Isi Medical Staff Bylaws
Isi Medical Staff Bylaws
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Internal Staf Medik ini yang dimaksud dengan :
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
13. Tujuan disusunnya Peraturan Internal Staf Medik (Medical Staff Bylaws) ini adalah agar:
14. Komite Medik dapat menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik (good clinical
governance) melalui mekanisme kredensial, peningkatan mutu profesi, dan penegakkan
disiplin profesi.
15. Mitra Bestari (peer group) dapat mempunyai dasar hukum dalam pengambilan keputusan
profesi melalui Komite Medik.
16. Komite Medik dapat memastikan bahwa hanya staf medik yang berkompeten dan
berperilaku professional sajalah yang boleh melakukan pelayanan medis di rumah sakit.
BAB III
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 3
17. Staf Medik adalah tenaga medis (dokter/dokter gigi, dokter/dokter gigi spesialis,
dokter/dokter gigi sub spesialis) yang telah terikat perjanjian dengan rumah sakit, atau
yang penempatannya di rumah sakit berdasarkan surat keputusan pejabat yang
berwenang, mereka memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan medis di rumah
sakit sesuai daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya melalui surat
penugasan klinis dari Direktur Utama.
18. Dalam melaksanakan tugas keprofesiannya staf medks wajib mengikuti Tata Kelola
Klinis (Clinical Governance) di tingkat SMF dan Rumah Sakit.
19. Staf medik bertanggungjawab kepada Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan
melalui ketua KSMF.
Pasal 4
Kategori Staf Medik
20. Staf medik purna waktu ialah dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi spesialis
dan dokter subspesialis yang bekerja secara penuh di Rumah Sakit Umum Yapika,
21. Staf medik paruh waktu ialah dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi spesialis
dan dokter subspesialis, yang menjalankan tugas hanya pada waktu tertentu di Rumah
Sakit Umum Yapika yang disepakati oleh Direktur dibawah koordinasi Ketua KSMF.
22. Staf medik tamu adalah dokter/dokter gigi, dokter spesialis/dokter gigi spesialis dan
dokter subspesialis/dokter gigi subspesialis, WNI atau WNA yang langsung atau tidak
langsung memberikan pemeliharaan kesehatan di Rumah Sakit Umum Yapika, yang
mendapat izin Direktur setelah menerima masukan dari SMF terkait.
Pasal 5
Pembinaan dan Pengawasan Staf Medik
23. Pembinaan dan pengawasan merupakan upaya korektif yang diarahkan dalam
meningkatkan kinerja staf medik sehingga mutu pelayanan medis dan keselamatan pasien
di rumah sakit dapat terjamin.
24. Pembinaan dan pengawasan terhadap staf medik meliputi pembinaan dan pengawasan
kewenangan klinis, mutu profesi, etika dan disiplin profesi yang dilaksanakan melalui:
Pasal 6
Pemeriksaan dan Pemberian Sanksi
Pemeriksaan dan pemberian sanksi terhadap staf medik ditetapkan oleh Direktur Utama
berdasarkan rekomendasi Komite Medik.
Pasal 7
Tata Cara Pemeriksaan dan Pemberian Sanksi
Tata cara pemeriksaan dan penjatuhan sanksi terhadap staf medik ditetapkan oleh Direktur
Utama.
Bagian Ketiga
Kelompok Staf Medik Fungsional
Pasal 8
Kategori Kelompok Staf Medik Fungsional
29. KSMF adalah kumpulan staf medik yang mempunyai bidang spesialisasi yang sama dan
bekerja di rumah sakit baik purna waktu maupun paruh waktu.
30. Kelompok SMF terdiri dari minimal 2 orang staf medik, jika kurang dari 2 orang maka
dapat bergabung dengan kelompok SMF lainnya.
31. Kelompok SMF dipimpin oleh ketua SMF, ditunjuk secara ex officio oleh Direktur Utama
32. Pengangkatan dan pemberhentian Ketua SMF dilakukan oleh Direktur Utama, untuk
masa jabatan mengikuti masa jabatan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Yapika
Bagian Kempat
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
Pasal 9
BAB IV
KEWENANGAN KLINIS (CLINICAL PRIVILEGE)
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 10
38. Staf medik yang bekerja di Rumah Sakit Umum Yapika hanya dapat memberikan
tindakan medis kepada pasien jika telah memiliki kewenangan klinis (clinical privilege)
berupa surat penugasan klinis (clinical appointment) yang diperoleh melalui proses
kredensial yang dilakukan oleh Komite Medik melalui subkomite kredensial.
Bagian Kedua
Kewenangan Klinis
Pasal 11
Lingkup Kewenangan Klinis
39. Lingkup kewenangan klinis yang ada di Rumah Sakit Umum Yapika, terdiri dari :
40. Kewenangan klinis sementara (temporary clinical privilege) yaitu kewenangan klinis
yang diberikan kepada dokter konsultan tamu yang diberlakukan sementara oleh rumah
sakit.
Pasal 12
Pemberian Kewenangan Klinis
43. Kewenangan klinis hanya diberikan kepada staf medik yang telah mengikuti proses
kredensial., roses kredensial dibedakan menjadi 2 cara yaitu sidang kredensial dan
kredensial berkas.
44. Sidang kredensial dilakukan terhadap calon staf medik yang belum memiliki Surat Izin
Praktek (SIP) di Rumah Sakit Umum Yapika, sedang kredensial berkas dilakukan
terhadap calon staf medik yang sudah memiliki SIP di Rumah Sakit Umum Yapika.
45. Kewenangan klinis yang diberikan mencakup derajat kompetensi dan cakupan praktik
dengan berpedoman pada Buku Putih (white paper).
46. Pemberian rekomendasi kewenangan klinis kepada staf medis adalah dengan
mempertimbangkan beberapa kriteria diantaranya:
47. Pendidikan;
48. Perizinan (lisensi);
49. Kegiatan penjagaan mutu profesi;
50. Kualifikasi personal, dan
51. Pengalaman dibidang keprofesian.
52. Perizinan yang dimaksud pada ayat 3 (tiga) bagian b di atas adalah perizinan berupa SIP
dari Rumah Sakit Umum Yapika dan atau SIP dari Rumah Sakit Jejaring
Pasal 13
53. Pengakhiran Kewenangan Klinis
Pasal 14
Pengembalian Kewenangan Klinis (Reappointment)
61. Kewenangan klinis staf medik Rumah Sakit Umum Yapika dapat dikembalikan apabila
staf medik tersebut dianggap telah pulih kompetensinya.
62. Kompetensi staf medik dianggap telah pulih kembali apabila staf medik yang
bersangkutan telah melalui proses pembinaan ataupun mekanisme pendampingan
(proctoring) yang dilakukan oleh Komite Medik melalui subkomite mutu profesi.
Bagian Ketiga
Buku Putih (White Paper)
Pasal 15
63. Buku putih (White Paper) adalah acuan yang digunakan oleh Komite Medik dalam
memberikan rekomendasi kewenangan klinis yang berisi syarat tentang kompetensi yang
dibutuhkan dalam melakukan setiap tindakan medis sesuai dengan norma profesi yang
ditetapkan oleh kolegium setiap spesialis.
64. Komite Medik menyusun dan menetapkan Buku Putih (White Paper) bersama mitra
bestari (peer group) dari SMF yang ada di Rumah Sakit Umum Yapika.
Pasal 16
65. Seluruh staf medik yang akan melakukan tindakan medis di Rumah Sakit Umum Yapika
harus memiliki surat penugasan klinis (clinical appointment).
66. Surat penugasan yang dimaksud adalah surat penugasan klinis yang diberikan oleh
Direktur Rumah Sakit Umum Yapika berdasarkan rekomendasi kewenangan klinis
(clinical privilege) dari Komite Medik setelah melalui proses kredensial yang dilakukan
oleh subkomite kredensial.
67. Surat penugasan klinis staf medik Rumah Sakit Umum Yapika berlaku 3 (Tiga) tahun
sejak diterbitkannya.
68. Bagi staf medik yang telah berakhir surat penugasan klinisnya, dapat mengajukan
permohonan rekredensial melalui SMF masing-masing untuk memperoleh kewenangan
klinis. Rekomendasi dari Komite Medik dapat berupa :
69. Kewenangan klinis staf medik dilanjutkan
70. Kewenangan klinis staf medik ditambah
71. Kewenangan klinis staf medik dikurangi
72. Kewenangan staf medik dibekukan untuk waktu tertentu
73. Kewenangan staf medik diubah/dimodifikasi
74. Kewenangan staf medik diakhiri.
BAB VI
KOMITE MEDIK
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 17
75. Komite Medik Rumah Sakit Umum Yapika adalah salah satu perangkat yang ada di
Rumah Sakit Umum Yapika yang bertanggung jawab dalam menerapkan tata kelola
klinis yang baik (good clinical governance) di Rumah Sakit Umum Yapika.
Bagian Kedua
Pasal 19
77. Susunan organisasi Komite Medik Rumah Sakit Umum Yapika terdiri dari:
Ketua
Sekretaris
Subkomite
Pasal 20
78. Keanggotaan Komite Medik Rumah Sakit Umum Yapika ditetapkan oleh Direktur
Rumah Sakit Umum Yapika.
79. Anggota Komite Medik Rumah Sakit Umum Yapika terbagi ke dalam 3 subkomite,
masing-masing subkomite dibantu oleh staf subkomite.
80. Subkomite yang dimaksud pada ayat (2) terdiri dari:
81. Subkomite kredensial yang bertugas mengevaluasi profesionalisme staf medik.
82. Subkomite mutu profesi yang bertugas mempertahankan kompetensi dan profesionalisme
staf medik
83. Subkomite etika dan disiplin profesi yang bertugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku
profesi staf medik.
Bagian Ketiga
Mitra Bestari (peer group)
Pasal 21
84. Direktur Utama dan Komite Medik Rumah Sakit Umum Yapika dapat membentuk mitra
bestari (peer group) dalam pelaksanaan fungsi Komite Medik.
85. Mitra bestari (peer group) berasal dari staf medik Rumah Sakit Umum Yapika,
perhimpunan spesialis, kolegium, atau berasal dari Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin.
86. Mitra bestari (peer group) merupakan sekelompok staf medik dengan reputasi dan
kompetensi profesi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan profesi
medis termasuk kewenangan klinis.
Bagian Keempat
Tugas dan Fungsi
Pasal 22
88. Komite Medik Rumah Sakit Umum Yapika, memiliki tugas sebagai berikut :
89. Melakukan kredensial bagi seluruh staf medik yang akan melakukan pelayanan medis di
rumah sakit;
90. Memelihara mutu profesi staf medik; dan
91. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medik.
92. Komite Medik Rumah Sakit Universitas Hasanudin memiliki fungsi untuk menegakkan
profesionalisme dengan mengendalikan staf medik yang melakukan pelayanan medis di
Rumah Sakit Umum Yapika.
Bagian Kelima
Masa Jabatan dan Cara Penetapan
Pasal 23
93. Ketua Komite Medik Rumah Sakit Umum Yapika ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit
Universitas Hasanudddin dengan masa jabatan disesuaikan.
94. Sekretaris Komite Medik dan Ketua Subkomite ditetapkan oleh Direktur Utama Rumah
Sakit Umum Yapika berdasarkan rekomendasi dari Ketua Komite Medik.
BAB VII
RAPAT
Pasal 25
Rapat Rutin
98. Rapat rutin Komite Medik dilaksanakan setiap 1 (satu) bulan sekali dan/atau dilaksanakan
sesuai dengan jadwal kredensial pada waktu dan tempat yang ditentukan oleh Komite
Medik.
99. Sekretaris Komite Medik harus menyampaikan undangan dan agenda rapat kepada para
anggota yang akan hadir dalam rapat paling lambat 2 (dua) hari sebelum rapat
dilaksanakan.
100. Rapat rutin wajib diikuti oleh seluruh pengurus Komite Medik.
Pasal 26
Rapat Khsusus
Pasal 27
Rapat Pleno
Pasal 28
Kuorum
110. Kuorum tercapai bila rapat dihadiri oleh paling sedikit setengah dari jumlah pengurus
Komite Medik Rumah Sakit Umum Yapika ditambah satu peserta yang berhak untuk
memberikan suara yang ditunjuk oleh Direktur Rumah Sakit atas usul Ketua Komite
Medik.
111. Keputusan rapat hanya dapat ditetapkan bila kuorum telah tercapai.
112. Bila kuorum tidak tercapai tepat pada waktunya maka rapat dapat ditunda 1 (satu) jam
dan atas kesepakatan anggota, rapat dapat dilanjutkan kembali.
Pasal 29
Notulen Rapat
Pasal 30
119. Pengambilan Putusan Rapat
120. Keputusan rapat diambil melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
Pasal 31
123. Tata Tertib Rapat
124. Setiap rapat Komite Medik wajib diikuti oleh seluruh pengurus Komite Medik.
125. Rapat dipimpin oleh Ketua Komite Medik atau pengurus lain yang ditunjuk oleh
Ketua Komite Medik.
126. Sebelum rapat dimulai, sekretaris wajib membacakan hasil notulensi rapat
sebelumnya dan intisari rapat yang sedang berlangsung setelah rapat selesai.
127. Setiap peserta rapat wajib mengikuti rapat sampai selesai dan hanya dapat
meninggalkan ruang rapat setelah memperoleh izin dari pimpinan rapat.
128. Setiap peserta rapat wajib menjaga ketertiban selama rapat berlangsung.
BAB VIII
SUBKOMITE KREDENSIAL
Pasal 32
Pengorganisasian
129. Subkomite kredensial terdiri dari minimal 1 (satu) orang staf medik yang memiliki
surat penugasan klinis (clinical appointment) dan bila lebih dari satu orang maka masing-
masing berasal dari disiplin ilmu yang berbeda.
130. Subkomite kredensial seyogianya terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggota yang
ditetapkan dan bertanggungjawab kepada Ketua Komite Medik.
Pasal 33
131. Subkomite kredensial menyusun dan mengkompilasi daftar kewenangan klinis sesuai
dengan masukan dari SMF yang ada di Rumah Sakit Umum Yapika berdasarkan norma
keprofesian yang berlaku.
132. Subkomite kredensial dapat menyelenggarakan pemeriksaan dan pengkajian yang
meliputi kompetensi, kesehatan fisik dan mental, perilaku, dan etika profesi.
133. Subkomite kredensial melakukan evaluasi data pendidikan kedokteran/kedokteran
gigi berkelanjutan.
134. Subkomite kredensial melakukan wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis.
135. Subkomite kredensial melakukan penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang
adekuat.
136. Subkomite kredensial melaporkan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan
rekomendasi kewenangan klinis kepada Ketua Komite Medik.
137. Subkomite kredensial melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa
berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari Komite Medik.
BAB IX
SUBKOMITE MUTU PROFESI
Pasal 34
Pengorganisasian
138. Subkomite mutu profesi terdiri dari minimal 1 (satu) orang staf medik yang memiliki
surat penugasan klinis (clinical appointment) dan bila lebih dari satu orang maka masing-
masing berasal dari disiplin ilmu yang berbeda.
139. Subkomite mutu profesi dapat terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggota yang
ditetapkan dan bertanggungjawab kepada Ketua Komite Medik.
Pasal 35
BAB X
SUBKOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI
Pasal 36
Pengorganisasian
144. Subkomite etika dan disiplin profesi terdiri dari minimal 1 (satu) orang staf medik
yang memiliki surat penugasan klinis (clinical appointment) dan bila lebih dari satu orang
maka masing-masing berasal dari disiplin ilmu yang berbeda.
145. Subkomite etika dan disiplin profesi seyogianya terdiri dari ketua, sekretaris, dan
anggota yang ditetapkan dan bertanggungjawab kepada Ketua Komite Medik.
Pasal 37
Tata Kerja
146. Subkomite etika dan disiplin profesi melakukan pembinaan etika dan disiplin profesi
kedokteran;
147. Subkomite etika dan disiplin profesi melakukan pemeriksaan staf medik yang diduga
melakukan pelanggaran disiplin;
148. Subkomite etika dan disiplin profesi memberikan rekomendasi pendisiplinan pelaku
professional di rumah sakit; dan
149. Subkomite etika dan disiplin profesi memberikan nasehat/pertimbangan dalam
pengambilan keputusan etis pada asuhan medis pasien.
Pasal 38
150. Untuk melaksanakan tata kelola klinis (clinical governance), setiap kelompok staf
medik fungsional Rumah Sakit Umum Yapika diwajibkan membuat standar profesi,
standar pelayanan medis, dan standar prosedur operasional sesuai dengan kolegium
masing-masing.
151. Bila dibutuhkan untuk pelayanan pasien termasuk ketika pasien membutuhkan second
opinion setiap profesi medis berkewajiban melakukan konsultasi dan atau merujuk pasien
kepada dokter, dokter spesialis dan dokter sub spesialis lain yang lebih berkompeten.
152. Kewajiban melakukan pemeriksaan Patologi Anatomi terhadap semua jaringan yang
dikeluarkan dari tubuh tanpa pengecualian.
BAB XII
TATA CARA REVIEW DAN PERBAIKAN PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
Pasal 39
153. Peraturan Internal Staf Medik ini dievaluasi dan diperbaiki kembali setiap 3 (tiga)
tahun sekali dan disesuaikan dengan perkembangan profesi medis dan kondisi Rumah
Sakit Umum Yapika.
154. Komite Medik berhak merevisi dan/atau mengadakan amandemen peraturan ini
dengan persetujuan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Yapika melalui rapat khusus
yang diselenggarakan untuk perubahan tersebut.
155. Usulan untuk perubahan Peraturan Internal Staf Medik ini hanya dapat dilaksanakan
melalui rapat pleno khusus yang diselenggarakan untuk keperluan tersebut.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP