Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG PENCEGAHAN JATUH

PADA LANSIA DI PISANG, KECAMATAN PAUH TAHUN 2022

OLEH:
ULFHA PUTRI RAHMI
2141312122

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2022
Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Jatuh Pada Lansia

Topik : Pencegahan Jatuh Pada Lansia


Sub Topik : 1. Pengertian Jatuh
2. Penyebab Jatuh pada Lansia
3. Cara Pencegahan Jatuh pada Lansia

Sasaran : Lansia Ny. N


Tempat : Rumah Ny. N
Hari/tgl : Sabtu, 15 Oktober 2022
Waktu : 13.00 - selesai
Penyaji : Ulfha Putri Rahmi

A. LATAR BELAKANG

Jatuh menjadi salah satu insiden yang paling sering terjadi pada orang lanjut
usia (lansia) yang mengakibatkan trauma serius, seperti nyeri, kelumpuhan
bahkan kematian. Hal ini menimbulkan rasa takut dan hilangnya rasa percaya
diri sehingga mereka membatasi aktivitasnya sehari-hari yang menyebabkan
menurunnya mutu kehidupan pada lansia yang mengalaminya dan juga
berpengaruh pada anggota keluarganya.

Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di
dalamnya, baik faktor intrinsic dalam diri lansia tersebut seperti gangguan
gaya
berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope dan
dizzines, serta faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin dan tidak rata,
tersandung benda-benda, penglihatan kurang karena cahaya kurang terang,
dan sebagainya.

Pencegahan jatuh pada lansia harus diperhatikan oleh semua pihak yaitu
keluarga, penjaga bayaran, perawat di rumah sakit dan juga pihak-pihak yang
menentukan keputusan bagi pembangunan rumah sakit. Keluarga merupakan
support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya.
Keluarga memegang peranan penting dalam perawatan terhadap lansia oleh
sebab itu keluarga harus memiliki pengetahuan mengenai faktor risiko jatuh
pada lansia (Maryam, 2009). Perawat dan pihak rumah sakit atau panti jompo
harus menunjang fasilitas dengan pengawasan penuh akan aktivitas masing-
masing lansia yang dirawat dan juga pemenuhan fasilitas yang aman di
daerah yang memungkinkan untuk terjadinya kejadian jatuh.

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada Ny. N di kecamatan Pauh


tanggal 10 - 14 Oktober 2022 bahwa mengalami kondisi jatuh seminggu
terakhir. Oleh karena itu, saya ingin memberikan penyuluhan kepada Ny. N.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 15 menit diharapkan Ny.


N dapat mengerti dan memahami mengenai pencegahan jatuh.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan Ny. N dapat:
1. Mengetahui dan mampu menyebutkan pengertian Jatuh
2. Mengetahui dan mampu menyebutkan penyebab jatuh
3. Mengetahui dan mampu menyebutkan cara pencegahan jatuh.

C. RENCANA KEGIATAN
1. Nama Kegiatan : Penyuluhan Pencegahan Jatuh Pada Lansia
2. Waktu dan tempat : Pukul 13.00 WIB dirumah Ny. N
3. Penyuluh : Ulfha Putri Rahmi
4. Sasaran : Lansia Ny. N
5. Alat dan Media :
 Leaflet
 Lembar balik
6. Metode : Ceramah dan dsikusi
7. Susunan Acara :
a. Proses Kegiatan
No Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audien Waktu

1. Pendahuluan: 2 menit
a. Menyampaikan salam a. Membalas salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan dengan
c. Menjelaskan tujuan aktif
d. Menyampaikan kontrak c. Mendengarkan dan
waktu memberikan respon
e. Apersepsi

2. Penjelasan Materi
1. Pengertian jatuh a. Mendengarkan, 10 menit
2. Penyebab jatuh pada lansia memperhatikan
3. Pencegahan jatuh b. Menanyakan hal-hal yang
belum jelas

3. Evaluasi 2 menit
a. Mengevaluasi penerimaan a. Menjawab pertanyaan
informasi b. Mendemonstrasikan
b. Memberikan pertanyaan kembali tentang cara
lisan pembuatan larutan jeruk
nipis kecap

4. Penutup 1 menit
a. Menyimpulkan hasil a. Aktif bersama dalam
penyuluhan menyimpulkan.
b. Memberikan salam b. Membalas salam

Total Waktu 15 menit


b. Setting Tempat

Keterangan:
Penyuluh dan peserta dalam
penyuluhan duduk berhadapan.

= Penyaji

= Lansia Ny. N

8. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
 Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap, disiapkan
minimal H-1 menit sebelum penyuluhan dan dapat digunakan dalam
penyuluhan, yaitu : leaflet, lembar balik
 Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan disampaikan melalui
lembar balik dan leaflet . Materi dan media sudah disiapkan minimal
dua hari sebelum penyuluhan.
 Persiapan Peserta
Penyuluh sudah mengontrak waktu dengan sasaran yang akan
diberikan penyuluhan sehari sebelum penyuluhan dilakukan.
b. Evaluasi Proses
Lansia Ny. N dapat menyimak penyuluhan sampai selesai.
c. Evaluasi Hasil
1) Jangka Pendek
 Lansia Ny. N mampu menjelaskan dengan benar cara
pencegahan jatuh
 Lansia Ny. N mampu menyebutkan dengan benar 4 dari 9
cara mencegah jatuh pada lansia.
 Lansia Ny. N mampu mempraktekan cara pencegahan jatuh
dengan latihan peregangan sendi
2) Jangka Panjang
Meningkatnya pengetahuan lansia tentang pencegahan jatuh dan tidak
ada kejadian jatuh.
Lampiran Materi

1. Defenisi
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi
mata yang melibatkan seseorang mendadak terbaring atau terduduk di
lantai atau tempat yang lebih rendah atau tanpa kehilangan kesadaran atau
luka.
Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor
berperan di dalamnya misalnya kelemahan otot ekstremitas bawah,
kekakuan sendi, sinkope dan dizzines, serta faktor ekstrinsik seperti lantai
yang licin dan tidak rata tersandung benda-benda, penglihatan kurang
terang dan sebagainya.
Tidak mengejutkan bahwa jatuh merupakan kejadian yang
mempercepat patah tulang pada orang dengan kepadatan mineral tulang
(Bone Mineral Density/BMD) rendah. Jatuh dapat dicegah sehingga akan
mengurangi risiko patah tulang. Jatuh adalah penyebab terbesar untuk
patah tulang pinggul dan berkaitan dengan meningkatnya risiko yang
berarti terhadap berbagai patah tulang meliputi punggung, pergelangan
tangan, pinggul, lengan bagian atas.
Jatuh dapat disebabkan oleh banyak faktor, sehingga strategi
pencegahan harus meliputi berbagai komponen agar sukses. Aktivitas fisik
meliputi pola gerakan yang beragam seperti latihan kekuatan atau kelas
aerobik dapat meningkatkan massa tulang sehingga tulang lebih padat dan
dapat menurunkan risiko jatuh.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko jatuh
dan meminimalisir dampak dari jatuh yang terjadi. Pedoman yang
dikeluarkan oleh American Geriatrics Society, British Geriatrics Society,
dan American Academy of Orthopedi Surgeons pada pencegahan jatuh
meliputi beberapa rekomendasi untuk orang tua (AGS et al, 2001).
2. Faktor – Faktor Lingkungan yang Sering Dihubungan dengan
Kecelakaan pada Lansia
Faktor penyebab jatuh pada lansia dapat dibagi dalam 2 golongan besar,
yaitu:
a. Faktor Intrinsik
Faktor instrinsik dapat disebabkan oleh proses penuaan dan berbagai
penyakit seperti Stroke dan TIA yang mengakibatkan kelemahan
tubuh, Parkinson yang mengakibatkan kekakuan alat gerak, maupun
Depresi yang menyebabkan lansia tidak terlalu perhatian saat berjalan.
Gangguan penglihatan pun seperti misalnya katarak meningkatkan
risiko jatuh pada lansia. Gangguan sistem kardiovaskuler akan
menyebabkan syncope yang sering meningkatkan risiko jatuh pada
lansia. Jatuh dapat juga disebabkan oleh dehidrasi. Dehidrasi bisa
disebabkan oleh diare, demam, asupan cairan yang kurang atau
penggunaan diuretik yang berlebihan.
b. Faktor ekstrinsik
Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua atau
tergeletak di lantai, tempat tidur tidak stabil atau kamar mandi yang
rendah dan tempat berpegangan yang tidak kuat atau tidak mudah
dipegang, lantai tidak datar, licin atau menurun, karpet yang tidak
dilem dengan baik, keset yang tebal/menekuk pinggirnya, dan benda-
benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser, lantai licin atau
basah, penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan), alat
bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara
penggunaannya.
3. Pencegahan Jatuh
Pencegahan dilakukan berdasarkan faktor risiko apa yang dapat
menyebabkan jatuh seperti faktor neuromuskular, muskuloskeletal,
penyakit yang sedang diderita, pengobatan yang sedang dijalani, gangguan
keseimbangan dan gaya berjalan, gangguan visual, ataupun faktor
lingkungan.
Dibawah ini akan di uraikan beberapa metode pencegahan jatuh pada
orang tua:
a. Latihan fisik
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan
meningkatkan kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki
keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan reaksi terhadap bahaya
lingkungan. Latihan fisik juga bisa mengurangi kebutuhan obat-obatan
sedatif. Latihan fisik yang dianjurkan yang melatih kekuatan tungkai,
tidak terlalu berat dan semampunya, salah satunya adalah berjalan
kaki.
b. Managemen obat-obatan
Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik diantaranya:
1) Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat
2) Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama
pengobatan
3) Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama
terutama sedatif dan tranquilisers
4) Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali
atas indikasi klinis kuat
5) Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan
c. Modifikasi lingkungan.
1) Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk
menghindari pusing akibat suhu.
2) Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan
berada dalam jangkauan tanpa harus berjalan dulu.
3) Gunakan karpet antislip di kamar mandi.
4) Perhatikan kualitas penerangan di rumah.
5) Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk
melintas.
6) Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu
tambahan untuk daerah tangga.
7) Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan
yang biasa untuk melintas.
8) Gunakan lantai atau keramik yang tidak licin.
9) Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah,
menghindari tersandung.
10) Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti
misalnya di kamar mandi.
d. Memperbaiki kebiasaan pasien lansia, misalnya:
1) Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat.
2) Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.
3) Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai.
4) Hindari olahraga berlebihan.
e. Alas Kaki
1) Perhatikan pada saat orang tua memakai alas kaki:
2) Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar
3) Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk
menjaga keseimbangan
4) Pakai sepatu yang antislip
f. Alat Bantu Jalan
1) Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan
difokuskan untuk mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau
faktor yang mendasarinya.
Penggunaan alat bantu jalan memang membantu meingkatkan
keseimbangan, namun di sisi lain menyebabkan langkah yang
terputus dan kecenderungan tubuh untuk membungkuk, terlebih
jika alat bantu tidak menggunakan roda., karena itu penggunaan
alat bantu ini haruslah direkomendasikan secara individual.
2) Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat
ditangani dengan obat-obatan maupun pembedahan. Oleh karena
itu, penanganannya adalah dengan alat bantu jalan seperti cane
(tongkat), crutch (tongkat ketiak) dan walker. (Jika hanya satu
ekstremitas atas yang digunakan, pasien dianjurkan pakai cane.
Pemilihan tipe cane yang digunakan, ditentukan oleh kebutuhan
dan frekuensi yang menunjang berat badan. Jika kedua ekstremitas
atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan tidak
perlu menunjang berat badan, alat yang paling cocok adalah four-
wheeled walker. Jika kedua ekstremitas atas diperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan dan menunjang berat badan, maka
pemilihan alat ditentukan oleh frekuensi yang diperlukan dalam
menunjang berat badan.
g. Periksa fungsi penglihatan dan pendengaran.
h. Hip protektor: terbukti mengurangi resiko fraktur pelvis.
i. Memelihara Kekuatan Tulang
1) Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti
meningkatkan densitas tulang dan mengurangi resiko fraktur akibat
terjatuh pada orang tua
2) Berhenti merokok
3) Hindari konsumsi alcohol
4) Latihan fisik
5) Anti-resorbsi seperti biophosphonates dan modulator reseptor
estrogen
6) Suplementasi hormon estrogen / terapi hormon pengganti.
4. Cara menolong lansia yang jatuh
a. Cara bangun setelah jatuh tanpa penolong
Cara yang dapat dilakukan lansia setelah jatuh jika masih bangun
adalah
 Mengangkat badan dengan bantuan siku
 Mengangkat tubuh lagi dengan bantuan lutut dan kedua lengan
lurus
 Pegang permukaan kursi atau benda untuk membantu berdiri
 Hadapkan tubuh ke kursi untuk berdiri
 Putar badan pelan pelan dan duduk di kursi

Cara yang dapat dilakukan lansia setelah jatuh jika lansia tidak bisa
bangun adalah sebagai berikut:
 Menarik perhatian dengan memukul benda atau membunyikan
alarm atau menelpon jika bisa.
 Temukan bantal/guling/pakaian yang digulung dan letakkan
dibawah kepala.
 Untuk menjaga kehangatan, selimuti badan dengan pakaian, taplak
atau kain yang ada di sekitar.
 Untuk menjaga pergerakan, ubah posisi untuk menghindari tekanan
pada luka, gerakkan sendi untuk menghindari kekakuan dan
meningkatkan sirkulasi.
b. Cara bangun yang benar setelah jatuh dengan penolong
1) Tenangkan lansia dan biarkan lansia tetap berbaring sambal anda
memeriksa apakah ada cedera. Tanyakan kepada lansia apakah bisa
bergerak.
2) Tempatkan dua buah kursi yang saling berhadapan di dekat lansia.
Jika lansia bisa bergerak, bantu lansia dengan lembut bergeser ke
samping.
3) Bantu lansia berpegang pada kursi dihadapannya. Arahkan lansia
untuk mengangkat badannya dengan bertopang pada lututnya.
4) Arahkan lansia untuk mengangkat badannya setengah berdiri
bertopang pada kedua tangannya di kursi dihadapannya. Dekatkan
kursi di belakang lansia kearahnya.
5) Persilahkan lansia untuk duduk dengan tenang. Jangan
meninggalkan lansia sebelum anda memastikan tidak ada cedera.
DAFTAR PUSTAKA

Craven & Hinrle. 2000. Pain perception and Management Fundamentals of


nursing: Human health and function (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott.

Kozier & Erb. 2004. Pain Management Fundamentals of nursing: Concepts,


process, and practice (7th ed.). New Jersey: Pearson prentice hall.

Sani, P. A. 2016. Materi Kuliah: Pencegahan Jatuh pada Lansia. PSIK FK Unud.

Taylor, Lillis, & Le Mone. 1997. Comfort Fundamentals of nursing: The art &
Science of nursing care (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott.

Anda mungkin juga menyukai