Anda di halaman 1dari 30

Aspek Medikolegal dalam

Praktik Kedokteran

Dr. Ahmad Syaifuddin, M.Kes


Pendahuluan
• Pasien sepenuhnya berserah diri
• Hubungan dokter-pasien bersifat pribadi
• Dokter bekerja dalam suasana yang tidak
pasti
• “Benci tapi Rindu”
• Tuntutan fungsi sosial >>
• Hubungan fungsional dokter >>
 Keunikan Posisi Dokter
PENGERTIAN
MEDIKO LEGAL
Bidang interdisipliner antara ilmu
kesehatan/kedokteran dengan ilmu hukum

PELAYANAN MEDIKO LEGAL


Adalah bentuk pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh tenaga medis dengan
menggunakan ilmu dan tehnologi
kedokteran atas dasar kewenangan yang
dimiliki untuk kepentingan hukum dan
untuk melaksanakan oeraturan yang
berlaku
ASPEK MEDIKOLEGAL
1. hak dan kewajiban pasien
2. Hak dan kewajiban provider
3. Jaminan bahwa pelayanan medik yang
diberikan dengan cara dan mutu yang
dapat dipertanggung jawabkan
4. Sistim dan prosedur menjamin hak dan
kewajiban serta menjamin tindakan yang
dilaksanakan di rumah sakit dapat
diadakan evaluasinya
5. Hak dan kewajiban pemilik dan pengelola
PELAYANAN MEDIKO LEGAL
DI RUMAH SAKIT

• MENCAKUP 2 HAL; YAITU


1. Kepemilikan dan pengoperasian
rumah sakit
2. Proses pekerjaan yang menjadi
fungsi pokok rumah sakit yaitu
tempat untuk upaya penyembuhan
UU Praktik Kedokteran
DASAR PEMIKIRAN
• Agar upaya kesehatan dilakukan oleh dokter
dan dokter gigi yang memiliki etik dan moral
yang tinggi, keahlian dan kewenangan yg
ditingkatkan melalui pendidikan, sertifikasi,
registrasi, lisensi, pembinaan, pengawasan,
pemantauan
• Perlindungan dan kepastian hukum buat
pemberi dan penerima layanan
Sengketa Medik
• Pemberi dan penerima pelayanan kesehatan
berupaya menciptakan hubungan yang lebih
berkualitas dan ekonomis
• Perubahan ini membawa benih2 konflik yang
ada, hal ini perlu dikelola dan diselesaikan pada
berbagai tingkatan
“Sengketa”
“Perbedaan pendapat yang telah mencapai
eskalasi tertentu atau mengemuka”
Pemicu Sengketa
 Kesalah-pahaman
 Perbedaan penafsiran
 Ketidak-jelasan pengaturan
 Ketidak-puasan
 Kecurigaan
 Tindakan yang tidak patut, curang atau tidak jujur
 Kesewenang-wenangan atau ketidak-adilan
 Terjadinya keadaan-keadaan yang tidak terduga
Situasi Saat Ini
• Pemahaman malpraktik sampai sekarang masih
belum seragam
• Standarisasi pelayanan profesi kesehatan yang
masih belum optimal
• Mutu VS Pembiayaan
TUNTUTAN PIDANA
• KELALAIAN : 359-361 KUHP
• KETERANGAN PALSU : 267-268 KUHP
• ABORSI ILEGAL : 347-349 KUHP
• PENIPUAN : 382 KUHP
• PERPAJAKAN : 209, 372 KUHP
• EUTHANASIA : 344 KUHP
• PENYERANGAN SEKS : 284-294 KUHP
TUNTUTAN PERDATA
• PS 1365 KUH PERDATA :
Tiap perbuatan melanggar hukum, yang
membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya
menerbitkan kerugian itu, menggantinya
• PS 1366 KUH PERDATA : Juga akibat kelalaian
• PS 1367 KUH PERDATA : Juga respondeat
superior
Hak menuntut ganti rugi
Pasal 58 UU 36/2009 ttg Kesehatan
(1) Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap
seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara
kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat
kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan
yang diterimanya.
(2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang
melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau
pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan
darurat.
Perlindungan hukum
Pasal 50 UU 29/2004 ttg Praktik Kedokteran
• Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan
praktik kedokteran mempunyai hak :
– memperoleh perlindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional;
– memberikan pelayanan medis menurut
standar profesi dan standar prosedur
operasional;
– Diatur dalam PP yang sampai sekarang
belum terbit
Tuntutan Hukum (?)
• Bukan hanya sengketa tentang tata-
laksana pelayanan medik antara pasien
dengan dokter atau RS
• Sengketa antara Pasien dengan Dokter /
Nakes / RS tentang pelaksanaan
pelayanan medik / rumah sakit
– Ketidakpuasan pelayanan
– Dugaan pelanggaran hak pasien
– Dugaan kesalahan / kelalaian
Perubahan Paradigma
• Patient-centered care
– Consider first the well-being of the patient
– Ensures that transitions between providers,
departments, and healthcare settings are
respectful, coordinated, and efficient

COLLABORATIVE CARE
Dokter

Apoteker Nakes lain

Manajemen RS Perawat
Peran Tiap Profesi: Dokter

Dituntut
bekerja sama
secara efektif
Perkembangan dengan
profesi profesi terkait
kedokteran lainnya untuk
seiring dengan memberikan
kemajuan pelayanan
‘Healer’ pada pendidikan kesehatan
masyarakat kedokteran yang
kuno berkualitas
Peran Tiap Profesi: Dokter
• WHO 5-star Doctor:
Dokter sebagai care provider

Dokter sebagai decision maker

Dokter sebagai communicator

Dokter sebagai community leader

Dokter sebagai manager


Peran Tiap Profesi: Perawat
• Keperawatan
– Memberikan pelayanan pada individu,
keluarga, dan masyarakat pada kondisi yang
mencakup promosi kesehatan, pencegahan
penyakit, dan perawatan orang sakit
(termasuk perawatan kecacatan dan
persiapan menghadapi kematian)
– Memberikan advokasi pada pasien
– Berpartisipasi mengembangkan kebijakan
kesehatan dan riset
(International Council of Nurses, 2010)
Peran Tiap Profesi: Perawat
Pemberi Asuhan Keperawatan Langsung
• Meliputi proses pengkajian, penetapan tujuan dan kriteria hasil
perawatan, penetapan diagnosis keperawatan, implementasi dan
intervensi, serta evaluasi hasil perawatan
Kolaborator
• Berperan secara efektif dalam tim

Pendidik
• Berperan memberikan edukasi dan advokasi pada pasien

Change agent
• Menjadi pemimpin dalam upaya peningkatan mutu keperawatan

Peneliti
• Mengembangkan ilmu melalui kegiatan riset
Peran Tiap Profesi: Apoteker
WHO 7-stars pharmacist:
• Leader
• Decision maker
Products- Patient- • Communicator
oriented oriented
• Life long learner
• Teacher
• Care giver
PHARMACEUTICAL
CARE
• Manager
• Researcher
Peran Tiap Profesi: Apoteker
Peran dalam komunitas: Peran dalam RS:
 Bidang pelayanan  Bidang manajerial
kefarmasian farmasi RS
 Bidang pengelolaan  Bidang pengelolaan
perbekalan farmasi
 Bidang pengawasan
kualitas obat
 Bidang KIE obat
Hambatan Kolaborasi
Interprofesional

Differences in
• Personal values and expectations
• Personality
• Culture and ethnicity Historical
• Language and jargons interprofessional Fears of
• Schedule and professional routines and intra diluted
• Regulations and norms of professional professional
professional education rivalries identity
• Accountability and rewards
Strategi Kolaborasi Interprofesional
• Open communication
• Clear roles and responsibilities
• Clear directions
• Respectful atmosphere
• Shared responsibility of team success
• Acknowledgement and processing of conflict
• Mechanism to evaluate outcomes, and adjust
accordingly
Pencegahan Tuntutan
• Menghindari tuntutan medikolegal harus
dengan cara Berpraktik yang Baik (Good
Medical Practice), dan tata kelola klinis
(Good Clinical Governance)
• Kompetensi
• Informasi yang yang adekuat
• Rahasia Kedokteran
• Rekam medis yang lengkap
KOMPETENSI
• Sertifikat Kompetensi
• Surat Tanda Registrasi
• Rekomendasi Organisasi profesi
• Credential oleh Komite Medik dan
Clinical Privleging
• Surat Ijin Praktik
• Continuing Professional Development
• Audit Medis
• Kendali mutu dan kendali biaya
Informasi
• Pasal 45 UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran memberikan batasan minimal
informasi yang selayaknya diberikan kepada
pasien, yaitu :
– Diagnosis dan tata cara tindakan medis
– Tujuan tindakan medis yang dilakukan
– Alternatif tindakan lain dan risikonya
– Risiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi
– Prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan
RENUNGAN FAKTA
• Kejadian yang tidak diharapkan memang
banyak terjadi (+ 8,9% dari pasien rawat inap)
dan 38% nya disebabkan oleh error
(preventable adverse events)
• Hanya 9:1.000 dokter lalai yg dituntut, tetapi
1:13.000 dokter tidak lalai juga dituntut (litigasi).
• Hanya 20% tuntutan kelalaian medik yang
dimenangkan pasien (litigasi)
• Tapi angka yg sebenarnya (non-litigasi) tidak
diperoleh (out-of-court-settlement)
Sengketa Medik
• Tetap jaga hubungan dokter pasien
• Siapkan berkas-berkas yang diperlukan
• Koordinasi dengan pimpinan, komite
medik, komite etik & hukum
• Jangan menghadapi keluarga pasien dan
atau pengacara secara sendiri
• Alihkan resiko
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai