Anda di halaman 1dari 30

KONSEP

TERAPI KOMPLEMENTER

SITI NUR KHOLIFAH


Definisi
• Komplementer adalah penggunaan terapi
tradisional ke dalam pengobatan modern
• Terapi komplementer dikenal juga dengan
terapi tradisional yang digabungkan dalam
pengobatan modern
Definisi
• Terapi komplementer adalah cara
Penanggulangan Penyakit yang dilakukan
sebagai pendukung pengobatan medis
konvensional atau sebagai pengobatan pilihan
lain di luar pengobatan medis yang
konvensional.
Terapi Komplementer

Sebagai pengobatan holistik,

Bentuk terapi yang diberikan mempengaruhi


individu secara menyeluruh yaitu sebuah
keharmonisan individu untuk mengintegrasikan
pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi
(Smith, et.al, 2004 dalam Widyatuti, 2008).
Dasar Teori
• Dasar teori terapi komplementer dalam
keperawatan adalah
a. Teori Transcultural in Nursing dari Leinenger.
b. Teori Lingkungan dari Florence Nightingale
c. Teori Caring.
Jenis – Jenis Terapi Komplementer
1. Praktek-praktek penyembuhan tradisional
seperti akupuntur.
2. Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga.
3. Homeopati atau jamu-jamuan.
4. Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas atau
reiki
5. Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan
visualisasi.
6. Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral
Ruang lingkup tindakan komplementer yang berlandaskan ilmu
pengetahuan biomedik dan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan

1. Intervensi Tubuh dan Fikiran (Mind and body intervention)


2. Sistem Pelayanan Pengobatan Alternatif (Alternative Systems
of Medical Practice)
3. Cara penyembuhan manual (Manual Healing Methods)
4. Pengetahuan farmakologi dan biologi (Pharmakologic and
Biologic Treatments)
5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan (Diet and
Nutrition the Prevebtion and Treatment of Desease) dan
6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan (Unclassified
Diagnostic and Treatment Methods)
Dasar Hukum Pelayanan
Terapi Komplementer
a. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
• Pasal 1 butir 16 Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan
dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun
secara empiris yang dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma
yang berlaku di masyarakat
• Pasal 48 Pelayanan kesehatan tradisional
• Bab III Pasal 59 s/d 61 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisonal
b. Peraturan Menteri Kesehatan RI, No. : 1076/Menkes/SK/2003
tentang pengobatan tradisional.
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI. No. : 1109/Menkes/Per/IX/2007
tentang penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas
pelayanan kesehatan.
d. Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik,
No. HK.03.05/I/199/2010 tentang pedoman kriteria penetepan metode
pengobatan komplementer – alternatif yang dapat diintegrasikan di
fasilitas pelayanan kesehatan
Kelebihan Terapi Komplementer

• Meningkatkan kesehatan secara holistik


• Murah
Kekurangan
• Menimbulkan efek samping apabila dilakukan
tanpa keterampilan khusus.
Peran Perawat Dalam Terapi
Komplementer
1. Konselor
2. Pendidik kesehatan
3. Peneliti
4. Pemberi pelayanan langsung
5. Koordinator
6. Advokat
Relaksasi Autogenic
• Relaksasi autogenik adalah relaksasi yang
bersumber dari diri sendiri berupa kata-
kata/kalimat pendek ataupun pikiran yang bisa
membuat pikiran tentram
Tujuan
• Memberikan perasaan nyaman
• Mengurangi stress, khususnya stress ringan
• Memberikan ketenangan
• Mengurangi ketegangan
• Persiapan
– Pasien / klien
– Alat
– Lingkungan
Prosedur
• Pilihlah suatu kata / kalimat yang dapat membuat
kita tenang misalnya “Astaghfirullah”. Jadikan kata-
kata / kalimat tersebut sebagai “mantra” untuk
mencapai kondisi rileks.
• Perhatikan posisi. Atur posisi senyaman mungkin.
• Tutup mata secara perlahan-lahan.
• Lemaskan seluruh anggota tubuh dari kepala, bahu,
punggung, tangan sampai dengan kaki secara
perlahan-lahan.
• Tarik nafas secara perlahan.
 Fokuskan pikiran pada kata-kata “mantra”
tersebut.
 Lakukan berulang selama ± 10 menit, bila tiba-
tiba pikiran melayang, upayakan untuk
memfokuskan kembali pada kata-kata “mantra”.
 Bila dirasakan sudah nyaman / rileks, tetap duduk
tenang dengan mata masih tetap tertutup untuk
beberapa saat.
 Langkah terakhir, buka mata perlahan-lahan
sambil rasakan kondisi rileks.
• Untuk mencapai hasil yang optimal
dibutuhkan konsentrasi penuh terhadap
kata-kata “mantra”yang dapat membuat
rileks.
• Lakukan prosedur ini sampai 2-3 kali agar
mendapatkan hasil yang optimal.
• Tidak efektif untuk kondisi stress berat
Evaluasi
Respon verbal:
1. Klien mengatakan rileks
2. Klien mengatakan ketegangan berkurang.
3. Klien mengatakan sudah merasa nyaman
Respon non verbal
1. Klien tampak tenang
2. Ekspresi wajah tidak tegang
3. Klien dapat melanjutkan pekerjaannya
kembali.
Relaksasi Progresif
• suatu cara yang efektif mengistirahatkan otot-
otot melalui cara yang tepat, diikuti dengan
relaksasi mental dan pikiran
Tujuan
• mengurangi berbagai keluhan yang
berhubungan dengan stress, seperti
kecemasan, asma, nyeri lambung, hipertensi
dan insomnia
Prosedur
• Persiapan
A. Klien
1. Jelaskan tujuan latihan dan tahapannya
2. Klien memungkinkan untuk dilakukan latihan
3. Klien menggunakan pakaian yang nyaman
B. Lingkungan
1. Ruangan yang tenang dan nyaman
2. Kursi, tempat tidur yang nyaman
Pelaksanaan
• Instruksikan klien untuk duduk atau berbaring
dengan nyaman
• Pejamkan mata, - tarik nafas melalui hidung,
rasakan udara memenuhi abdomen
menghembuskan melalui mulut secara perlahan..
rasakan bahwa semua ketegangan otot-otot seperti
dikeluarkan.
• Pusatkan pikiran pada kaki dan betis. Tarik
jari-jari kaki keatas dan tegangkan kaki dan
betis selama beberapa detik
• Pusatkan pikiran pada paha dan bokong.
Luruskan kedua kaki, lalu tegangkan paha
dan bokong selama beberapa detik dengan
bertumpu pada kedua tumit kaki
• Pusatkan pikiran pada perut dan dada. Tarik
nafas dalam melalui hidung, tahan beberapa
saat, kemudian hembuskan melalui mulut
secara perlahan-lahan. Rasakan ketegangan
keluar dari tubuh.
• Pusatkan pikiran pada kedua lengan dan
tangan. Luruskan kedua lengan dan jari-jari,
kemudian tegangkan otot-otot lengan dan jari
sambil mengepalkan tangan dengan kuat
selama beberapa detik
• Pusatkan pada bahu dan leher. Tegangkan
leher dan kedua bahu kebelakang selama
beberapa detik, bersamaan dengan menarik
nafas dari hidung, kemudian kendurkan
kembali sambil menghenbuskan nafas melalui
mulut. Rasakan semua ketegangan
dikeluarkan. Lakukan berkali-kali sampai
merasa nyaman dan rileks
• Pusatkan pada wajah dan kepala. Kerutkan
dahi, dan buka mata lebar-lebar selama
beberapa detik, lalu kendurkan. Kempiskan
hidung semala beberapa detik, lalu
kendurkan kembali. Tarik mulut kebelakang
dan rapatkan gigi selama beberapa detik,
kemudian kendurkan. Lakukan berkali-kali
sampai merasa nyaman dan rileks.
• Duduk kembali dengan tenang, dan rasakan
semua ketegangan tubuh sudah dikeluarkan.
EVALUASI
• SUBYEKTIF : Perasaan klien setelah relaksasi,
kenyamanan klien, perbedaan/ perubahan
keluhan setelah relaksasi
• OBYEKTIF :Ekspresi wajah, tanda-tanda vital,
apakah klien tampak rileks/tdk ?,
kemampuan klien dalam latihan
TERIMA KASIH...
SEMOGA BERMANFAAT DAN SUKSES UNTUK
ANDA SEMUA

Anda mungkin juga menyukai