Anda di halaman 1dari 11

ETIK KEPERAWATAN LUKA

KELOMPOK 5

Nama :
1. Fitra alifiyah 09180000004
2. Rani dian Saputri 09180000008
3. Abiataro gulo 09180000016
4. Rania putri a 09180000074
5. Hilman irshadi 09180000076
6. Inneke septika r 09180000078
7. Bahar perwata aji 09180000111
8. Raihandika permana 09180000112
9. Atika 09180000097

Sekolah tinggi ilmu kesehatan indonesia maju atau STIKIM


Jalan harapan no.50, jagakarsa, lenteng agung
Jakarta selatan 1261
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Mata Kuliah Komplementer III yang berjudul ’’ Etik keperawatan
luka ’’. Makalah ini disusun untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah
Komplementer III.

Dalam menyusun makalah ini, kami menghadapi banyak hambatan. Namun dengan usaha,
bimbingan, dan adanya dukungan serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini tentunya sangat
diperlukan. Semoga makalah ini, dapat menjadi manfaat bagi semua pihak.

Jakarta, November 2020

Kelompok 5
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan merupakan salah suatu profesi pemberi asuhan kepada individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Salah satu
indikator keberhasilan Rumah Sakit adalah kinerja tenaga keperawatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang baik sesuai dengan standar pelayanan
keperawatan. Profesi perawat di Indonesia memiliki proporsi relatif besar yaitu 40% dari
jumlah tenaga kesehatan di Indonesia sehingga baik buruk kinerja perawat menjadi salah
satu indikator utama mutu asuhan keperawatan di rumah sakit atau instansi kesehatan
yang lain
Etik profesi merupakan prinsip moral atau asas yang harus diterapkan oleh
perawat dalam hubungannya dengan pasien, teman, sejawat dan masyarakat umumnya.
Etik ini mengatur tentang perilaku prfessional pada perawat dalam menjalankan
pekerjaannya, Dimana setiap keputusan yang diambil oleh seorang perawat harus
dipertangungjawabkan, setiap keputusan yang diambil juga tidak hanya dengan
pertimbangan ilmiah, namun juga harus mempertimbangkan etika dalam keperawatan
Kode etik keperawatan mengatur hubungan antara perawat dan pasien, perawat
terhadap petugas, perawat terhadap sesama anggota tim kesehatan, perawat terhadap
profesi.
Sudah banyak terjadi pelanggaran pelaksanaan asuhan keperawatan yang tidak
sesuai dengan kode etik, seharusnya seorang perawat harus menonjolkan sikap
independen dan professionalitas tinggi sesuai dengan kode etik keperawatan. Prinsip
prinsip etis yang menjadi bahan pertimbangan dalam setiap pengambilan keputusan etis
diantaranya adalah otonomi, nonmaleficience, beneficience, justice, fidelity dan veracity.
Sehingga setiap keputusan yang di ambil perawat yang didasari dengan etik keperawatan
sebagai dasarnya akan sangat membantu dalam proses merawat pasien khususnya dalam
keperawatan luka yang sering terjadi kelalaian dan malapraktek.
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini dapat
dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia,
ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan. Luka adalah terputusnya kontinuitas
jaringan karena cedera atau pembedahan. Luka bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur
anatomis, sifat, proses penyembuhan, dan lama penyembuhan.
Berdasarkan latar belakang yang ada diatas dapat disimpulkan bahwa kode etik
keperawatan dapat mengatur hubungan antara perawat dan pasien, perawat terhadap
petugas, perawat terhadap sesama anggota tim kesehatan, perawat terhadap profesi.
Sehingga setiap keputusan yang di ambil perawat yang didasari dengan etik keperawatan
sebagai dasarnya akan sangat membantu dalam proses merawat pasien khususnya dalam
keperawatan luka yang sering terjadi kelalaian dan malapraktek. dan luka adalah
hilangnya atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan oleh
trauma-trauma, luka bisa diklasifikasikan berdasarkan stuktur anatomis, sifat, proses
penyembuhan, dan lama penyembuhan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang etik keperawatan luka.

2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui definisi etik keperawatan luka.
b. Mahasiswa dapat memahami tipe-tipe etika keperawatan
c. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami prinsip etik keperawatan
d. Mahasiswa dapat memahami dan mengaplikasikan contoh kasus etik
keperawatan didalam menangani luka.
e. Mahasiswa dapat memahami cara pengambilan keputusan yang benar
dari tindakan etik
f. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahai peran etik didalam
perawatan luka
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Etik Keperawatan Luka

Etika merupakan kata bahasa dari yunani yaitu ethos berarti kebiasaan atau
model perilaku, atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk sesuatu
tindakan, dapat di artikan segala sesuatu dengan pertimbangan pembuatan keputusan
benar atau tidaknya suatu perbuatan.
Perawat harus membiasakan diri untuk menerapkan kode etik yang memberi
gambaran tanggung jawabnya dalam praktek keperawatan perawat juga harus
mengerti undang-undang dan hukum yang berhubungan dengan kesehatan umum,
terutama undang-undang yang mengatur praktek keperawatan dan anggota profesi
keperawatan dituntut oleh sesama perawat, profesi lain dan masyarakat sebagai
penerima pelayanan keperawatan untuk menaati dan menentukan kode etik yang telah
di sepakati.
Dalam melaksanakan praktek keperawatan, seorang perawat harus mengambil
suatu keputusan dalam upaya pelayanan keperawatan. Keputusan yang diambil
berdasarkan pertimbangan dan kemampuan penalaran etika. Kode etik menerapkan
konsep etis karna profesi bertanggung jawab pada manusia dan menghargai
kepercayaan serta nilai individu.
Luka adalah rusaknya integritas jaringan tubuh. Perawatan luka adalah
membersihkan luka, mengobati dan menutup luka dengan memperhatikan teknik steril
perawatan luka dilakukan dengan cara menutup luka dengan balutan basah dan
kering. Bagian yang basah dari balutan secara efektif membersihkan luka terinfeksi
dari jaringan nekrotik. Kassa lembab dapat mengabsorsi semua eksudat dan debris
luka lapisan luar kering membantu menarik kelembapan dari luka ke dalam balutan
dengan aksikpiler.
Berdasarkan luka dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa etik
keperawatan luka adalah perawatan luka yang membersihkan luka, mengobati dan
menutup luka dengan memperhatikan teknik sterilisasi perawatan luka, perawat harus
menerapkan kode etik yang memberi gambaran tanggung jawab dalam praktek
keperawatan luka.
B. Tipe-tipe Etika Keperawatan
Tipe-tipe etika keperawatan terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Bioetik
Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi
dalam etik,menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut,
bioetik difokuskan pada pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan
antara ilmu kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik, hukum, dan
theologi.
Pada lingkup yang lebih sempit,bioetik merupakan evaluasi etik pada
moralitas treatment atau inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan
pengobatan pada manusia. Pada lingkup yang lebih luas, bioetik
mengevaluasi pada semua tindakan moral yang mungkin membantu atau
bahkan membahayakan kemampuan organisme terhadap pengobatan dan
biologi. Isu dalam bioetik antara lain: peningkatan mutu genetik, etika
lingkungan, pemberiaan pelayanan kesehatan.
Dapat disimpulkan bahwa bioetik lebih berfokus pada dilema yang
menyangkut perawatan kesehatan,kesehatan modern,aplikasi teori etik,dan
prinsip etik terhadap masalah-masalah pelayanan kesehatan
2. Clinical Ethics/Etik Klinik
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan
pada masalah etik selama pemberian pelayanan pada klien.
Contoh clinical ethics: adanya persetujuan atau penolakan,dan bagaimana
seseorang sebaiknya merespons permintaan medis yang kurang bermanfaat
(sia-sia).
3. Nursing Ethics/Etik Keperawatan
Bagian dari bioetik,yang merupakan studi formal tentang isu etik dan
dikembangkan dalam tindakan serta dianalisis untuk mendapatkan
keputusan etik.

C. Prinsip Etik Keperawatan


1. Beneficience (kemurahan hati)
Inti dari prinsip ini adalah tanggung jawab untuk melakukan kebaikan yang
menguntungkan pasien dan menghindari perbuatan yang merugikan atau
membahayakan pasien.
Prinsip ini sering sulit sekali untuk diterapkan.
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah adanya sumbangsih perawat
terhadap kesejahteraan, kesehatan, keselamatan dan keamanan pasien.
2. Justice (keadilan)
Prinsip ini menyatakan bahwa mereka yang membutuhkan pelayanan kesehatan
dalam jumlah besar juga harus mendapatkan pelayanan kesehatan dalam jumlah
besar, begitu pula sebaliknya. Ketika seseorang mempunyai kebutuhan kesehatan
yang besar, maka ia harus mendapatkan sumber-sumber kesehatan yang besar
pula.
3. Otonomi
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap individu mempunyai kebebasan menentukan
tindakan atau keputusan berdasarkan rencana yang mereka pilih.
Permasalahan yang muncul dari penerapan prinsip ini adalah adanya variasi
kemampuan otonomi pasien yang dipengaruhi oleh banyak hal, seperti tingkat
kesadaran, usia, penyakit, lingkungan rumah sakit, ekonomi, tersedianya
informasi, dll.
4. Veracity (kejujuran)
Prinsip ini didefinisikan sebagai menyatakan hal yang sebenarnya dan tidak
bohong.
Perawat sering tidak memberitahukan kejadian yang sebenarnya pada pasien yang
sakit parah. Namun penelitian pada pasien dalam keadaan terminal menjelaskan
bahwa pasien ingin diberitahu tentang kondisinya secara jujur.
5. Fidelity (ketaatan)
Prinsip ini diartikan sebagai tanggung jawab untuk tetap setia dengan suatu
kesepakatan.
Tanggung jawab dalam konteks hubungan perawat-pasien meliputi tanggung
jawab menjaga janji, mempertahankan konfidensi dan memberikan
perhatian/kepedulian.
Salah satu cara untuk menerapkan prinsip ini adalah dengan menepati janji.

D. Prinsip pengaplikasian dan contoh kasus etik keperawatan pada luka

1. Kekuasaan dari pasien untuk mengambil keputusan sejauh tidak bertentangan


prinsip-prinsip etika baik personal maupun institusional. Dalam hal ini pasin tidak
bisa bicara, dan kekuasaan beralih ke istri pasien, dengan menyetujui tindakan
operasi yang akan dilakukan, dokter bedah memberikan kesempatan kepada
keluarga pasien untuk mengambil keputusan apakah setuju atau tidak dilakukan
operasi dalam hal ini, dokter bedah telah meminta informed consent dan sudah
sesuai dengan standar operasional
Pada kasus ini menggunakan prinsip AUTONOMY (meldawati , 2013)
2. Dokter S mengambil keputusan membawa pasien tuan bonar ke ICU, dokter S
melakukan tindakan yang tepat untuk menyelamatkan pasien
Pada kasus ini menggunakan prinsip NON MALEFICENCE (meldawati , 2013)
3. Melihat kondisi tuan bonar yang kritis dan langsung membawanya ke ICU
Tindakan yang dilakukan di ICU walaupun pada awalnya pasien ataupun
keluarganya tidak di minta Informed Consent untuk memindahkan pasien, namun
untuk menyelamatkan nyawa pasien, dan melihat situasi yang tidak
memungkinkan, dr.S mengambil keputusan yang tepat. Begitu juga dengan
tindakan-tindakan yang diambil di ruang ICU yang menyelamatkan nyawa pasien.
Pada kasus ini menggunakan prinsip BENEFICENCE (meldawati , 2013)
4. Kita melihat bahwa jumlah biaya pengobatan tuan bonar yang begitu besar biaya
pengobatannya untuk keluarga pasien dan juga tindakan rumah sakit yang
menahan jenazah pasien sangat etis dan tidak layak. Seharusnya diambil langkah-
langkah damai untuk membicarakan solusi biaya pengobatan tuan bonar.
Pada kasus ini menggunakan prinsip JUSTICE (meldawati , 2013)

5. Perawat harus memiliki citra yang baik sebagai seorang professional. Dengan
kejujuran dan menjaga kerahasiaan pasien yang ditangani, dalam menangani
tindakan keprawatan
Pada kasus ini menggunakan prinsip VERACITY dan CONFIDENTIALITY
(nisa, 2009)
6. sudah seharusnya seorang perawat yang professional memiliki komitmen yang
kuat, perawat harus independen dan tidak hanya menimbang keputusan secara
ilmiah tetapi juga dengan prinsip etik didalam keperawatan.
Pada kasus ini menggunakan prinsip FIDELITY (nisa, 2009)

7. pasien harus mendapatkan injeksi, namun pasien tidak bersedia. Maka pasien dan
keluarga harus menandatangi kontrak bahwa pasien tidak bersedia menerima
terapi. Dengan hal tersebut berarti perawat sudah menjalankan kewajibannya
sebagai perawat dan apabila terjadi kesalahan atau hal-hal yang membahayakan
pasien
sudah bukan menjadi tanggung jawab perawat lagi.
Pada kasus ini menggunakan prinsip ACCOUNTABILITY (nisa, 2009)

E. Mengambil Keputusan Yang Baik Dan Benar


Pengambilan keputusan adalah suatu penilaian ketika fakta-fakta dapat
memberikan kontribusi tetapi keputusan akhirnya harus diambil dengan menimbang-
nimbang berbagai nlai atau metode untuk menjawab pertanyaan tentang dilema etik
dan untuk mengorganisasi pemikiran dengan cara yang lebih logis dan sistm matis,
Faktor yang mempengaruhi perawat membuat keputusan adalah kebutuhan pasien,
proses penyakit, hak pasien, keinginan/perasaan pasien, keinginan keluarga, tujuan
yang dibuat tim pengobatan, dan faktor sosial, kemampuan berfikir kritis perawat
dibutuhkan juga dalam ‘transcultural nursing’ yang merupakan asuhan keperawatan
dengan area budaya keilmuan dalam proses pembelajaraan dan peraktek keperawatan
fokus memandang perbedaan dan kesamaanya.

F. Peran etik didalam perawatan luka


 Melakukan evaluasi, penilaian, atau manajemen dari setiap jenis luka adalah
upaya etis dan tantangan etis yang mungkin dapat muncul.
 Beberapa area yang mungkin dibahas adalah keyakinan tentang kesehatan,
penyakit dan penyembuhan. Penyebab dari luka, dan apa yang pasien dan
keluarga pikirkan tentang kesembuhan luka.
 Kepentingan pasien ditempatkan di atas kepentingan pribadi perawat. Jika
tugas di abaikan atau lupa, maka kontrak ( standar praktek) di antara pemberi
kesehatan, organisasi kesehatan, dan pasien rusak.
 Sebagai tujuan moral karena untuk melestarikan atau meningkatan
penyembuhan, dan memperbaiki pengasuh kemerdekaan pasien.
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan

1.2 Saran
Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai