Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BUDI PEKERTI

“ETIKA PROFESI PERAWAT”

Disusun oleh :

1. Herlinda Yulianingrum NIM : P07120118048

2. Andifa Danna Arsanti NIM : P07120118046

3. Farhan Habib Falah NIM : P07120118050

4. Oktaviani Risma Antica NIM : P07120118052

5. Lina Sami’atul Hidayah NIM : P07120118004

6. Inayah Aprillia P. NIM : P07120118006

7. Nuursafa fitriaz zahroh NIM : P07120118002

D3 KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN


YOGYAKARTA
2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung untuk kesejahteraan
manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang
sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu yang mengatur
hubungan antara perawat pasien adalah etika.
Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian. Sehingga perawat perlu
mengetahui dan memahami tentang etik itu sendiri termasuk didalamnya prinsip etik dan
kode etik.
Hubungan antara perawat dengan pasien atau tim medis yang lain tidaklah selalu
bebas dari masalah. Perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab etik dan
konflik yang mungkin meraka alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam praktik
profesional.
Kemajuan dalam bidang kedokteran, hak klien, perubahan sosial dan hukum telah
berperan dalamg peningkatan perhatian terhadap etik.
Standarperilaku perawat ditetapkan dalam kode etik yang disusun oleh asosiasi
keperawatan internasional, nasional, dan negara bagian atau provinsi. Perawat harus
mampu menerapkan prinsip etik dalam pengambilan keputusan dan mencakup nilai dan
keyakinan dari klien, profesi, perawat, dan semua pihak yang terlibat. Perawat memiliki
tanggung jawab untuk melindungi hak klien dengan bertindak sebagai advokat klien.
Para perawat juga harus tahu berbagai konsep hukum yang berkaitan dengan praktik
keperawatan karena mereka mempunyai akuntabilitas terhadap keputusan dan tindakan
profesional yang mereka lakukan (Ismaini, 2001)
Dalam berjalannya proses semua profesi termasuk profesi keperawatan didalamnya
tidak lepas dari suatu permasalahan yang membutuhkan berbagai alternatif jawaban yang
belum tentu bersifat memuaskan semua pihak. Hal itulah yang sering dikatakan sebagai
sebuah dilema etik.
Dalam dunia keperawatan sering kali dijumpai banyak adanya kasus dilema etik
sehingga seorang perawat harus benar-benar tahu tentang etik dan dilema etik serta cara
penyelesaian dilema etik supaya didapatkan keputusan yang terbaik. Oleh karena itu
penulis menyusun suatu makalah tentang etik dan dilema etik supaya bisa dipahami oleh
para mahasiswa yang nantinya akan berguna ketika bekerja di klinik atau institusi yang
lain.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Tiga dimensi perawat
2. Kode etik profesi perawat
3. Fungsi kode etik profesi
4. Profesionalisme perawat

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tiga Dimensi Utama Perawat


1. Tujuan
Tujuan proses keperawatan secara umum adalah membangun kerangka konsep
untuk memenuhi kebutuhan individu klien, keluarga, dan masyarakat.
Sedangkan menurut Yura dan walsh (1983), proses keperawatan merupakan suatu
tahapan desain tindakan yang digunakan untuk memenuhi tujuan keperawatan, antara
lain:
a. Mempertahankan kondisi kesehatan optimal pasien
b. Melakukan tindakan untuk mengembalikan kondisi pasien menjadi normal
kembali
c. Memfasilitasi kualitas kehidupan yang maksimal berdasarkan kondisi pasien
sehingga ia bisa mencapai derajat kehidupan yang baik
2. Organisasi
Berdasarkan dimensi organisasi, proses keperawatan dikelompokan menjadi 5
tahap, yaitu:
1. Pengkajian
2. Diagnosa
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
Tahapan tersebut merupakan proses terorganisir yang mengatur pelaksanaan
asuhan keperawatan berdasarkan rangkaian pengelolaan klien secara sistematik
3. Karakteristik
Dalam karakteristik terdapat 6 karakteristik dari proses keperawatan, antara lain
sebagai berikut :
1. Tujuan: memiliki tujuan jelas yaitu untuk meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan pada klien
2. Sistematik: menggunakan pendekatan yang terorganisir dalam mencapai tujuan.
Sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan serta menghindari terjadinya
kesalahan
3. Dinamik: proses keperawatan dilakukan secara berkesinambungan. Serta
ditujukan untuk mengatasi perubahan respon klien yang diidentikan melalui
hubungan antara perawat dengan klien
4. Interaktif: proses keperawatan memiliki dasar hubungan yaitu hubungan timbal
balik antara perawat, klien, keluarga, dan tenaga kesehatan lain.
5. Fleksibel: fleksibilitas proses keperawatan ini dapat dilihat dalam dua konteks,
yaitu:
a. Dapat diadopsi dalam praktek keperawatan dalam situasi apapun, baik dalam
kaitannya dengan individu, keluarga, atau masyarakat
b. Tahapannya dapat dilakukan berurutan sesuai dengan persetujuan kedua belah
pihak.
6. Teoritis : setiap langkah dalam keperawatan selalu berdasarkan pada konsep ilmu
keperawatan.
Berdasarka karakter teoritis ini, maka asuhan keperawatan pada klien hendaknya
menekankan pada tiga aspek penting, antara lain
a. Humanistic : memandang dan memperlakukan klien sebagai manusia
b. Holistic : intervensi keperawatan harus memenuhi kebutuhan dasar manusia
secara utuh, yakni bio-psiko-sosio-spiritual.
c. Care: asuhan keperawatan yang diberikan hendaknya berlandaskan pada
standar praktek keperawatan dank ode etik keperawatan.

B. Kode etik dalam Profesi Perawat


Dalam ilmu keperawatan terdapat suatu standar yang akan menjadi pedoman bagi
perawat dalam melakukan tindakan atau praktik keperawatan profesional. Standar
tersebut adalah kode etik keperawatan. Dengan kode etik tersebut, perawat dapat
bertindak sesuai hukum atau aspek legal perawat. Selain itu, kode etik juga dapat
membantu perawat ketika mengalami masalah yang tidak adil. Karena kode etik adalah
pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman perilaku yang menjadi
kerangka kerja dalam membuat keputusan. Kode Etik juga memberikan pemahaman
kepada perawat untuk melakukan tindakan sesuai etika dan moral serta akan
menghindarkan dari tindakan kelalaian yang akan menyebabkan klien tidak nyaman atau
bahkan menyebabkan nyawa klien terancam.
C. Fungsi Kode Etik Profesi
Kode etik profesi itu merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai
seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Ada tiga hal pokok
yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:
a) Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik
profesi,pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan
yang tidak boleh dilakukan.
b) Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan
kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan
sosial).
c) Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para
pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh
mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.
Dalam lingkup TI (teknologi informatika), kode etik profesinya memuat kajian
ilmiah mengenai prinsip atau norma-norma dalam kaitan dengan hubungan antara
professional atau developer TI dengan klien, antara para professional sendiri, antara
organisasi profesi serta organisasi profesi dengan pemerintah. Salah satu bentuk
hubungan seorang profesional dengan klien (pengguna jasa) misalnya pembuatan
sebuah program aplikasi.
Seorang profesional tidak dapat membuat program semaunya, ada beberapa hal
yang harus ia perhatikan seperti untuk apa program tersebut nantinya digunakan oleh
kliennya atau user, ia dapat menjamin keamanan (security) sistem kerja program
aplikasi tersebut dari pihak-pihak yang dapat mengacaukan sistem kerjanya (misalnya:
hacker, cracker, dll). Kode etik profesi Informatikawan merupakan bagian dari etika
profesi.
Jika para profesional TI melanggar kode etik, mereka dikenakan sanksi moral,
sanksisosial, dijauhi, di-banned dari pekerjaannya, bahkan mungkin dicopot dari
jabatannya
D. Profesionalisme perawat
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan profesional,sebagai bagian dari
pelayanan kesehatan yang mempunyai daya ungkitbesar terhadap pembangunan
bidang kesehatan. Kualitas pelayanankesehatan ditentukan salah satunya dari kualitas
pelayanankeperawatan yang diberikan oleh perawat yang berkualitas.
Praktikprofesional perawat merupakan ciri utama profesi yang diharapakantetap
dipelihara, dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya gunamempertahankan standar
praktik profesional yang tinggi. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dalam
rumusankerangka kerja kompetensi bagi perawat Indonesia telah
menetapkanpengembangan profesional sebagai ranah ketiga, sesuai dengan
standarkompetensi global yang ditetapkan olehInternational Council of Nurses(ICN).
Dalam
ranahtersebut, salah satu elemen kompetensi yangharus dimiliki perawat adalah melak
ukan pengembangankeprofesionalberkelanjutan.
Menurut (Fadhillah, 2015) Undang-Undang No. 38 tahun2014 tentang
keperawatan merupakan instrument pengembanganprofesionalisme perawat:

1. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,


kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
2. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di
dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundangundangan.
3. Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat, baik sehat maupun sakit.
4. Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh Perawat dalam
bentuk Asuhan Keperawatan.
KAJIAN TEORI DARI BUKU DAN JURNAL

1. Buku “MEDICAL ETHICS” pengarang : Tarmizi Taher, M.D.


Yang dimaksud dengan medical ethics adalah :
1. Code of behavior, yaitu tata perilaku kelompok professional para pelaku di bidang
medis
2. Studi tentang nilai-nilai, moral dan akhlak perilaku
3. Sesuai dengan prinsip dan pokok perilaku profesi.
Ethics adalah studi tentang kelakuan yang benar (right) dan kelakuan yang salah
(wrong). Dalam Bahasa agama, etika, dan moral ini disebut akhlak. Dalam kata “akhlak”
terkait juga kata lain, yakni “makhluk”. Akhlak berarti sikap dan tingkah laku makhluk
kepada Al-Khalik, yaitu Maha Pencipta. Namun, dalam konteks ini bukan hanya sikap
dan tingkah laku kepada Al-Khalik, tetapi juga sikap dan tingkah laku terhadap sesame
mahkluk. Medical ethics memiliki tujuan memberikan peta untuk bias menuntun sikap
dan perilaku dalam upaya menjalankan profesinya.
2. Buku “Etika Perawatan” pengarang : Dra. Onny b.i.
Dalam buku ini ditulis bahwa budi pekerti sangat penting bagi perawat agar
bertanggung jawab dalam segala tugas yang di emban, selain itu agar didikan akhlak
sehari-hari yang diperoleh dari pengalaman sendiri dalam menunaikan tugas dirumah
sakit.
Pentingnya etika dalam hidup manusia pada umumnya pelajar perawat yang
menjalankan kewajiban. Adapun syarat-syarat perawatan yang baik ialah :
1. Kebiasaan baik
2. Kecakapan
3. Disiplin
4. Mempunyai rasa kasih sayang
5. Mempunyai rasa social dan tabiat ramah
6. Berbadan sehat
Kode etik yang lainnya ialah cara berpakaian bagi perawat . Cara berpakaian seorang
perawat haruslah sederhana namun tetap rapi dan bersih. Dalam memperhatikkan pakaian
ini hendaknya perawat selalu ingat bahwa ia harus menjunjung tinggi lingkungannya.
Perhiasan pun tidak boleh dipakai saat dinas karena :
1. tidak sepadan dengan perawatan yang halus dan sederhana
2. kotoran-kotoran dan hama penyakit mudah melekat disitu
3. dapat menganggu gerak dalam bekerja

3. Buku “Etika Keperawatan” pengarang : Hj. Nila Ismani, SKM


Pengertian etika menurut buku ini adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan
sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan
buruk yang dilakukan oleh seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggung
jawab moral.
Sedangkan kode etik keperawatan menurut buku ini merupakan bagian dari etika
kesehatan yang menerapkan nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan
kesehatan masyarakat.
Kode etik keperawatan di Indonesia terdiri dari 4 bab dan 16 pasal. Tujuan kode etik
keperawatan ialah :
1. Dasar yang mengatur hubungan antar-perawat, klien/pasien, dan masyarakat
2. Standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan oleh praktisi kesehatan
3. Dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan keperawatan
4. Memberikan pemahaman bagi masyarakat pemakai/pengguna jasa perawat
4. Jurnal “Etika Keperawatan dan Keperawatan professional komprehensif” disusun oleh
Ngesti W Utami ,dkk
Etika keperawatan pada dasarnya adalah agar para perawat dalam menjalankan tugas
dan fungsinya dapat menghargai dan menghormati martabat manusia. Secara garis beras
tujuan etika keperawatan adalah sebuah upaya agar seluruh perawat yang ada di
Indonesia dapat menghargai dan menghormati martabta manusia (klien) pada saat
menjalankan setiap tugas dan fungsinya sebagai perawat. Fungsi etika perawat :
1. Menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam mengelola asuhan
keperawatan
2. Mendorong para perawat di seluruh Indonesia agar dapat berperan serta dalam
kegiatan penelitian dalam bidang keperawatan dan menggunakan hasil penelitian serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan mutu dan
jangkauan pelayanan atau asuhan keperawatan
3. Mendorong para perawat agar dapat berperan serta secara aktif dalam mendidik dan
melatih pasien dalam kemandirian untuk hidup sehat, tidak hanya di rumah sakit
tetapi di luar rumah sakit
4. Mendorong para perawat agar bias mengembangkan diri secara terus- menerus untuk
meningkatkan kemampuan professional, integritas, dan loyalitas bagi masyarakat luas
5. Mendorong para perawat agar dapat memelihara dan mengembangkan kepribadian
serta sikap yang sesuai dengan etika keperawatan dalam melaksanakan profesinya
6. Mendorong para perawat agar menjadi anggota masyarakat yang responsive,
produktif, terbuka untuk menerima perubahan serta berorientasi ke masa depan sesuai
dengan perannya.

BAB III

ANALISIS MASALAH
BAB IV

PENUTUP

4.1 SIMPULAN

4.2 SARAN

Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama bidang
keperawatan harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya nantinya
mereka bisa lebih memahami tentang etika keperawatan sehingga akan berbuat atau
bertindak sesuai kode etiknya (kode etik keperawatan).
DAFTAR PUSTAKA

1. https://kamilatulelsi.wordpress.com/2015/02/26/makalah-etika-keperawatan/

2. http://cyberlawncrime.blogspot.com/2013/03/pengertian-etika-kode-etik-dan-
fungsi.html

3. https://masperawat.wordpress.com/konsep-proses-keperawatan/

Anda mungkin juga menyukai