DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK DEPKES PEBRUARI, 2008
TUJUAN PEMBELAJARAN Pengertian pelayanan keperawatan profesional Karakteristik/ciri-ciri perawat profesional Landasan hukum Peran perawat profesional
U K P
U K M
SKEMA RUJUKAN
STRATA KETIGA
Dinkes Prop Depkes Institusi unggulan Dinkes Kab/Kota BKOM, BKPM, BKMM
Puskesmas, Pustu, Pusling, Panti, Lapas UKBM: Posyandu Poskesdes, Poskestren, Apotik hidup, Dana sehat, dll
RSU/khusus (pem/TNI POLRI/swasta) BKPM, BP4, BKMM, BKJM, BPKT BKMM, Klinik spesialis, Praktik dr spes, STRATA KEDUA Praktik perawat spes Praktik dr swasta, Praktik bidan Praktik perawat Puskesmas, RB, BP UKBM: Posyandu Poskesdes, Poskestren, Apotik hidup, Dana sehat, dll Kader kes Upaya kes kelg mandiri
STRATA PERTAMA
MASYARAKAT
PERORANGAN/KELUARGA
Peran perawat di semua tatanan pelayanan kesehatan di setiap level rujukan Bentuk pelayanan: bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif Sasaran klien: individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat Rentang: sehat-sakit mencakup seluruh proses kehidupan
6
HAKEKAT YANWAT
ADVOKATIF
KONSTANT
YANWAT
KORDINATIF
KONTINYU
7
KONTRIBUSI PERAWAT
Perawat Kontribusi dalam Pelayanan perawatan di semua tatanan
Daya ungkit
yankes bermutu
8
Pelayanan keperawatan
Pelayanan penunjang medik
PENGERTIAN
Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Loknas PPNI 1983)
10
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di dalam negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Kategori pendidikan keperawatan di Indonesia: - SPK - D.III Keperawatan - D.IV Keperawatan - S1 Keperawatan/Ners - S2 Keperawatan, Spesialis Keperawatan - S3 Keperawatan (di UI)
11
12
PERAN PERAWAT
Provider Pendidik Pengelola Peneliti Kordinator Konselor Role model Konsultan
13
14
15
Menerapkan prinsip-prinsip etik: - Perilaku baik (Beneficence) - Otonomi (autonomy) - Melakukan tindakan tanpa bahaya (non maleficence) - Adil (Justice) - Jujur (Veracity) - Menepati janji (fidelity)
16
Inovatif Meningkatkan mutu dan efektifitas praktik keperawatan di sarana pelayanan kesehatan. Meningkatkan pengetahuan dan kompetensi yang mencerminkan praktik keperawatan mutakhir Membangun tradisi profesi keperawatan di sarana pelayanan kesehatan
17
berkolaborasi dengan klien, keluarga dan tim kesehatan lain dalam praktik keperawatan. mengintegrasikan hasil-hasil riset didalam praktek keperawatan menunjukkan kepemimpinan dalam tatanan praktik professional dan profesinya
18
berkolaborasi dengan klien, keluarga dan tim kesehatan lain dalam praktik keperawatan. mengintegrasikan hasil-hasil riset didalam praktek keperawatan menunjukkan kepemimpinan dalam tatanan praktik professional dan profesinya
19
Mengembangkan profesi Menunjukkan kemampuan untuk mendefinisikan visi, tujuan dan perencanaan untuk dapat dilaksanakan dan diukur kemajuannya. Mempunyai energi/kekuatan, semangat dan keinginan untuk meningkatkan kualitas pekerjaannya. Bersedia menerima kesalahan diri sendiri, dan sejawat lain secara bijaksana, dan berupaya untuk memperbaikinya.
20
LANDASAN HUKUM
UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 32 ayat 4 : Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu
21
UU No. 23/1992 tentang kesehatan Pasal 53, ayat 1 : Tenaga Kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dlm melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. Pasal 53, ayat 2 : Tenaga Kesehatan dlm melaksanakan tugasnya berkewajiban utk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien
22
PP 32 th 1996 tentang tenaga kesehatan Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan (pasal 1)
23
Jenis tenaga kesehatan (pasal 2): - Tenaga medis: dokter dan drg - Tenaga keperawatan: perawat dan bidan - Tenaga kefarmasian - Tenaga Kesehatan Masyarakat - Tenaga gizi - Tenaga keterapian fisik - Tenaga keteknisian medik
24
Tenaga kes hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah memiliki ijin dari Menkes (pasal 4 ayat 1) Setiap tenaga kes dalam dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi tenaga kes (ps 21 ayat 1)
25
Tenaga kes tertentu dalam melaksanakan tugas profesinya wajib untuk (pasal 22): - Menghormati hak pasien - Menjaga kerahasiaan identitas dan data kes pribadi pasien - memberikan informasi yang berkaitan kondisi dan tindakan yang akan dilakukan - meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan
26
Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan yang melakukan tugasnya sesuai dengan standar profesi (ps 24 ayat 1) Tenaga kes dapat membentuk ikatan profesi (ps 26 ayat 1) Pembinaan disiplin tenaga kes menjadi tanggung jawab penyelenggara dan/atau pimpinan sarana kes ybs
27
Kepmenkes no. 1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat
Pasal 15 : Perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan berwenang untuk : Melaksanakan askep meliputi pengkajian, penetapan dx kep, melaksanakan tindakan kep dan evaluasi Tindakan kep meliputi: intervensi, observasi, pendidikan dan konseling Dalam melaksanakan askep sesuai dengan standar askep yang ditetapkan O.P Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan tertulis dari dokter
28
29
Kasie Standarisasi
Kasie Standarisasi
Kasie Standarisasi
Kasie Evaluasi
Kasie Evaluasi
Kasie Evaluasi
Kasie Evaluasi
31
FUNGSI
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang bina yanwat dasar, bina yanwat spesialistik, bina yanwat intensif, bina yanwat kebidanan, bina yanwat keluarga 2. Penyiapan penyusunan standar teknis, norma, pedoman, kriteria dan prosedur 3. Pemberian bimbingan teknis 4. Evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis
32