidak langsung (penyampaian pesan kepada masyarakat tanpa
berhadapan langsung), yaitu menggunakan perantara media cetak
dan elektronik, seperti diskusi interaktif yang membahas  masalah
kesehatan masyarakat melalui televise dan radio ataupun tulisan di
majalah, koran, atau internet tentang konsultasi dan tanya jawab
kesehatan. Selain itu, promosi kesehatan juga dapat dilakukan
dengan melakukan pemasangan spanduk atau poster yang dipasang
di pinggir jalan, puskesma, rumah sakit, pasar, sekolah, atau tempat
umum lain yang sering dilalui dan menjadi tempat pertemuan dan
berkumpul masyarakat. Semua kesehatan tersebut bertujuan
mengubah perilku masyarakat kea rah yang lebih baik dan
bermanfaat bagi kesehatan.
Media ( Alat Peraga ) Pendidikan
Kesehatan Masyarakat
 Media digunakan sebagai alat bantu penyampaian pesan
pendidikan kesehatan dengan menjelaskan fakta,
prosedur, dan tindakan secara lebih sistematis. Semakin
banyak indra yang digunakan untuk menerima pesan,
semakin jelas pula pengetahuan yang diperoleh. Media
dapat mempermudah penyampaian pesan kesehatan
kepada masyarakat dapat menghindari kesalahan
persepsi dengan penampilan objek yang jelas sehingga
mengoptimalkan pencapaian sasaran belajar, sekaligus
menumbuhkan minat terhadap kelompok sasaran,
membuat kelompok sasaran menyampaikan dan
meneruskan pesan kepada orang lain yang ada disekitar
mereka.
 Penggunaan alat peraga harus disesuaikan dengan sasaran, apakah
individu atau kelompok/masyarakat, bahasa yang digunakan oleh
sasaran, minat dan perhatian sasaran, pengetahuan dan pengalaman
sasaran menerima pesan yang disampaikan, adat istiadat dan kebiasaan
sasaran, serta karakteristik sasaran, seperti pendidikan, umur, dan
pekerjaan. Dengan demikian, pembuatan alat peraga harus memenuhi
kebutuhan masyarakat, sesuai situasi dan kondisi sasaran. Masing-
masing alat peraga mempunyai intensitas yang berbeda- beda di dalam
memfasilitasi pembentukan presepsi masyarakat. Menurut Elgar Dale,
alat peraga yang mempunyai intensitas yang paling tinggi adalah benda
asli, sedangkan yang mempunyai intesitas palieng rendah adalah kata-
kata.
Alat peraga yang sering digunakan dalam pendidikan kesehatan di
masyarakat antara lain leafleat, poster, papan tulis, lembar balik, stiker
dan majalah. Media elektronik seperti VCD, OHP, dan televisi juga dapat
digunakan sebagai alat peraga pendidikan kesehatan di masyarakat.
 Berikut ini adalah pembahasan singkat mengenai alat peraga tersebut :
1. Leaflet
Merupakan selembar kertas yang berisi tulisan tentang masalah
kesehatan tertentu yang ingin disampaikan, bertujuan menambah
pengetahuan sasaran, dan dapat digunakan sebagai bahan diskusi
sehingga mencapai sasaran yang lebih luas. Leaflet dapat disebarkan
kepada sasaran oleh perawat komunitas sebelum atau sesudah
penyampaian pendidikan kesehatan, agar sasaran lebih memahami
informasi yang disampaikan. Leaflet dapat dibawa pulang dan
dimanfaatkan untuk menybarkan informasi kepada sasaran yang lebih
luas seperti keluarga dan masyarakat lain yang ada di lingkungan sasaran.
Leaflet harus dibuat semanarik mungkin dengan warna dan gambar yang
mendukung pesan yang ingin disampaikan, dan harus menerangkan
pesan kesehatan selekap mungkin. Isi leaflet harus dapat ditangkap
dengan sekali baca dan leaflet harus dapat menerangkan dirinya sendiri.
Leaflet memilki ukuran kurang lebih 20-30 cm.
 2. Poster 
Poster merupakan selembar kertas dalam bentuk gambar
untuk mempengaruhi seseorang agar tertarik pada
pesan yang disampaikan. Poster dibuat dengan gambar
dan warna yang merangsang, dapat menerangkan pesan
yang disampaikan secara jelas, dibuat tidak lebih dari 7
kata, dan dapat dibaca dengan jarak 6 meter. Poster
biasanya di pasang di tempat umum atau ditempat orang
banyak, seperti di halte, pasar, persimpangan jalan,
rumah sakit, puskesmas ataupun sekolah. Poster harus
dapat menggungah emosi masyarakat yang melihatnya
sehingga mudah mengubah perilaku masyarakat. Poster
memiliki ukuran 50x70 cm atau 35x50 cm.
 3. Papan Tulis
Papan tulis biasanya digunakan oleh perawat komunitas
saat melakukan pendidikan kesehatan di tatanan
sekolah. Papan tulis dapat digunakan berulang kali,
untuk mengungkapkan berbagai macam informasi yang
akan disampaikan. Pemanfaatan papan tulis harus di
letakkan sejajar dengan mata sasara agar sasaran tidak
menengadah atau terlalu menunduk. Papan tulis
diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan tidak
terdapat pantulan sinar yang menganggu pandangan
sasaran. Tulisan yang ingin disampaikan harus jelas,
singkat, dan mudah dibaca.
 4. Lembar Balik
Lembar balik merupakan koleksi bagan yang disusun dalam
urutan tertentu, dengan ukuran sama dengan poster. Lembar
balik dapat dibawah kemana- mana penulisan dan jumlah
lembar balik bergantung pada pesan yang ingin disampaikan
dan waktu penyampaian. Urutan penyaji lembar balik dapat
diatur dengan tepat sesuai kebutuhan.

Leaflet, Poster dan Lembar balik juga majalah serta stiker


merupakan media cetak, dengan fungsi terutama memberi
informasi kesehatan melalui gambar, kata- kata dan foto,
menggunakan kombinasi warna yang menarik. Media cetak
tidak dapat menstimulasi efek suara dan gerak, biaya murah,
tidak memerlukan listrik, dan dapat dibawah kemana saja.
 Sedangkan media elektronik, seperti televisi, OHP, dan VCD merupakan
media bergerak, dapat dilihat dan di dengar. Media elektronik lebih
mudah memberi pemahaman ke masyarakat, dan mengikutsertakan
semua panca indra, lebih menarik karena terdapat gambar dan suara,
dan jangkauan relatif lebih luas. Selain faktor media, faktor individu
subjek sasaran juga memengaruhi keberhasilan pendidikan kesehatan.
Faktor ini meliputi usia, tingkat pendidikan, kejayaan, dan adat istiadat
yang terkadang menghambat proses berubah, lingkungan tempat
tinggal sasaran yang tidak memungkinkan perubahan perilaku, kondisi
fisik, dan psikologis sasaran, seperti ketajaman pengamatan,
intelegensi, daya tangkap dan motivasi (notoatmodjo,1993). Faktor
pemberi pesan kesehatan atau petugas kesehatan juga mempengaruhi
keberhasilan pendidikan kesehatan. Faktor ini meliputi kurang
persiapan dan penguasaan materi yang akan disampaikan, bahasa yang
disampaikan kurang dapat dimengerti, penampilan kurang
menyakinkan, suara terlalu kecil serta pemilihan tempat dan penetapan
waktu yang tidak sesuai dengan keinginan sasaran (Effendy, 1998).
Kesimpulan
 Dari materi yang sudah disampaikan dapat ditarik
sebuah kesimpulan bahwa Keperawatan komunitas
adalah suatu upaya pelayanan keperawatan yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan oleh perawat dengan
mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan masyarakat
untuk memperoleh tingkat kesehatan individu, keluarga,
dan masyarakat yang lebih tinggi. Secara umum belajar
adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,
pandangan, dan keterampilan yang diperlukan untuk
menghasilkan sikap dan perilaku tertentu, ketika
menghadapi suatu keadaan. Mengajar adalah suatu
proses mengajak orang lain untuk memilki pengetahuan.
 Teori dalam belajar yaitu trial and error learning, conditioning,
Imitasi dan identifikasi. Dalam proses belajar mengajar dituntut
untuk terjadi perubahan secara erubahan kognitif (bertambahnya
pengetahuan), perubahan motivasi (lebih suka atau tidak suka),
perubahan group belongingness atau ideologi kelompok (sering
menyangkut budaya), dan perubahan kemampuan mengatur
pengarahan dan otot-otot tubuh (belajar berbicara atau
mengendalikan diri). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
proses belajar adalah sebagai faktor materi, faktor lingkungan,
faktor instrumental, dan faktor individu atau subjek belajar.
Dalam menunjang proses belajar mengajar harus menggunakan
metode dan media. Metode yang digunakan seperti ceramah,
diskusi kelompok, curah pendapat, demonstrasi, sedangkan
media yang digunakan adalah leafleat, poster, lembar balik,
papan tulis.

Anda mungkin juga menyukai