RSIA ANUGRAH
KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA ANUGRAH
TENTANG
DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ANUGRAH
Menimbang :
1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu Pengorganisasian Komite Medik Rumah
Sakit Ibu dan Anak Anugrah, maka diperlukan penyelenggaraan Pengorganisasian
Komite Medik yang baik.
2. Bahwa Kebijakan Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Ibu dan Anak Anugrah perlu diatur dan ditetapkan dalam Keputusan Direktur Rumah
Sakit.
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755/MENKES/PER/IV/2011
tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333 / Menkes / SK / XII
/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290/MenKes/PER1II/2008
tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;
5. Rencana strategis Rumah Sakit Ibu dan Anak Anugrah TA 2017 - 2022.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA ANUGRAH TENTANG KEBIJAKAN
PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE MEDIK DI RSIA ANUGRAH
Kedua : Pedoman Pengorganisasian Komite Medik RSIA Anugrah sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Ketiga : Pedoman Pengorganisasian Komite Medik di RSIA Anugrah harus dibahas
sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) tahun sekali dan apabila diperlukan dapat
dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan yang terjadi.
Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan disampaikan kepada yang
bersangkutan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung
jawab.
Kelima : Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, maka
akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Kubu Raya
Pada tanggal - - 2017
Rumah sakit merupakan instansi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi (high risk),
terlebih dalam kondisi lingkungan regional dan global yang dinamis perubahannya. Salah
satu pokok pelayanan medis adalah clinical governance, dengan unsur staf medis yang
dominan. Direktur rumah sakit bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi di rumah
sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 UU Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
Keberadaan staf medis dalam rumah sakit merupakan keharusan karena kualitas
pelayanan rumah sakit sangat ditentukan oleh kinerja para staf medis di rumah sakit tersebut.
Yang lebih penting kinerja staf medis akan sangat mempengaruhi keselamatan pasien di
rumah sakit. Untuk itu rumah sakit perlu menyelenggarakan tata kelola klinis (clinical
governance) yang baik untuk melindungi pasien. Hal ini sejalan dengan amanat peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan kesehatan dan perumahsakitan.
Komite Medik RSIA Anugrah adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata
kelola klinis (clinical governance) agar staf medis di RSIA Anugrah terjaga
profesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis. Tata kelola klinis yang baik akan meningkatkan
mutu pelayanan medis dan keselamatan pasien. Untuk mewujudkan tata kelola klinis yang
baik, semua pelayanan medis yang dilakukan oleh setiap staf medis di rumah sakit dilakukan
atas Surat Penugasan Klinis oleh Direktur RSIA Anugrah. Komite Medik merupakan
organisasi non struktural yang dibentuk di rumah sakit oleh Direktur Rumah Sakit dan bukan
wadah perwakilan dari staf medis, serta keanggotaannya ditetapkan oleh Direktur dengan
mempertimbangkan sikap professional, reputasi dan perilaku.
BAB II
Rumah sakit ibu dan anak Anugrah merupakan rumah sakit yang memberikan
pelayanan kesehatan mulai dari yang bersifat umum, spesialistik sampai dengan sub
spesialistik, yang dilengkapi dengan pelayanan penunjang medis 24 jam.
RSIA Anugrah berlokasi di Jl. Sungai Raya Dalam, Kubu Raya, Kalimantan Barat. Telp.
(05610 721176 dengan alamat email rsia_anugrah@yahoo.com
RSIA Anugrah mulai beroprasi tahun 1995 dimana pada saat itu sebelumnya masih
merupakan praktek bidan swasta. Pada saat itu lahan praktek siswa kebidanan yang ada
hanya sedikit, dikarenakan siswa kebidanan kekurangan lahan praktek sementara lahan
memadai, maka kami berinisiatif mendirikan klinik bersalin anugrah. Sesuai dengan
PERMENKES No.29 tahun 2005 dan sesuai dengan peraturan konsil kesehatan kedokteran
Indonesia No.1 tahun 2002 tentangizin penyelenggaraan sarana kesehatan swasta sesuai
keputusan kepala dinas kesehatan No.441/21/yankes/XXI/2004 tentang izin operasional
bersalin, akhirnya berubah nama menjadi “Rumah Bersalin Anugrah”. Pelayanan kesehatan
ini menjadi salah satu sarana pendidikan bagi mahasiswa Akbid, Akper, Nurse. Tempat
pelatihan bidan-bidan melakukan standarisasi asuhan persalinan normal (APN) bagi bidan
se-Kalimantan Barat, sampai saat ini. Pada bulan agustus 2011 RBAnugrah mendapat izin
operasional menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak Anugrah. Saat ini RSIA Anugrah dipimpin
oleh dr. Hilmi K.Riskawa, Sp.A.,M.Kes, selaku Direktur.
RSIA Anugrah memiliki berbagai macam pelayanan medis antara lain Instalasi Gawat
Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap. RSIA Anugrah juga memiliki pelayanan
penunjang medis seperti Instalasi Radiologi, Pelayanan Laboratorium, Instalasi Farmasi dan
Instalasi Gizi. Selain itu, RSIA Anugrah juga memiliki pelayanan penunjang non medis seperti
pengelolaan limbah, pemeliharaan sarana alat medis dan non medis, laundry dan sterilisasi
sentral serta Instalasi Teknologi Informasi dan Komunikasi. Kapasitas tempat tidur yang
disediakan RSIA Anugrah sejumlah 902 tempat tidur.
BAB III
VISI, MISI, MOTTO DAN TUJUAN
“Menjadi rumahsakit ibu dan anak yang memberikan pelayanan terbaik, mandiri dan
mampu bersaing di era gobalisasi”
B. MISI
C. MOTTO
D. TUJUAN
A. Bagan Organisasi
Bagan sebagaimana terlampir.
B. Keterangan / Pengertian
1. Unit Struktural
a. Direktur adalah kepala atau pejabat tertinggi di RSIA Anugrah yang mempunyai tugas
memimpin, menetapkan kebijakan, membina, mengkoordinasikan dan mengawasi serta
melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan tugas rumah sakit;
b. Wakil Direktur adalah pejabat yang membantu Direktur dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sesuai dengan bidang masing-masing, sebagai berikut:
a) Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan mempunyai tugas
merumuskan kebijakan, mengembangkan, mengkoordinasikan, mengawasi, membina
dan mengendalikan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan instalasi di bawah
koordinasinya;
b) Wakil Direktur Penunjang Pelayanan mempunyai tugas merumuskan
kebijakan, mengembangkan, mengkoordinasikan, mengawasi, membina dan
mengendalikan kegiatan penunjang medik, penunjang non medik, rekam medik, evaluasi
dan pelaporan serta instalasi di bawah koordinasinya;
c) Wakil Direktur Umum dan Keuangan mempunyai tugas merumuskan kebijakan,
mengembangkan, mengkoordinasikan, mengawasi, membina dan mengendalikan
kegiatan ketatausahaan, menyusun perencanaan program dan anggaran, keuangan dan
akuntansi dan instalasi di bawah koordinasinya.
d) Kepala Bidang dan Kepala Bagian adalah pejabat yang membantu Direktur dalam
pelaksanaan satu atau lebih macam pelayanan di rumah sakit dan berada di bawah
koordinasi 4 Wakil Direktur, sebagai berikut:
a) Kepala Bidang Pelayanan Medik;
b) Kepala Bidang Keperawatan;
c) Kepala Bidang Penunjang Medik;
d) Kepala Bidang Penunjang Non Medik;
e) Kepala Bidang Rekam Medik dan Evapor;
f) Kepala Bidang Pendidikan dan Penelitian;
g) Kepala Bidang Pengembangan Profesi;
h) Kepala Bagian Umum;
i) Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran;
j) Kepala Bagian Keuangan dan Akuntansi.
i. Seksi dan Sub Bagian adalah unit kerja yang terdiri dari tenaga ahli atau
profesi dan memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rumah sakit baik
berfungsi pelayanan maupun pendukung operasional rumah sakit. Unit kerja di RSSA dibedakan
menjadi dua yaitu Seksi yang berada di bawah koordinasi dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang dan Sub Bagian yang berada di bawah koordinasi dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bagian. Berikut adalah daftar unit kerja :
a) Kepala Seksi Pelayanan Rawat Inap, Rawat Intensif dan Pembedahan;
b) Kepala Seksi Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Darurat;
c) Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan;
d) Kepala Seksi Sarana Tenaga Keperawatan;
e) Kepala Seksi Penunjang Diagnostik;
f) Kepala Seksi Penunjang Terapi;
g) Kepala Seksi Penunjang Pelayanan Langsung;
h) Kepala Seksi Penunjang Pelayanan Umum;
i) Kepala Seksi Rekam Medik;
j) Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan;
k) Kepala Seksi Pendidikan;
l) Kepala Seksi Penelitian;
m) Kepala Seksi Pengembangan Tenaga Medik dan Keperawatan;
n) Kepala Seksi Pengembangan Tenaga Non Medik;
o) Kepala Sub Bagian Tata Usaha;
p) Kepala Sub Bagian Kepegawaian;
q) Kepala Sub Bagian Hukum, Humas dan Pemasaran;
r) Kepala Sub Bagian Rencana dan Anggaran;
s) Kepala Sub Bagian Anggaran;
t) Kepala Sub Bagian Perlengkapan dan Asset;
u) Kepala Sub Bagian Penerimaan dan Pendapatan;
v) Kepala Sub Bagian Perbendaharaan;
w) Kepala Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi.
memiliki Komite Medik dan Komite Keperawatan. Setiap komite memiliki tugas membantu Direktur
dalam menyusun standar pelayanan profesi, memantau pelaksanaan standar profesi, melaksanakan
pembinaan etika profesi dan memberikan saran pertimbangan dalam pengembangan pelayanan
profesi.
iii. SPI / Satuan Pengawas Internal dibentuk untuk membantu Direktur dalam
bidang pengawasan internal dan monitoring yang dibentuk dan ditetapkan dengan keputusan Direktur.
SPI merupakan kelompok jabatan fungsional yang bertugas melaksanakan pengawasan dan
monitoring terhadap pengelolaan sumber daya rumah sakit.
iv. SMF / Staf Medis Fungsional berfungsi sebagai pelaksana pelayanan medik,
pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di bidang pelayanan medik. Semua staf
medis yang melaksanakan praktik kedokteran pada unit-unit pelayanan di rumah sakit wajib menjadi
anggota kelompok SMF.
BAB V
A. VISI
Menjadi Komite Medik Rumah Sakit Kelas Dunia Pilihan Masyarakat yang memenuhi standar
profesi dan sesuai dengan harapan semua pihak yang terkait (Stakeholder) RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang.
B. MISI
1. Menciptakan tata kelola rumah sakit yang baik melalui penataan dan perbaikan manajemen
yang berkualitas dunia, professional serta akuntabel;
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan rumah sakit yang dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan masyarakat melalui pengembangan sistem pelayanan yang terintergrasi dan
komprehensif;
3. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian kesehatan melalui pengembangan mutu
pendidikan dan penelitian berkualitas internasional;
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pemenuhan tenaga yang terlatih dan
terdidik secara professional.
C. NILAI
R : Respect
Pelayanan kepada masyarakat diberikan dengan iklas tanpa membedakan status social.
S : Safety
Pelayanan harus menjamin keselamatan bagi pasien dan keluarganya serta petugas dan masyarakat.
S : SInergy
Sistem kerja lintas fungsi dan secara tim menjadi pijakan utama dalam bekerja. Hal ini menjadikan
organisasi belajar untuk membuat perubahan yang berkelanjutan yang merupakan awal menuju
sukses.
A : Accountable
Sebagai institusi publik, pelayanan yang diberikan harus transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada pelanggan dan pihak yang berkepentingan.
A. MOTTO KOMITE MEDIK
Motto Komite Medik RSSA selaras dengan motto RSUD Dr. SAiful Anwar Malang, sebagai berikut :
BAB VI
f \
Ketua Komite Medik
dr. Putu Moda Arsana, Sp. PD-KEMD
v _______________________________________ y
URAIAN JABATAN
A. Direktur
• Nama Jabatan:
• Hasil Kerja :
• Uraian Tugas :
a. Memimpin, menetapkan kebijakan, membina, mengkoordinasikan dan
mengawasi serta melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan tugas rumah sakit;
b. Melaksanakan visi dan misi rumah sakit;
c. Menyusun program dan anggaran rumah sakit;
d. Menyusun rencana dan tujuan rumah sakit jangka pendek (1 tahun), menengah
(5 tahun) berdasarkan rencana strategis;
e. Menjalin hubungan baik dengan pemerintah dan pihak lainnya yang terkait;
f. Memimpin dan mengelola RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dengan senantiasa
meningkatkan daya guna dan hasil guna;
g. Melaksanakan kebijakan pengembangan dalam mengelola kekayaan RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang;
h. Menyiapkan rencana jangka panjang dan rencana bisnis dan anggaran RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang;
i. Menyiapkan laporan tahunan dan laporan berkala serta laporan lainnya yang
dibutuhkan untuk diserahkan ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
• Tanggung jawab :
a. Bertanggung jawab atas kebenaran kebijakan rumah sakit;
b. Bertanggung jawab atas kelancaran, efektivitas dan efisiensi kegiatan rumah
sakit;
c. Bertanggung jawab atas kebenaran program kerja, pengendalian, pengawasan
dan pelaksanaan serta laporan kegiatannya; dan
d. Bertanggung jawab atas peningkatan akses, keterjangkauan dan mutu pelayanan
kesehatan.
• Wewenang :
a. Memberikan perlindungan dan bantuan hukum kepada seluruh unsur yang ada di
rumah sakit;
b. Menetapkan kebijakan operasional rumah sakit;
c. Menetapkan peraturan, pedoman, petunjuk teknis dan prosedur tetap rumah
sakit;
d. Memberikan sanksi yang sifatnya mendidik sesuai peraturan yang berlaku;
e. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian pejabat keuangan dan pejabat
teknis kepada Gubernur;
Membantu Ketua Komite Medik dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya
• Tanggung jawab :
• Wewenang :
• Syarat jabatan :
a. Seorang staf medis yang bersikap profesional dan memiliki reputasi serta perilaku
yang baik;
b. Seorang staf medis purna waktu;
c. Dipilih atas usulan Ketua Komite Medik;
d. Berpengetahuan luas dan selalu bersedia meningkatkan pengetahuan di bidang
tata kelola klinis yang baik.
Uraian Tugas :
Tanggung jawab :
• Syarat jabatan :
a. Seorang staf medis yang bersikap profesional dan memiliki reputasi serta perilaku
yang baik;
b. Dipilih atas usulan Ketua Komite Medik;
c. Berpengetahuan luas dan selalu bersedia meningkatkan pengetahuan di bidang
Etika dan Disiplin Medis.
BAB VIII
Penjelasan :
• Komite Medik bertanggung jawab kepada Direktur untuk semua kegiatan yang
dilakukan. Komite Medik melakukan kredensial staf medis atas permintaan Direktur dan
memberikan rekomendasi tentang staf medis kepada Direktur;
• Komite Medik bekerja sama dan berkoordinasi dengan Komite Pengendali Infeksi RS
dalam rangka surveilans infeksi nosokomial, rasionalisasi penggunaan antibiotik dan
pencegahan infeksi di RS;
• Komite Medik berkoordinasi dengan Komite Peningkatan Mutu Rumah Sakit dalam
rangka pelaksanaan Pedoman Praktik Klinis dan Clinical Pathway;
KEBUTUHAN
Ketua Komite Medik Dokter Spesialis - 1
Sekretaris Komite Medik Dokter Spesialis - 1
Ketua Sub Komite Dokter Spesialis Pelatihan Kredensial 1
Kredensial
Ketua Sub Komite Mutu Dokter Spesialis Pelatihan Mutu dan 1
Audit Medik
Ketua Sub Komite Etika Dokter Spesialis 1
dan Disiplin
KEGIATAN ORIENTASI
1. Pertemuan Rutin
a. Komite menyelenggarakan rapat rutin 1 (satu) bulan sekali pada waktu dan tempat yang
ditetapkan oleh Komite Medik;
b. Rapat rutin bersama semua kelompok staf medis dan/atau dengan semua staf medis, dilakukan
paling sedikit 1 (satu) kali setiap bulan;
c. Sekretaris Komite Medik menyampaikan pemberitahuan rapat rutin beserta agenda rapat kepada
para anggota yang berhak hadir paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum rapat tersebut dilaksanakan;
d. Rapat dipimpin oleh Ketua Komite Medik atau Sekretaris dalam hal Ketua tidak hadir atau oleh
salah satu dari Ketua Sub Komite yang hadir dalam hal Ketua dan Sekretaris Komite Medik tidak hadir.
e. Rapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh paling sedikit 2/3 (dua per tiga) anggota Komite Medik
atau dalam hal kuorum tersebut tidak mencapai maka rapat dinyatakan sah setelah ditunda untuk 1
(satu) kali penundaan pada hari, jam, dan tempat yang sama minggu berikutnya;
f. Ketua dapat mengundang pihak lain apabila dianggap perlu;
g. Setiap undangan rapat rutin yang disampaikan oleh Sekretaris Komite Medik kepada setiap
anggota harus dilampiri salinan hasil rapat rutin sebelumnya.
2. Rapat Khusus
3. Rapat Tahunan
Semua kegiatan Komite Medik dibuat laporan untuk arsip dan data evaluasi kegiatan. Jenis laporan
adalah laporan bulanan dan laporan tahunan.
1. Laporan bulanan
Laporan bulanan dibuat untuk rapat kerja / rapat koordinasi dengan Direktur. Isi laporan bulanan adalah :
Laporan tahunan adalah hasil evaluasi kegiatan/evaluasi kerangka acuan kerja (TOR) selama setahun.
Laporan dibuat dalam bentuk buku “hardcopy” dan dilaporkan dalam rapat evaluasi TOR di akhir tahun
kerja.