PENDAHULUAN
BAB I Ketentuan Umum ......................................................................................
BAB II Tujuan .......................................................................................................
BAB III Kewenangan Klinis …………………………………………….............
BAB IV Penugasan Klinis ………..........................................................................
BAB V Komite Medik ……………………………..............................................
BAB VI Rapat …………........................................................................................
BAB VII Subkomite Kredensial ………………………………..............................
BAB VIII Subkomite Mutu Profesi ………………………………………………
BAB IX Subkomite Etika dan Disiplin Profesi ....................................................
BAB X Peraturan Pelaksanaan Tata Kelola
Klinis.......................................................................................................
BAB XI Tata Cara Reviu dan Perbaikan Peraturan Internal Staf
Medis.........................................................................
BAB XII Ketentuan Penutup .........................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
LAMPIRAN 1 : Susunan Subkomite Komite Medik UPTD RSUD Asih Husada
Langensari
LAMPIRAN 2 : Prosedur Tetap Tata Cara Pemilihan Ketua Komite Medik
UPTD RSUD Asih Husada Langensari
LAMPIRAN 3 : Prosedur Tata Tertib Rapat Komite Medik UPTD RSUD Asih
Husada
LAMPIRAN 4 : Prosedur Tetap Penempatan Tenaga Fungsional di KSM
UPTD RSUD Asih Husada Langensari
LAMPIRAN 5 : Prosedur Tetap Tata Cara Pemilihan Ketua Staf Medis
di UPTD RSUD Asih Husada Langensari
PENDAHULUAN
UPTD RSUD Asih Husada Langensari adalah Rumah Sakit Umum milik Pemerintah
Kota Banjar yang terletak di Jawa Barat. UPTD RSUD Asih Husada Langensari saat ini
merupakan Rumah Sakit Kelas D Non Pendidikan yang dipimpin oleh seorang Direktur.
Terbitnya Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
755/MENKES/PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit yang
mengatur staf medis dan tata kelola klinis. Kelompok Staf Medis (KSM) UPTD RSUD Asih
Husada Langensari adalah dokter umum dan dokter spesialis yang bekerja di UPTD RSUD
Asih Husada Langensari.
Visi Komite Medik UPTD RSUD Asih Husada Langensari adalah menjadi Komite
Medik terbaik di Priangan Timur.
Misi Komite Medik UPTD RSUD Asih Husada Langensari yaitu sebagai organisasi
profesi yang aktif dan profesional yang sesuai dengan kompetensi, meningkatkan mutu profesi
baik dari segi keterampilan, pengetahuan, pelayanan profesi, etika, pendidikan dan pelatihan
profesi maupun penelitian. Peraturan internal staf medis ini disusun sebagai upaya
profesionalisme profesi terhadap staf medis yang melakukan pelayanan di rumah sakit demi
keselamatan pasien. kepedulian ini diwujudkan melalui mekanisme kredensial dan mekanisme
peningkatan kualitas pelayanan medis lainnya. Peraturan internal staf medis disusun berdasarkan
peraturan dan perundangan yang berlaku.
1. Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff by Laws) UPTD RSUD Asih Husada
Langensari adalah Anggaran Dasar / konstitusi tertinggi di Rumah Sakit yang disusun atas
persetujuan bersama oleh Komite Medik UPTD RSUD Asih Husada Langensari sebagai
pedoman bagi Staf Medis Fungsional untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
2. Komite Medik UPTD RSUD Asih Husada Langensari adalah kelompok profesional
medis non struktural yang merupakan perangkat rumah sakit ditunjuk oleh direktur untuk
menerapkan tata kelola klinis (clinical governance) agar staf medis dirumah sakit terjaga
profesionalismenya memalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis di lingkungan UPTD RSUD Asih Husada
Langensari.
3. Staf Medis UPTD RSUD Asih Husada Langensari adalah dokter, dokter spesialis, dan
dokter gigi spesialis di UPTD RSUD Asih Husada Langensari yang bergabung menjadi
beberapa Kelompok Staf Medis (KSM).
4. Kelompok Staf Medis berdasarkan Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Ijin Praktik
(SIP).
5. Kewenangan Klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang staf medis untuk
melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu dalam lingkungan rumah sakit yang sesuai
demngan pendidikan kedokteran / dokter spesialis dan penelitian sesuai dengan kompetensi
profesi dan keahliannya untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan
penugasan klinis (clinical appointment).
6. Penugasan Klinis (clinical appointment) adalah penugasan direktur rumah sakit kepada
staf medis untuk melakukan pelayanan medis berdasarkan daftar kewenangan klinis yang
telah ditetapkan baginya.
9. Panitia Adhoc adalah kelompok kerja yang spesifik yang dibentuk Komite Medik untuk
membantu kerja Subkomite dengan anggota staf medis, tenaga profesional dan tenaga
lainnya yang diperlukan. Berasal dari staf medis yang tergolong sebagai mitra bestari.
10. Mitra Bestari adalah sekelompok staf medis dengan reputasi dan kompetensi profesi
yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan profesi medis.
11. Tenaga Administrasi adalah orang atau sekumpulan orang yang bertugas membantu
melaksanakan administrasi perkantoran guna menunjang pelaksanaan tugas Komite Medik.
TUJUAN
a. Umum
Peraturan Internal Staf Medis UPTD RSUD Asih Husada Langensari merupakan
pedoman bagi KSM dalam melakukan peningkatan mutu pelayanan medis di Rumah
Sakit yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
755/MENKES/PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit.
Komite medik dapat menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik dan merupakan
dasar hukum bagi mitra berstari (peer group) dalam pengambilan keputusan profesi
melalui komite medik.
b. Khusus
1) Terciptanya tanggung jawab staf medis terhadap mutu pelayanan medis dengan
disertai peningkatan mutu tenaga medis di UPTD RSUD Asih Husada Langensari.
2) Terciptanya tata kelola klinis yang baik agar keselamatan pasien di UPTD RSUD
Asih Husada lebih terjamin dan terlindungi.
3) Mengatur penyelenggaraan komite medik dalam rangka meningkatkan
profesionalisme staf medis.
4) Tercapainya kerjasama yang baik di antara staf medis, staf medis dengan Direksi
dan atau manajemen Rumah Sakit serta staf medis dengan Dewan Pengawas.
Kewenangan klinis adalah tindakan yang dilakukan staf medis kepada penderita sesuai dengan
profesi dan kompetensinya.
Temporary privileges adalah pemberian kewenangan klinis oleh staf medis spesialis
kepada staf medis umum / residen di instalasi rawat jalan, rawat inap dan kamar operasi
oleh karena suatu sebab dengan pengaturan / informasi kepada Direksi. Dan kewenangan
akan berakhir apabila staf medis spesialis sudah ada
Emergency privileges adalah pemberian kewenangan klinis oleh staf medis spesialis
kepada staf medis umum / residen yang dilakukan di instalasi gawat darurat yang sesuai
dengan standar pelayanan masing-masing profesi.
Pelayanan medis dokter/dokter spesialis dan penelitian kedokteran hanya boleh dilakukan oleh
staf medis yang telah diberikan kewenangan klinis melalui proses kredensial. Pemberian dan
perubahan kewenangan klinis staf medis ditetapkan atas rekomendasi Komite Medik dan
disahkan oleh Direktur.
Penempatan staf medis ke salah satu Kelompok Staf Medis (KSM) berdasarkan Surat Penugasan
Klinis Rumah Sakit dari Direktur dan rekomendasi Komite Medik. Perubahan penugasan klinis
staf medis dapat dilakukan oleh Direktur atas rekomendasi Komite Medik. Setiap staf medis
harus memiliku surat penugasan klinis berdasarkan rincian kewenangan klinis setiap staf medis.
Komite Medik UPTD RSUD Asih Husada Langensari merupakan komite dengan klasifikasi
Rumah Sakit Pemerintah kelas D non Pendidikan.
7.1 Susunan
Keanggotaan Komite Medik terdiri dari Ketua Kelompok Staf Medis (KSM) atau yang
mewakili.
Adapun struktur organisasi Komite Medik terdiri dari ;
Ketua
Sekretaris
Bendahara
Anggota ( Ketua KSM )
o KSM Non Bedah (IPD & IKA)
o KSM Umum
Kelompok KSM ditentukan oleh direktur berdasarkan spesialisasi / keahlian dan atau
penggabungan dari dua KSM dengan kondisi dokter masih satu/sendiri dengan mengingat
perkembangan fasilitas dan sumber daya manusia yang dimiliki UPTD RSUD Asih Husada
Langensari.
Dalam pelaksanaan tugasnya, Komite Medik UPTD RSUD Asih Husada Langensari
membentuk beberapa Subkomite sesuai dengan kebutuhan / karateristik Rumah Sakit.
Yang terinci dalam addendum dalam berkas yang tidak terpisahkan dari peraturan internal
staf medis ini. Susunan keanggotaan Komite Medik ditetapkan dengan Surat Keputusan
Direktur.
DIREKTUR
Bendahara Sekretaris
Keterangan :
: jalur komando
: jalur koordinasi
Setiap upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya utuk mejaga
keselamatan pasiennya yaitu dengan melakukan proses kredensial dan rekredensial kepada setiap
staf medis di UPTD Rumah Sakit Asih Husada Langensari. Upaya ini dilakukan agar setiap
pelayanan medis dilakukan oleh staf medis yang bener berkompeten. Seorang staf medis yang
mendapatrkan spesialisai dari kolegium ilmu kedokteran yang bersangkutan wajib diverifikasi
kembali keabsahan bukti kompetensi seseorang dan menetapkan kewenangan klinis untuk
melakukan pelayanan medis. Rumah sakit menerbitkan izin bagi yang bersangkutan untuk
melakukan serangkaian pelayanan medis yang dikenal dengan kewenangan klinis. Tanpa adanya
kewenangan klinis staf medis tersebut tidak diperkenankan melakukan pelayanan medis di rumah
sakit tersebut.
Proses kredensial dan rekredensial di rumah sakit adalah tanggung jawab komite medik
yang dilaksanakan oleh subkomite kredensial. Subkomite kredensial terdiri atas sekurang-
kurangnya 3 orang staf medis yang memiliki surat penugasan klinis di rumah sakit tersebut dan
berasal dari disimplin ilmu yang berbeda. Pengorganisasian sekurang-kurangnya terdiri dari
ketua, sekretaris, dan anggota yang ditetapkan dan bertanggung jawab kepada ketua komite
medik.
Proses kredensial dilaksanakan dengan keterbukaan, adil, obyektif sesuai dengan
prosedur dan terdokumentasi. Subkomite kredensial melakukan serangkaian kegiatan termasuk
menyusun tim mitra bestari dan melakukan penilaian kompetensi seorang staf medis yang
meminta kewenangan klinis tertentu. Subkomite kredensial juga menyiapkan instrumen
kredensial dan disahkan oleh direktur rumah sakit. Instrumen tersebut meliputi kebijakan rumah
sakit tentang kredensial dan kewenangan klinis, pedoman penilaian kompetensi klinis, formulir
yang diperlukan. Pada akhir proses kredensial komite medik menerbitkan rekomendasi kepada
direktur rumah sakit tentang lingkup ewenangan klinis.
Tahapan pemberian kewenangan klinis diantaranya :
1. Staf medis mengajukan permohonan kewenangan klinis kepada Direktur Rumah Sakit
dengan mengisi formulir daftar rincian kewenangan klinis yang disediakan rumah sakit
dilengkapi dengan bahan pendukung.
2. Berkas permohonan staf medis yang telah lengkap disampaikan oleh Direktur Rumah Sakit
kepad Kmite Medik
3. Kajian terhadap formulir daftar rincian kewenangan klinis yang telah diisi pemohon.
4. Melakukan kajian subkomite krdensial dengan membentuk panitia ad-hoc dengan
melibatkan mitra bestari dari disiplin yang sesuai dengan kewenangan klinis yang diminta
berdasarkan buku putih (white paper).
Subkomite mutu profesi berperan dalam menjaga mutu profesi medis yaitu dengan tujuan :
1. Memberikan perlindungan kepada pasien agar senantiasa ditangani oleh staf medis yang
bermutu, kompeten, etis, dan profesional
2. Memberikan asas keadilan bagi staf medis untuk memperoleh kesempatan memelihara
kompetensi dan kewenangan klinis
3. Mencegah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan
4. Memastikan kualitas asuhan medis yang diberikan oleh staf medis melalui upaya
pemberdayaan, evaluasi kinerja profesi yang berkesinambungan maupun evaluasi kinerja
profesi yang terfokus.
Untuk mempertahankan mutu dilakukan upaya pemantauan dan pengendalian mutu profesi
diantaranya melalui morning report, kasus kulit, ronde ruangan, kasus kematian, audit medis,
journal reading, pelatihan singkat, aktifitas pendidikan berkelanjutan dan pendidikan
kewenangan tambahan.
Subkomite mutu profesi terdiri dari sekurang-kurangnya 3 orang staf medis yang memiliki
surat penugasan klinis di rumah sakit tersebut dan berasal dari disiplin ilmu yang berbeda.
Pengorganisasian sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggota yang
bertanggung jawab kepada ketua komite medik. Direktur menetapkan kebijakan dan prosedur
seluruh mekanisme kerja subkomite medis berdasarkan masukan dari komite medis.
Audit medis dilaksanakan dalam rangka sebagai penerapan tata kelola klinis yang baik di
rumah sakit, tidak digunakan sebagai pencarian kesalahan staf medis dalam suatu kasus. Audit
medis dilakukan dengan mengedepankan respek terhadap semua staf medis dengan cara tidak
menyebutkan nama, tidak mempersalahkan dan tidak mempermalukan. Audit medis yang
dilakukan oleh rumah sakit adalah kegiatan evaluasi profesi yang secara sitemik melibatkan
mitra berstari yang terdiri dari kegiatan peer-review, surveilance dan assesment terhadap
pelayanan rumah sakit.
Pelaksanaan audit medis harus dapat memenuhi 4 peran penting yaitu
a. Sebagai sarana melakukan penilaian terhadap kompetensi masing-maisng staf medis
pemberi pelayanan di rumah sakit
b. Sebagai dasar untuk pemberian kewenangan klinis sesuai kompetensi yang dimiliki
c. Sebagai dasar bagi komite medik dalam merekomendasikan pencabutan atau
penangguhan kewenangan klinis; dan
d. Sebagai dasar bagi komite medik dalam merekomendasikan perubahan/modifikasi rincian
kewenangan klinis seorang staf medis.
Subkomite etika dan disiplin profesi bertujuan melindungi pasien dari pelayanan staf medis
yang tidak memenuhi syarat dan tidak layak dalam melakukan asuhan klinis serta memelihara
dan meningkatkan mutu profesionalisme staf medis di rumah sakit. Upaya peningkatan
profesionalisme staf medis dilakukan dengan melaksanakan program pembinaan profesionalisme
kedokteran dan upaya pendisiplinan perilaku profesional staf medis di lingkungan rumah sakit.
Dalam penanganan asuhan medis tidak jarang dijumpai kesulitan dalam pengambilan
keputusan etis sehingga diperlukan adanya unit kerja yang dapat memberikan pertimbangan
dalam keputusan etis tersebut. Pelaksanaan keputusan subkomite etika dan disiplin profesi di
rumah sakit merupakan upaya pendisiplinan oleh komite medik terhadap staf medis di rumah
sakit yang bersangkutan sehingga tidak terkait atau tidak ada hubungannya dengan lembaga
pemerintah, penegakan etika medis di organisasi profesi maupun penegakan hukum.
Subkomite etika dan disiplin profesi berlandaskan peraturan internal rumah sakit, peraturan
internal staf medis, etik rumah sakit dan norma etika medis serta norma-norma bioetika. Tolak
ukur dalam upaya pendisiplinan perilaku profesional staf medis antara lain :
1. Pedoman pelayanan kedokteran di rumah sakit
2. Prosedur kerja pelayanan di rumah sakit
3. Daftar kewenangan klinis di rumah sakit
4. Pedoman syarat-syarat kualifikasi untuk melakukan pelayana medis (white paper) di rumah
sakit
5. Kode etik kedokteran Indonesia
6. Pedoman perilaku profesional kedokteran
7. Pedoman palnggaran disiplin kedokteran yang berlaku di Indonesia
8. Pedoman pelayanan medik/klinik
9. Standar prosedur operasional asuhan medis
Subkomite etika dan disiplin profesi terdiri atas sekurang-kurangnya 3 orang staf medis yang
memiliki surat penugasan di rumah sakit tersebut dan berasal dari disiplin ilmu yang
berbeda. Pengorganisasian subkomite etika dan disiplin sekurang-kurangnya terdiri dari
ketua, sekretaris, dan anggota yang ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada ketua
komite medik.
Direktur rumah sakit menetapkan kebijakan dan prosedur mekanisme kerja subkomite
disiplin dan etika profesi berdasarkan masukan komite medis. Penegakan disiplin profesi
dilakukan oleh sebuah panel yang dibentuk oleh subkomite etika dan disiplin profesi. Panel
terdiri dari 3 orang staf medis atau lebih dalam jumlah ganjil dengan susunan sebagai berikut
:
Dalam melaksanakan tata kelola klinis diperlukan aturan-aturan profesi yang mengatur
diantaranya pemberian pelayanan medis berdasarkan standar profesi, standar pelayanan,
standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien. Selain itu, ada juga kewajiban
untuk melakukan konsultasi dan atau merujuk pasien kepada dokter, dokter spesialis, dokter
gigi atau dokter gigi spesialis lain dengan disiplin yang sesuai. Staf medis melaksanakan
keprofesian medis sesuai dengan Kewenangan Klinis dan Penugasan Klinis masing-masing.
Tata Kelola Klinis Rumah Sakit disusun oleh Direktur Medik dan Keperawatan untuk
ditetapkan dan disahkan oleh Direktur.
Peraturan Internal Staf medis dapat dilakukan review dan perubahan bilamana adanya
peraturan internal korporasi rumah sakit, peraturan internal staf medis ataupun
peraturan/perundangan lainnya yang menyangkut profesi medis sesuai dengan situasi dan kondisi
Rumah Sakit.
Perubahan dan revisi diusulkan oleh komite medik yang diputuskan melalui rapat pleno
komite medik dengan suara terbanyak untuk melakukan perubahan atau revisi, selanjutnya
dibentuk tim untuk menindaklanjuti keputusan rapat.
Merupakan kewajiban dari seluruh staf medis untuk menjalankan dan mematuhi peraturan
internal medis ini. Berikut kebijakan komite medik yang tertuang dalam prosedur tetap dalam
rangka menjalankan pelayanan medik di UPTD RSUD Asih Husada Langensari.
1. Subkomite Kredensial
2. Subkomite Mutu Profesi
3. Subkomite Etika dan Disiplin Profesi
Susunan Sukomite Komite Medik dapat dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan
fasilitas sumber daya manusia serta karakteristik UPTD RSUD Asih Husada Langensari.
PROSEDUR TETAP
TATA CARA PEMBENTUKAN KOMITE MEDIK
UPTD RSUD ASIH HUSADA LANGENSARI
I. PENDAHULUAN
Komite Medik adalah organisasi fungsional non struktural yang bertugas untuk membantu
Direktur dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, pembinaan etika profesi dan peningkatan
mutu tenaga medis.
Untuk pembentukan Komite Medik diperlukan tata cara pembentukan yang ditetapkan /
disahkan oleh Direktur Rumah Sakit dalam bentuk prosedur tetap (Protap).
II. TUJUAN
Dengan adanya prosedur tetap maka akan didapatkan acuan resmi sebagai pedoman baku
dalam pelaksanaan pembentukan Komite Medik di UPTD RSUD Asih Husada Langensari.
IV. BATASAN
1. Komite Medik :
Adalah kelompok tenaga medis yang keanggotaannya terdiri dari Ketua/ wakil
kelompok Staf Medis Fungsional .
1. Susunan Keanggotaan.
Keanggotaan terdiri dari Ketua / wakil kelompok Staf Medis
Fungsional yang telah dibentuk melalui Surat Keputusan Direktur
UPTD RSUD Asih Husada Langensari.
V. PENUTUP
Demikianlah Prosedur Tetap Tata Cara Pembentukan Komite Medik ini dibuat agar dapat
dipakai sebagai pedoman dan dipergunakan seperlunya.
---------------------------------------------
PROSEDUR TETAP
TATA TERTIB RAPAT KOMITE MEDIK
UPTD RSUD ASIH HUSADA LANGENSARI
I. PENDAHULUAN
Untuk meningkatkan tata tertib administrasi dan menunjang kelancaran pelaksanaan rapat
Komite Medik di lingkungan UPTD RSUD Asih Husada Langensari maka perlu pedoman / tata
cara pelaksanaan rapat Komite Medik.
II. TUJUAN
Tercapainya penyelenggaraan rapat Komite Medik dengan hasil efektif dan efisien melalui
perencanaan rapat yang tertib dan baik.
V. BATASAN
1. Komite Medik :
Adalah kelompok tenaga medis yang keanggotaannya terdiri dari Ketua
/ wakil kelompok Staf Medis dan Ketua Subkomite.
IV. PENUTUP
Demikian prosedur tetap tata tertib rapat Komite Medik untuk dapat dipergunakan
sebagai pedoman sebagaimana mestinya.
PROSEDUR TETAP
PENEMPATAN TENAGA FUNGSIONAL DI KSM
UPTD RSUD ASIH HUSADA LANGENSARI
I. PENDAHULUAN
Dalam rangka peningkatan efektivitas, efisiensi dan produktivitas kinerja staf medik UPTD
RSUD Asih Husada Langensari untuk menghasilkan out come secara optimal maka dipandang
perlu untuk melakukan penambahan tenaga fungsional di masing-masing KSM. Oleh karena itu
perlu dibuat suatu prosedur tetap untuk penempatan tenaga fungsional di KSM.
II.TUJUAN
Agar tercipta situasi kondusif maka diperlukan suatu prosedur yang dipakai sebagai acuan
dalam penempatan tenaga fungsional di KSM.
IV. BATASAN
* Staf Medik Fungsional UPTD RSUD Asih Husada Langensari adalah semua dokter
umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis yang bekerja di instalasi dalam
jabatan fungsional.
1. Jalur KSM
KSM mengusulkan penambahan tenaga kepada Komite Medik melalui
Subkomite Kredensial atas pertimbangan evaluasi beban kerja.
Komite Medik membahas di dalam rapat pleno
Komite Medik melaporkan hasil rapat kepada Direktur dalam bentuk
rekomendasi untuk diterima / ditolak
Direktur meminta penambahan staf medis kepada Kemenkes (untuk program
WKDS/ dokter internship) atau membuka lowongan pekerjaan penerimaan
staf dokter.
Staf dokter yang akan bekerja akan dilakukan proses kredensial oleh
subkomite kredensial dan selanjutnya diberikan rekomendasi kepada ketua
komite medik yang dilanjutkan kepada direktur.
Proses orientasi dokter yang diterima yaitu selama 3 bulan untuk dokter
umum, dan 2 minggu untuk dokter spesialis.
VI. PENUTUP
Demikian prosedur tetap penempatan tenaga fungsional di SMF untuk dijadikan acuan
sebagaimana mestinya.
----------------------------
PROSEDUR TETAP
TATA CARA PEMILIHAN KETUA STAF MEDIS FUNGSIONAL
DI UPTD RSUD ASIH HUSADA LANGENSARI
BAB I
RAPAT KELOMPOK STAF MEDIS
Pasal 1
Ketua kelompok staf medis dipilih melalui rapat intern KSM yang bersangkutan dengan melalui
mekanisme secara aklamasi/penunjukan atau bergiliran dengan masa kerja 4 tahun dihitung saat
dilantik menjadi anggota Komite Medik
Pasal 2
ketua kelompok staf medis dipilih melalui rapat KSM yang sah yaitu dihadiri sekurang-
kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota SMF, apabila yang hadir masih kurang ditunda
30 menit jika setelah ditunda masih kurang maka rapat dianggap sah untuk memilih ketua KSM
Pasal 3
Apabila di dalam kelompok staf medis terdapat lebih dari dua dokter maka penentuan ketua
kelompok staf medis dilakukan oleh Direksi setelah mendapat saran/ masukan dari komite
medik.
BAB II
PENYAMPAIAN HASIL PEMILIHAN
Pasal 4
Hasil rapat KSM dalam memilih calon Ketua KSM dimuat dalam formulir berita acara rapat
KSM dan ditandatangani oleh peserta rapat
Pasal 5
Formulir berita acara rapat SMF dengan mencatumkan calon Ketua SMF dalam pasal 4
diserahkan kepada Subkomite Kredensial Komite Medik selambat-lambatnya 1 ( satu ) minggu
sejak rapat KSM diselenggarakan
Pasal 6
Subkomite Kredensial membawa hasil tersebut pada pasal 6 ke dalam rapat pleno Komite Medik
Pasal 7
Komite Medik membawa hasil rapat yang membahas calon ketua dari KSM kepada Direktur
untuk mendapatkan Surat Keputusan
BAB III
LAIN-LAIN
Pasal 8
Hal-hal yang belum diatur dalam prosedur ini akan diatur lebih lanjut dengan ketentuan sendiri
Pasal 9
Ketentuan-ketentuan lain yang bertentangan dengan prosedur tetap ini dinyatakan tidak berlaku