Anda di halaman 1dari 11

MEDICAL STAFF BY LAW

RUMAH SAKIT UMUM ANWAR MEDIKA


   
PENDAHULUAN

Rumah Sakit Umum Anwar Medika adalah rumah sakit swasta yang terlengkap di kota Krian dan
sekitarnya.Visi Rumah Sakit Umum Anwar Medika sebagai rumah sakit yang berkualitas dengan
pelayanan prima bagi masyarakat Sidoarjo pada khususnya, Jawa Timur pada umumnya dan menjadi
pusat rujukan. Adapun misi Rumah Sakit yaitu :
1. Bekerja adalah ibadah
2. Pemberdayaan sumber daya manusia yang ada secara optimal
3. Memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, tepat, aman, ramah dan profesional.
4. Terjangkau dan diminati oleh seluruh lapisan masyarakat
5. Terlaksananya kemitraan dan koordinasi dengan instansi terkait secara harmonis dan
berkesinambungan.
Dalam mencapai visi dan misi Rumah Sakit Umum Anwar Medika, komunitas staf medis Rumah Sakit
Umum Anwar Medika menyusun peraturan internal staff medis (Medical Staff by Law) yang mengatur
perilaku professional seluruh staf Medis yang bekerja di rumah Sakit Umum Anwar Medika

BAB I
KETENTUAN UMUM

Dalam Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff by Law) ini yang dimaksud dengan:

1. Staf Medis adalah dokter atau dokter gigi yang telah terikat perjanjian dengan rumah sakit maupun
yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan penempatan di rumah sakit dari pejabat yang berwenang
dan memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan Medis di rumah sakit, termasuk tindakan
Medis diagnostik maupun terapeutik.
2. Staf Medis pengganti adalah dokter atau dokter gigi yang telah terikat perjanjian dengan rumah sakit
maupun yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan penempatan di rumah sakit dari pejabat yang
berwenang dan hanya memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan Medis di rumah sakit dalam
rangka menggantikan tugas profesi seorang staf medis yang berhalangan.

3. Staf Medis Konsultan Tamu adalah seorang dokter yang telah diketahui memiliki reputasi tinggi
dibidang keahliannya yang diminta oleh rumah sakit untuk melakukan tindakan Medis tertentu untuk
jangka waktu tertentu.

4. Rumah sakit adalah Rumah Sakit Umum Anwar Medika .

5. Direktur adalah seseorang yang ditunjuk oleh Ketua Yayasan Rumah Sakit Anwar Medika untuk
menduduki jabatan sebagai pimpinan tertinggi Rumah Sakit umum Anwar Medika sesuai dengan
AD/ART rumah sakit.

6. Yayasan Anwar Medika adalah adalah sekelompok orang / pemilik rumah sakit yang menunjuk
seorang direktur untuk mengarahkan kegiatan rumah sakit.

7. Komite Medis adalah wadah professional staf medis di Rumah Sakit Umum Anwar Medika yang
keanggotaannya berasal dari Ketua Kelompok Staf Medis dan atau yang mewakili

8. Sub Komite adalah kelompok kerja dibawah komite medis yang dibentuk untuk menanggulangi
masalah keprofesian medis tertentu

9. Kelompok staf medis fungsional (SMF) adalah sekumpulan staf medis dengan spesialisasi dan atau
keahlian yang sejenis, atau hampir sejenis

BAB II
NAMA, TUJUAN, TANGGUNG JAWAB

PASAL 1
NAMA

Nama dokumen ini adalah Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff by Law) Rumah Sakit Umum
Anwar Medika. Merupakan peraturan internal bagi seluruh staf medis RSAM yang merupakan rumah
sakit umum milik swasta (Yayasan Anwar Medika) kelas utama yang beralamat di jalan by pass Krian
km.33 semawut, Balongbendo, Krian- Sidoarjo.

PASAL 2
TUJUAN

Tujuan Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff by Law) ini adalah:
1. Menetapkan berbagai ketentuan yang berkaitan dengan kualitas pelayanan Medis terhadap pasien
tanpa memandang agama, ras, jenis kelamin, suku, kebangsaan, dan golongan.
2. Meningkatkan profesionalisme staf Medis di Rumah Sakit Umum Anwar Medika yang meliputi
perilaku dan kompetensi seorang dokter dan dokter gigi.
3. Sarana bagi Komite Medis dan Direktur Rumah Sakit Umum Anwar Medika untuk
menyelesaikan berbagai masalah yang terkait dengan pelayanan Medis baik untuk Staf Medis
maupun pasien.
4. Menyusun dan menetapkan standar pelayanan Medis untuk setiap jenis disiplin ilmu kedokteran
sesuai dengan kondisi dan situasi rumah sakit.

PASAL 3
TANGGUNG JAWAB

Kelompok staf medis mempunyai tanggung jawab yang terkait dengan mutu, etik dan pengembangan
pendidikan staf medis. Tanggung jawab tersebut sebagai berikut :
1. Memberikan rekomendasi melalui ketua komite medis / sub komite kredensial kepada direktur
terhadap permohonan penempatan dokter baru di RS. Penempatan dokter di RS berdasarkan SK
Direktur.
2. Melakukan evaluasi penampilan kinerja praktek dokter berdasarkan data yang komprehensif.
Evaluasi kinerja praktek dokter dilakukan melalui peer revieu, audit medis atau program quality
improvement.
3. Memberikan masukan kepada direktur RS melalui ketua komite medis, hal-hal yang terkait
dengan praktek kedokteran misalnya mengenai perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran,
temuan terapi yang baru dll.
4. Memberikan laporan melalui ketua komite medis kapada direktur medis/ direktur meliputi hasil
pemantauan indicator mutu klinik, hasil evaluasi kinerja praktek klinik, pelaksanaan program
pengembangan staf dll.
5. Melakukan perbaikan (up-dating), penyempurnaan standar prosedur operasional dan dokumen
terkait lainnya yang dilakukan secara berkala sehingga sesuai dengan situasi dan kondisi.

BAB III
STAF MEDIS

PASAL 4
KATEGORI STAF MEDIS

1. Staf medis Rumah Sakit Umum Anwar Medika terdiri dari staf medis bedah dan staf medis non
bedah (medis) sebagaimana diatur dalam bab 1 dan telah dinyatakan memenuhi syarat kredensial
oleh Komite Medis sebagaimana diatur dalam medical staff by law ini.
2. Setiap staf medis sebagaimana diatur dalam ayat (1) melakukan tindakan medis dalam lingkup
profesinya dan berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Anwar Medika
.

PASAL 5
SYARAT PENERIMAAN STAF MEDIS
1. Setiap staf Medis yang akan bekerja dirumah sakit harus telah memenuhi kualifikasi tertentu
sebagaimana dipersyaratkan dalam statuta ini.
2. Syarat tersebut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dinilai oleh Komite Medis melalui Sub-
Komite Kredensial dengan suatu tata cara yang ditetapkan oleh statuta ini.
3. Hanya Staf Medis yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
(2) yang dapat diusulkan untuk diberi kewenangan menangani pasien di Rumah Sakit Umum
Anwar Medika sesuai dengan kompetensi dan persyaratan lain yang ditentukan oleh Komite
Medis .
4. Staf Medis yang telah memperoleh kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) setuju
untuk melaksanakan tindakan Medis dalam batas-batas standar profesi.
5. Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) akan dinilai kembali oleh Komite Medis
melalui sub-komite kredensial dengan suatu tata cara yang ditetapkan oleh statuta ini.
6. Bagi staf Medis baru evaluasi dilakukan dalam 3 (tiga) bulan pertama dan bagi dokter lainnya
setiap 1 (satu) tahun.
7. Evaluasi terhadap staf medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dilakukan oleh Sub Komite
Kredensial bersama KSM yang terkait.
8. Pada akhir masa evaluasi calon staf Medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) maka Ketua
Sub Komite Kredensial memberikan laporan perilaku medis profesional yang bersangkutan
kepada Komite Medis .

PASAL 6
KUALIFIKASI DAN SYARAT UMUM

Setiap dokter sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 harus :


1. Lolos uji kompetensi, integritas, dan perilaku oleh Komite Medis .
2. Memiliki surat penugasan sebagai dokter dan syarat lain yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di Indonesia.
3. Menunjukkan kemampuannya untuk memberikan pelayanan Medis yang berkualitas pada pasien.
4. Menunjukkan kemauan untuk mematuhi medical staff by law rumah sakit dan peraturan internal
staf Medis , kebijakan, prosedur, dan berbagai ketentuan rumah sakit sesuai dengan jenis
kategorinya.
5. Mematuhi prinsip umum etika kedokteran.
6. Bebas dari keadaan yang dapat mendiskualifikasi kemampuannya dalam memberikan
pelayanannya akibat adanya hendaya fisik, mental, maupun perilaku yang dapat berpengaruh
pada keterampilan, sikap, atau kemampuan pengambilan keputusan.
7. Menunjukkan kemampuan untuk bekerjasama dengan koleganya, keperawatan, staf penunjang
Medis , dan warga rumah sakit lainnya.
8. Mentaati peraturan-peraturan yang berlaku di Rumah Sakit Umum Anwar Medika
a. Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatas didasarkan pada pendidikan
yang pernah dijalani dan pendidikan berkelanjutan, pelatihan, pengalaman, kompetensi
klinis mutakhir, pengambilan keputusan klinis, dan pengamatan kinerja serta kinerja
lainnya yang ditunjukkan dalam dokumen yang dimiliki calon tenaga Medis Rumah
Sakit Umum Anwar Medika.
b. Setiap pelamar yang telah memenuhi kualifikasi sebagaimana tercantum dalam ayat (1)
tidak dapat ditolak berdasarkan alasan agama, ras, jenis kelamin, suku, dan golongan .

PASAL 7
PENGANGKATAN STAF MEDIS RUMAH SAKIT

1. Setiap permohonan untuk menjadi staf Medis rumah sakit akan dievaluasi, dan dapat dikabulkan
atau ditolak, sejalan dengan kebutuhan rumah sakit dan kemampuan rumah sakit.
2. Faktor yang digunakan untuk mempertimbangkan kebutuhan rumah sakit sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) disesuaikan dengan master plan Rumah Sakit yang penyusunannya melibatkan
komite Medis .

3. Direktur Rumah Sakit akan menerbitkan perjanjian perikatan antara rumah sakit dengan staf
medis setelah dipenuhi ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 19 dan pasal 20 sesuai
dengan kebutuhan rumah sakit.
4. Direktur menerbitkan surat keputusan pengangkatan dan penempatan staf Medis yang telah
diterima.

BAB IV
KEWENANGAN KLINIS

PASAL 8
KEWENANGAN MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS

1. Staf Medis hanya dapat melakukan tindakan Medis sesuai dengan spesialisasi dan
kemampuannya secara khusus, kecuali dalam keadaan darurat, di rumah sakit setelah
mendapatkan penugasan klinis (clinical privilege) dari Direktur yang ditetapkan dengan suatu
surat keputusan.
2. Penugasan klinis sebagaimana tercantum dalam ayat (1) terdiri dari:
a. penugasan klinis biasa sebagai staf Medis di rumah sakit
b. penugasan klinis sementara sebagai konsultan tamu
3. Penugasan klinis sebagaimana tercantum dalam ayat (1) hanya diberikan pada dokter yang telah
terikat perjanjian dengan rumah sakit yang ditetapkan setelah memenuhi persyaratan sebagaimana
ditetapkan dalam statuta ini, sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh komite Medis dengan
merujuk pada organisasi profesinya.
4. Penilaian persyaratan dan jenis tindakan Medis untuk setiap staf Medis sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) ditetapkan oleh Komite Medis melalui Sub-Komite Kredensial.
5. Hasil Penilaian oleh Sub-Komite Kredensial sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) diserahkan
kepada Komite Medis untuk memperoleh pengesahannya.
6. Komite Medis menyerahkan hasil pengesahan penilaian kredensial kepada Direktur.

PASAL 9
PEMBERIAN KEWENANGAN STAF MEDIS

1. Penentuan kewenangan untuk melakukan tindakan Medis didasarkan pada pendidikan, pelatihan,
pendidikan berkelanjutan, pengalaman, unjuk kemampuan termasuk pengambilan keputusan,
sebagaimana tercantum dalam berkas kredensial, dan didasarkan pada pengamatan kinerja klinis
serta dokumen hasil program peningkatan kinerja yang bersangkutan.
2. Penggunaan kewenangan klinis dalam sebuah KSM akan tergantung pada peraturan dan
ketentuan yang berlaku di KSM masing-masing.

PASAL 10
BERAKHIRNYA KEWENANGAN MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS

1. Kewenangan untuk melakukan tindakan Medis seorang staf medis di rumah sakit berakhir bila
hubungan hukum antara staf medis dengan rumah sakit telah berakhir atau penugasan klinis
(clinical privilege) dokter yang bersangkutan dicabut oleh Direktur berdasarkan usulan Komite
Medis .
2. Dalam hal hubungan hukum antara staf medis dengan rumah sakit berakhir maka Direktur
memberikan surat pemberitahuan tentang hal itu kepada yang bersangkutan dengan tembusan
kepada Komite Medis .
3. Dalam hal seorang Staf Medis dikenai sanksi disiplin maka setelah melalui rapat khusus Komite
Medis , Ketua Komite Medis memberikan surat pemberitahuan tentang hal itu kepada Direktur
dengan tembusan kepada yang bersangkutan.

BAB V
PEMBINAAN

PASAL 11
PENJAGAAN MUTU PELAYANAN MEDIS
1. untuk menjaga mutu pelayanan medis dilakukan audit medis secara berkala dan pendidikan
kedokteran yang berkelanjutan dengan tatacara yang lazim yang ditentukan oleh Sub-Komite
Peningkatan Mutu Profesi Medis
2. Topik, jangka waktu, dan tatacara audit medis ditetapkan oleh Sub-Komite Peningkatan Mutu
Profesi Medis
3. Sub-Komite Peningkatan Mutu Layanan melaporkan hasil audit medis dan analisisnya secara
berkala kepada komite medis untuk ditindak lanjuti.
4. Komite medis wajib melakukan tindakan korektif yang dianggap perlu untuk menindak lanjuti
hasil audit medis sebagaimana diatur dalam ayat (3)
5. Setiap anggota staf Medis wajib menjalani pendidikan kedokteran berkelanjutan yang substansi
dan tata caranya diatur oleh sub komite Peningkatan Mutu Profesi Medis.
6. Sub Komite Peningkatan Mutu Profesi Medis memberikan laporan kepada Komite Medis
mengenai efektifitas, dan kewajaran pelayanan medis yang diberikan oleh seluruh staf medis
yang bekerja dirumah sakit.

BAB VI
PENGORGANISASIAN STAF MEDIS DAN KOMITE MEDIS

PASAL 12
KOMITE MEDIS

1. Untuk melindungi pasien dan meningkatkan profesionalisme staf medis dilingkungan Rumah
Sakit Umum Anwar Medika dibentuk suatu wadah non struktural yang disebut sebagai Komite
Medis Rumah Sakit Umum Anwar Medika yang bertanggung jawab kepada Direktur
2. Komite Medis Rumah Sakit Umum Anwar Medika terdiri dari ketua KSM dan atau staf medis
yang telah diberi kewenangan untuk melakukan tindakan Medis di Rumah Sakit Umum Anwar
Medika.
3. Pemilihan ketua suatu KSM dilakukan melalui surat suara dari anggota KSM tersebut .
4. Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama maka hasil pemungutan suara ditentukan
berdasarkan kesepakatan seluruh anggota KSM.
5. Komite Medis adalah satu-satunya organisasi formal yang menghimpun, memformulasikan, dan
mengkomunikasikan pendapat dan kehendak seluruh staf Medis yang berkaitan dengan profesi
medis di rumah sakit.
6. Komite Medis Bertugas:
a. Menyediakan wadah agar anggota staf Medis dapat berpartisipasi dalam memberi masukan
dalam masalah profesi Medis dan teknis Medis dan menghadiri rapat bersama Direktur dan
komite lainnya di rumah sakit.
b. melakukan kredensial tenaga medis yang akan bekerja di rumah sakit dan memberikan
rekomendasikepada direktur.
c. Merencanakan dan mengatur pendidikan kedokteran berkelanjutan dan pendidikan spesialisasi
yang disesuaikan dengan master plan Rumah Sakit bagi setiap anggotanya.
d. Menyelenggarakan audit medis secara berkesinambungan
e. Memantau perilaku etik dan professional anggota staf Medis dan menyelenggarakan proses
pendisiplinan profesi medis serta mengusulkan tindak lanjut hasil kajian Komite Medis kepada
direktur .
f. Memberikan masukan pada Direktur perihal :
1. pelayanan klinis yang adekuat bagi rumah sakit.
2. kebijakan yang menyangkut pengorganisasian pelayanan klinik rumah sakit.
3. Membantu mengidentifikasi kebutuhan pasien rumah sakit dan pelayanan yang layak untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
g. Bekerjasama dengan direktur merencanakan suatu program untuk mengatur kewenangan
melakukan tindakan Medis sesuai master plan RS.
h. Menyampaikan laporan kegiatan Komite Medis akan disampaikan secara berkala pada
seluruh anggota KSM sedikitnya setahun sekali.
7. Seluruh biaya penyelenggaraan komite medis sebagaimana dimaksud dalam pasal ini dibebankan
sepenuhnya pada anggaran belanja rumah sakit
PASAL 13
KEPENGURUSAN KOMITE MEDIS

1. Komite Medis dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih setiap tiga tahun dari antara anggota
komite medis yang diselenggarakan oleh suatu panitia pemilihan sesuai dengan ketentuan yang
akan ditetapkan dari waktu kewaktu oleh komite medis untuk diajukan dan disetujui oleh direktur.
2. Dalam komite Medis ditetapkan pengurus harian komite medis yang terdiri dari ketua komite
Medis, wakil ketua komite Medis, sekretaris komite Medis, dan ketua-ketua sub-komite Medis.
3. Pengurus harian komite medis melaksanakan fungsi dan tugas komite medis sehari-hari dengan
tata cara yang akan ditetapkan oleh komite medis.

PASAL 14
KETUA KOMITE MEDIS

1. Ketua dipilih dari 3 calon pada pemilihan secara periodik yang diselenggarakan setiap tiga tahun
yang selanjutnya diajukan dan disetujui oleh direktur.
2. Ketua komite Medis adalah seorang staf Medis tetap.
3. Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Ketua sebelum masa jabatannya berakhir maka kekosongan
jabatan tersebut diisi oleh wakil ketua
4. Tugas Ketua Komite Medis adalah:
a. Menyelenggarakan komunikasi yang efektif dan mewakili pendapat, kebijakan, laporan,
kebutuhan, dan keluhan staf Medis serta bertanggung jawab kepada Direktur.
b. Menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas semua risalah rapat yang diselenggarakan
Komite Medis .
c. Menunjuk wakil Komite Medis dalam setiap kepanitiaan dirumah sakit yang memerlukan
perwakilan dari staf Medis .
d. Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh direktur dan kepanitiaan lainnya.
e. Menunjuk dan menetapkan wakil ketua, sekretaris, dan ketua-ketua panitia
f. Menentukan agenda setiap rapat komite Medis

PASAL 15
WAKIL KETUA KOMITE MEDIS

1. Wakil Ketua dipilih dari 3 calon pada pemilihan secara periodik yang diselenggarakan setiap tiga
tahun yang selanjutnya diajukan dan disetujui oleh direktur.
2. Wakil ketua adalah seorang staf Medis tetap.
3. Tugas Wakil Ketua Komite Medis adalah :
a. membantu pelaksanaan tugas ketua Komite Medis
b. mewakili Ketua Komite Medis dalam hal Ketua Komite Medis berhalangan

PASAL 16
SEKRETARIS KOMITE MEDIS

1. Sekretaris komite Medis ditetapkan oleh ketua komite Medis


2. Sekretaris komite Medis adalah seorang staf Medis tetap.
3. Sekretaris Komite Medis bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan tugas – tugas
kesekretariatan Komite Medis.
4. Pada sekretaris Komite Medis diperbantukan petugas sekretariat dan segala prasarana lain yang
disediakan oleh rumah sakit.
5. Tugas Sekretaris Komite Medis adalah :
a. melakukan pemberitahuan kepada semua anggota yang berhak untuk menghadiri rapat-rapat
Komite Medis .
b. mempersiapkan dan mengedarkan risalah rapat yang lengkap kepada hadirin yang berhak
menghadiri rapat.
c. melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh ketua Komite Medis .

BAB VII
RAPAT

1. Rapat komite Medis terdiri atas Rapat Rutin, Rapat Khusus, dan Rapat Pleno
2. Setiap rapat Komite Medis dinyatakan sah hanya bila undangan telah disampaikan secara pantas
kecuali seluruh anggota komite Medis yang berhak memberikan suara menolak undangan
tersebut.

PASAL 17
RAPAT RUTIN KOMITE MEDIS

1. Komite menyelenggarakan rapat rutin satu bulan sekali pada waktu dan tempat yang ditetapkan
oleh Komite Medis.
2. Sekretaris Komite Medis menyampaikan pemberitahuan rapat rutin beserta agenda rapat kepada
para anggota yang berhak hadir paling lambat lima hari kerja sebelum rapat tersebut
dilaksanakan.
3. Rapat rutin dihadiri oleh pengurus komite Medis
4. Ketua dapat mengundang pihak lain bila dianggap perlu
5. Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh Sekretaris Komite Medis sebagaimana diatur
dalam ayat (2) harus melampirkan:
a. Satu salinan agenda rapat
b. Satu salinan risalah rapat rutin yang lalu
c. Satu salinan risalah rapat khusus yang lalu

PASAL 18
RAPAT KHUSUS KOMITE MEDIS

1. Rapat khusus komite Medis diselenggarakan dalam hal:


a. diperintahkan oleh ketua; atau

b. permintaan yang diajukan secara tertulis oleh paling sedikit tiga pengurus komite Medis
dalam waktu empat puluh delapan jam sebelumnya; atau

c. permintaan Ketua Komite Medis untuk hal-hal yang memerlukan penetapan kebijakan komite
Medis dengan segera

2. Sekretaris Komite Medis menyelenggarakan rapat khusus dalam waktu empat puluh delapan jam
setelah diterimanya permintaan tertulis rapat yang ditandatangani oleh seperempat dari jumlah
anggota Komite Medis yang berhak untuk hadir dan memberikan suara dalam rapat tersebut
3. Sekretaris Komite Medis menyampaikan pemberitahuan rapat khusus beserta agenda rapat
kepada para pengurus yang berhak hadir paling lambat dua puluh empat jam sebelum rapat
tersebut dilaksanakan
4. Pemberitahuan rapat khusus akan menyebutkan secara spesifik hal-hal yang akan dibicarakan
dalam rapat tersebut, dan rapat hanya akan membicarakan hal-hal yang tercantum dalam
pemberitahuan tersebut.

PASAL 19
RAPAT PLENO KOMITE MEDIS

1. Rapat pleno Komite Medis diselenggarakan satu kali satu tahun


2. Rapat pleno dihadiri oleh seluruh staf Medis Rumah Sakit Umum Anwar Medika
3. Agenda rapat pleno paling tidak memuat laporan kegiatan yang telah dilaksanakan komite medis,
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan komite medis, dan agenda lainya yang ditetapkan oleh
komite medis
4. Sekretaris Komite Medis menyampaikan pemberitahuan rapat tahunan secara tertulis beserta
agenda rapat kepada para anggota yang berhak hadir paling lambat empat belas hari sebelum
rapat tersebut dilaksanakan

PASAL 20
KUORUM

1. Kuorum tercapai bila rapat dihadiri oleh paling sedikit setengah dari jumlah Pengurus Komite
Medis ditambah satu yang berhak untuk hadir dan memberikan suara
2. Keputusan hanya dapat ditetapkan bila kuorum telah tercapai

PASAL 21
PENGAMBILAN PUTUSAN RAPAT

Kecuali telah diatur dalam medical staff by law ini, maka:


1. Pengambilan putusan rapat diupayakan melalui musyawarah dan mufakat
2. Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka putusan diambil melalui pemungutan suara berdasarkan
suara terbanyak dari anggota yang hadir
3. Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama maka ketua berwenang membuat keputusan
hasil rapat

PASAL 22
TATA TERTIB RAPAT

1. Setiap rapat Komite Medis berhak dihadiri oleh seluruh Pengurus Komite Medis .
2. Rapat dipimpin oleh ketua komite Medis atau yang ditunjuk oleh ketua komite Medis
3. Sebelum rapat dimulai agenda rapat dan notulen dibacakan atas perintah ketua
4. Setiap peserta rapat wajib mengikuti rapat sampai selesai
5. Setiap peserta rapat hanya dapat meninggalkan rapat dengan seijin pimpinan rapat
6. Setiap peserta wajib menjaga ketertiban selama rapat berlangsung
7. Hal-hal lain yang menyangkut teknis tata tertib rapat akan ditetapkan oleh ketua sebelum rapat
dimulai

PASAL 23
NOTULEN RAPAT

1. Setiap rapat harus dibuat notulennya


2. Semua notulen rapat Komite Medis dicatat oleh Sekretaris Komite Medis atau penggantinya
yang ditunjuk.
3. Notulen akan diedarkan kepada semua peserta rapat yang berhak hadir sebelum rapat berikutnya.
4. Notulen rapat tidak boleh dirubah kecuali untuk hal-hal yang berkaitan dengan keakuratan
notulen tersebut.
5. Notulen rapat ditandatangani oleh Ketua Komite Medis dan sekretaris komite Medis pada rapat
berikutnya, dan notulen tersebut diberlakukan sebagai dokumen yang sah.
6. Sekretaris memberikan salinan notulen direktur paling lambat satu minggu setelah ditandatangani
oleh ketua dan sekretaris komite Medis

BAB VIII
KERAHASIAAN DAN INFORMASI MEDIS

PASAL 24
PEMELIHARAAN REKAM MEDIS

1. Staf medis harus mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjamin kelengkapan rekam
medis tiap pasien yang ditanganinya di RSAM terpelihara dengan baik, adekuad dan dalam waktu
yang secukupnya;
2. Staf medis harus menjaga kerahasiaan isi rekam medis, kecuali pada kasus tertentu yang
berhubungan dengan kejadian luar biasa, bencana nasional, maupun penyakit infeksi menular
yang berhubungan dengan kondisi kesehatan nasional.
3. Pelanggaran atas ketentuan ini, staf medis dapat dikenakan sanksi pelanggaran
PASAL 25
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS (INFORMED CONSENT)

1. Setiap tindakan medis yang akan diambil terhadap pasien yang mengandung resiko harus
mendapat persetujuan pasien dan/atau keluarganya.
2. Persetujuan dalam ayat (1) dapat dikecualikan dan dapat ditunda pelaksanaannya apabila pasien
dalam keadaan darurat dan tindakan medis sangat perlu untuk cepat dilakukan guna
menyelamatkan jiwa pasien.
3. Dokter dan/atau staf medis yang akan melakukan tindakan medik mempunyai tanggungjawab
utama memberikan informasi dan penjelasan yang diperlukan kepada pasien dan/atau keluarga
pasien
4. Informasi dan penjelasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi :
a. Tujuan dan prospek keberhasilan tindakan medis yang akan dilakukan
b. Tata cara pelaksanaan tindakan medis yang akan dilakukan
c. Penjelasan mengenai resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
d. Alternatif tindakan medis lain yang tersedia dan resikonya masing-masing
e. Informasi dan penjelasan tentang prognosis penyakit apabila tindakan medis tersebut
dilakukan
f. Diagnosis.
5. Informasi dan penjelasan disampaikan secara lisan. Informasi yang disampaikan secara tulisan
dilakukan hanya sebagai pelengkap penjelasan yang telah dilakukan secara lisan
6. Cara pasien menyatakan persetujuan dapat secara lisan apabila tindakan medis yang dilakukan
tidak mengandung resiko tinggi, sedangkan bagi tindakan medis yang mengandung resiko tinggi
persetujuan pasien harus dalam bentuk tertulis (expres).

BAB IX
PENGAWASAN

PASAL 26
ETIKA KEDOKTERAN

1. Setiap dokter di RSAM harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter
2. Setiap Perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan pasien, baik psikis maupun
fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien
3. Setiap dokter di RSAM hanya memberikan keterangan atau pendapat yang dapat dibuktikan
kebenarannya.
4. Setiap dokter di RSAM harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk
insani
5. Setiap dokter di RSAM, dalam hal tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan,
maka ia wajib merujuk penderita/pasien kepada dokter lain yang mempunyai keahlian dalam
bidang penyakit tersebut.
6. Setiap dokter di RSAM harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadah dan/atau dalam masalah
lainnya.
7. Setiap dokter di RSAM wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien, bahkan juga setelah penderita meninggal dunia, kecuali untuk hal-hal yang diharuskan
oleh hukum positif untuk diungkapkan.

PASAL 27
SANKSI-SANKSI

Setiap pelanggaran ketentuan dalam peraturan ini dapat dikenakan sanksi :

1. teguran lisan;
2. teguran tertulis I-III;
3. diproses sesuai prosedur dalam ketentuan dalam peraturan ini;

PASAL 28
DASAR TINDAKAN DISIPLIN MEDIS

1. Keadaan dan situasi yang dapat digunakan sebagai dasar dugaan pelanggaran disiplin Medis dan tata
tertib oleh seorang staf Medis adalah hal-hal yang menyangkut:
a. Kompetensi klinis
b. Tindakan perawatan atas seorang pasien termasuk penatalayanan sebuah kasus di rumah sakit
c. Dugaan pelanggaran statuta dan tata tertib staf Medis
d. Dugaan penyimpangan etika profesi
e. Dugaan pelanggaran tata tertib dan kebijakan rumah sakit
f. Perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan rumah sakit.
g. Penggunaan obat dan alat kesehatan yang sesuai dengan standar profesi sesuai dengan ketetapan
komite Medis
h. Ketidakmampuan untuk bekerjasama dengan staf rumah sakit yang dapat menimbulkan
inefisiensi operasional rumah sakit
i. Hal hal lain yang oleh komite Medis sepatutnya dianggap menyangkut disiplin Medis .
2. Setiap staf Medis , dan staf rumah sakit yang terkait dengan pelayanan Medis wajib memberitahukan
adanya dugaan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kepada Ketua Komite Medis
secara tertulis dalam suatu formulir yang disediakan untuk itu dengan tatacara sebagai berikut:
a. Staf Medis menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut kepada Ketua Komite Medis
melalui Koordinator Staf Medis Fungsional yang terkait.
b. Staf rumah sakit menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut kepada atasan yang
bersangkutan untuk selanjutnya disampaikan kepada Ketua Komite Medis melalui Direktur .
3. Ketua Komite Medis wajib meneliti menindaklanjuti dan memberikan kesimpulan serta putusan
setiap laporan yang disampaikan oleh staf Medis dan staf rumah sakit yang terkait dengan pelayanan
Medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).
4. Ketua Komite Medis dapat menugaskan sub-komite terkait dibawah Komite Medis untuk meneliti
menindaklanjuti setiap laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3).
5. Ketua Komite Medis memberikan kesimpulan dan putusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
berdasarkan hasil penelitian dan rekomendasi sub komite terkait yang dapat berbentuk :
a. Saran kepada staf Medis terkait dan Manajemen rumah sakit
b. Putusan untuk melakukan penelitian lanjutan guna menentukan adanya pelanggaran disiplin
Medis , tata tertib dan etik.
6. Semua putusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) didokumentasikan secara lengkap oleh staff
Sekretariat Komite Medis dan diperlakukan secara Konfidensial.
7. Pengungkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) kepada pihak manapun hanya dapat
ditentukan oleh Direktur setelah memperoleh persetujuan dari ketua komite medis.

PASAL 29
PENELITIAN DUGAAN PELANGGARAN DISIPLIN MEDIS , ETIKA DAN TATA TERTIB

(1) Penelitian dugaan pelanggaran disiplin profesi Medis , etika Medis , dan tata tertib dimulai
berdasarkan putusan Ketua Komite Medis untuk melakukan penelitian lanjutan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 25 ayat (5) dan dilaksanakan oleh Sub-Komite terkait .

(2) Sub-Komite Disiplin melaksanakan penelitian berdasarkan tata cara yang telah ditetapkan dalam
statuta ini.
(3) Ketua Sub-Komite Disiplin menyampaikan hasil penelitian dan rekomendasi kepada Ketua Komite
Medis untuk ditetapkan sebagai putusan Komite Medis yang memuat:
a. Ringkasan kasus atau kejadian
b. Kesimpulan tentang ada atau tidak adanya pelanggaran
c. Rekomendasi tindakan korektif
(4) Ketua Komite Medis wajib menetapkan putusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dengan
memperhatikan masukan dari sub-komite lain dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah
diterimanya putusan Sub-Komite Disiplin.
(5) Putusan Komite Medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) disampaikan kepada Direktur dengan
tembusan kepada yang bersangkutan dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah
ditetapkannya putusan tersebut untuk segera ditindaklanjuti oleh Direktur .

BAB X
KETENTUAN PERUBAHAN
1. Komite Medis berhak merubah medical staff by law ini dengan persetujuan Direktur melalui
rapat khusus yang diselenggarakan untuk itu.
2. Usulan untuk merubah medical staff by law ini hanya dapat dilaksanakan melalui rapat Pleno
Khusus yang diselenggarakan untuk keperluan tersebut.

BAB XI
PENUTUP

1. Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff by Law) ini berlaku sejak tanggal
2. Semua peraturan rumah sakit yang ditetapkan sebelum berlakunya medical staf by law dinyatakan
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan medical staff by law ini.

Ditetapkan di Sidoarjo

Tanggal

KOMITE MEDIS RUMAH SAKIT UMUM ANWAR MEDIKA


WAKIL KETUA KETUA

dr.Imam Subadi,Sp.RM dr. Judi Prasmana, Sp.OT


NIK : AM. NIK : AM. 066

DIREKTUR RUMAH SAKIT


UMUM ANWAR MEDIKA

Dr. Farida Anwari


NIK : AM. 017

Anda mungkin juga menyukai