BAB I. PENDAHULUAN
Kata anestesi diperkenalkan oleh Oliver Wendell Holmes yang menggambarkan keadaan
tidak sadar yang bersifat sementara, karena pemberian obat dengan tujuan untuk menghilangkan
nyeri tanpa menghilangkan kesadaran pasien.1
Anestesiologi ialah ilmu kedokteran yang pada awalnya berprofesi menghilangkan nyeri
dan rumatan pasien sebelum, selama dan sesudah pembedahan. Definisi anestesiologi
berkembang terus sesuai dengan perkembangan ilmu kedokteran. Definisi yang ditegakkan oleh
The American Board of Anestesiology pada tahun 1989 ialah mencakup semua kegiatan profesi
atau praktek yang meliputi hal-hal sebagai berikut :1
II.1. Definisi
KKS Anestesi 1
Prolaps Cerebri + Head Injury GCS15
Kata anestesi berasal dari bahasa yunani yang berarti keadaan tanpa rasa sakit. Anestesia adalah
suatu keadaan depresi dari pusat-pusat saraf tertentu yang bersifat reversible, dimana seluruh
perasaan dan kesadaran hilang. Anestesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasari
berbagai tindakan yang meliputi pemberian anestesi ataupun analgesi,pengawasan keselamatan
pasien dioperasi atau tindakan lainnya, bantuan hidup (resusitasi), pearawatan intensif pasien
gawat, pemberian terapi inhalasi, dan penanggulangan nyeri manahun.2,3
-
Parenteral (IM/IV). digunakan untuk tindakan yang singkat atau induksi anestesi.
Umumnya diberikan thiopental, namun pada kasus tertentu dapat digunakan ketamin,
diazepam, dll. Untuk tindakan yang lama anestesi parenteral dikombinasikan dengan
cara lain. 3
-
Perektal. Dapat dipakai pada anak untuk induksi anestesi atau tindakan singkat. 3
-
Anestesi inhalasi, yaitu anestesi dengan menggunakan gas atau cairan anesetsi yang
mudah menguap sebagai zat anestetik melalui udara pernafasan. Zat anestetik melalui
udara pernapasan. Zat anestetik yang digunakan berupa cam;puran gas (dengan O2)
dan konsentrasi zat anestetik tersebut tergantung dari tekanan parsialnya. 3
2. Anestesi Lokal : tindakan menghilangkan nyeri/sakit secara local tanpa disertai hilangnya
kesadaran. Pemberian anestetik local dapat dengan cara : 3
-
anestesi permukaan : pengolesan atau penyemprotan analgetik local diatas selaput
mukosa seperti mata, hisung atau faring.
KKS Anestesi 2
Prolaps Cerebri + Head Injury GCS15
-
Anestesi infiltrasi : penyuntikan larutan analgetik local langsung diarahkan di sekitar
tempat lesi, luka atau insisi, Cara infiltrasi yang sering digunakan adalah blockade
lingkar dan obat disuntikkan intradermal atau subkutan.
-
Anestesi blok : penyuntikan analgetika local langsung kesaraf utama atau pleksus
saraf. Misalnya anestesi spinal, anestesi epidural, anestesi kaudal.
-
Anatesi regional intravena. yaitu penyuntikan larutan analgetik local intravena.
Ekstremitas dieksanguinasi dan diisolasi bagian proksimalnya dari sirkulasi sistemik
dengan torniket.
2. Mermilih teknik dan obat-obatan anestesi yang sesuai dengan keadaan penderita dan
macam operasi.
- Anamnesis ; identifikasi pasien, keluhan pasien, riwayat penyakit yang sedang /pernah
diderita yang dapat menjadi penyulit anestesi seperti alergi,DM,penyakit paru. Riwayat
penggunaan obat-obatan. riwayat operasi. Riwayat kebiasaan seperti merokok. Riwayat
penyakit keluarga.
- Pemeriksaan fisik ; tinggi dan berat badan, vital sign, jalan nafas, jantung, paru-paru,
abdomen,ekstremitas,punggung dan neurologis.
KKS Anestesi 3
Prolaps Cerebri + Head Injury GCS15
- Pemeriksaan laboratorium
Rutin : Darah, urin, foto dada, EKG (untuk pasien berusia diatas 40 tahun)
Khusus : dilakukan bila ada indikasi seperti spirometri pada psaien tumor paru,
fungsi hati pada ;pasien ikterus. Fungsi ginjal pada pasien hipertensi.
2 Pasien dengan penyakit sistemik ringan dan tidak ada keterbatasan fungsional
3 Pasien dengan penyakit sistemik sedang hingga berat yang menyebabkan keterbatasan
fungsi
4 Pasien dengan penyakit sistemik berat yang mengancam hidup dan menyebabkan
keterbatasan fungsi.
5 Pasien yang tidak dapat hidup/bertahan dalam 24 jam dengan atau tanpa operasi
KKS Anestesi 4
Prolaps Cerebri + Head Injury GCS15
E Bila operasi yang dilakukan darurat (emergency) maka penggolongan ASA diikuti
huruf E ( misalnya 1E )
Anestesi umum adalah tindakan menghilangkan rasa nyeri secara sentral yang disertai
hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali (reversibel). Komponen anestesi ideal (trias
anestesi) terdiri dari hipnotik, analgesi, dan relaksasi otot. Trias anestesi ini dapat dicapai dengan
menggunakan obat yang berbeda secara terpisah. Teknik ini sesuai untuk pembedahan abdomen
yang luas, intraperitonium, toraks, intrakranial, pembedahan yang berlangsung lama, dan operasi
dengan posisi tertentu yang memerlukan pengendalian pernapasan.3
Stadium Anestesi
Guedel (1920) membagi anestesi umum dengan eter dalam 4 stadium (stadium III dibagi
menjadi 4 plana), yaitu: 3,5
Stadium I
Stadium I (analgesi) dimulai dari saat pemberian zat anestetik sampai hilangnya
kesadaran. Pada stadium ini pasien masih dapat mengikuti perintah dan terdapat analgesi
(hilangnya rasa sakit). Tindakan pembedahan ringan, seperti pencabutan gigi dan biopsi
kelenjar, dapat dilakukan pada stadium ini. 3,5
Stadium II
Stadium III
KKS Anestesi 5
Prolaps Cerebri + Head Injury GCS15
-
Plana I : Pernapasan teratur, spontan, dada dan perut seimbang, terjadi gerakan
bola mata yang tidak menurut kehendak, pupil miosis, refleks cahaya ada, refleks
lakrimasi meningkat, refleks faring dan muntah tidak ada, dan belum tercapai
relaksasi otot lurik yang sempurna ( tonus otot mulai menurun). 3,5
-
Plana II : Pernapasan teratur, spontan, perut dada, volume tidak menurun,
frekuensi meningkat, bola mata tidak bergerak, terfiksasi di tengah, pupil
midriasis, refleks cahaya mulai menurun, relaksasi otot sedang dan refleks laring
hilang sehingga dapat diketjakan intubasi. 3,5
-
Plana III : Pernapasan teratur oleh perut karena otot interkostal mulai paralisis,
lakrimasi tidak ada, pupil midriasis dan sentral, refleks laring dan peritonium
tidak ada,relaksasi otot lurik hampir sempurna (tonus otot semakin menurun). 3,5
-
Plana IV: Pernapasan tidak teratur oleh perut karena otot interkostal paralisis total,
pupil sangat midriasis, refleks cahaya hilang, refleks sfingter ani dan kelenjar air
mata tidak ada, relaksasi otot lurik sempurna (tonus otot sangat menurun). 3,5
Stadium IV
Peralatan
KKS Anestesi 6
Prolaps Cerebri + Head Injury GCS15
Mesin anestesi merupakan peralatan anestesi yang sering digunakan. Secara umum mesin
anestesi terdiri dari 3 komponen yang saling berhubungan, yaitu: 3
1. Komponen 1: Sumber gas, penunjuk aliran gas (flow meter), dan alat penguap (vaporizer)
2. Komponen 2: Sistem napas, yang terdiri dari sistem lingkar dan sistem magill.
3. Komponen 3: Alat yang menghubungkan sistem napas dengan pasien, yaitu sungkup
muka (face mask), pipa endotrakea (endotrakeal tube).
Semua komponen mesin anestesi harus tersedia tanpa memperhatikan teknik anestesi
yang akan dipakai sebagai persiapan untuk kemungkinan pemakaian anestesi umum, selain itu
sumber oksigen dan peralatan bantu ventilasi (self- inflating bag seperti ambu bag) harus tersedia
untuk semua prosedur anestesi. 3
Tahapan
Persiapan Praanestesi
Keadaan fisis pasien telah dinilai sebelumnya pada kunjungan praanestesi meliputi
anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium, dll. Saat masuk ruangan operasi pasien dalam
keadaan puasa. Identitas pasien harus telah ditandatangani sesuia dengan rencana operasi dan
informed consent. 3
Induksi Anestesi
Premedikasi
Tujuan :
KKS Anestesi 7
Prolaps Cerebri + Head Injury GCS15
1. Obat antikholinergik
2. Obat sedatif
3. Obat analgetik narkotik.
Pasien diusahakan tenang dan diberikan oksigen melalui sungkup muka. Obat-obat induksi
diberikan secara intravena seperti tiopental, ketamin, diazepam, midazolam, dan propofol. Jalan
napas dikontrol dengan sungkup muka atau pipa napas orofaring/nasofaring. Setelah itu
dilakukan intubasi trakea. Setelah kedalaman anestesi tercapai, posisi pasien disesuaikan dengan
posisi operasi yang akan dilakukan, misalnya telentang, telungkup, litotomi, miring, duduk, dll. 3
Mekanisme Kerja
Menghambat mekanisme kerja asetil kholin pada organ yang diinervasi oleh serabut saraf
otonom para simpatis atau serabut saraf yang mempunyai neurotransmitter asetil kolin. 5
KKS Anestesi 8
Prolaps Cerebri + Head Injury GCS15
jantung.Khasiat sulfas atropine lebih dominan pada otot jantung ,usus dan bronkus,sedangkan
skopolamin lebih dominan pada iris,korpus siliare dan kelenjar. 5
Menghambat sekresi kelenjar liur sehingga mulut terasa kering dan sulit
menelan,mengurangi sekresi getah lambung sehingga keasaman lambung bisa
dikurangi,mengurangi tonus otot polos sehingga motilitas usus menurun. 5
KKS Anestesi 9
Prolaps Cerebri + Head Injury GCS15
Induksi kontra
Dikemas dalam bentuk ampul 1 ml mengandung 0,25 dan 0,50 mg,tidak berwarna dan
larut dalam air. 5
Obat golongan sedative adalah obat-obat yang berkhasiat anti cemas dan menimbulkan
rasa kantuk. 5
Tujuan pemberian obat golongan ini adalah untuk memberikan suasana nyaman bagi
pasien prabedah,bebas dari rasa cemas dan takut,sehingga pasien menjadi tidak peduli dengan
linkungannya. 5
1. Derivate fenothiazin.
Derivate fenothiasin yang banyak digunakan untuk premedikasi adalah propetazin.obat
ini pada mulanya digunakan sebagai antihistamin. 5
Khasiat farmakologi.
Terhadap respirasi. Menyebabkan dilatasi otot polos saluran nafas dan menghambat
sekresi kelenjar. 5
KKS Anestesi 10
Prolaps Cerebri + Head Injury GCS15
Kemasan dan sifat fisik. Dikemas dalam bentuk ampul 2 ml mengandung 50 mg tidak
berwarna dan larut dalam air. 5
2. Derivat benzodiazepine
Derivat benzodiazepine yang banyak digunakan untuk premedikasi adalah diazepam
dan midazolam.derivat yang lain adalah:klordiazepoksid,nitrazepam dan oksazepam. 5
Khasiat farmakologi5
Mempunyai khasiat sedasi dan anti cemas yang bekerja pada system limbic dan pada
ARAS serta bisa menimbulkan amnesia antero grad. Sebagai obat anti kejang yang bekerja
pada kornu anterior medulla spinalis dan hubungan saraf otot.pada dosis kecil bersifat
sedative,sedangkan dosis tinggi sebagai hipnotik. 5
Terhadap respirasi
KKS Anestesi 11
Prolaps Cerebri + Head Injury GCS15
Terhadap kardiovaskular
Menimbulkan penurunan tonus otot rangka yang bekerja di tingkat supra spinal dan
spinal,sehingga sering digunakan pada pasien yang menderita kekakuan otot rangka seperti
pada tetanus. 5
Penggunaan klinis
Penggunaan lainnya,adalah ; 5
1. Antikejang pada kasus-kasus epilepsy,tetanus dan eklampsi
2. Sedasi pasien rawat inap
3. Sedasi pada tindakan kardioversi atau endoskopi
Pada pemberian intramuscular atau intravena ,obat ini tidak bisa dicampur dengan obat
lain karena bisa terjadi resipitasi. 5
Jalur vena yang dipilih sebaiknya melalui vena-vena besar untuk mencegah
flebitis.Pemberian intramuscular kurang disenangi oleh karena menimbulkan rasa nyeri pada
daerah suntikan. 5
Kemasan injeksi berbentuk larutan emulsi dalam ampul 2 ml yang mengandung 10 mg
,berwarna kuning ,sukar larut dalam air dan bersifat asam .kemasan oral dalam bentuk tablet 2
dan 5 mg,disamping itu ada kemasan supositoria atau pipa rectal (rectal tube)yang diberikan
KKS Anestesi 12
Prolaps Cerebri + Head Injury GCS15
pada anak-anak . sedangkan midazolam yang ada dipasaran adalah hanya dalam bentuk larutan
tidak berwarna,mudah larut dalam air dan kemasan dalam ampul (3 dan 5 ml)yang mengandung
5 mg/ml. 5
3.Derivat butirofenon
Derivat ini disebut juga obat golongan neroleptika,karena sering digunakan sebagai
nerolitik.derivat butirofenon yang sering digunakan sebagai obat premedikasi adalah
dehidrobenzperidol atau popular disebut DHBP. 5
Efek farmakologi
Terhadap saraf pusat
Berkhasiat sebagai sedative atau trankulizer.disamping itu mempunya khasiat khusus
sebagai anti muntah yang bekerja pada pusat muntah di chemoreceptor trigger zone. Efek
samping yang tidak dikehendaki adalah timbulnya rangsangan ekstrapiramidal sehingga
menimbulkan gerakan tak terkendali (Parkinson)yang bisa diatasi dengan pemberian obat anti
Parkinson. 5
Terhadap respirasi
Menimbulkan sumbatan jalan nafas akibat dilatasi pembuluh darah rongga hidung.juga
menimbulkan dilatasi pembuluh darah paru. Sehingga kontraindikasi pada pasien asma. 5
Terhadap sirkulasi
Menimbulkan vasodilatasi pembuluh darah perifer,sehingga sering digunakan sebagai
anti syok.tekan darah akan turun tetapi perfusi dapat dipertahankan selama volume sirkulasi
adekuat. 5
Penggunaan klinik
1. Premedikasi diberikan intramuscular,dosis 0,1 mg/kg BB.
2. Sedasi untuk tindakan endoskopi dan analgesia regional
3. Anti hipertensi
4. Anti muntah
5. Suplemen anastesia.
Kemasan:
Dalam bentuk ampul 2 ml dan 10 ml,mengandung 2,5 mg/ml . Tidak berwarna dan bisa
dicampur dengan obat lain. 5
4. Derivate barbiturate
Derivate barbiturate yang sering digunakan sebagai obat premedikasi adalah
:pentobarbital dan sekobarbital. Digunakan sebagai sedasi dan penenang pra bedah,terutama
pada anak-anak. Pada dosis lazim,menimbulkan depresi ringan pada respirasi dan sirkulasi.
Sebagai premedikasi diberikan intramuscular dengan dosis 2 mg /kg BB atau per oral. 5
KKS Anestesi 13
Prolaps Cerebri + Head Injury GCS15
5. Preparat Antihistamin
Obat golongan ini yang sering digunakan sebagai premedikasi adalah derivate
defenhidramin. Khasiat yang diharapkan adalah sedative, anti muntah ringan, dan anti piretik,
sedangkan efek sampingnya adalah hipotensi yang sifatnya ringan. 5
Sebagai analgetik, opioid bekerja secara sentral pada reseptor-reseptor opioid yang
diketahui ada 4 reseptor, yaitu ; 5
1. Reseptor Mu
Morfin bekerja secara agonis pada reseptor ini. stimulasi pada reseptor ini akan
menimbulkan analgesia, rasa segar, euphoria, dan depresi respirasi
2. Reseptor Kappa
Stimulasi reseptor ini menimbulkan analgesia, sedasi dan anastesia. Morfin bekerja pada
reseptor ini.
3. Reseptor sigma
Stimulasi reseptor ini menimbulkan perasaan disforia, halusinasi, pupil midriasis, dan
stimulasi respirasi.
4. Reseptor delta
KKS Anestesi 14
Prolaps Cerebri + Head Injury GCS15
Golongan narkotik ysng sering digunakan sebagai premedikasi adalah: pethidin dan
morfin. Sedangkan fentanyl digunakan sebagai suplemen anesthesia. 5
Efek farmakologi
Sebagai analgetik, obat ini bekerja pada thalamus dan subtansia gelatinosa medulla
spinalis, disamping itu narkotik juga mempunyai efek sedasi.5
Terhadap respirasi
Menimbulkan depresi pusat nafas terutama pada bayi dan orang tua. Efek ini semakin
manifest pada keadaan umum pasien yang buruk sehingga perlu pertimbangan seksama dalam
penggunaannya. Namun demikian efek ini dapat dipulihkan dengan nalorfin atau nalokson. 5
Terhadap sirkulasi
Tidak menimbulkan depresi system sirkulasi, sehingga cukup aman diberikan pada semua
pasien kecuali oada bayi dan orang tua. 5
KKS Anestesi 15
Prolaps Cerebri + Head Injury GCS15
Indikasi kontra
Pemberian narkotik harus hati-hati pada pasien orang tua atau bayi dan keadaan umum
yang buruk. Tidak boleh diberikan pada pasien yang mendapatkan preparat pengghambat
monoamine oksidase, pasien asma dan penderita penyakit hati. 5
Rumatan Anestesi
Selama operasi berlangsung hal-hal yang dipantau adalah fungsi vital, pernapasan,
tekanan darah, nadi dan kedalaman anestesi, misalnya adanya gerakan, batuk, mengedan,
perubahan pola napas, takikardia, hipertensi, keringat, air mata, midriasis. 3
Ventilasi pada anestesi umum dapat secara spontan, bantu, atau kendali tergantung jenis
lama dan posisi operasi. Cairan infus diberikan dengan memperhitungkan kebutuhan puasa
rumatan perdarahan evaporasi dan lain-lain. Jenis cairan yang dapat diberikan dapat berupa
kristaloid (Ringer Laktat, NaCl, Dextrosa 5%), koloid ( plasma expander, albummin 5%) atau
trensfusi darah bila perdarahan terjadi lebih dari 20% volume darah. 3
Pemulihan Pasca-Anestesi
Setelah operasi selesai pasien dibawa ke ruang pemulihan (recovery room) atau ke ruang
perawatan intensif (bila ada indikasi). Secara umum ekstubasi dilakukan pada saat pasien dalam
anestesi ringan atau sadar. Di ruang pemulihan dilakukan pemantauan keadaan umum,
kesadaran, tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, sensibilitas nyeri, perdarahan dari drainage,
dll. 3
KKS Anestesi 16
Prolaps Cerebri + Head Injury GCS15
Pemeriksaan tekanan darah, frekuensi nadi dan frekuensi pernapasan dilakukan paling
tidak setiap 5 menit dalam 15 menit pertama atau hingga stabil, setelah itu dilakukan setiap 15
menit.Pulse oxymetri dimonitor hingga pasien sadar kembali.Pemeriksaan suhu juga dilakukan. 3
Seluruh pasien yang sedang dalam pemulihan dari anestesi umum harus dapat oksigen
30-40% selama pemulihan karena dapat terjadi hipoksemia sementara. Pasien yang memiliki
resiko tinggi hipoksia adalah pasien yang mempunyai kelainan paru sebelumnya atau yang
dilakukan tindakan operasi di daerah abdomen atau di daerah dada. 3
KKS Anestesi 17
Prolaps Cerebri + Head Injury GCS15
DAFTAR RUJUKAN
1. Latief S.A, Suryadi K.A, Dachlan M.R. Petunjuk Praktis Anestesiologi edisi II.
Jakarta:FKUI.2009. Halaman 29-32.
2. Oloan S.M. Anestesi Umum dan Anestesi Lokal. Medan:FKUMI. 2012. Halaman 1-5, 43-
47.
3. Mansjoer A, Supro Haita, Wardani, dkk. Kapita Selekta kedokteran edisi 3 jilid II.
Jakarta:FKUI. 2005. Halaman 241-242, 250-256.
5. mangku Gde,dkk. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Jakarta : Indeks. 2010.
6. http.Fkunmul04.Files.Wordpress.Com.200811.Annestesiologi.Pdf
KKS Anestesi 18