DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
STRATEGI PELAKSANAAN
SETTING TEMPAT
C A
D
B
C
Keterangan:
A : Master Of Ceremony
B : Penyaji
C : Lansia
D : Observasi
PEMBAGIAN TUGAS
A. Master of Ceremony : Memandu acara dan mengontrol proses penyuluhan
B. Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan
D. Observasi : Mencatat jumlah peserta dan mencatat nama-nama Lansia yang
mengajukan pertanyaan.
KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Telah dilakukan penyuratan ke puskesmas sebelum pertemuan
b. Waktu pelaksanaan penyuluhan telah ditetapkan
c. Tempat dan perlengkapan acara telah disiapkan
d. Panitia penyuluhan telah di bentuk
2. Evaluasi Proses
a. 80 % jumlah lansia hadir diruangan penyuluhan
b. Penyaji menyampaikan materi dengan tepat
c. Lansia antusias mengikuti jalannya acara
d. Lansia dapat mengikuti acara sampai selesai
e. Acara penyuluhan berjalan lancar sesuai rencana
3. Evaluasi Hasil
a. Tersedianya materi terkait pencegahan cedera fisik pada lansia di rumah
b. Lansia mengajukan pertanyaan terkait materi yang dibawakan
MATERI
A. Latar Belakang
Pencegahan cedera fisk pada lansia harus diperhatikan oleh semua pihak yaitu
keluarga, penjaga bayaran, perawat di rumah sakit dan juga pihak-pihak yang
menentukan keputusan bagi pembangunan rumah sakit. Keluarga merupakan support
system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Keluarga memegang
peranan penting dalam perawatan terhadap lansia oleh sebab itu keluarga harus
memiliki pengetahuan mengenai faktor risiko jatuh pada lansia (Maryam, 2009).
Perawat dan pihak – pihak rumah sakit harus menunjang fasilitas dalam rumah sakit
dengan pengawasan penuh akan aktivitas masing – masing pasien opname dan juga
pemenuhan fasilitas – fasilitas yang aman di daerah yang memungkinkan untuk
terjadinya kejadian jatuh pada lansia yang sedang opname di rumah sakit.
Pengertian
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yangmelibatkan
seseorang mendadak terbaring atau terduduk di lantai atautempat yang lebih rendah atau
tanpa kehilangan kesadaran atau luka(Reuben, 1996).Jatuh sering terjadi atau dialami oleh
usia lanjut. Banyak faktor berperan didalamnya misalnya kelemahan otot ekstremitas bawah,
kekakuan sendi,sinkope dan
Dizzines serta faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin dantidak rata tersandung benda-
benda, penglihatan kurang terang dansebagainya.Tidak mengejutkan bahwa jatuh merupakan
kejadian yang mempercepat patah tulang pada orang dengan kepadatan mineral tulang (
Bone Mineral Density/BMD)
rendah. Jatuh dapat dicegah sehingga akan mengurangirisiko patah tulang. Jatuh adalah
penyebab terbesar untuk patah
tulang pinggul dan berkaitan dengan meningkatnya risiko yang berarti terhadap berbagai pata
h tulang meliputi punggung, pergelangan tangan, pinggul,lengan bagian atas.Jatuh dapat
disebabkan oleh banyak faktor, sehingga strategi pencegahanharus meliputi berbagai
komponen agar sukses. Aktivitas fisik meliputi polagerakan yang beragam seperti latihan
kekuatan atau kelas aerobik dapatmeningkatkan massa tulang sehingga tulang lebih padat dan
dapatmenurunkan risiko jatuh.Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko
jatuh danmeminimalisir dampak dari jatuh yang terjadi. Pedoman yang dikeluarkanoleh
American Geriatrics Society, British Geriatrics Society, dan American Academy of
Orthopedi Surgeons
pada pencegahan jatuh meliputi beberaparekomendasi untuk orang tua (AGS et al, 2001)
Faktor penyebab jatuh pada lansia dapat dibagi dalam 2 golongan besar,yaitu:
a. Faktor Intrinsik
Faktor instrinsik dapat disebabkan oleh proses penuaan dan berbagai penyakit seperti
Stroke dan TIA yang mengakibatkan kelemahan tubuh,Parkinson yang
mengakibatkan kekakuan alat gerak, maupun Depresi yang menyebabkan lansia tidak
terlalu perhatian saat berjalan.Gangguan penglihatan pun seperti misalnya katarak
meningkatkan risiko jatuh pada lansia. Gangguan sistem kardiovaskuler
akanmenyebabkan syncope yang sering meningkatkan risiko jatuh padalansia. Jatuh
dapat juga disebabkan oleh dehidrasi. Dehidrasi bisadisebabkan oleh diare, demam,
asupan cairan yang kurang atau penggunaan diuretik yang berlebihan.
b. Faktor ekstrinsik
Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua atau tergeletakdi lantai,
tempat tidur tidak stabil atau kamar mandi yang rendah dantempat berpegangan yang
tidak kuat atau tidak mudah dipegang, lantaitidak datar, licin atau menurun, karpet
yang tidak dilem dengan baik,keset yang tebal/menekuk pinggirnya, dan benda-benda
alas lantai yanglicin atau mudah tergeser, lantai licin atau basah, penerangan yang
tidak baik (kurang atau menyilaukan), alat bantu jalan yang tidak tepatukuran, berat,
maupun cara penggunaannya.
Pencegahan Jatuh
Pencegahan dilakukan berdasarkan faktor risiko apa yang dapatmenyebabkan jatuh seperti
faktor neuromuskular, muskuloskeletal, penyakit yang sedang diderita, pengobatan yang
sedang dijalani, gangguankeseimbangan dan gaya berjalan, gangguan visual, ataupun faktor
lingkungan. Dibawah ini akan di uraikan beberapa metode pencegahan jatuh pada orangtua:
a. Latihan fisik
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkankekuatan
tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi,dan meningkatkan reaksi
terhadap bahaya lingkungan. Latihan fisik juga bisa mengurangi kebutuhan obat-
obatan sedatif. Latihan fisik yangdianjurkan yang melatih kekuatan tungkai, tidak
terlalu berat dansemampunya, salah satunya adalah berjalan kaki.
b. Managemen obat-obatan
Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik diantaranya:
4. Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecualiatas indikasi
klinis kuat
c. Modifikasi lingkungan.
1. Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untukmenghindari
pusing akibat suhu.
5. Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untukmelintas.
6. Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lamputambahan untuk
daerah tangga.
10. Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnyadi kamar
mandi.
e. Alas Kaki
3. Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjagakeseimbangan
h. Hip protektor
terbukti mengurangi resiko fraktur pelvis.
2. Berhenti merokok
4. Latihan fisik
1. Cara bangun setelah jatuh tanpa penolongCara yang dapat dilakukan lansia setelah
jatuh jika masih bangun adalah :
b. Mengangkat tubuh lagi dengan bantuan lutut dan kedua lengan lurus
c. Pegang permukaan kursi atau benda untuk membantu berdiri
e. Putar badan pelan pelan dan duduk di kursiCara yang dapat dilakukan lansia
setelah jatuh jika lansia tidak bisa bangun adalah sebagai berikut:
h. Untuk menjaga kehangatan, selimuti badan dengan pakaian, taplakatau kain yang
ada di sekitar.
b. Tempatkan dua buah kursi yang saling berhadapan di dekat lansia.Jika lansia bisa
bergerak, bantu lansia dengan lembut bergeser kesamping.
LAPORAN KEGIATAN
SOSIALISASI SISWA/SISWI SMA NEGERI 2 KENDARI
A. TAHAP PERSIAPAN
Pengajuan surat izin kepada pihak sekolah SMAN 2 Kendari, persiapan
materi(ppt dan letfleat), persiapan konsumsi, dan alat bantu sosialisasi seperti LCD dan
Speaker, serta menyiapkan hadiah atau dorprize untuk siswa/siswi yang aktif dalam
sosialisasi.
B. TAHAP PELAKSANA
Sosisalisasi terapi komplementer (Terapi Manipulasi Tubuh untuk mengurangi stress
pada Remaja) di SMAN 4 KENDARI pada :
1. Hari/Tanggal : Sabtu, 29 juli 2023
2. Waktu : 09:00 – selesai
3. Tempat : SMAN 4 KENDARI
4. Kegiatan sosialisasi Terapi Komplementer di SMA N 4 KENDARI di hadiri
sebanyak 30 siswa/siswi
C. ACARA INTI
- Sambutan dari Kepala Sekolah SMA N 4 KENDARI meliputi bahwa : Kesempatan
yang baik menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kampus Stikes Karya
Kesehatan Kendari sudah memilih sekolah kami untuk mengadakan sosialisasi dan
serta Dosen-Dosen dan Mahasiswa yang ikut serta dalam Sosialisasi ini saya
ucapkan Terimakasih.
- Sambutan Wakil Ketua 1 Kampus Stikes Karya Kesehatan Kendari mengucapkan
banyak terimah kasih kepada Kepala Sekolah SMA N 4 KENDARI telah menerima
kami mengadakan sosialisasi di seklah ini dan Dosen-dosen yang ikut serta dalam
sosialisasi ini serta semua pihak yang ikut serta dalam persiapan ini.
- Maksud dari Sosialisasi ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang Terapi
Komplementer pada siswa/siswi SMA N 2 KENDARI dimana Terapi komplementer
adalah pengobatan tradisional yang sudah diakui dan dapat dipakai sebagai
pendamping terapi konvensional medis. Pelaksanaanya dapat dilakukan Bersama
dengan terapi medis. Pelayanan kesehatan komplementer dapat berkontribusi
meningkatkan derajat kesehatan yang sekarang ini banyak diminati masyarakat.
Salah satunya yaitu Terapi Komplementer Manipulasi Tubuh Untuk Mengurangi
Stress Pada Remaja di gunakan untuk siswa/siswi agar terhindar dari kecemasan dan
stress. Terapi Komplementer ini dapat di implementasikan kepada siswa/siswi SMA
N 2 KENDARI yaitu seperti yoga dan thai chi. Melalui kegiatan ini dapat membantu
siswa/siswi SMA N 2 KENDARI merasakn dampak yang baik untuk kesehatan.
Pelayanan komplementer ini perlu mendapat dukungan dari berbagai praktisi
kesehatan supaya semakin berkembangan ilmu pengetahuan dalam asuhan
komplementer.
D. KELEMAHAN
1. Penerimaan yang baik dari kepala sekolah, siswa/siswi, dan staf guru SMA N 2
konsel.
2. Tersedianya tempat untuk melaksanakan sosialisasi yang memudahkan persiapan
tempat.
E. KEKUATAN
Kelemahan pada sosialisasi ini yaitu ketersedian kelas yang awal dari perencanaan
kami minta 4 kelas namun hanya 2 kelas yang tersedia, di sebabkan beberapa bangunan
sekolah termasuk kelas sedang dalam perbaikan. Serta alat persiapan sosialisasi seperti
LCD/proyektor, dan pengeras musik masih kurang. Sehingga sedikit menjadi kendala
saat kami melakukan sosialisasi.Dan jumlah mahasiswa siswa/siswi sebanyak 80% tidak
sesuai dengan prediksi, jumlah siswa hanya sekitar 45% atau 24 orang.
F. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planning sudah selesai dikonsultasikan dan dapat persetujuan pembimbing
akademik tanggal 20 Juli 2023.
b. Waktu pelaksanaan sosialisasi warga tepat sesuai dengan jadwal yang telah
disepakati sebelumnya.
c. Persiapan tempat, sarana dan prasarana telah tersedia.
2. Evaluasi Proses
a. Jumlah siswa/siswi SMA Negeri 2 Kendari yang hadir sebanyak 24 orang
b. Siswa/siswi antusias mengikuti kelangsungan acara
c. Alat bantu dapat digunakan secara efektif
d. Acara daoat berjalan sesuai rencana
3. Evaluasi Hasil
a. Terbina hubungan saling percaya dengan siswa/siswi SMA N 2 Kendari.
b. Warga bersedia membantu dan berpatisipasi dalam kegiatan yang direncanakan.