LAWS
PENDAHULUAN
Dalam mencapai visi dan misi Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo komunitas staf medis
Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo menyusun sebuah statuta yang mengatur perilaku
profesional seluruh staf Medis yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo
adalah sebagai berikut :
KETENTUAN UMUM
Pasal 2
Dalam statuta dan tata tertib staf medis ini yang dimaksud dengan :
1.Staf Medis adalah dokter atau dokter gigi yang telah menyetujui perjanjian dengan rumah
sakit atau yang ditunjuk berdasarkan surat keputusan penempatan di rumah sakit dan
pejabat yang diminta dan memiliki komitmen untuk melakukan tindakan Medis di rumah
sakit, termasuk tindakan Medis yang bertugas atau terapuetik.
2.Staf Medis yang menangani adalah dokter atau dokter gigi yang telah menandatangani
perjanjian dengan rumah sakit yang ditunjuk berdasarkan surat keputusan penempatan di
rumah sakit dan pejabat yang diminta dan hanya memiliki izin untuk melakukan tindakan
Medis di rumah sakit.
3.Staf Medis Konsultan Tamu adalah dokter yang telah diketahui memiliki prioritas tinggi di
bidang keahliannya yang diminta oleh rumah sakit untuk melakukan tindakan Medis tertentu
untuk jangka waktu tertentu.
4.Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo
5.Direktur adalah seseorang yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera
Utara untuk menjadi pimpinan tertinggi di RSUD Tobelo sesuai dengan statuta rumah sakit.
6.Komite Medik adalah wadah profesional staf medis di RSUD Tobelo yang menerima
keanggotaan dari Kelompok Staf Medis
7.Kelompok Staf Medis (KSM) adalah sekumpulan staf medis dengan keahlian dan /atau
keahlian yang serupa,atau lebih mirip.
1) Statuta dan tata tertib staf medis ini berlaku bagi seluruh staf medis yang melakukan
tindakan medis baik didalam maupun diluar Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo dalam
rangka menjalankan tugas dari Direktur.
2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Konsultan Tamu diatur lebih lanjut oleh Komite Medik
bersama dengan Direktur.
3) Seluruh staf medis yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo tergabung
dalam suatu komunitas profesi medis Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo yang sehari-
hari diatur oleh Komite Medik yang dibentuk berdasarkan statuta rumah sakit dan
disahkan oleh Direktur.
2. Meningkatkan profesionalisme staf Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo yang
meliputi perilaku dan kompetensi seorang dokter dan dokter gigi
3. Sarana bagi Komite Medik dan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo untuk
menyelesaikan berbagai masalah yang terkait dengan pelayanan Medis baik untuk staf
Medis maupun pasien
4. Menyusun dan menetapkan standar pelayanan Medis untuk setiap jenis disiplin ilmu
kedokteran sesuai dengan kondisi dan situasi rumah sakit.
KOMITE MEDIK
ORGANISASI,TUGAS, FUNGSI
WEWENANG SERTA TANGGUNG JAWAB KOMITE MEDIK
Pasal 5
(1) Organisasi
Komite Medik Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo dibentuk oleh Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Tobelo.
Susunan organisasi komite Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo terdiri dari:
a. Ketua
b. Sekretaris; dan
c. Subkomite.
Ketua komite medik ditetapkan oleh Direktur RSUD Tobelo dengan memperhatikan
masukan dari staf medis yang bekerja di rumah sakit.
Sekretaris komite medik dan ketua sub komite ditetapkan oleh Direktur RSUD Tobelo
berdasarkan rekomendasi dari ketua komite medik dengan memperhatikan masukan
dari staf medis yang bekerja di rumah sakit.
Keanggotaan komite medik ditetapkan oleh Direktur RSUD Tobelo dengan
mempertimbangkan sikap profesional, reputasi dan perilaku. Jumlah keanggotaan
komite medik dapat disesuikan dengan jumlah staf medis di rumah sakit.
(2). Tugas.
Tugas Komite Medik adalah :
Meningkatkan profesionalisme staf medis yang bekerja di lingkungan rumah sakit
dengan cara:
a. Melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan melakukan pelayanan
medis di rumah sakit dan memberikan rekomendasi kepada Direktur.
b. Memelihara mutu profesi staf medis; dan
c. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis.
Selain tugas pokok tersebut komite medik memiliki tugas tambahan lainnya yaitu:
1. Menyediakan wadah agar anggota staf medis dapat berpartisipasi dalam memberi
masukan dalam masalah profesi medis dan teknis medis dan menghadiri rapat
bersama Direktur dan Komite lainnya di rumah sakit.
2. Merencanakan dan mengatur pendidikan kedokteran berkelanjutan dan pendidikan
spesialisasi yang disesuaikan dengan Rencana Strategi Rumah Sakit bagi setiap
anggotanya.
3. Menyelenggarakan audit medis secara berkesinambungan.
4. Memantau perilaku etik dan professional anggota staf medis dan mengusulkan
tindak lanjut hasil kajian Komite Medik kepada Direktur
5. Memberikan masukan pada Direktur perihal :
a.Pelayanan klinis yang adekuat bagi rumah sakit.
b.Kebijakan yang menyangkut pengorganisasian pelayanan klinis rumah
sakit.
c.Membantu mengidentifikasi kebutuhan pasien rumah sakit dan pelayanan .
yang layak untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
6. Bekerjasama dengan Direktur dalam merencanakan suatu program untuk mengatur
kewenangan melakukan tindakan medis sesuai master plan RS.
7. Menyampaikan laporan kegiatan Komite Medik secara berkala pada seluruh anggota
Komite Medik sedikitnya setahun sekali.
(3).Fungsi
Fungsi Komite Medik adalah sebagai pengarah (steering) dalam pemberian pelayanan
medis yang dilaksanakan oleh staf medis yang dapat dirinci sebagai berikut :
a. Memberi saran kepada Direktur/ Bidang Medis dan Keperawatan
b. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan medis
c. Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etik kedokteran dengan membentuk sub
komite etik.
d. Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus dilaksanakan
oleh semua kelompok staf medis di rumah sakit
(4).Wewenang
a. Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis (delineation of clinical
privilege).
b. Memberikan rekomendasi surat penugasan klinis (clinical appointment)
c. Mememerikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis (clinical privilege)
tertentu; dan
d. Memberikan rekomendasi perubahan/ modifikasi rincian kewenangan klinis klinis
(delineation of clinical privilege).
e. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit medis.
f. Memberikan rekomendasi pendidikan kedokteran berkelanjutan.
g. Memberikan rekomendasi pendampingan (proctaring).
1) Komite Medik dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih dan ditetapkan oleh Direktur
dengan memperhatikan masukan dari staf medis yang bekerja di Rumah Sakit.
2) Dalam Komite Medik ditetapkan pengurus harian Komite Medik yang terdiri dari Ketua
Komite Medik, Sekretaris Komite Medik, dan Ketua-ketua sub komite.
3) Sekretaris Komite Medik dan ketua sub komite ditetapkan oleh Direktur berdasarkan
rekomendasi dari ketua komite medik dengan memperhatikan masukan dari staf medis
yang bekerja di Rumah Sakit. Pengurus harian Komite Medik melaksanakan fungsi dan
tugas Komite Medik sehari-hari dengan tata cara yang akan ditetapkan oleh Komite
Medik
1) Ketua dipilih dari 3 calon pada pemilihan secara periodik yang diselenggarakan setiap
tiga tahun yang selanjutnya diajukan dan disetujui oleh Direktur.
2) Komite Medik adalah seorang staf medis tetap dan dapat menjadi Ketua salah satu sub
komite. Persyaratan Ketua Komite Medik sebagai berikut
- Mempunyai kredibilitas yang tinggi dalam profesinya.
- Menguasai segi ilmu profesinya dalam jangkauan, ruang lingkup, sasaran dan
dampak luas.
- Peka terhadap perkembangan perumah sakitan.
- Bersikap terbuka, bijaksana dan jujur.
1) Dibawah komite medik dibentuk beberapa sub komite yang terdiri dari :
1. Sub komite kredensial dan rekredensial
2. Sub komite Peningkatan Mutu Profesi
3. Sub komite Etika dan Disiplin Profesi
2) Tugas dan fungsi sub komite medik ditetapkan oleh komite medik dari waktu-kewaktu
dan di sahkan oleh Direktur.
- Kompetensi
- Perilaku
- Etika Profesi
a. Mencatat hal-hal yang dibicarakan dalam rapat Sub Komite dan diarsipkan
1) Komite menyelenggarakan rapat rutin Komite Medik satu bulan sekali pada waktu dan
tempat yang ditetapkan oleh Komite Medik.
2) Rapat rutin Komite Medik dengan semua kelompok staf medis atau dengan semua
tenaga dokter dilakukan satu bulan sekali pada waktu dan tempat yang ditetapkan oleh
Komite Medik.
3) Rapat rutin Komite Medik dengan Direktur dilakukan satu bulan sekali.
4) Rapat darurat, diselenggarakan untuk membahas masalah mendesak dilakukan sesuai
kebutuhan.
5) Sekretaris Komite Medik menyampaikan pemberitahuan rapat rutin beserta agenda rapat
kepada anggota rapat paling lambat lima hari kerja sebelumnya.
6) Rapat rutin dihadiri oleh pengurus komite medik.
7) Ketua dapat mengundang pihak lain bila dianggap perlu.
8) Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh sekretaris komite medik sebagaiman
diatur dalam ayat (2) harus melampirkan.
a. Satu salinan agenda rapat.
b. Satu salinan risalah rapat rutin yang lalu.
c. Satu salinan risalah rapat khusus yang lalu.
KUORUM
Pasal 18
1) Kuorum tercapai bila rapat dihadiri paling sedikit setengah dari jumlah pengurus komite
medik ditambah satu yang berhak untuk hadir dan memberikan suara.
2) Keputusan hanya dapat ditetapkan bila kuorum telah tercapai.
1) Setiap rapat Komite Medik berhak dihadiri oleh seluruh pengurus komite medik.
2) Rapat dipimpin oleh Ketua Komite Medik atau yang ditunjuk oleh ketua Komite Medik.
3) Sebelum rapat dimulai agenda rapat dan notulen dibacakan atas perintah ketua.
4) Setiap peserta rapat wajib mengikuti rapat sampai selesai.
5) Setiap peserta rapat hanya dapat meninggalkan rapat dengan seijin pimpinan rapat.
6) Setiap peserta wajib menjaga ketertiban selama rapat berlangsung.
7) Hal-hal lain yang menyangkut teknis tata tertib rapat akan ditetapkan ketua sebelum
rapat dimulai.
1) Staf Medis Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo terdiri dari staf medis biasa, staf medis
pengganti, dan staf medis konsultan tamu sebagaimana diatur dalam pasal 2 dan telah
dinyatakan memenuhi syarat kredensial oleh komite medik sebagaimana diatur dalam
statuta ini.
2) Setiap staf medis biasa sebagaimana diatur dalam ayat (1) melakukan tindakan medis
dalam lingkup profesinya dan berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh Rumah
Sakit Umum Daerah Tobelo.
3) Setiap staf medis pengganti sebagaimana diatur dalam ayat (1) melakukan tindakan
medis dalam lingkup profesinya dan berdasarkan penugasan yang diberikan oleh staf
medis yang digantikannya.
4) Setiap staf medis konsultan tamu sebagaimana diatur dalam ayat (1) melakukan
tindakan medis dalam lingkup profesinya dan berdasarkan penugasan yang diberikan
oleh komite medik sesuai dengan kebutuhan rumah sakit untuk kasus atau peristiwa
tertentu.
1) Setiap staf medis yang akan bekerja di rumah sakit harus telah memenuhi kualifikasi
tertentu sebagaimana dipersyaratkan dalam statute.
2) Syarat tersebut sebagaiman dimaksud dalam ayat (1) dinilai oleh komite medik melalui
sub komite Kredensial dengan suatu tata cara yang ditetapkan oleh statute ini.
3) Hanya staf medis yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dan (2) yang dapat diusulkan untuk diberi kewenangan menangani pasien di Rumah
Sakit Umum daerah Tobelo sesuai dengan kompetensi dan persyaratan lain yang
ditentukan oleh komite medik.
4) Staf medis yang telah memperoleh kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
setuju untuk melaksanakan tindakan medis dalam batas-batas standar profesi.
5) Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) akan dinilai kembali oleh komite
medik melalui sub komite kredensial dengan suatu tata cara yang ditetapkan oleh
statute ini.
6) Bagi staf medis baru evaluasi dilakukan dalam tiga bulan pertama dan bagi dokter
lainnya setiap satu tahun.
7) Evaluasi terhadap staf medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dilakukan oleh sub
komite kredensial bersama Kelompok Staf Medis yang terkait.
8) Pada akhir masa evaluasi calon staf medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) maka
ketua sub komite kredensial memberikan laporan perilaku medis profesional yang
bersangkutan kepada Komite Medik.
Pasal 24
1) Setiap permohonan untuk jadi staf medis medis rumah sakit akan di evaluasi dan dapat
dikabulkan atau ditolak, sejalan dengan kebutuhan rumah sakit dan kemampuan rumah
sakit.
2) Faktor yang digunakan untuk mempertimbangkan kebutuhan rumah sakit sebagaiman
dimaksud dalam ayat (1) disesuaikan dengan master plan Rumah Sakit yang
penyusunannya melibatkan Komite Medik.
3) Direktur rumah sakit akan menerbitkan perjanjian antara rumah sakit dengan tenaga staf
medis setelah dipenuhi segala ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 2 sesuai
dengan kebutuhan rumah sakit.
4) Direktur menerbitkan surat keputusan pengangkatan dan penempatan staf medis yang
telah diterima.
1) Staf medis hanya dapat melakukan tindakan medis sesuai spesialisasi dan
kemampuannya secara khusus, kecuali dalam keadaan darurat di rumah sakit setelah
mendapat penugasan klinis dari Direktur yang ditetapkan dengan suatu surat keputusan.
2) Penugasan klinis sebagaimana tercantum dalam ayat 1 terdiri dari :
a. Penugasan klinis biasa sebagai staf medis di rumah sakit
b. Penugasan klinis sementara sebagai konsultan tamu
3) Penugasan klinis sebagaimana tercantum dalam ayat (1) hanya diberikan pada dokter
yang telah terikat perjanjian dengan rumah sakit yang ditetapkan setelah memenuhi
peryaratan sebagaimana ditetapkan dalam statuta ini sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan oleh Komite Medik dengan menunjuk pada organisasi profesinya.
4) Penilaian persyaratan dan jenis tindakan medis untuk setiap staf medis sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) ditetapkan oleh Komite Medik melalui sub komite kredensial.
5) Hasil penilaian oleh sub komite kredensial sebagaimana dimaksud dalam ayat (4)
diserahkan kepada komite medik untuk memperoleh pengesahannya.
6) Komite Medik menyerahkan hasil pengesahan penilaian kredensial kepada Direktur.
1) Kewenangan untuk melakukan tindakan medis seorang staf medis di rumah sakit
berakhir apabila hubungan hukum antara staf medis dengan rumah sakit telah berakhir
atau penugasan klinis dokter yang bersangkutan dicabut oleh Direktur berdasarkan
usulan Komite Medik.
2) Dalam hal hubungan hukum antara staf medis dengan rumah sakit berakhir maka
Direktur memberikan surat pemberitahuan tentang hal itu kepada yang bersangkutan
dengan tembusan kepada Komite Medik.
3) Dalam hal seorang staf medis dikenai sanksi disiplin maka setelah melalui rapat khusus
Komite Medik, ketua Komite Medik memberikan surat pemberitahuan tentang hal itu
pada Direktur dengan tembusan kepada yang bersangkutan.
1) Keadaan dan situasi yang dapat digunakan sebagai dasar dugaan pelanggaran disiplin
medis dan tata tertib oleh seorang staf medis adalah hal-hal yang menyangkut :
a. Kompetensi klinis
b. Tindakan perawatan atas seorang pasien termasuk penata layanan sebuah kasus di
rumah sakit
c. Dugaan pelanggaran statute dan tata tertib staf medis
d. Dugaan penyimpangan etika profesi
e. Dugaan pelanggaran tata tertib dan kebijakan rumah sakit
f. Perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan rumah sakit
g. Penggunaan obat dan alat kesehatan yang tidak sesuai dengan standar profesi
sesuai dengan keketapan Komite Medik
h. Ketidak mampuan untuk bekerjasama dengan staf rumah sakit yang dapat
menimbulkan mefisiensi operational rumah sakit
i. Hal-hal lain yang oleh komite medik sepatutnya dianggap menyangkut disiplin medis
2) Setiap staf medis, dan staf rumah sakit yang terkait dengan pelayanan medis wajib
memberitahukan adanya dugaan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
kepada ketua komite medik secara tertulis dalam suatu formulir yang disediakan untuk
itu dengan tata cara sebagai berikut :
a. Staf Medis menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut kepada ketua Komite
Medik melalui kelompok staf medis fungsional yang terkait.
b. Staf rumah sakit menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut kepada atasan
yang bersangkutan untuk selanjutnya di sampaikan kepada ketua Komite Medik
melalui Direktur.
3) Ketua Komite Medik wajib meneliti menindak lanjuti dan memberikan kesimpulan serta
putusan setiap laporan yang disampaikan oleh staf medis dan staf rumah sakit yang
terkait dengan pelayanan medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).
4) Ketua Komite Medik dapat menugaskan sub komite terkait dibawah Komite Medik untuk
meneliti menindaklanjuti setiap laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3).
5) Ketua Komite Medik memberikan kesimpulan dan putusan sebagaiman dimaksud dalam
ayat (3) berdasarkan hasil penelitian dan rekomendasi sub komite terkait yang dapat
berbentuk.
a. Saran kepada staf medis terkait dan manajemen rumah sakit.
b. Putusan untuk melakukan penelitian lanjutan guna menentukan adanya pelanggaran
disiplin medis, tata tertib dan etik.
1) Penelitian dugaan pelanggaran disiplin profesi medis medis, etikamedis, dan tata tertib
dimulai berdasarkan putusan Ketua Komite medik untuk melakukan penelitian lanjutan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat (5) dan dilaksanakan oleh sub komite
terkait.
2) Sub komite disiplin melaksanakan penelitian berdasarkan tata cara yang ditetapkan
dalam statute ini.
3) Ketua sub komite disiplin menyampaikan hasil penelitian dan rekomendasi kepada ketua
komite medik untuk ditetapkan sebagai putusan Komite Medik memuat :
a. Ringkasan kasus atau kejadian
b. Kesimpulan tentang ada atau tidak adanya pelanggaran
c. Rekomendasi tindakan korektif
4) Ketua komite medik wajib menetapkan putusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
dengan memperhatikan masukan dari sub komite lain dalam waktu paling lama 7 (tujuh)
hari kerja setelah diterimanya putusan sub komite disiplin.
5) Putusan Komite medik sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) disampaikan kepada
Governing Board dan Direktur dengan tembusan kepada yang bersangkutan dalam
waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah ditetapkannya putusan tersebut untuk
segera ditindaklanjuti oleh Direktur.
1) Dalam hal ketua Komite Medik menyampaikan putusan untuk melakukan penelitian
lanjutan sebagaiman dimaksud dalam pasal 30 ayat (1) maka ketua sub komite disiplin
atau yang mewakilinya mengusulkan kepada ketua Komite Medik untuk menetapkan tim
ad-hoc dengan suatu surat keputusan.
2) Penetapan Tim Ad-hoc sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) setelah dilakukan
penelitian pendahuluan sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan oleh Komite
Medik sub komite medik.
3) Tim Ad-hoc menyelenggarakan sidang dalam waktu paling lama tujuh hari kerja setelah
diterbitkannya surat keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
4) Ketua Komite Medik atau staf lain yang ditunjuk didampingi ketua sub komite disiplin,
atau staf lain yang ditunjuk memimpin sidang pertama tim ad-hoc untuk menentukan
ketua dan wakil ketua tim ad-oc dan menjelaskan tata cara persidangan kepada anggota
tim ad-hoc.
5) Pada Tim ad-hoc diperbantukan sekretaris yang ditunjuk oleh Komite Medik untuk
melancarkan persidangan.
6) Tim ad-hoc bertugas melakukan pengkajian dan penelitian atas kasus yang diterimanya
dan melaksanakan persidangan sesuai dengan cara yang telah ditetapkan dalam statute
ini.
1.DOKTER IGD
2.DOKTER POLIKLINIK
Lulusan: Tahun :
Petunjuk :
4.
Gastric/duodenal ulcer
5.
Gastrointestinal bleeding
6.
Mallory-weiss syndrome
7.
Gastroenteritis
Liver
8.
Fatty liver
9.
Hepatitis A
10.
Uncomplicated Hepatitis B
11.
Active Hepatitis C
12.
Cirrhosis hepatitis
13.
Amoebic liver abscess
14.
Liver failure
16.
Acute cholecystitis
17.
Hydrops of gall bladder
18.
Empyema of gall bladder
19.
Pancreatitis
1
20.
Enteritis
Colon
21.
Iritable bowel syndrome
22.
Necrotizing enterocolitis
23.
Diverticulosis / diverticulitis
24.
Colitis
25.
Rectal, anal prolapse
26.
Proctitis
27.
Hemorrhoids
28.
(peri) anal abscess
Nefrologi
29.
Acute renal failure
30.
Chronic renal failure
31.
Nephrotic syndrome
32.
Acute glomerulonephritis
33.
Interstitial nephritis
34.
Renal colic
37.
Urinary tract infection
39.
Horse shoe kidney
40.
Uncomplicated Pyelonenephritis
41.
Urinary incontinence
42.
Nocturnal and diumal enuresis
43.
Prostatitis
Haematology
44.
Aplastic / hypoplastic anemia
45.
Iron deficiency anemia
46.
Macrocytic anemia
47.
Hemolytic anemia
48.
Hemoglobinopathy
49.
Anemia associated with chronic disease
50.
Polycytemia
51.
Thrombocytopenia
52.
Thrombocytosis
53.
Hemophilia
54.
Von willebrand’s disease
55.
DIC
56.
Agranulocytosis
57.
Haemorheologic disorders
58.
Antiphospholipid syndrome
Genetic/newborn/chromossal disoerder
59.
PKU (Phenyl Ketonuria)
60.
Galactosemia
61.
Glycogen storage disease
Immunology
63. Autoimmune rheumatological and autoimmune
orthopedic disorders
64.
Uncomplicated SLE
65.
Complicated SLE
66.
Sclerodema
67.
Polyarteritis nodosa
68.
Vasculitis Lupus
69.
Polymyagia rheumatica
70.
Rheumatoid arthritis
Immunological/Allergic reactions
71.
Anaphylactic reaction
72.
Rheumatic fever
73.
Juvenile chronic arthritis
74.
Henoch-schoenlein purpura
75.
Erythema multiforme
76.
Atopy
77.
Steven johnson’s syndrome
78.
Transplantation immunology
79.
Immunodeficiency-HIV
Nutritional deficiency
80.
Marasmus
81.
Kwashiorkor
82.
Vitamin deficiencies
Error of metabolism
83.
Hyperlipoproteinemia
84.
Porphyria
85.
Gout
86.
Obesity
Infectious diseases
87.
Malaria cerebral
88.
HIV AIDS
90.
IDDM
91.
NIDDM
92.
Complication of DM (acute and chronic)
93.
Hypoglycemia
94.
Diabetes incipiclus
95.
Acromegaly, gigantism
96.
Growth hormone deficiency
97.
Hyperparanthyroidism
98.
Hypoparanthyroidism
99.
Hyperthyroidism
100.
Hypothyroidism
101.
Thyroiditis
102.
Cushing’s disease
103.
Adrenal cortex failure
104.
Primary hyperaldosteroidism
105.
Phaeochromocytoma
106.
Precocious puberty
107.
Testicular femin ization syndrome
108.
Hypogonadism
109.
Adrenogenital syndrome
110.
Addison’s disease
114.
Urinary tract infection (UT)
115.
Typhoid fever
116.
Dysentry bacilli
117.
Cholera
118.
Pertussis
119.
Plague (Pes)
120.
Chancroid
121.
Leptospirosis
122.
Dengue hemorrhagic fever (DHF)
123.
Amebiasis
124.
Malaria
125.
Leishmaniasis dan tripanosomiasis
126.
Toxoplasmosis
Blood and lymph nodes
127.
Non-Hodgkin’s lymphoma
128.
Hodgkin’s lymphoma
129.
Acute Leukemia
130.
Chronic leukemia
131.
Myelodysplastic syndromes
133.
Langerhan’s cell histi ocytosis
Psych-organic syndromes and disorders due to
drugs
134.
Intoxication
Keterangan / catatan
Keterangan:
Jika terdapat revisi atau perbaikan, setelah daftar kewenangan klinis ini disetujui, maka harus
mengisi kembali formulir yang baru
Lulusan: Tahun :
Petunjuk :
173. ASD
Pulmonology
174. Uncomplicated Pulmonary Tuberculosis
175. TBC with HIV
DIAGNOSE
176. TBC with pneumothorak
177. Acute Bronchitis
178. Bronchiolitis
179. Bronchial asthma
180. Status asmaticus
181. Lung emphysema
182. Atelectasis
183. Bronchiectasis
184. SARS
185. Pneumonia
186. Avian influenzae
187. Lung abscess
188. Pulmonary embolism
189. Lung infaction
190. Pleurisy TBC
191. Pneumothorax
192. Aspiration pneumonia
193. Pneumonia
194. Aspiration pneumonia
Epilepsy and other Seizures
195. Focal epilepsy
196. Generalizet epilepsy
197. Absence seizure
198. Status epilepticus
199. Sleep apnea syndrome
Stomach and Duodenum
200. Gastritis
201. Gastric/duodenal ulcer
202. Gastrointestinal bleeding
203. Gastroenteritis
204. Hepatitis A
205. Uncomplicated Hepatitis B
206. Active Hepatitis C
207. Colitis
208. Necrotizing enterocolitis
Nefrourologi
209. Acute renal failure
210. Chronic renal failure
211. Nephrotic syndrome
212. Acute glomerulonephritis
213. Chronic glomerulonephritis
214. Interstitial nephritis
215. Renal colic
Keterangan / catatan
Keterangan:
Jika terdapat revisi atau perbaikan, setelah daftar kewenangan klinis ini disetujui, maka harus
mengisi kembali formulir yang baru
Petunjuk :
Permohonan Disetujui
No DIAGNOSA Kemampuan Klinis Kemampuan Klinis
1 2 3 4 1 2 3 4
1 I. Mendiagnosa, merawat, melakukan
konsultasi dan pengobatan spesialistik
masalah kesehatan bedah
2 II. Melakukan tindakan penanganan
masalah kesehatan bedah
37 Fraktur Mandibula
38 Fraktur Maksila
39 Fraktur Zigoma
40 Trauma Jaringan Lunak Wajah
41 Fraktur Nasal
42 Karsinoma Tiroid
43 Struma
44 Pembesaran Kelenjar Getah Bening K&L
45 Tumor Parotis
46 Ameloblastoma
47 Higroma Koli
48 Ranula
49 Tumor Jinak Rongga Mulut
50 Tumor Jinak Jaringan Lunak Kepala & Leher
51 Kista Branchiogenik
52 Kanker Rongga Mulut
53 Kista Odontogenik
54 Flegmon Dasar Mulut
55 Abses Maksilofasial
56 Kista Duktus Tiroglosus
BEDAH ANAK
57 Atresia Eosfagus dan Malformasi Trakheo
Esofagus
58 Stenosis Pilorik Hipertrofik
59 Atresia dan Stenosis Duodenum
60 Atresia dan Stenosis yeyuno - Ileal
61 Hernia Diafragmatika Kongenital
62 Omfalokel
63 Gastroskisis
64 Granuloma / Fistula Umbilikalis
65 Hirschprung's Disease
66 Intussussepsi
67 Malformasi - Anurektal
68 Invaginasi Usus
69 Necrotizing Enterocolitis
BEDAH THORAKS KARDIOVASKULER
70 Patah Tulang Iga
71 Luka Tusuk Dinding Toraks
72 Flail Chest
73 Pneumotoraks
74 Hematotoraks
75 Tamponade Jantung
76 Emboli Arteri Akut
77 Deep Vein Thrombosis (DVT)
78 Piotoraks (Empiema Toraks)
79 Varices Tungkai
80 gangren Diabetik
81 Buerger Is Disease atau Penyakit Arteri
Perifer Oklusif (PAPO)
BEDAH DIGESTIF
1 Laparotomi
2 Torako-Laparotomi (darurat)
5 Rektoskopi / Anuskopi
9 Splenektomi
12 Eksteriorisasi
13 Appendektomi terbuka
14 Appendektomi laparoskopik
15 Kolesistektomi terbuka
16 Kolesistektomi laparoskopik
17 Gastroenterostomi
18 Gastrektomi (partial)
19 Hemikolektomi
20 Herniotomi
21 Hemoroidektomi
23 Operasi Miles
24 Operasi Hartmann
27 Rouxen Y anatomosis
No DIAGNOSA
28 Bypass enterotomi
BEDAH ONKOLOGI
34 Mastektomi simpleks
35 Mastektomi subkutaneus
36 Mastektomi radikal
38 Strumektomi
39 Tiroidektomi pada Ca
41 Parotidektomi
46 Trakheostomi
55 Strumektomi
56 Tiroidektomi pada Ca
58 Parotidektomi
61 Hemiglossektomi
62 Reseksi mandibula
66 Mandibulektomi Marginalis
69 Labioplasti
70 Palatoplasti
BEDAH ANAK
73 Laparotomi
74 Torako-Laparotomi
78 Selioplasti
79 Herniotomi
84 Operasi omfalokel
85 Operasi Kriptorkhismus
86 Operasi hipospadia
90 Circumsisi
91 Operasi piloromiotomi
92 Spleenektomi
96 Eksisi Higroma
97 Eksisi limpangioma
98 Appendektomi
99 Torakotomi (darurat)
periarterial
BEDAH ORTHOPAEDI
BEDAH UROLOGI
134 Nefrektomi
136 Orkhidektomi
139 Vasektomi
142 Hidrokelektomi
146 Nefrostomi
149 Nefrolitotomi
150 Pielolitotomi
154 Urethrolitotomi
BEDAH SARAF
169 Labioplasti
170 Palatoplasti
Keterangan / catatan
Keterangan:
Jika terdapat revisi atau perbaikan, setelah daftar kewenangan klinis ini disetujui, maka harus
mengisi kembali formulir yang baru
Petunjuk :
4.
Dystrophy of vulva
5. Cyst of bartholin, abcess of bartholin’s
gland
6. Abscess of hair follicle or sebaceous
gland
7.
Condylomata acuminata
8.
Congenital malformations
9.
Vaginitis
10.
Bacterial vaginosis
11.
Cyst of gartner
12.
Cystocoele
13.
Rectocoele
14.
Enterocoele
15. Fistula (vesico-vaginal, uretero-vaginal,
recto-vaginal fistula)
16.
Foreign body
17.
Cervicitis
18.
Polyps
19.
Nabothian cyst
20.
Congenital malformations
21.
Uterine prolaps
22.
Hematocolpos
23.
Endometriosis
24.
Retained placental tissue
25.
Uterine inversion
26.
Postpartum haemorrhage
27.
Thrombo-embolism
28.
Blood group incompatibility
29.
Salpingitis
30.
Adhesions
31.
Ovarian cyst
32.
Polycystic ovarian disease
33.
Carcinoma of ovary
34.
Ectopic prenancy
35.
Torsion tumour / ovarian cyst
36. Rupture of ovarian cyst / tubo ovarian
abscess
37.
Uterine bleeding at ovulation
38.
Condyloma accuminata
39.
Cervical carcinoma
40.
Extramamamary peget’s disease
41.
Endometrial hyperplasia
42.
Endometrial carcinoma
43.
Ovarial teratoma (dermoid cyst)
44.
Ovarian carcinoma
45.
Hydatidiform mole
46.
Choriocarcinoma
47. Delivery
48.
49.
Premature contractions
50.
Premature delivery
51.
Rupture of uterus
52.
Postmature infant
53.
Premature rupture of membranes
54.
Unstable lie / malposition after 36 week
55.
Dystocial,fetal and passage
56.
Malpresentation of fetus
57.
Prolonged delivery
58.
Primary mild contractions - IMININ
59.
Secondary mild contractions
60.
Cord presentation / cord prolapse
61.
Hypoxia of fetus
62.
Failure to rotate / incorrect rotation
63.
Rupture of cervix
64.
Rupture of perineum
65.
Shoulder distortion, infant
66.
Retained placenta
67. Infection during pregnancy/delivery
68.
Syphilis
69.
Rubella
70.
CMV infection
71.
Toxoplasmosis
72.
AIDS
73.
Gonorhoea
74.
Herpes virus infection type 2
75.
Hepatitis B
76. Drugs and harmful substance during
pregnancy
77.
Mother taking tobacco
78.
Mother taking drugs of addiction
79. Pregnancy disorders
80.
Threatened abortion
81.
Incompleted spontaneous abortion
82.
Completed spontaneous abortion
83.
Hyperemesis gravidarum
84.
Blood group incompatibility
85.
Hydatidiform mole
86.
Intra-uterine infection
87.
Prenancy induced hypertension
88.
Prenancy induced diabetes mellitus
89.
Dysmaturity
90.
Placental insufficiency
91.
Placenta previa
92.
Vasa previa
93.
Abruptio placenta-SOL
94.
Cervical incompetence
95.
Polyhydramnion
96.
Jaundice late in pregnancy
97.
Urinary tract infection
98.
Pyelitis in pregnancy
99.
Iron dificiancy anaemia
100.
Megaloblastic anaemia
101.
Dead fetus
102. Puerperium
103.
Mastitis
104.
Cracked nipple
105.
Inverted nipple
106.
Endometritis
107. Inflamation of pelvis (salpingitis,
pelviperitonitis, perimetritis etc)
108.
Incontinence of urine
109.
Incontinence of faeces
110.
Deep venous thrombosis
111.
Thrombophlebitis
112.
Embolism
113.
Post-natal psychoses
114.
Post-natal depression
115.
Subinvolution of uterus
Keterangan / catatan
Keterangan:
Jika terdapat revisi atau perbaikan, setelah daftar kewenangan klinis ini disetujui, maka harus
mengisi kembali formulir yang baru
Lulusan: Tahun :
Petunjuk
Keterangan / catatan
Keterangan:
Jika terdapat revisi atau perbaikan, setelah daftar kewenangan klinis ini disetujui, maka harus
mengisi kembali formulir yang baru
LULUSAN : LULUSAN :
Petunjuk :
laboratorium
11. Menentukan fungsi dan tugas masing-
masing tenaga laboratorium
12. Menentukan kebijakan keselamatan
kerja terhadap petugas laboratorium
dan pasien serta mencegah
pencemaran lingkungan dan infeksi
13. Mengatur penggunaan dan
pemeliharaan alat serta reagen
14. Menganalisis dan mengevaluasi data
kegiatan laboratorium
15. Menyesuaikan sarana dan prasarana
serta pelayanan laboratorium dengan
perkembangan ilmu dan teknologi
serta kebutuhan sesuai dengan
tingkat kemampuan masyarakat
setempat
16. Membuat perencanaan kegiatan
pelayanan dan pengembangan
laboratorium
Tanggal Yang Mengajukan Tandatangan
Keterangan:
Jika terdapat revisi atau perbaikan, setelah daftar kewenangan klinis ini disetujui, maka harus
mengisi kembali formulir yang baru