Anda di halaman 1dari 12

PERATURAN STAF MEDIS FUNGSIONAL RUMAH SAKIT

(MEDICAL STAFF BYLAWS)

RUMAH SAKIT WILUJENG KABUPATEN KEDIRI


Jl. Joyoboyo No 04 Padangan Kayen Kidul Kediri Kode pos 64181
Tlp. 0354-528559 / 081235846900 . Email : mail@rswilujeng.com
Website: www.rswilujeng.com
PERATURAN STAF MEDIS FUNGSIONAL RUMAH SAKIT
(MEDICAL STAFF BYLAWS)

BAB I
NAMA, TUJUAN

Pasal 1
(1) Nama kelompok Dokter dan Dokter Gigi yang berhak memberikan pelayanan medik di Rumah
Sakit ini adalah Staff Medik Fungsional ( SMF ) Rumah Sakit Wilujeng.
(2) Pengelompokan anggota SMF berdasarkan bidang spesialisasi medik yang ada di Rumah
Sakit Wilujeng.
(3) Untuk Kelompok Dokter Umum masuk dalam SMF dokter umum dan untuk Kelompok Dokter
gigi dan dokter gigi speasialis masuk dalam SMF dokter gigi.
(4) Nama wadah profesional medis yang keanggotaannya berasal dari ketua-ketua staf medis
fungsional dan atau yang mewakili disiplin ilmu tertentu adalah Komite Medik Rumah Sakit
Wilujeng.

Pasal 2
Tujuan dan pengorganisasian Staf Medis Fungsional adalah agar staf medis di Rumah Sakit Wilujeng
dapat lebih menata diri dengan focus terhadap kebutuhan pasien sehingga menghasilkan pelayanan
medis yang berkualitas dan bertanggung jawab.

Pasal 3
Secara administrasi, staf Medis Fungsional berada di bawah Direksi Rumah Sakit Wilujeng namun
secara Fungsional sebagai profesi, anggota Staf Medis Fungsional bertanggung jawab kepada
Komite Medik melalui ketua SMF

BAB II
PENERIMAAN, PENERIMAAN KEMBALI DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA SMF

Pasal 4
Persyaratan Penerimaan Calon anggota SMF

(1) Memiliki komitmen yang tinggi untuk kemajuan Rumah sakit.


(2) Mempunyai kualifikasi pendidikan yang sah.
(3) Sehat jasmani dan rohani.

Pasal 5.
Prosedur Penerimaan Calon Anggota
Prosedur penerimaan calon anggota dilakukan sesuai dengan Standar Prosedur operasional
penerimaan Staf Medis Fungsional yang disusun oleh Komite Medik.
Pasal 6
Penerimaan kembali anggota SMF
(1) Apabila seorang anggota SMF dengan alasan tertentu pindah/ cuti diluar tanggungan negara
sehingga tidak bisa menjalankan tugas sebagai anggota SMF.
(2) Apabila yang bersangkutan akan kembali anggota SMF maka yang bersangkutan diharuskan
untuk mendaftar ulang sesuai dengan peraturan yang berlaku
(3) Bagi anggota SMF yang pensiun bila ingin bekerja kembali di Rumah Sakit Wilujeng maka 1
bulan serbelum SK pensiun keluar yang bersangkutan diharuskan untuk mengajukan
permohonan untuk bekerja di Rumah Sakit Wilujeng sebagai dokter tidak tetap.

Pasal 7
Tenaga Medik anggota staf Medik Fungsional di Rumah Sakit dapat diberhentikan
keanggotaanya oleh Direktur Utama bila:
(1) Meninggal dunia.
(2) Memasuki masa pensiun
(3) Pindah bertugas dari lingkungan Rumah Sakit Wilujeng
BAB III
KEANGGOTAAN

Pasal 8
(1) Mempunyai Ijazah dari fakultas Kedokteran / Kedokteran gigi Pemerintah / swasta yang diakui
Pemerintah, memiliki Surat Tanda Registrasi dari konsil kedokteran dan memilki surat
penugasan yang masih berlaku dari Departemen Kesehatan.
(2) Telah melalui proses penerimaan calon anggota SMF Rumah Sakit Wilujeng yang
dilaksanakan oleh Komite Medik dan Direksi Rumah Sakit Wilujeng
(3) Memiliki surat keputusan penugasan sebagai anggota SMF dari Direkturi Rumah Sakit
Wilujeng
(4) Mengikuti program pengenalan tugas lingkungan kerja di Rumah Sakit Wilujeng.
(5) Bersedia hanya bekerja di Rumah Sakit Wilujeng pada jam kerja.
Pasal 9
(1) Kategori keanggotaan SMF
a. Anggota tetap SMF, adalah dokter tetap Rumah Sakit Wilujeng,
b. Anggota tidak tetap SMF adalah dokter tidak tetap Rumah Sakit Wilujeng.

(2) Masa berlaku


Keanggotaan berlaku sejak keputusan Direktur dikeluarkan sampai seluruh hak klinik anggota
dicabut sesuai dengan kategori keanggotaannya.

Pasal 10
(1). Tugas Staf Medik Fungsional
a. Memberikan pelayanan Medik yang bermutu kepada penderita sesuai dengan standar
pelayanan medik yan telah ditentukan oleh SMF dan disahkan oleh Direksi, dan menghormati
hak pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada peserta didik yang ada dalam program SMF dan
Rumah Sakit.
(2) Tangung Jawab Staf Medis Fungsional
a. Menyelesaikan dan melengkapi rekam medis penderita yang menjadi tanggung jawabnya
dalam tempo 2 x 24 jam.
(3) Kewajiban Staf Medis Fungsional
a. Mentaati Peraturan Internal Staf Medis/Medical Staf Bylaws.
b. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.
c. Mengindahkan kode etik Kedokteran Indonesia dan Etika Rumah Sakit Indonesia.
d. Mempunyai surat ijin praktek di Rumah Sakit Wilujeng
e. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan Standar Presedur
Operasional serta kebutuhan medis pasien.
f. Mematuhi kebijakan Rumah Sakit Wilujeng tentang penggunaan obat dan formularium RS
Informed Consent dan Rekam Medis Rumah Sakit Wilujeng.
g. Merujuk ke staf medis yang mempunyai kemampuan/ keahlian yang lebihbaik apabila tidak
mampu melakukan pemeriksaan atau pengobatan.
h. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang pasien bahkan juga setelah pasien itu
meninggal dunia.
i. Melakukan pertolongan darurat atas dasar kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lian
yang bertugas dan mampu melakukannya.
j. Meningkatkan pengetahuan dan mempuannya secara terus menerus dengan ikut serta secara
aktif dalam program pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang berkesinambungan dan
program-program pengembangan medik lainnya yang diatur SMF dan Rumah Sakit.

k. Membangun dan membina kerjasama yang baik dengan sesama sejawat anggota SMF,
paramedis dan pegawai rumah sakit lain demi kelancaran pelayanan medik.

l. Bersedia ikut dalam panitia-panitia Komite Medik dan Rumah Sakit.


m. Ikut dan aktif pada penelitian yang diprogram oleh SMF dan Rumah Sakit.
n. Tidak melibatkan diri dalam kegiatan yang patut diduga dapat merugikan penderita dan rumah
sakit.

Pasal 11
Hak-hak Anggota SMF
1. Menggunakan hak klinik di Rumah Sakit Wilujeng
2. Mendapatkan gaji dan tunjangan lain, hak cuti serta hak lain sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Mendapatkan imbalan jasa pelayanan sesuai dengan peraturan Rumah Sakit Wilujeng
4. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesinya sesuai dengan
peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku.
5. Memperoleh hak pemeriksaan kesehatan secara cuma-cuma minimal sekali setahun.
6. Jika sakit yang bersangkutan berhak mendapatkan perawatan rawat inap setingkat lebih
tinggi dari haknya sesuai peraturan Rumah Sakit Wilujeng, dan untuk pembelian obat.

Pasal 12
Hak -Hak Klinik
1. (Hak Klinik adalah kewenangan dari anggota SMF untuk melaksanakan pelayanan Medik
sesuai dengan profesi dan keahliannya. Tanpa hak klinik maka seorang tenaga medik tidak
dapat menjadi anggota SMF dan bekerja di Rumah Sakit Wilujeng
2. Hak Klinik diberikan oleh Direktur atas Rekomendasi Komite Medik / Panitia Kredensial,
sesuai dengan prosedur penerimaan anggota SMF.
3. Hak Klinik diberikan kepada seorang anggota SMF untuk jangka waktu 5 tahun. Pemberian
hak Klinik ulang dapat diberikan setelah yang bersangkutan mendapat resertifikasi dari
organisasi profesi.
Pasal 13
Pembatasan Hak Klinik
(1) Komite Medik bila memandang perlu dapat memberi rekomendasi agar anggota SMF dibatasi
hak kliniknya kepada Direktur (Utama), atas rekomendasi dari Panitia Kredensial agar anggota
SMF dilakukan pembatasan hak kliniknya.

(2) Pembatasan hak klinik ini dapat dipertimbangakan bila anggota SMF tersebut dalam
pelaksanaan tugasnya di Rumah Sakit Wilujeng dianggap tidak melaksanakannya sesuai
dengan standar pelayanan medis yang berlaku, dapat dipandang dari sudut kinerja klinik, sudut
etik profesi dan sudut hukum.
(3) Panitia Kredensial membuat rekomendasi pembatasan hak klinik anggota SMF setelah terlebih
dahulu :
a. Ketua SMF mengajukan surat untuk mempetimbangkan pencabutan hak klinik dari anggota
SMF nya kepada ketua Komite Medik.
b. Komite Medik meneruskan permohonanan tersebut kepada panitia kredensial untuk meneliti
kinerja klinis dan etika profesi dan anggota SMF yang bersangkutan.
c. Panitia kredensial berhak memanggil anggota SMF yang bersangkutan untuk memberikan
penjelasan dan membela diri setelah sebelumnya diberi kesempatan untuk membaca dan
mempelajari bukti-bukti tertulis tentang pelanggaran yang dibuatnya.
d. Panitia kredensial dapat meminta pendapat dari pihak lain yang terkait.

Pasal 14
Pencabutan Pembatasan Hak Klinik
1. Pencabutan pembatasan hak klinik dilaksanakan oleh Direktur atas usul Komite Medik bila
SMF tersebut telah melaksanakan sesuai waktu yang telah ditentukan pada saat sanksi
pembatasan.

Pasal 15
Pencabutan Hak Klinik
Pencabutan Hak Klinik dilaksanakan apabila :
1. Pindah dari lingkungan Rumah Sakit Wilujeng
2. Meninggal dunia
BAB IV
PENGORGANISASIAN STAF MEDIS FUNGSIONAL
Pasal 16
Struktur Organisasi
(1) Anggota SMF dikelompokkan dalam masing-masing Staf Medik Fungsional (SMF) sesuai
dengan profesi dan keahliannya.
(2) Susunan Kepengurusan SMF terdiri dari :
1. Ketua SMF merangkap anggota.
2. Sekertaris merangkap anggota.
3. Koordinator Pelayanan merangkap anggota.
4. Koordinator Penelitian dan Pemgembangan merangkap anggota.
(3) Masa bakti kepengurusan SMF adalah 1 tahun.

Pasal 17
Ketua SMF
(1) Pemilihan Calon Ketua SMF dilakukan dalam rapat pleno SMF dengan prosedur yang telah
ditetapkan oleh Komite Medik.
(2) Ketua SMF ditentukan oleh Direksi dari 2 (dua) calon yang diajukan.
(3) Dalam menetukan ketua SMF tersebut, bila dianggap perlu Direksi dapat meminta pendapat
Komite Medik.
(4) Bila anggota SMF kurang dari 3 orang, maka penentuan ketua SMF dilakukan oleh Direksi
setelah mendapat saran/masukan dari Komite Medik.
(5) Ketua SMF terpilih menjadi anggota Komite Medik.
(6) Tugas Ketua SMF adalah mengkoordinasikan semua kegiatan anggota SMF serta menyusun
uraian tugas, wewenang dan tata kerja anggota SMF dalam SMF yang dipimpinnya.
(7) Ketua SMF mempunyai kewenangan mengatur anggota SMF yang mempunyai jabatan
rangkap di struktural. Bila dianggap perlu maka ketua SMF dapat membebas tugaskan yang
bersangkutan dari kegiatan rutin di SMF dan menerima kembali setelah yang bersangkutan
selesai dengan tugas jabatan strukturalnya.

Pasal 18
Sekretaris
1. Sekretaris dipilih oleh Ketua SMF dari anggota tetap SMF.
2. Sekretaris SMF bertugas membantu Ketua SMF dalam bidang administrasi dan manajemen.
Pasal 19
1. Koordinator Pelayanan dipilih oleh Ketua SMF dari anggota tetap SMF
2. Koordinator Pelayanan SMF bertugas membantu Ketua SMF dalam mengkoordinir kegiatan
pelayanan medis.

Pasal 20
1. Koordinator Penelitian dan Pengembangan dipilih oleh Ketua SMF dan anggota tetap SMF.
2. Koordinator Penelitian dan Pengembangan SMF bertugas membantu Ketua SMF dalam
mengkoordinasikan kegiatan penelitian, pengembangan dan pelatihan anggota SMF.
Pasal 21
SMF mempunyai tugas untuk melakukan pelayanan medis, penelitian pengembangan pelayanan
medis sesuai dengan kemajuan ilmu kedoktern, meningkatkan keterampilan dan ilmu pengetahuan,
serta memberikan pendidikan dan pelatihan kepada mahasiswa kdokteran dan tenaga kesehatan
lain.

Pasal 22
Kewajiban Staf Medis Fungsional
(1). SMF wajib menyusun Standar Prosedur Operasional yang terdiri dari :

a. Standar Prosedur Operasional Pelayanan Medis yang terdiri dari Standar Palayanan Medis
dan Standar Prosedur Operasional Tindakan Medis. Penyusunan Standar Prosedur
Opersional ini dibawh koordinasi Komite Medik.
b. Standar Prosedur Operasional bidang administrasi / manajerial yang meliputi pengaturan
tugas dan wewenang anggota staf medis, jadual rapat kelompok SMF, pengaturan
pertemuan klinik / presentasi kasus, pengaturan prosedur konsultansi dan peraturan lain
yang dianggap perlu Penyusunan Standar Prosedur Operasional bidang Administrasi ini
dibawah koordinasi Direksi Rumah Sakit.
(2). SMF wajib menyusun indikator kinerja mutu klinis / mutu pelayanan medis Indikator mutu yang
disusun adalah indicator output atau outcome.

Pasal 23
Kewenangan Staf Medis Fungsional
1. Memberikan rekomendasi tentang penempatan anggota SMF baru dan penempatan ulang
anggota SMF kepada Direksi melalui Ketua Komite Medik.
2. Melakukan evaluasi kinerja anggota SMF didalam kelompoknya dan bersama- sama dengan
komite klinis bidang medis menentukan kompetensi dari anggota SMF tersebut.
3. Melakukan evaluasi dan revisi (bila diperlukan) terhadap perturan internal staf medis ,
standar pelayanan medis , standar prosedur operasional tindakan medis dan standar
prosedur operasional bidang administrasi / manejrial.
BAB V
KOMITE MEDIK
Bagian Pertama
Nama dan struktur Organisasi

Pasal 24
(1). Nama organisasi : Komite Medik adalah wadah profesional medis yang anggotanya terdiri dari
Ketua-ketua Staf Medis Fungsional dan atau yang mewakili disiplin ilmu tertentu.
(2). Komite Medik mempunyai otoritas tertinggi dalam pengorganisasian staf medis.
(3). Susunan kepengerusan Komite Medik terdiri dari :
a.Ketua merangkap anggota.
b.Wakil Ketua merangkap anggota
c.Sekretaris buka anggota
d.Anggota
(4). Masa bakti kepengurusan Komite Medik adalah 3 tahun.
(5). Kepengurusan Komite Medik dipilih melalui rapat pleno untuk memilih ketua, wakil ketua dan
sekretaris.
(6). Pemilihan dilaksanakan sesuai prosedur tetap yang telah diatur di dalam Medical Staf Bylaws.

Bagian Kedua
TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG
Pasal 25
Tugas Komite Medik :
a. Membantu Direksi Rumah Sakit Wilujeng menyusun standar pelayanan medis dan pemantau
pelaksanaannya.
b. Membantu Direksi Rumah Sakit Wilujeng menyusun medical staff bylaws dan memantau
pelaksanaannya.
c. Membantu Direksi Rumah Sakit Wilujeng menyusun kebijakan dan prosedur yang terkait
medico-legal dan etiko-legal.
d. Melakukan koordinasi dengan direksi dalam melaksanakan pemantauan dan pembinaan
pelaksanaan tugas SMF.
e. Mengatur kewenangan profesi dan SMF.
f. Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutu profesi.
g. Melakukan pemantauan dan evaluasi mutu pelayanan medis.
h. Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan dalam bidang medis.

Pasal 26
Fungsi Komite Medik :
(1) Fungsi Komite Medik adalah sebagai pengarah dalam pemberian pelayanan medis,
sedangkan SMF adalah pelaksana pelayanan medis.
(2) Dalam melaksanakan tugas kredensial komite medik memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan masukan dari
kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku
b. Penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian :
a) Kompetensi,
b) Kesehatan fisik dan mental,
c) Perilaku, dan
d) Etika profesi.
c. Evaluasi data pendidikan profesional kedokteran / kedokteran gigi berkelanjutan
d. Wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis
e. Penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat
f. Pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi kewenangan klinis
kepada komite medik
g. Melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis
dan adanya permintaan dari komite medik
h. Rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis.

(3) Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf medis komite medik memiliki fungsi
sebagai berikut :
a. Pelaksanaan audit medis
b. Rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf
medis;
c. Rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis
Rumah Sakit Wilujeng
d. Rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan.

(4) Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis komite
medik memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran
b. Pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin
c. Rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di Rumah Sakit Wilujeng
d. Pemberian nasehat / pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan medis
pasien.

Pasal 27
Wewenang Komite Medik :
a. Memberikan usul rencana kebutuhan dan peningkatan kualitas tenaga medis.
b. Meberikan pertimbangan tentang rencana pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan
peralatan pelayanan medis dan peralatan penunjang medis serta pengembangan pelayanan
medis.
c. Memebentuk Tim Klinis yang mepunyai tugas menangani kasus-kasus pelayanan medis
yang memerlukan koordinasi lintas profesi.
d. Memantau dan mengevaluasi penggunaan obat di Rumah sakit.
e. Memantau dan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas penggunan alat kedokteran di Rumah
Sakit.
f. Melaksanakan pembinaan Etika Profesi serta mengatur kewenangan profesi anggota Staf
Medik Fungsional.
g. Memberikan rekomendasi tentang kerjasama anatara Rumah Sakit dan Fakultas Kedokteran
/ Kedokteran Gigi / Instalasi pendidikan lain.

h. Menetapkan tugas dan kewajiban Sub Komite/Panitia dalam lingkungan Komite Medik.
i. Memberikan rekomendasi surat penugasan klinis (clinical appointment)
j. Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis (clinical privilege) tertentu
k. Memberikan rekomendasi perubahan / modifikasi rincian kewenangan klinis (delineation of
clinical privilege)
l. Memberikan rekomendasi pendidikan kedokteran berkelanjutan
m. Memberikan rekomendasi pendampingan (proctoring)
n. Memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin

Pasal 28
Sub Komite / Panitia
(1) Sub Komite / Panitia adalah kelompok kerja khusus yang bertugas membantu pelaksanaan
tugas –tugas Klinik Bidang Medis.
(2) Sub Komite / Panitia dibentuk sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
(3) Sub Komite / Panitia kepengurusannya ditetapkan oelh Surat Keputusan Direktur Utama.
(4) Keanggotaan Sub Komite / Panitia terdiri dari anggota tetap staf medis fungsional dan tenaga
lain secara ex officio.
(5) Susunan Kepengurusan Sub Komite / Panitia terdiri :
a. Ketua Merangkap Anggota.
b. Sekretaris merangkap Anggota.
c. Anggota.
(6) Tata Kerja Sub Komite / Panitia
a. Sub Komite / Panitia membuat kebijakan , program dan prosedur operasional.
b. Sub Komite / Panitia membuat laporan berkala dan laporan tahunan kepada Komite Medik.
Laporan tahunan berisi evaluasi kegiatan dan rencana kegiatan berikutnya.
c. Biaya operasional dibebankan pada anggaran rumah sakit.
(7) Jumlah panitia / sub komite dapat ditambah atau di kurang sesuai dengan kebutuhan.
BAB VI
KERAHASIAN, INFORMASI MEDIS
Pasal 29
Kerahasian Pasien
(1). Kerahasian Pasien rumah sakit sebagaimana diatur dalam Bab Pasal di muka.
(2). Pengungkapan kerahasian pasien dimungkinkan pada keadaan :

a. Atas ijin / otorisasi pasien.


b. Menjalankan undang-undang (ps 50 KUHP).
c. Perintah jabatan (ps 51 KUHP).

d. Bela diri (ps 49 KUHP).


e. Daya paksa (ps 48 KUHP)
f. Pendidikan dan penelitian.

Pasal 30
Informasi Medis
(1). Hak-hak pasien yang dimaksud adalah hak-hak pasien sebagaimana yang terdapat didalam
Peraturan Menteri Kesehatan RI
(2). Informasi medis yang harus diungkapkan dengan jujur dan benar adalah mengenai :
a. Keadaan kesehatan pasien.
b. Rencana terapi dan alternatif nya.
c. Manfaat dan resiko masing-masing alternatif tindakan.
d. Prognosis.
e. Kemungkinan Komplikasi.

BAB VII
AMANDEMEN/PERUBAHAN
Pasal 31
(1) Perubahan terhadap Hospital Bylaws dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhannya.

BAB VIII
PENUTUP
Pasal 32
Ketentuan Penutup
(1). Hospital Bylaws (Statuta) ini berlaku sejak tanggal 20 Mei 2013
(2). Semua peraturan rumah sakit yang dilaksanakan sebelum berlakunya statuta ini dinyatakan
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan statuta ini.

Ditetapkan di : Kediri, 24 MARET 2019


DIREKTUR RUMAH SAKIT WILUJENG

dr. RHAMA KURNIAWAN, MMRS


NIK. 01 24 07 1981 08 10 01

Anda mungkin juga menyukai