Anda di halaman 1dari 44

PERATURAN INTERNAL

(HOSPITAL BYLAWS/STATUTA)
PT. RUMAH SAKIT UMUM METRO MEDICAL CENTER

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center (untuk selanjutnya disebut
RSU MMC) adalah Rumah Sakit yang berdiri pada tahun 2015 dengan nama
Rumah Sakit Umum Metro Medical Center, dengan status rumah sakit Kelas C
Non Pendidikan yang berada di Pemerintahaan Kota Lhokseumawe.
Adanya perubahan paradigma rumah sakit dari lembaga sosial menjadi
lembaga sosio-ekonomik, berdampak pada perubahan status rumah sakit yang
dapat dijadikan sebagai subyek hukum. Oleh karena itu perlu diantisipasi dengan
adanya kejelasan tentang peran dan fungsi dari masing-masing pihak yang
berkepentingan dalam pengelolaan rumah sakit baik Pemilik, Pengelola dan Staf
Medis di Rumah Sakit, yang diatur dalam Peraturan Internal Rumah Sakit
(Hospital Bylaws/Statuta) yang merupakan konstitusi bagi pengelolaan
organisasi.
Hospital Bylaws (Statuta) merupakan salah satu bentuk aturan tertulis yang
berlaku di rumah sakit dengan tujuan untuk melindungi semua pihak yang terkait
secara baik dan benar berdasarkan rasa keadilan. Pengelolaan rumah sakit
pada dasarnya ditentukan oleh ketiga komponen pihak yang berperan besar
yaitu Pemilik, Direktur dan Staf Medis Fungsional yang tergabung dalam Komite
Medik. Oleh karena itu dalam Hospital Bylaws (Statuta) ini akan diatur
hubungan, hak dan kewajiban, wewenang dan tanggung jawab dari Pemilik,
Pengelola atau Direktur dan Staf Medis Fungsional yang terhimpun dalam
Komite Medik di rumah sakit.
Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang tenaganya multi
disiplin sarat dengan sumber daya, baik dana dan teknologi yang komplek,
sehingga tidak menutup kemungkinan adanya konflik antar pihak yang
berkepentingan baik antara pelanggan (Customer) dengan Pemberi Pelayanan,
antara Pemilik dengan Pengelola maupun antara Pengelola dengan stafnya.

RSU MMC 1
Meningkatnya kesadaran serta kepekaan hukum masyarakat akhir-akhir ini,
mendorong timbulnya tuntutan hukum terhadap rumah sakit, sehingga adanya
Hospital Bylaws (Statuta) sebagai aturan tertulis di rumah sakit akan menjadi
acuan tertulis yang sangat penting.
Peraturan Internal (Hospital Bylaws/Statuta) Rumah Sakit Umum Metro
Medical Center ini meliputi "Peraturan Internal Korporasi" dan "Peraturan
Internal Staf Medik" yang disajikan secara berangkai.

B. Maksud dan Tujuan Hospital Bylaws


Secara umum, Peraturan Internal (Hospital Bylaws/Statuta) RSU MMC
adalah merupakan peraturan dasar yang bertujuan mengatur Pemilik, Direktur
Rumah Sakit (selaku Pengelola) dan tenaga Staf Medis yang terhimpun dalam
Komite Medik, sehingga penyelenggaraan rumah sakit dapat berjalan secara
efektif, efisien, dan berkualitas.
Sedangkan secara khusus, dengan adanya Peraturan Internal Rumah Sakit
(Hospital Bylaws/Statuta) tersebut, diharapkan dapat dipakai sebagai pedoman
dalam penyelenggaraan kegiatan di RSU MMC, baik yang berhubungan
dengan kebijakan teknis operasional maupun pengaturan Staf Medis.

C. Manfaat Hospital Bylaws

Adapun manfaat dari Peraturan internal Rumah Sakit (Hospital


Bylaws/Statuta), adalah:
1. Sebagai acuan Pemilik RSU MMC dalam melakukan Pengawasan.
2. Sebagai acuan bagi Direktur dalam mengelola dan menyusun
kebijakan teknis operasional.
3. Sebagai sarana menjamin efektivitas, efisiensi dan mutu.
4. Sebagai sarana dalam perlindungan hukum.
5. Sebagai acuan penyelesaian konflik.
6. Sebagai persyaratan dalam akreditasi.

RSU MMC 2
BUKU I
PERATURAN INTERNAL KORPORASI
(CORPORATE BYLAWS)

BAB I
KETENTUAN UMUM

Bagian Pertama

Pasal 1
Nama, Visi, Misi, Falsafah, Tujuan dan Strategi

(1) Nama rumah sakit ini adalah Rumah Sakit Umum Metro Medical Center untuk
selanjutnya disebut RSU MMC, pemilik PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical
Center.

(2) Visi Rumah Sakit Umum Metro Medical Center adalah: “Menjadi rumah sakit
terdepan dalam pelayanan kesehatan yang professional”.

(3) Misi Rumah Sakit Umum Metro Medical Center adalah :


1. Membangun organisasi dan sumber daya kesehatan yang solid, komit
terintergrasi dalam lingkungan kerja yang nyaman, sehingga dapat member
pelayanan yang melampaui harapan.
2. Meningkatkan profesionalitas SDM dan kesejahteraan karyawan RSU
MMC.
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang prima, merata dan
terjangkau oleh masyarakat.
4. Mengembangkan pusat-pusat pelayanan kesehatan spesifik.
5. Membangun komitmen bersama diantara skateholder RSU MMC.

(4) Falsafah/Nilai RSU MMC :


1. Rumah Sakit berkomitmen terhadap bio, etika medikolegal
2. Rumah Sakit menjunjung tinggi nilai – nilai yang dianut pasien dan
keluarga
3. Rumah Sakit berkomitmen tinggi untuk keselamatan dan
keamanan pasien dan keluarga.
4. Kepuasan pelanggan, profesionalisme dan kerjasama.

(5) Tujuan yang akan dicapai oleh manajemen RSU MMC adalah :
Meningkatkan kepuasan masyarakat Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara
dengan cara memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
1. Meningkatkan kemampuan pengelolaan RSU MMC
2. Meningkatkan Jaringan Kerjasama antar Lembaga Kesehatan
3. Meningkatkan Tertib Administrasi RSU MMC

RSU MMC 3
4. Mewujudkan sistem perencanaan dan manajemen yang terpadu,
terbuka dan akuntabel berorientasi pada kepentingan publik
5. Meningkatkan kepercayaan masyarakat dengan cara memberikan
keterbukaan arus informasi dan kualitas akuntabilitas
6. Menyebarluaskan informasi tentang perkembangan kegiatan
pelayanan RSU MMC
7. Meningkatkan kompetensi dan kapabilitas serta tingkat pendidikan
karyawan
8. Peningkatan sarana prasarana, Pelayanan Penyediaan obat dan
peralatan kesehatan
9. Meningkatkan produktivitas karyawan
10. Meningkatkan profesionalisme karyawan
11. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
12. Menciptakan kondisi yang kondusif dalam pelaksanaan tugas-tugas
kantor
13. Peningkatan kerjasama dengan pihak lain untuk berpartisipasi dalam
kegiatan operasional RSU MMC

(6) Strategi RSU MMC adalah :


1. Menjadi rumah sakit pilihan dan kebanggaan masyarakat.
2. Peningkatan kemampuan manajemen rumah sakit
3. Peningkatan efektifitas dan efisiensi pelayanan
4. Promosi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.
5. Peningkatan kopetensi dan kapabilitas karyawan.
6. Peningkatan sarana, prasarana, dan peralatan kantor.
7. Peningkatan komitmen dan motivasi karyawan.

Pasal 2
Sejarah Pendirian, Kelas, Alamat dan Logo

(1) RSU MMC berdiri pada tahun 2015 dengan nama Rumah Sakit Umum
Metro Medical Center;
(2) RSU MMC adalah Rumah sakit Kelas C Non Pendidikan;

(3) Alamat RSU MMC adalah Jalan Merdeka Barat No. 70A Kota
Lhokseumawe, Phone : (0645) 631076, Fax : (0645) 631076, Email :
mmc.lhokseumawe@gmail.com

(4) Logo RSU MMC adalah

RSU MMC 4
Bagian Kedua
Pengertian
Pasal 3
Ketentuan Umum

Dalam Peraturan Internal (Hospital Bylaws/Statuta) ini, yang dimaksud dengan:

1. Peraturan Internal (Hospital Bylaws/Statuta) adalah aturan dasar


yang mengatur tatacara penyelenggaraan rumah sakit, yang mengatur
hubungan antara Pemilik, Pengelola atau Direktur dan Para Bidang dan Bagian,
dan Staf Medis Fungsional (yang terhimpun dalam wadah Komite Medik);

2. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Metro Medical Center;

3. Pemilik Rumah Sakit Umum Metro Medical Center adalah PT. Rumah
Sakit Umum Metro Medical Center;

4. PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center adalah pemilik dan
pelaksana kegiatan RSU MMC;

5. Direktur adalah pimpinan tertinggi yaitu seseorang yang diangkat


menjadi Direktur RSU MMC oleh Pemilik PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical
Center;

6. Komite Medik adalah wadah non-struktural yang keanggotaannya


berasal dari Ketua-ketua Staf Medik Fungsional (SMF) atau Yang Mewakili
Secara Tetap, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur;

7. Komite Etik dan Hukum adalah wadah non-struktural yang bertugas


memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam hal menyusun dan
merumuskan medicoetikolegal dan etika pelayanan rumah sakit, penyelesaian
masalah etika rumah sakit dan pelanggaran terhadap kode etik pelayanan
rumah sakit, pemeliharaan etika penyelenggaraan fungsi rumah sakit, kebijakan
yang terkait dengan ”hospital bylaws” dan ”medical staf bylaws”, gugus tugas
bantuan hukum dalam penanganan masalah hukum di Rumah Sakit Umum
Metro Medical Center;

8. Satuan Pemeriksaan Intern (SPI) adalah wadah non struktural yang


bertugas melaksanakan pemeriksaan intern di Rumah Sakit Umum Metro
Medical Center;

9. Staf Medik Fungsional (SMF) adalah kelompok dokter dan/atau


dokter spesialis serta dokter gigi dan/atau dokter gigi spesialis yang melakukan
pelayanan dan telah disetujui serta diterima sesuai dengan aturan yang berlaku

RSU MMC 5
untuk menjalankan profesi masing-masing di Rumah Sakit Umum Metro
Medical Center;

10. Rapat Rutin Pemilik adalah setiap rapat terjadwal yang


diselenggarakan oleh pemilik, yang bukan termasuk rapat tahunan dan rapat
khusus;

11. Rapat Tahunan Pemilik adalah rapat yang diselenggarakan oleh


Pemilik setiap tahun sekali;

12. Rapat Khusus Pemilik adalah rapat yang diselenggarakan oleh


Pemilik di luar jadwal rapat rutin untuk mengambil keputusan hal-hal yang
dianggap khusus;

13. Dokter dan dokter gigi adalah dokter dan/atau dokter spesialis serta
dokter gigi dan/atau dokter gigi spesialis yang melakukan pelayanan di Rumah
Sakit Umum Metro Medical Center;

14. Dokter tetap atau dokter purna waktu adalah dokter dan/atau dokter
spesialis serta dokter gigi dan/atau dokter gigi spesialis yang sepenuhnya
bekerja di Rumah Sakit Umum Metro Medical Center;

15. Dokter tidak tetap atau paruh waktu adalah dokter dan/atau dokter
spesialis serta dokter gigi dan/atau dokter gigi spesialis yang bekerja di Rumah
Sakit Umum Metro Medical Center pada waktu tertentu, yang disepakati
bersama antara Komite Medik dan Direktur serta mendapat izin tertulis dari
Direktur untuk melaksanakan pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Metro
Medical Center;

16. Dokter Tamu adalah dokter yang bukan berstatus sebagai pegawai
Rumah Sakit Umum Metro Medical Center, yaitu dokter dan/atau dokter
spesialis serta dokter gigi dan/atau dokter gigi spesialis yang
diundang/ditunjuk, Karena kompetensinya untuk melakukan atau memberikan
pelayanan medis dan tindakan medis di Rumah Sakit Umum Metro Medical
Center untuk jangka waktu dan/atau kasus tertentu;

17. Dokter Kontrak adalah dokter, baik dokter dan/atau dokter spesialis
serta dokter gigi dan/atau dokter gigi spesialis yang diangkat dengan
status tenaga kontrak di Rumah Sakit Umum Metro Medical Center, yang
ditetapkan dengan Keputusan Direktur dengan masa kerja untuk jangka waktu
tertentu;

18. Dokter Konsultan adalah Dokter Spesialis tertentu yang karena


kompetensinya diminta membantu pelayanan medis di Rumah Sakit Umum
Metro Medical Center.

19. Sub Komite adalah kelompok kerja yang dibentuk oleh Komite Medik,
yang bertugas untuk mengatasi masalah khusus, yang ditetapkan dengan
Keputusan Direktur atas usul Komite Medik;

RSU MMC 6
20. Tim Klinis adalah Tim yang dibentuk oleh Komite Medik, yang
bertugas menangani kasus-kasus pelayanan medik yang memerlukan
koordinasi lintas profesi, yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur atas usul
Komite Medik, misalnya Tim Klinis Penanggulangan Kanker Terpadu; Tim Klinis
Pelayanan Jantung Terpadu, dan lain sebagainya;

21. Hak Klinis Khusus (Clinical Privilege) adalah kewenangan yang


diberikan kepada Dokter dan Dokter Spesialis serta Dokter Gigi dan Dokter Gigi
Spesialis oleh Direktur atas rekomendasi dari Komite Medik untuk melakukan
pelayanan medik di rumah sakit yang diatur dengan Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Metro Medical Center;

BAB II
PT. RUMAH SAKIT UMUM METRO MEDICAL CENTER

Bagian Kesatu
Organisasi

Pasal 4
Organisasi

(1) PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center bertindak sebagai
pemilik RSU MMC;

(2) Anggota PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center diambil dan
dipilih oleh direktur PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center;

(3) PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center bertugas mengawasi
manajemen RSU MMC dan mengadakan evaluasi terhadap hasil kerja direktur
RSU MMC;

(4) PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center berwenang memanggil
direktur RSU MMC untuk meminta keterangan, penjelasan lebih lanjut
mengenai sesuatu hal.

(5) PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center berhak memeriksa
pembukuan dan semua dokumen arsip yang berhubungan suatu hal.

Bagian Kedua
Tugas, Kewajiban dan Wewenang

Pasal 5
Tugas dan Kewajiban

(1) PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center, bertugas untuk
melakukan pengawasan terhadap Rumah Sakit Umum Metro Medical Center,
yang meliputi pelaksanaan Rencana Bisnis dan Anggaran, Rencana Strategis
Bisnis Jangka Panjang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;

RSU MMC 7
(2) PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center dalam melakukan tugasnya
berkewajiban :
a. Memberikan pendapat dan saran kepada mengenai Rencana Bisnis
dan Anggaran yang diusulkan oleh Direktur RSU MMC;
b. Mengikuti perkembangan kegiatan RSU MMC dan memberikan
pendapat dan saran setiap masalah yang dianggap penting bagi pengurusan
RSU MMC;
c. Memberikan saran kepada Direktur apabila terjadi gejala menurunnya
kinerja RSU MMC;
d. Memberikan nasehat kepada Direktur RSU MMC dalam melaksanakan
pengurusan RSU MMC;

Pasal 6
Wewenang

Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, PT. Rumah Sakit Umum Metro
Medical Center mempunyai wewenang sebagai berikut:

1. Melihat buku-buku, surat-surat serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa


kas untuk keperluan verifikasi dan memeriksa kekayaan rumah sakit;

2. Meminta penjelasan dari Direktur dan/atau pejabat lainnya dengan


sepengetahuan Direktur mengenai segala persoalan yang menyangkut
pengurusan Rumah Sakit Umum Metro Medical Center;

3. Meminta Direktur dan/atau pejabat lainnya dengan sepengetahuan Direktur


untuk menghadiri rapat;

4. Menghadiri rapat Direktur dan memberikan pandangan-pandangan terhadap


hal-hal yang dibicarakan;

5. Memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direktur dalam melakukan


perbuatan hukum tertentu.

Bagian Ketiga
Rapat-Rapat

Pasal 7
Rapat Rutin

(1) Rapat rutin adalah setiap rapat terjadual yang diselenggarakan PT.
Rumah Sakit Umum Metro Medical Center yang bukan termasuk rapat tahunan
dan rapat khusus.

(2) Rapat rutin merupakan rapat koordinasi antara PT. Rumah Sakit Umum
Metro Medical Center dengan Direktur Rumah Sakit dan Komite Medik serta
Pejabat lain yang dianggap perlu untuk mendiskusikan, mencari klarifikasi atau
alternatif solusi berbagai masalah di Rumah Sakit Umum Metro Medical Center.

RSU MMC 8
(3) Rapat rutin dilaksanakan paling sedikit sepuluh kali dalam setahun
dengan interval tetap pada waktu dan tempat yang ditetapkan oleh PT. Metro
Medical Center.

(4) Sekretaris PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center


menyampaikan undangan kepada setiap anggota PT. Rumah Sakit Umum
Metro Medical Center, Direktur, Komite Medik dan pihak lain untuk menghadiri
rapat rutin paling lambat tiga hari sebelum rapat tersebut dilaksanakan.

(5) Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh Sekretaris PT. Rumah
Sakit Umum Metro Medical Center sebagaimana diatur dalam ayat (4) harus
melampirkan:
a. 1 (satu) salinan agenda;
b. 1 (satu) salinan risalah rapat rutin yang lalu;
c. 1 (satu) salinan risalah rapat khusus yang lalu (bila ada).

Pasal 8
Rapat khusus

(1) Rapat khusus adalah rapat yang diselenggarakan oleh PT. Rumah
Sakit Umum Metro Medical Center untuk menetapkan kebijakan atau hal-hal
khusus yang tidak termasuk dalam rapat rutin maupun rapat tahunan.

(2) PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center mengundang untuk
rapat khusus dalam hal:
a. Ada permasalahan penting yang harus segera diputuskan; atau
b. Ada permintaan yang ditandatangani oleh paling sedikit tiga orang
anggota PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center.

(3) Undangan rapat khusus disampaikan oleh Sekretaris PT. Rumah Sakit
Umum Metro Medical Center kepada peserta rapat paling lambat 24 (dua puluh
empat) jam sebelum rapat khusus tersebut diselenggarakan.

(4) Undangan rapat khusus harus mencantumkan tujuan pertemuan


secara spesifik.

(5) Rapat khusus yang diminta oleh PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical
Center sebagaimana diatur dalam ayat (2) butir b di atas, harus
diselenggarakan paling lambat tujuh hari setelah diterimanya surat permintaan
tersebut.

Pasal 9
Rapat Tahunan

(1) Rapat Tahunan adalah rapat yang diselenggarakan oleh PT. Rumah
Sakit Umum Metro Medical Center setiap tahun, dengan tujuan untuk
menetapkan kebijakan tahunan operasional rumah sakit.

(2) Rapat Tahunan diselenggarakan sekali dalam satu tahun.

RSU MMC 9
(3) PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center menyiapkan dan
menyajikan laporan umum keadaan Rumah Sakit Umum Metro Medical Center,
termasuk laporan keuangan yang telah diaudit.

Pasal 10
Undangan Rapat

Setiap rapat dinyatakan sah hanya bila undangan telah disampaikan sesuai aturan,
kecuali seluruh anggota PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center yang berhak
memberikan suara menolak undangan tersebut.

Pasal 11
Peserta Rapat

Setiap rapat rutin, selain dihadiri oleh anggota PT. Rumah Sakit Umum Metro
Medical Center, Sekretaris PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center dan
Direktur, juga dihadiri oleh Para Bagian dan Bidang, Komite Medik dan pihak lain
yang ada di lingkungan Rumah Sakit Umum Metro Medical Center atau dari luar
lingkungan Rumah Sakit Umum Metro Medical Center apabila diperlukan.

Pasal 12
Pejabat Ketua

(1) Dalam hal Direktur PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center
berhalangan hadir dalam suatu rapat, maka bila kuorum telah tercapai, anggota
PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center dapat memilih Pejabat Ketua
untuk memimpin rapat.

(2) Pejabat PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) berkewajiban melaporkan hasil keputusan rapat
kepada Direktur PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center n pada rapat
berikutnya.

Pasal 13
Kuorum

(1) Rapat PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center hanya dapat
dilaksanakan bila kuorum tercapai.
(2) Kuorum memenuhi syarat apabila dihadiri oleh 2/3 dari seluruh anggota
PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center.

(3) Bila kuorum tidak tercapai dalam waktu setengah jam dari waktu rapat
yang telah ditentukan, maka rapat ditangguhkan untuk dilanjutkan pada suatu
tempat hari dan jam yang sama minggu berikutnya.

RSU MMC 10
(4) Bila kuorum tidak juga tercapai dalam waktu setengah jam dari waktu
rapat yang telah ditentukan pada minggu berikutnya, maka rapat segera
dilanjutnya dan segala keputusan yang terdapat dalam risalah rapat disahkan
dalam rapat PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center berikutnya.

Pasal 14
Risalah Rapat

(1) Penyelenggaraan setiap risalah rapat PT. Rumah Sakit Umum Metro
Medical Center menjadi tanggung jawab Sekretaris PT. Rumah Sakit Umum
Metro Medical Center.

(2) Risalah rapat PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center harus
disahkan dalam waktu maksimal tujuh hari setelah rapat diselenggarakan, dan
segala putusan dalam risalah rapat tersebut tidak boleh dilaksanakan sebelum
disahkan oleh seluruh anggota PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center
yang hadir.

Pasal 15
Pemungutan Suara

(3) Setiap masalah yang diputuskan melalui pemungutan suara dalam


rapat PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center ditentukan dengan
mengangkat tangan atau bila dikehendaki oleh para anggota PT. Rumah Sakit
Umum Metro Medical Center, pemungutan suara dapat dilakukan dengan
amplop tertutup.

(4) Putusan rapat PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center
didasarkan pada suara terbanyak setelah dilakukan pemungutan suara.

Pasal 16
Pembatalan Putusan Rapat

(1) PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center dapat merubah atau
membatalkan setiap putusan yang diambil pada rapat rutin atau rapat khusus
sebelumnya, dengan syarat bahwa usul perubahan atau pembatalan tersebut
dicantumkan dalam pemberitahuan atau undangan rapat sebagaimana
ditentukan dalam Peraturan Internal (Hospital Bylaws/Statuta) ini.

(2) Dalam hal usul perubahan atau pembatalan putusan PT. Rumah Sakit
Umum Metro Medical Center tidak diterima dalam rapat tersebut, maka usulan
ini tidak dapat diajukan lagi dalam kurun waktu tiga bulan terhitung sejak saat
ditolaknya usulan.

Bagian Keempat
Mekanisme PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center

Pasal 17
RSU MMC 11
Cap

(1) Cap PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center berbentuk bulat,
dengan diameter 30 x 30, seperti gambar berikut:

Pasal 18
Peran Terhadap Staf Medis Fungsional

(1) PT. Rumah Sakit Umum Metro Medical Center berperan


membina, mendorong dan mendukung dalam bentuk
kebijakan dalam upaya memberdayakan Staf Medis Fungsional
(SMF) untuk mencapai tujuan Rumah Sakit sesuai dengan Visi, Misi, Falsafah
dan Tujuan Rumah Sakit Umum Metro Medical Center.

(2) Peran terhadap Staf Medis Fungsional (SMF) sebagaimana dimaksud


pada ayat (1), dilakukan melalui integrasi dan koordinasi secara terus-menerus
dan berkesinambungan.

(3) Integrasi dan koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),


diselenggarakan melalui pemberdayaan fungsi-fungsi dalam Organisasi Komite
Medik RSU MMC.

RSU MMC 12
BAB III
DIREKTUR RUMAH SAKIT

Pasal 19
Direktur

(1) Pengelolaan atau pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan di Rumah


Sakit Umum Metro Medical Center dilakukan oleh Direktur.

(2) Direktur diangkat dan diberhentikan oleh PT. Rumah Sakit Umum Metro
Medical Center.

(3) Direktur bertanggung jawab kepada PT. Rumah Sakit Umum Metro
Medical Center dalam hal pengelolaan dan Pengawasan rumah sakit beserta
fasilitasnya, personil dan sumber daya terkait.

(4) Direktur bertugas untuk melaksanakan kebijakan pengelolaan Rumah


Sakit Umum Metro Medical Center setelah ditetapkan oleh PT. Rumah Sakit
Umum Metro Medical Center sesuai dengan ketentuan dalam peraturan
perundangan-undangan dan peraturan kebijakan serta segala ketentuan umum
yang berlaku, dan berbagai aturan dalam Peraturan Internal (Hospital
Bylaws/Statuta) ini, serta memperhatikan hasil pelaksanaan tindakan/audit yang
dilaksanakan oleh Komite Medik dan SPI (Satuan Pemeriksaan Intern) di
Rumah Sakit Umum Metro Medical Center.

(5) Tugas pokok,fungsi, wewenang dan tanggung jawab Direktur


ditentukan oleh Pemilik dan diperinci dalam suatu uraian tugas secara tertulis
dalam Struktur Organisasi dan Tata Laksana Rumah Sakit Umum Metro
Medical Center atas rekomendasi Pemilik.

(6) Direktur mempunyai tugas pokok untuk memimpin pelaksanaan tugas


pengelolaan Rumah Sakit Umum Metro Medical Center sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

RSU MMC 13
(7) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Direktur mempunyai fungsi merumuskan kebijakan operasional, perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan di bidang pelayanan medik dan keperawatan, SDM dan
Pendidikan, Keuangan, serta Umum dan Operasional.

(8) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),


Direktur dibantu oleh Para Kepala Bidang dan Bagian.

Pasal 20
Kepala Bidang Pelayanan Medis, Penunjang Medis
dan Kepala Bidang Keperawatan

(1) Kepala bidang pelayanan medis dan penunjang medis mempunyai


tugas memimpin, mengkoordinasikan dan menyelenggarakan kegiatan dibidang
pelayanan meliputi : rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, bedah sentral,
perawatan intensif, radiologi, farmasi, gizi, rehabilitasi medik, patologi klinik,
patologi anatomi, pengendali mutu, haemodalisa kegiatan bidang pelayanan
dan keperawatan.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas Kepala


bidang pelayanan medis dan penunjang medis mempunyai fungsi :
1. Pengkoordinasian seluruh kebutuhan pelayanan medik, penunjang non
medik
2. Penyelenggaraan pelayanan medis, dan penunjang medik
3. Perencanaan segala kebutuhan, baik administratif medik dan petunjuk
pelaksanaan kerja untuk tenaga medik dan tenaga kesehatan keperawatan
4. Pemantauan, pengawasan, penggunaan fasilitas kegiatan pelayanan
medik dan penunjang medik
5. Pengawasan dan pengendalian penerimaan serta pemulangan pasien
6. Penyelanggaraan asuhan keperawatan
7. Peningkatan etika keperawatan, pengembangan dan pengendalian
mutu keperawatan
8. Penyelenggaraan penyuluhan kesehatan.

Pasal 21
Kepala Bagian Umum dan Keuangan

(1). Kepala bagian umum dan keuangan mempunyai tugas


mengkoordinasikan kegiatan kesekretariatan, perencanaan, rekam medik,
keuangan dan instalasi penunjang medik

(2). Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas Kepala


bagian umum dan keuangan mempunyai fungsi :
1. Penyelenggaran urusan ketatausahan,
kepegawaian, umum, perlengkapan dan rumah tangga
2. Penyelenggaraan perencanaan dan rekam
medik, penyusunan program dan laporan, hukum dan informasi rumah sakit
3. Menyelenggarakan keuangan, penyusunan
anggaran dan mobilisasi dana
RSU MMC 14
4. Penyelenggaraan instalasi penunjang non medik,
pendidikan dan pelatihan, pemeliharaan sarana rumah sakit umum daerah,
pengelolaan limbah, loundry, boiler dan genset

Pasal 22
Tugas dan Wewenang

Direktur mempunyai tugas dan wewenang untuk :


1. Memimpin dan mengelola Rumah Sakit sesuai dengan tujuan RSU
MMC dengan senantiasa berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna.

2. Menguasai, memelihara dan mengelola kekayaan RSU MMC

3. Mewakili RSU MMC, baik di dalam dan di luar Pengadilan.

4. Melaksanakan kebijakan pengembangan usaha dalam mengelola RSU


MMC sebagaimana yang telah digariskan oleh Pemilik

5. Menetapkan kebijakan operasional RSU MMC

6. Menyiapkan Rencana Jangka Panjang dan Rencana Bisnis dan


Anggaran RSU MMC

7. Mengadakan dan memelihara pembukuan serta administrasi RS sesuai


dengan kelaziman yang berlaku bagi RSU MMC

8. Menetapkan Organisasi dan Tata Kerja RSU MMC lengkap dengan


susunan jabatan dan rincian tugasnya setelah disetujui oleh Pemilik.

9. Mengangkat dan memberhentikan tenaga kerja sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang–undangan yang berlaku.

10. Menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban tenaga
kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–undangan yang berlaku.

11. Menyiapkan laporan tahunan dan laporan berkala.

Pasal 23
Pengangkatan, Masa Kerja dan Pemberhentian Direktur

(1) Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Pemilik.

(2) Direktur diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.

(3) Direktur dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya


apabila berdasarkan kenyataan :
a. Tidak melaksanakan tugas dengan baik;
b. Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
RSU MMC 15
c. Terlibat dalam tindakan yang merugikan Rumah Sakit;
d. Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan
pidana, kejahatan dan/atau kesalahan yang bersangkutan dengan
pengurusan Rumah Sakit.

0 Pemberhentian dengan alasan sebagaimana dimaksud pada


ayat (3), diberitahukan secara tertulis oleh pemilik
kepada Direktur yang bersangkutan.
1 Keputusan pemberhentian dengan alasan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) huruf a, huruf b, dan huruf c, ditetapkan setelah yang
bersangkutan diberi kesempatan membela diri.

2 Pembelaan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (5),


dilakukan secara tertulis kepada pemilik dalam jangka
waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak yang bersangkutan
diberitahu secara tertulis, sebagaimana dimaksud dalam ayat (4);

3Selama rencana pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam ayat (4)


masih dalam proses, maka yang bersangkutan
dapat melanjutkan tugasnya.

4 Jika dalam waktu 2 (dua) bulan terhitung sejak tanggal penyampaian


pembelaan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (6), Pemilik tidak
memberikan keputusan pemberhentian
tersebut, maka rencana pemberhentian tersebut batal.

5Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)


huruf d, merupakan pemberhentian tidak dengan hormat.

6Kedudukan sebagai Direktur berakhir dengan dikeluarkannya keputusan


pemberhentian oleh Pemilik.

Pasal 24
Persyaratan Menjadi Direktur

Yang dapat diangkat menjadi Direktur adalah orang-perorangan yang:


1. Memenuhi kriteria keahlian, integritas,
kepemimpinan, pengalaman di bidang perumahsakitan;

2. Berkelakuan baik serta memiliki dedikasi untuk


mengembangkan kinerja guna kemajuan Rumah Sakit;

3. Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak


pernah dinyatakan pailit atau menjadi Direktur atau Komisaris yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu rumah sakit dinyatakan pailit;

4. Berkewarganegaraan Indonesia.

Pasal 25
Rapat

RSU MMC 16
(1) Rapat diselenggarakan sekurang–kurangnya 1 (satu) bulan sekali.

(2) Dalam rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dibicarakan hal–
hal yang berhubungan dengan kegiatan RSU MMC sesuai dengan tugas,
kewenangan dan kewajibannya.

(3) Keputusan Rapat diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat.

(4) Dalam hal tidak tercapai kata sepakat, maka keputusan diambil
berdasarkan suara terbanyak.

(5) Dalam rapat-rapat tertentu yang bersifat khusus, Direktur dapat


mengundang Pemilik, yang disampaikan secara tertulis dalam waktu 48 jam
sebelumnya.

(6) Untuk setiap rapat dibuat daftar hadir dan risalah rapat oleh Bagian
Umum selaku Notulis.

Pasal 26
Koordinasi antar Direktur Dengan Bidang dan Bagian

(1) Dalam menjalankan tugas-tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22,


maka:
a. Direktur dapat bertindak atas nama RSU MMC berdasarkan
persetujuan para Kepala Bidang dan Bagian lainnya.
b. Direktur berhak dan berwenang bertindak atas nama RSU MMC,
untuk masing-masing bidang yang menjadi tugas dan wewenangnya.

(2) Apabila salah satu atau beberapa Kepala Bidang dan


Bagian berhalangan tetap menjalankan pekerjaannya atau apabila
jabatan itu terluang dan penggantinya belum memangku jabatan, maka
kekosongan jabatan tersebut dipangku oleh Kepala Bidang dan Baigan
lainnya yang ditunjuk sementara oleh Pemilik.

(3) Dalam jangka waktu paling lambat 2 (dua) bulan terhitung sejak
terjadinya keadaan bagaimana dimaksud dalam ayat (2),
Pemilik dapat menunjuk yang baru untuk
memangku jabatan yang terluang sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2).

(4) Apabila semua anggota berhalangan tetap melakukan pekerjaannya


atau jabatan Direktur terluang seluruhnya dan belum
diangkat, maka sementara pengelolaan Rumah Sakit dijalankan oleh
Pemilik.

(5) Dalam menjalankan tugas dan kewenangan sebagaimana dimaksud


pada Pasal 22, Direktur dapat melaksanakan sendiri atau menyerahkan
kekuasaan kepada :
a. Seorang atau beberapa orang Kepala Bidang dan Bagian;
RSU MMC 17
b. Seorang atau beberapa orang Pejabat Rumah Sakit, baik secara
sendiri maupun bersama-sama; atau
c. Orang atau badan lain, yang khusus ditunjuk untuk hal tersebut.

BAB IV
KOMITE MEDIK
Bagian Pertama
Nama dan struktur Organisasi

Pasal 30
(1). Nama wadah profesional medis yang anggotanya terdiri dari Ketua dan anggota
Staf Medis Fungsional adalah Komite Medik Rumah Sakit Umum Metro Medical
Center.
(2). Komite Medik mempunyai otoritas tertinggi dalam pengorganisasian staf medis.
(3). Susunan kepengerusan Komite Medik terdiri dari :
a. Ketua merangkap anggota.
b. Sekretaris merangkap anggota
c. Sub Komite (sesuai kebutuhan)
d. Anggota
(4). Masa bakti kepengurusan Komite Medik adalah 3 tahun.
(5). Kepengurusan Komite Medik dipilih melalui rapat pleno untuk memilih ketua,
wakil ketua dan sekretaris.
(6). Pemilihan dilaksanakan sesuai prosedur tetap yang telah diatur dalam Komite
Medik.

Bagian Kedua
TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG

Pasal 31
Tugas Komite Medik :
1. Membantu Direktur Rumah Sakit Umum Metro Medical Center
menyusun standar pelayanan medis dan memantau pelaksanaannya.
RSU MMC 18
2. Membantu Direktur Rumah Sakit Umum Metro Medical Center
menyusun Medical Staff By Laws dan memantau pelaksanaannya.
3. Membantu Direktur Rumah Sakit Umum Metro Medical Center
menyusun kebijakan dan prosedur yang terkait medico-legal dan etico-legal.
4. Melakukan koordinasi dengan direksi dalam melaksanakan
pemantauan dan pembinaan pelaksanaan tugas SMF.
5. Mengatur kewenangan profesi dan SMF.
6. Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutu
profesi.
7. Melakukan pemantauan dan evaluasi mutu pelayanan medis.

8. Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta


penelitian dan pengembangan dalam bidang medis. Dalam pelaksanaannya
dapat dibantu oleh tenaga lain secara ex officio
9. Menyusun anggaran kebutuhan dana operasional dan biaya tersebut
dibebankan pada anggaran rumah sakit

Pasal 32
Fungsi Komite Medik adalah sebagai pengarah dalam pemberian pelayanan medis,
sedangkan SMF adalah pelaksana pelayanan medis.

Pasal 33
Wewenang Komite Medik :
1. Memberikan usul rencana kebutuhan dan peningkatan kualitas tenaga
medis.
2. Meberikan pertimbangan tentang rencana pengadaan, penggunaan
dan pemeliharaan peralatan pelayanan medis dan peralatan penunjang medis
serta pengembangan pelayanan medis.
3. Membentuk Tim Klinis yang mempunyai tugas menangani kasus-kasus
pelayanan medis yang memerlukan koordinasi lintas profesi.
4. Memantau dan mengevaluasi penggunaan obat di Rumah Sakit Umum
Metro Medical Center
5. Memantau dan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas penggunan alat
kedokteran di Rumah Sakit Umum Metro Medical Center
6. Melaksanakan pembinaan Etika Profesi serta mengatur kewenangan
profesi anggota Staf Medik Fungsional.
7. Memberikan rekomendasi tentang kerjasama antara Rumah Sakit
Umum Metro Medical Center dan Fakultas Kedokteran / Kedokteran Gigi /
Instalasi pendidikan lain.
8. Menetapkan tugas dan kewajiban Sub Komite dalam lingkungan
Komite Medik.

Pasal 34
RSU MMC 19
Sub Komite Medik
(1). Sub Komite adalah kelompok kerja khusus yang bertugas membantu
pelaksanaan tugas –tugas Klinik Bidang Medis.
(2). Sub Komite dibentuk sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
(3). Sub Komite kepengurusannya ditetapkan oleh Surat Keputusan Direktur Utama.
(4). Keanggotaan Sub Komite terdiri dari anggota tetap staf medis fungsional dan
tenaga lain secara ex officio.
(5). Susunan Kepengurusan Sub Komite terdiri :
a. Ketua merangkap Anggota.
b. Sekretaris merangkap Anggota.
c. Anggota.
(6). Tata Kerja Sub Komite
a. Sub Komite melaksanakan tugasnya sesuai dengan bidang tugasnya
b. Biaya operasional yang dibutuhkan dimasukkan dalam anggaran
Komite Medik yang dibebankan pada anggaran rumah sakit.
(7). Sub Komite yang ada di Rumah Sakit Umum Metro Medical Center adalah :
1. Sub Komite Kredensial;
2. Sub Komite Etik dan Hukum;
3. Sub Komite Mutu dan Disiplin Profesi;

(8). Jumlah Sub Komite dapat ditambah atau di kurang sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 35
Rapat Komite Medik

(1) Rapat Komite Medik diselenggarakan sekurang–kurangnya 1 (satu)


bulan sekali.
(2) Dalam rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dibicarakan hal–
hal yang berhubungan dengan Komite Medik sesuai dengan tugas,
kewenangan dan kewajibannya.
(3) Keputusan Komite Medik diambil atas dasar musyawarah untuk
mufakat.
(4) Dalam hal tidak tercapai kata sepakat, maka keputusan diambil
berdasarkan suara terbanyak.
(5) Untuk setiap rapat dibuat daftar hadir dan risalah rapat oleh Sekretaris
Komite Medik selaku Notulis.

RSU MMC 20
BAB V
HUBUNGAN-HUBUNGAN DALAM HOSPITAL BYLAWS

Pasal 36
Hubungan Direktur dengan Pemilik

(1) Pengelolaan Rumah Sakit dilakukan oleh Direktur.


(2) Direktur bertanggung jawab kepada Pemilik.
(3) Pemilik melakukan pembinaan dan Penyantunan dalam pengelolaan Rumah
Sakit, dengan menetapkan kebijakan pelaksanaan, baik di bidang pelayanan
medis, pendidikan dan latihan serta penelitian dan pengembangan kesehatan
untuk tercapainya visi, misi, falsafah dan tujuan rumah sakit.

(4) Keberhasilan rumah sakit tergantung dari pengurusan Direktur dan pembinaan
serta Penyantunan dari Pemilik sehingga dalam pertanggungjawaban tugas
dan kewajiban antara Pengelola dan Pemilik adalah bersifat tanggung
renteng.

Pasal 37
Hubungan Direktur dengan Komite Medik

(1) Komite Medik berada di bawah dan bertanggung jawab kepada


Direktur Utama RSU MMC

(2) Pelaksanaan tugas-tugas Komite Medik dilaporkan secara tertulis


kepada Direktur dalam bentuk rekomendasi.

RSU MMC 21
(3) Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), adalah berdasarkan penugasan dari Direktur .

Pasal 38
Hubungan Direktur dengan Komite Etik dan Hukum

(1) Komite Etik dan Hukum berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur RSU MMC
(2) Tugas secara terperinci dari Komite Etik dan Hukum adalah:
a. Memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam hal menyusun dan
merumuskan medicoetikolegal dan etika rumah sakit serta penyelesaian
masalah etika rumah sakit dan pelanggaran terhadap etika pelayanan RSU
MMC;
b. Membantu Direktur dalam menyusun kebijakan dan prosedur yang
terkait medico-legal dan etiko-legal.
c. Pemeliharaan etika penyelenggaraan fungsi rumah sakit, yang meliputi
kebijakan yang terkait dengan hospital bylaws dan medical staf bylaws;
d. Gugus bantuan hukum dalam penanganan masalah hukum di Rumah
Sakit Umum Metro Medical Center

(3) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),


Komite Etik dan Hukum berfungsi:
a. Menyelenggarakan dan meningkatkan komunikasi medikoetikolegal,
baik internal maupun ekternal RSU MMC;
b. Menyelenggarakan dan meningkatkan pengetahuan etika dan hukum
bagi petugas di RSU MMC;
c. Menyelenggarakan dan meningkatkan kemampuan risk manajemen
terhadap masalah-masalah etika dan hukum di RSU MMC

(4) Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3)
disampaikan secara tertulis kepada Direktur dalam bentuk rekomendasi.

(5) Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud


pada ayat (4), adalah berdasarkan penugasan dari Direktur.

Pasal 39
Hubungan Direktur dengan Satuan Pemeriksaan Intern (SPI)

(1) Satuan Pemeriksaan Intern berada di bawah dan bertanggung jawab


kepada Direktur Utama RSU MMC

(2) Tugas pokok Satuan Pemeriksaan Intern adalah melaksanakan


Pengawasan dan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan semua unsur di
rumah sakit agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan yang
berlaku.

(3) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),


Satuan Pemeriksaan Intern berfungsi:
a. Melaksanakan pemeriksaan/audit keuangan dan operasional;
b. Merancang dan melaksanakan Pengawasan pelaksanaan
RSU MMC 22
pengendalian intern;
c. Melakukan identifikasi risiko;
d. Mencegah terjadinya penyimpangan;
e. Memberikan konsultasi pengendalian intern;
f. Melakukan hubungan dengan Eksternal Auditor;

(4) Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3)
disampaikan dalam bentuk rekomendasi kepada Direktur.

(5) Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud


pada ayat (4), adalah berdasarkan penugasan dari Direktur.

BUKU II
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIK
(MEDICAL STAFF BYLAWS)

BAB VI
NAMA DAN TUJUAN

Pasal 40
Nama

(1) Nama kelompok Dokter dan Dokter Spesialis serta Dokter Gigi dan
Dokter Gigi Spesialis yang berhak memberikan pelayanan medik di rumah sakit
ini adalah Staf Medik Fungsional (SMF) Rumah Sakit Umum Metro Medical
Center;

(2) Pengelompokan anggota SMF adalah berdasarkan keahlian dan/atau


spesialisasi yang ada di Rumah Sakit Umum Metro Medical Center;

(3) Untuk Kelompok Dokter Umum, masuk dalam SMF Dokter Umum dan
untuk Kelompok Dokter Gigi dan Dokter Gigi Speasialis masuk dalam SMF
Gigi.

(4) Untuk Kelompok Dokter Spesialis, masuk dalam SMF sesuai dengan
bidang spesialisasinya.

RSU MMC 23
(5) Untuk Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) masuk
dalam SMF sesuai dengan spesialisasi yang sedang diikuti, sebagai anggota
tidak tetap.

(6) Nama wadah profesional medis yang keanggotaannya berasal dari


Ketua-ketua Staf Medis Fungsional dan/atau yang mewakili SMF secara tetap
adalah Komite Medik Rumah Sakit Umum Metro Medical Center

Pasal 41

Tujuan dari pengorganisasian Staf Medis Fungsional (SMF) adalah agar Staf Medis
di Rumah Sakit Umum Metro Medical Center dapat lebih mengutamakan terhadap
kebutuhan pasien, sehingga menghasilkan pelayanan medis yang berkualitas dan
bertanggung jawab.

Pasal 42

Secara administratif manajerial, Staf Medis Fungsional (SMF) berada di bawah


Direktur Rumah Sakit Umum Metro Medical Center, tetapi secara fungsional sebagai
profesi, anggota Staf Medis Fungsional (SMF) berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Komite Medik melalui Ketua SMF.

BAB VII
PENGORGANISASIAN STAF MEDIS FUNGSIONAL

Pasal 43
Struktur Organisasi

(1). Anggota SMF dikelompokkan dalam masing-masing Staf Medik Fungsional


(SMF) sesuai dengan profesi dan keahliannya.
(2). Pengelompokan anggota SMF berdasarkan bidang spesialisasi medik yang ada
di Rumah Sakit Umum Metro Medical Center dengan ketentuan :
1. Kelompok dokter umum masuk dalam SMF Umum;
2. Kelompok dokter gigi masuk dalam SMF Gigi;
3. Kelompok dokter speasialis Bedah serta Obstetri & Gynecologi masuk
dalam SMF Bedah; dan
4. Kelompok dokter spesialis lain masuk dalam SMF non Bedah.
(3). Susunan Kepengurusan SMF terdiri dari :
a. Ketua SMF merangkap anggota.
b. Sekertaris merangkap anggota.
(4). Masa bakti kepengurusan SMF adalah 3 tahun.

RSU MMC 24
Pasal 44
Ketua SMF

(1) Pemilihan Calon Ketua SMF dilakukan dalam rapat pleno SMF dengan
prosedur yang telah ditetapkan oleh Komite Medik.
(2) Ketua SMF yang terpilih disyahkan oleh Direktur atas persetujuan
Komite Medik.
(3) Tugas Ketua SMF adalah mengkoordinasikan semua kegiatan anggota
SMF

Pasal 45
Sekretaris

(1) Sekretaris dipilih oleh Ketua SMF dari anggota tetap SMF.
(2) Sekretaris SMF bertugas membantu Ketua SMF dalam menjalankan
operasionalnya.

Pasal 46
Tugas Staf Medis Fungsional

(1) Turut menyusun Standar Prosedur Operasional Pelayanan Medis yang terdiri
dari :
a. Standar Prosedur Operasional Pelayanan Medis bidang keilmuan yang
terdiri dari Standar Pelayanan Medis dan Standar Prosedur Operasional di
bawah koordinasi Komite Medik;
b. Standar Prosedur Operasional bidang administrasi/manajerial yang
meliputi pengaturan tugas rawat jalan, rawat inap, pengaturan tugas jaga,
rawat intensif, pengaturan tugas di kamar operasi, kamar bersalin, dan lain
sebagainya, pengaturan visite/ronde, pertemuan klinik, presentasi kasus
(kasus kematian, kasus langka, kasus sulit, kasus penyakit tertentu),
prosedur konsultasi dan lain – lain di bawah koordinasi Direktur.
(2) Turut menyusun indikator kinerja mutu klinis/mutu pelayanan medis
yang meliputi indikator output atau outcome.
(3) Memberikan pelayanan Medik kepada penderita sesuai dengan standar
pelayanan medik yang telah ditentukan oleh SMF dan disahkan oleh Direktur,
dan menghormati hak pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
(4) Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada peserta didik yang ada
dalam program SMF dan Rumah Sakit.
(5) Menjaga nama baik profesi, Rumah Sakit dan teman sejawat

Pasal 47
Tanggung Jawab Staf Medis Fungsional
RSU MMC 25
(1) Menyelesaikan resume medis setelah Pasien pulang dalam tempo 3 x
24 jam hari kerja.
(2) Membuat rekam Medis
(3) Memberikan Informasi Medis
(4) Menjaga Rahasia Medis
(5) Anggota SMF yang bertugas di unit pelayanan yang digunakan dalam
proses pendidikan, bertanggung jawab atas pelayanan medis di unit pelayanan
tersebut (koreksi)

Pasal 48
Kewajiban Staf Medis Fungsional

(1) Mentaati Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staf Bylaws).


(2) Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.
(3) Mengindahkan kode etik Kedokteran Indonesia dan Etika Rumah Sakit
Indonesia.
(4) Mempunyai surat ijin praktek di Rumah Sakit Umum Metro Medical
Center
(5) Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan
Standar Operasional Presedur serta kebutuhan medis pasien.
(6) Mematuhi kebijakan Rumah Sakit Umum Metro Medical Center tentang
penggunaan obat dan formularium RS, Informed Consent dan Rekam Medis
Rumah Sakit
(7) Merujuk ke staf medis yang mempunyai kemampuan/ keahlian yang
lebih baik apabila tidak mampu melakukan pemeriksaan atau pengobatan.
(8) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang pasien bahkan
juga setelah pasien itu meninggal dunia.
(9) Melakukan pertolongan darurat atas dasar kemanusiaan, kecuali bila ia
yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya.
(10) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya secara terus menerus
dengan ikut serta secara aktif dalam program pendidikan, pelatihan, dan
penelitian yang berkesinambungan dan program-program pengembangan
medik lainnya yang diatur SMF dan Rumah Sakit.
(11) Membangun dan membina kerjasama yang baik dengan sesama
sejawat anggota SMF, paramedis dan pegawai rumah sakit lain demi
kelancaran pelayanan medik.
(12) Bersedia ikut dalam Sub Komite/Panitia di Komite Medik dan Rumah
Sakit.
(13) Ikut dan aktif pada penelitian yang diprogram oleh SMF dan Rumah
Sakit.

Pasal 49
RSU MMC 26
Penugasan Staf Medis Fungsional (SMF)

(1). Kriteria dan syarat-syarat penugasan setiap staf medis ditetapkan oleh Direktur
setelah disepakati oleh Komite Medik, dan akan disampaikan kepada setiap
tenaga medis yang menghendaki penugasan klinis di rumah sakit.

(2). Tenaga medis yang telah mendapat penugasan klinis dirumah sakit dapat
berstatus sebagai dokter tetap atau tidak tetap.
(3). Jangka waktu penugasan tenaga medis adalah 5 tahun, kecuali ditetapkan lain
oleh Direktur dengan memperhatikan kondisi yang akan menyebabkan
penugasan dirumah sakit akan berakhir sebagai berikut apabila:
a. Ijin praktek yang bersangkutan sudah tidak berlaku sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang ada, atau
b. Kondisi fisik atau mental tenaga medis yang bersangkutan tidak
mampu lagi melakukan medis secara menetap, atau
c. Tenaga medis tidak memenuhi ketentuan dan syarat-syarat yang
ditetapkan dalam kontrak, atau
d. Tenaga medis ditetapkan telah melakukan tindakan yang tidak
profesional, kelainan, atau perilaku meyimpang lainnya sebagaimana
ditetapkan oleh Komite Medis, atau
e. Tenaga medis diberhentikan oleh Direktur karena yang bersangkutan
mengakhiri kontrak dengan rumah sakit setelah mengajukan pemberitahuan
sebelumnya.
(4). Penugasan klinis di rumah sakit pada seorang tenaga medis hanya dapat
ditetapkan bila yang bersangkutan menyetujui syarat-syarat sebagai berikut :
a. Memenuhi syarat memiliki STR dan SIP sebagai tenaga medis
berdasarkan peraturan perundang-undangan kesehatan yang berlaku dan
ketentuan lain sebagaimana ditetapkan dalam statuta ini.
b. Menangani pasien dalam batas-batas sebagaimana ditetapkan oleh
Direktur setelah mempertimbangkan daya dukung fasilitas rumah sakit, dan
bila diperlukan rekomendasi dari komite kredensial.
c. Mencatat segala tindakan yang di perlukan untuk menjamin agar rekam
medis tiap pasien yang ditanganinya di rumah sakit terpelihara dengan baik
dan rekam medis dilengkapi dalam waktu yang wajar.
d. Memperhatikan segala permintaan rumah sakit yang dianggap wajar
sehubungan dengan tindakan di rumah sakit dengan mengacu pada
ketentuan pelayanan yang berlaku di rumah sakit.
e. Mematuhi etika kedokteran yang berlaku di Indonesia ,baik yang
berkaitan dengan kewajiban terhadap masyarakat pasien, teman sejawat
dan diri sendiri.
f. Memperhatikan syarat-syarat umum praktek klinis yang berlaku di
rumah sakit.

Pasal 50
RSU MMC 27
Kewenangan Staf Medis Fungsional

Staf Medis Fungsional (SMF) berwenang:


(1) Memberikan rekomendasi tentang penempatan anggota SMF baru dan
penempatan ulang anggota SMF kepada Direktur Utama melalui Ketua Komite
Medik.
(2) Melakukan evaluasi kinerja anggota SMF di dalam kelompoknya dan
bersama-sama dengan Komite Medik menentukan kompetensi dari anggota
SMF tersebut.
(3) Melakukan evaluasi dan revisi (bila diperlukan) terhadap Peraturan
Internal Staf Medis (Medical Staff Byalws), Standar Pelayanan Medis, Standar
Prosedur Operasional tindakan medis dan Standar Prosedur Operasional
bidang administrasi/manejerial.

Pasal 51
Rapat Staf Medis Fungsional

(1) Rapat Staf Medis Fungsional diselenggarakan sekurang–kurangnya 1


(satu) bulan sekali.
(2) Dalam rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dibicarakan hal–
hal yang berhubungan dengan Staf Medis Fungsional sesuai dengan tugas,
kewenangan dan kewajibannya.
(3) Keputusan Staf Medis Fungsional diambil atas dasar musyawarah
untuk mufakat.
(4) Dalam hal tidak tercapai kata sepakat, maka keputusan diambil
berdasarkan suara terbanyak.
(5) Untuk setiap rapat dibuat daftar hadir dan risalah rapat oleh Sekretaris
Staf Medis Fungsional selaku Notulis.

RSU MMC 28
BAB VIII
PENERIMAAN, PENGANGKATAN, PENERIMAAN KEMBALI DAN
PEMBERHENTIAN ANGGOTA SMF

Pasal 52

Persyaratan penerimaan calon anggota SMF, adalah sebagai berikut :


1. Mempunyai kualifikasi pendidikan yang sah
2. Sehat jasmani dan rohani
3. Memiliki Surat Tanda Registrasi Dokter (STR)
4. Memiliki SIP/Surat Tugas dari pihak yang berwenang
5. Bersedia bekerjasama dan menjunjung etika profesi
6. Bersedia mentaati peraturan yang berlaku di Rumah Sakit

Pasal 53
Prosedur penerimaan calon anggota SMF
Prosedur penerimaan calon anggota dilakukan sesuai dengan Standar Prosedur
RSU MMC 29
penerimaan Staf Medis Fungsional yang disusun oleh Komite Medik.

Pasal 54
Pengangkatan Staf Medis Fungsional (SMF)
Staf Medis Fungsional (SMF) diangkat dan diberhentikan oleh Direktur dengan
persetujuan Tim Pengawas setelah mendapat rekomendasi Komite Medik, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang–undangan dan peraturan kebijakan yang
berlaku serta Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws/Statuta) Rumah Sakit
Umum Metro Medical Center.

Pasal 55
Penerimaan kembali anggota SMF
(1) Apabila seorang anggota SMF dengan alasan tertentu pindah/ cuti
diluar tanggungan negara sehingga tidak bisa menjalankan tugas sebagai
anggota SMF, dan yang bersangkutan akan kembali menjadi anggota SMF
maka diharuskan untuk mendaftar ulang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
(2) Bagi anggota SMF yang pensiun bila ingin bekerja kembali di Rumah
Sakit Umum Metro Medical Center, maka 6 (enam) bulan sebelum Surat
Keputusan pensiun keluar yang bersangkutan diharuskan untuk mengajukan
permohonan untuk bekerja di Rumah Sakit tersebut sebagai dokter tidak tetap.
Pasal 56
Pemberhentian anggota SMF
Tenaga Medik anggota Staf Medik Fungsional di Rumah Sakit Umum Metro Medical
Center dapat diberhentikan keanggotaannya oleh Direktur bila:
1. Meninggal dunia.
2. Memasuki masa pensiun
3. Pindah tugas dari lingkungan Rumah Sakit Umum Metro Medical
Center
4. Telah terbukti melakukan pelanggaran terhadap Etik Professional,
Disiplin di Rumah Sakit dan sesuai peraturan yang berlaku

Pasal 57
Hak-hak anggota SMF
(1) Menggunakan hak klinik di Rumah Sakit Umum Metro Medical Center
(2) Mendapatkan gaji dan tunjangan lain, hak cuti serta hak lain sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Mendapatkan imbalan jasa pelayanan sesuai dengan peraturan yang
ada di Rumah Sakit Umum Metro Medical Center
(4) Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
profesinya sesuai dengan peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku.
(5) Memperoleh hak pemeriksaan kesehatan dasar secara cuma-cuma
minimal sekali setahun sesuai kemapuan rumah sakit

RSU MMC 30
(6) Jika sakit maka yang bersangkutan berhak mendapatkan perawatan rawat
inap dan untuk pembelian obat yang tidak terdapat dalam daftar obat-obat
askes, mendapatkan potongan harga sesuai peraturan Rumah Sakit
(7) Memperolah hak untuk meningkatkan kemampuan profesinya dengan
dukungan dana dari rumah sakit sesuai dengan kemampuan Rumah Sakit

Pasal 58
Persyaratan keanggotaan SMF
(1) Mempunyai Ijazah dari fakultas Kedokteran/Kedokteran gigi
Pemerintah/ swasta yang diakui Pemerintah dan memilki surat
penempatan/penugasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(2) Telah melalui proses penerimaan calon anggota SMF Rumah Sakit
Metro Medical Center yang dilaksanakan oleh Komite Medik dan Direktur
Rumah Sakit
(3) Memiliki Surat Keputusan penugasan sebagai anggota SMF dari
Direktur Rumah Sakit Metro Medical Center
(4) Mengikuti program pengenalan tugas lingkungan kerja di Rumah Sakit
Metro Medical Center
Pasal 59
Kategori keanggotaan SMF

Anggota SMF Rumah Sakit Metro Medical Center terdiri dari :


1. Anggota tetap SMF, adalah dokter tetap Rumah Sakit Metro Medical
Center
2. Anggota tidak tetap SMF adalah dokter tidak tetap Rumah Sakit Metro
Medical Center

Pasal 60
Masa berlaku

Keanggotaan berlaku sejak keputusan Direktur dikeluarkan sampai seluruh hak klinik
anggota dicabut sesuai dengan kategori keanggotaannya.

RSU MMC 31
BAB IX
KEWENANGAN KLINIS
(CLINICAL PREVILEGES)

Pasal 61
Hak Klinik
(1) Hak Klinik adalah kewenangan dari anggota SMF untuk melaksanakan
pelayanan Medik sesuai dengan profesi dan keahliannya di Rumah Sakit Metro
Medical Center.
(2) Hak Klinik diberikan oleh Direktur atas Rekomendasi Komite Medik /
Sub Komite Kredensial , sesuai dengan prosedur penerimaan anggota SMF.
(3) Hak Klinik diberikan kepada seorang anggota SMF untuk jangka waktu
5 tahun bagi yang memiliki STR dan SIP dan sepanjang masa tugas yang
diberikan.
(4) Pemberian Hak Klinik ulang dapat diberikan setelah yang bersangkutan
mendapat resertifikasi dari organisasi profesi.
(5) Bagi tenaga medis yang memperoleh penugasan tertentu sesuai aturan
yang berlaku diberikan hak klinis sesuai masa penugasan.
RSU MMC 32
Pasal 62
Pembatasan Hak Klinik
(1). Komite Medik bila memandang perlu dapat memberi rekomendasi (atas usul
dari Sub Komite Kredensial) kepada Direktur agar anggota SMF dibatasi hak
kliniknya.
(2). Pembatasan hak klinik ini dapat dipertimbangkan bila anggota SMF tersebut
dalam pelaksanaan tugasnya di Rumah Sakit Metro Medical Center dianggap
tidak melaksanakannya sesuai dengan standar pelayanan medis yang berlaku,
dapat dipandang dari sudut kinerja klinik, sudut etik profesi dan sudut hukum.
(3). Sub Komite Kredensial berkoordinasi dengan Sub Komite terkait untuk
membuat rekomendasi pembatasan hak klinik anggota SMF setelah terlebih
dahulu :
a. Ketua SMF mengajukan surat untuk mempetimbangkan pencabutan
hak klinik dari anggota SMF nya kepada ketua Komite Medik.
b. Komite Medik meneruskan permohonanan tersebut kepada Sub Komite
Kredensial untuk meneliti kinerja klinis dan etika profesi dari anggota SMF
yang bersangkutan.
c. Sub Komite Kredensial berhak memanggil anggota SMF yang
bersangkutan untuk memberikan penjelasan dan membela diri setelah
sebelumnya diberi kesempatan untuk membaca dan mempelajari bukti-
bukti tertulis tentang pelanggaran yang dibuatnya.
d. Sub Komite Kredensial dapat meminta pendapat dari pihak lain yang
terkait.

Pasal 63
Pencabutan Pembatasan Hak Klinik
Pencabutan pembatasan hak klinik dilaksanakan oleh Direktur atas usul Komite
Medik bila anggota SMF tersebut telah menjalankan sanksinya sesuai waktu yang
telah ditentukan.

Pasal 64
Pelimpahan Hak Klinik
(1) Pelimpahan kewenangan dari tenaga medis kepada tenaga medis yang
lain dapat dilakukan dalam keadaan darurat/mendesak (emergensi) serta
membutuhkan pertolongan demi penyelamatan jiwa.

RSU MMC 33
(2) Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
secara tegas dalam Standar Prosedur Operasional yang dibuat oleh Komite
Medik.
(3) Pelimpahan kewenangan tersebut harus dilakukan secara tertulis dan
dicatat dalam Rekam Medis serta harus diusulkan oleh Komite Medik kepada
Direktur Rumah Sakit

Pasal 65
Pencabutan Hak Klinik
Pencabutan Hak Klinik dilaksanakan apabila :
1. Pindah dari lingkungan Rumah Sakit Metro Medical Center
2. Meninggal dunia
3. Terbukti melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku
4. Melanggar kesepakatan ikatan kerjasama dengan rumah sakit

BAB X
KERAHASIAN INFORMASI MEDIS

Pasal 66
Kerahasian Pasien
(1). Pengungkapan kerahasian pasien dimungkinkan pada keadaan :
a. Atas ijin / otorisasi pasien.
b. Menjalankan undang-undang (Pasal 50 KUHP ”Barang siapa
melakukan perbuatan untuk menjalankan peraturan undang-undang tidak
boleh dihukum”).
c. Perintah jabatan (Pasal 51 KUHP ayat (1) ”Barang siapa melakukan
perbuatan untuk menjalankan perintah jabatan yang diberikan oleh kuasa
yang berhak akan itu, tidak boleh dihukum”).

RSU MMC 34
d. Bela diri (Pasal 49 KUHP ayat (1) ”Barang siapa melakukan perbuatan,
yang terpaksa dilakukannya untuk mempertahankan dirinya atau diri orang
lain, mempertahankan kehormatan atau harta benda sendiri atau kepunyaan
orang lain, dari pada serangan yang melawan hak dan mengancam dengan
segera pada saat itu juga, tidak boleh dihukum”).
e. Daya paksa (Pasal 48 KUHP ”Barang siapa melakukan perbuatan
karena terpaksa oleh sesuatu kekuasaan yang tak dapat dihindarkan tidak
boleh dihukum”)
f. Pendidikan dan penelitian untuk kepentingan Negara.

Pasal 67
Informasi Medis
(1). Hak-hak pasien yang dimaksud adalah hak-hak pasien sebagaimana yang
terdapat didalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
(2). Informasi medis yang harus diungkapkan dengan jujur dan benar adalah
mengenai :
a. Keadaan kesehatan pasien.
b. Rencana terapi dan alternatif nya.
c. Manfaat dan resiko masing-masing alternatif tindakan.
d. Prognosis.
e. Kemungkinan Komplikasi.

Pasal 68
Hak dan Kewajiban Pasien

(1) Hak pasien meliputi :


a) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku
di rumah sakit.
b) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien, memberikan
informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai Hak dan Kewajiban
pasien.
c) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi.
d) Memperoleh pelayanan Kesehatan yang aman, bermutu, anti
diskriminsi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.
e) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional, membuat, melaksanakan, dan
menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai acuan
dalam melayani pasien.
f) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
g) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan

RSU MMC 35
peraturan yang berlaku di rumah sakit.
h) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter
lain yang mempunyai surat izin praktik (SIP) baik di dalam maupun diluar
rumah sakit.
i) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang
dideritanya termasuk data-data medisnya.
j) Mendapat informasi mengenai diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan.
k) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang
akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya.
l) Didampingi keluarga dalam keadaan kritis.
m) Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama itu tidak mengganggu pasien lainnya.
n) Memperoleh keamanan dan keselamatannya dirinya selama
dalam perawatan di rumah sakit.
o) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah
sakit terhadap dirinya.
p) Menolak bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya.
q) Menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik
secara perdata maupun pidana.
r) Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

(2) Kewajiban Pasien meliputi :


a) Mentaati segala peraturan dan tata tertib di Rumah Sakit Umum Metro
Medical Center;
b) Mematuhi segala instruksi Dokter dan Perawat dalam pengobatannya;
c) Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit
yang diderita kepada Dokter yang merawat;
d) Melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan Rumah Sakit dan/atau
Dokter;
e) Mematuhi hal-hal yang telah disepakati/diperjanjikan.

Pasal 69
RSU MMC 36
Hak dan Kewajiban Dokter
(1) Hak dokter meliputi :
a) Hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas
sesuai dengan Standar Profesi dan Standar Prosedur Operasional.
b) Hak memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar Profesi dan
Standar Prosedur Operasional.
c) Hak memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien.
d) Hak menerima imbalan jasa sesuai dengan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit Umum Metro Medical Center

(3) Kewajiban Dokter meliputi :


a) Memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar Profesi dan
Standar Prosedur Operasional serta kebutuhan medis.
b) Merujuk ke dokter lain, bila tidak mampu.
c) Merahasiakan informasi pasien, meskipun pasien sudah meninggal.
d) Melakukan pertolongan darurat, kecuali bila yakin ada orang lain yang
bertugas dan mampu.
e) Menambah IPTEK dan mengikuti perkembangan.

Pasal 70
Hak dan Kewajiban Rumah Sakit
(1) Hak Rumah Sakit meliputi :
a) Membuat Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By laws) dan
Standar-standar yang berlaku dalam memberikan pelayanan medis kepada
pasien.
b) Mensyaratkan bahwa pasien dan keluarga/penanggungjawab harus
mentaati segala peraturan yang berlaku di Rumah Sakit Umum Metro
Medical Center
c) Mensyaratkan bahwa pasien dan keluarga/penanggungjawab harus
mentaati segala instruksi yang diberikan dokter.
d) Memilih tenaga dokter yang akan bekerja di Rumah Sakit Umum Metro
Medical Center
e) Menuntut pihak-pihak yang telah melakukan wanprestasi, baik Pasien,
Pihak Ketiga dan lain-lain.
(2) Kewajiban Rumah Sakit meliputi :
f) Mematuhi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dan
kebijakan yang berlaku bagi Rumah Sakit Umum Metro Medical Center
a) Memberikan pelayanan kepada pasien tanpa diskriminasi.
b) Merawat pasien sebaik-baiknya dengan tidak membedakan kelas
perawatan.
c) Menjaga mutu perawatan dengan tidak membedakan kelas perawatan.
RSU MMC 37
d) Memberikan pertolongan pertama di Instalasi Gawat Darurat.
e) Menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang dibutuhkan.
f) Menjaga agar sarana, prasarana dan peralatan senantiasa dalam
keadaan siap pakai.
g) Merujuk pasien ke rumah sakit lain apabila tidak memiliki sarana,
prasarana, dan peralatan serta tenaga yang diperlukan.
h) Mengusahakan adanya sistem, sarana, dan prasarana pencegahan
kecelakaan dan penanggulangan bencana.
i) Melindungi dokter dan tenaga lainnya dengan memberikan bantuan
administrasi dan hukum bilamana dalam melaksanakan tugas ternyata
petugas yang bersangkutan mendapat perlakuan tidak wajar atau tuntutan
hukum dari pasien/keluarga pasien maupun pihak ke 3 (tiga).
g) Mengadakan perjanjian tertulis dengan Dokter dan Dokter Spesasilis
serta Dokter Gigi dan Dokter Gigi Spesialis yang bekerja di Rumah Sakit
Umum Metro Medical Center
j) Membuat Standar dan Prosedur tetap, baik untuk pelayanan medis,
pelayanan penunjang medis, maupun non medis.

BAB XI
PENGELOLAAN

Pasal 71
Pengeloaan Pendapatan

(1) Pendapatan Rumah Sakit Umum Metro Medical Center bersumber


dari :
a. Jasa Layanan Rumah Sakit Umum Metro Medical Center;
b. Hibah;
c. Hasil kerjasama Rumah Sakit Umum Metro Medical Center dengan
pihak ketiga; dan
d. Pendapatan lain Rumah Sakit Umum Metro Medical Center yang sah.

(2) Pendapatan Rumah Sakit Umum Metro Medical Center yang


bersumber dari jasa layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
adalah imbalan yang diperoleh dari layanan yang diberikan.

RSU MMC 38
(3) Pendapatan Rumah Sakit Umum Metro Medical Center yang
bersumber dari hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat
berupa hibah terikat dan hibah tak terikat.

(4) Hibah terikat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah pendapatan
yang diperoleh dari masyarakat atau badan lainnya yang diperlakukan sesuai
peruntukan dan dapat ditunjukan untuk membiayai kegiatan operasional, aset
tetap, investasi keuangan (endowment fund) atau pembebasan kewajiban,
tergantung tujuan pemberi hibah.

(5) Hasil kerjasama dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud ayat (1)
huruf c, dapat berupa perolehan dari kerjasama operasional, sewa menyewa
dan usaha lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan tugas pokok
dan fungsi Rumah Sakit Umum Metro Medical Center

(6) Pendapatan lain Rumah Sakit Umum Metro Medical Center yang sah
sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf d, antara lain :
a. Hasil penjualan kekayaan Rumah Sakit Umum Metro Medical
Center yang tidak dipisahkan;
b. Hasil pemanfaatan kekayaan Rumah Sakit Umum Metro
Medical Center;
c. Jasa giro;
d. Pendapatan bunga;
e. Tuntutan ganti rugi;
f. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing;
g. Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan
/atau pengadaan barang dan/ atau jasa oleh Rumah Sakit Umum Metro
Medical Center.

Pasal 72
Remunerasi

(1) Prinsip remunerasi diberikan sebagai bentuk penghargaan kepada


seluruh karyawan atas prestasi, dedikasi, loyalitas dan terpuji dalam aktifitas
sesuai dengan tingkat profesionalisme dan resiko yang harus diemban dalam
rangka menjamin keselamatan pemberi pelayanan pasien dan lingkungan
kerja.

(2) Pemberian diberikan berdasarkan nilai komulatif kerja yang ditetapkan


berdasarkan kesepakatan seluruh Stakeholder dengan Keputusan Direktur
Rumah Sakit Umum Metro Medical Center dengan mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
a. Proporsi besaran yang ditetapkan didasarkan alokasi yang
disekapati dengan menjaga harmonisasi untuk mempertahankan mutu
pelayanan, operasional dan pemeliharaan serta investasi jangka pendek.
b. Sumber daya dikelola dalam satu Pos, setiap bulan
diberikan tanggal 10 dengan norma yang dipakai meliputi :
1 Plafon minimum yang harus dipenuhi oleh masing-
masing profesi dengan syarat mengikuti paramater yang ditetapkan

RSU MMC 39
2 Kinerja berbasis prestasi individual, yang dicapai
berdasarkan prinsip-prinsip kompetensi yang sehat.

3 Penghargaan atas prinsip kebersamaan dan keaktifan


masing-masing profesi yang ditetapkan oleh penanggung jawab
profesi.

4 Penghargaan atas dedikasi dan prestasi kumulatif


yang diberikan kepada perorangan atas hasil seleksi tim independen
yang ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit.

(3) Pengaturan lebih lanjut ditetapkan dengan Keputusan


Direktur Rumah Sakit Umum Metro Medical Center

Pasal 73
Besaran Remunerasi

(1) Direktur dan pegawai Rumah Sakit Umum Metro


Medical Center mendapatkan remunerasi berdasarkan tingkat tanggung jawab
dan tuntutan profesionalisme yang diperlukan.

(2) Besaran remunerasi sebagaimana dimaksud ayat (1)


merupakan imbalan kerja yang dapat berupa gaji, honorarium, tunjangan tetap,
insentif, bonus atas prestasi, pesangon dan atau pensiun.

Pasal 74
Faktor-Faktor Penggajian

Besaran gaji Direktur Rumah Sakit Umum Metro Medical Center ditetapkan dengan
mempertimbangkan faktor–faktor sebagai berikut :
1. Proporsionalitas, yaitu pertimbangan atas ukuran (size) dan
jumlah aset yang dikelola Rumah Sakit Umum Metro Medical Center serta
tingkat pelayanan;

2. Kesetaraan , yaitu dengan memperhatikan industri palayanan


sejenis;

3. Kepatutan, yaitu menyesuaikan kemampuan pendapatan


Rumah Sakit Umum Metro Medical Center yang bersangkutan;

4. Kinerja operasional Rumah Sakit Umum Metro Medical Center


yang ditetapkan oleh Pemilik mempertimbangkan indikator keuangan,
pelayanan mutu dan manfaat bagi masyarakat.

Pasal 76
Pendapatan Lain

Rumah Sakit Umum Metro Medical Center dapat memberikan tunjangan tetap,
RSU MMC 40
insentif, bonus atau prestasi, pesangon dan atau pensiun kepada Direktur dan
pegawai Rumah Sakit Umum Metro Medical Center, dengan memperhatikan
kemampuan pendapatan Rumah Sakit Umum Metro Medical Center

Pasal 77
Akuntansi dan Pelaporan

(1) Rumah Sakit Metro Umum Medical Center menerapkan sistem


informasi manajemen keuangan sesuai dengan kebutuhan dan praktek bisnis
yang sehat.

(2) Setiap transaksi keuangan Rumah Sakit Umum Metro Medical


Center harus diakutansikan dan dokumen pendukungnya dikelola secara
tertib.

Pasal 78

Rumah Sakit Umum Metro Medical Center menyelenggarakan akutansi dan laporan
keuangan berbasis akrual sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
diterbitkan oleh Asosiasi Profesi Akuntansi Indonesia.

Pasal 79
Prosedur Akuntansi dan Pengeluaran Kas

(1) Prosedur akuntansi pengeluaran kas meliputi serangkai proses


manual dan/atau komputerisasi mulai dari pencatatan, pengikhtisaran dan
pelaporan keuangan yang berkaitan dengan pengeluaran kas dalam rangka
pertanggung jawaban pelaksanaan bersumber dari Rumah Sakit Umum Metro
Medical Center dan selain pendapatan.

(2) Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi


pengeluaran kas/bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang bersumber
dari Rumah Sakit Umum Metro Medical Center mengikuti peraturan yang
berlaku.

(3) Bukti transaksi pengeluaran kas/bank yang bersumber selain


Rumah Sakit Umum Metro Medical Center, mencakup :
a. Pembayaran imbalan jasa tenaga kerja.
b. Pembayaran hutang ; dan
c. Pembayaran macam-macam biaya.

(4) Bukti transaksi pengeluaran kas sebagaimana dimaksud pada


ayat (3) bernomor urut tercetak.

(5) Buku yang digunakan untuk mencatat prosedur akutansi


penerimaan kas/bank sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup :
a. Buku jurnal pengeluaran kas/bank.
b. Buku besar pembantu.
c. Buku besar pembantu.
RSU MMC 41
(6) Secara periodik buku jurnal pengeluaran kas ditutup dan diposting
ke Buku besar sesuai dengan rekening yang terkait .

(7) Setiap akhir periode semua rekening dalam buku besar ditutup
sebagai dasar menyusun neraca saldo.

Pasal 80
Laporan Keuangan

(1) Laporan keuangan intern Rumah Sakit Umum Metro Medical Center meliputi :
a. Laporan posisi keuangan (Neraca);
b. Laporan kinerja keuangan (Surplus-Defisit);
c. Laporan Arus Kas;
d. Laporan Perubahan Ekuitas Dana;
f. Catatan atas laporan keuangan ;
g. Laporan akuntansi Manajemen sesuai kebutuhan.

(2) Laporan keuangan unit-unit usaha yang diselenggarakan


oleh Rumah Sakit Umum Metro Medical Center dikonsolidasikan dalam
laporan keuangan Rumah Sakit Umum Metro Medical Center

(3) Lembar muka laporan keuangan unit-unit pelayanan


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dimuat sebagai lampiran laporan
keuangan Rumah Sakit Umum Metro Medical Center

(4) Laporan keuangan Rumah Sakit Umum Metro Medical


Center merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan pertanggung
jawaban keuangan Pemilik.

(5) Laporan keuangan Rumah Sakit Umum Metro Medical


Center sebagaimana pertanggung jawaban dana Rumah Sakit Umum Metro
Medical Center berupa laporan realisasi anggaran, laporan kinerja
operasional, laporan keadaan kas, laporan pencapaian target RBA Definitif
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XII
TUNTUTAN UMUM

Pasal 81

(1) Dalam hal warga Rumah Sakit Umum Metro Medical Center
dituntut berkaitan dengan hukum pidana, maka itu didasarkan pada
tuntutannya .

RSU MMC 42
(2) Apabila tuntutan yang diajukan adalah kesalahan yang
berkaitan dengan institusi , maka Rumah Sakit Umum Metro Medical Center
bertanggung jawab selama kesalahan yang dilakukan masih mengikuti
aturan / SOP.

(3) Apabila tuntutan yang diajukan adalah kesalahan yang


berkaitan dengan individu, maka Rumah Sakit Umum Metro Medical Center
tidak bertanggung jawab selama kesalahan yang dilakukan tidak mengikuti
aturan/ SOP yang diberlakukan .

BAB XIII
KETENTUAN LAIN

Pasal 82

(1) Struktur, nama, jumlah, dan fungsi satuan organisasi fungsional


lain yang tidak tercantum di dalam Hospital Bylaws ini ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Metro Medical Center sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

(2) Perubahan terhadap struktur, nama, jumlah dan fungsi satuan


organisasi fungsional di lingkungan Rumah Sakit Umum Metro Medical Center
ditetapkan Direktur Rumah Sakit Umum Metro Medical Center sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku

BAB XIV
PERUBAHAN HOSPITAL BY LAWS
Pasal 83

(1) Pemilik berhak merubah melalui rapat khusus yang


diselenggarakan untuk itu dan diajukan dan ditetapkan oleh Pemilik.

(2) Usulan untuk merubah Hospital Bylaws ini hanya dapat


dilaksanakan bila pemberitahuan tertulis untuk maksud tersebut telah
disampaikan kepada setiap Pemilik paling lambat tiga puluh hari kalender
sebelumnya.

BAB XV
KETENTUAN P E N U T U P

Pasal 84

RSU MMC 43
1. Dengan berlakunya Hospital Bylaws ini maka segala Peraturan
yang mengatur tentang hal yang sama dan sederajat yang bertentangan
dengan ketentuan ini dinyatakan tidak berlaku.

2. Hospital Bylaws Rumah Sakit Umum Metro Medical Center ini


mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

DITETAPKAN DI : LHOKSEUMAWE
PADA TANGGAL : 04 JANUARI 2017
PT. RUMAH SAKIT UMUM
METRO MEDICAL CENTER

Muhammad Ramzhie
Direktur Utama

RSU MMC 44

Anda mungkin juga menyukai