Anda di halaman 1dari 13

Nebulisasi Pada Anak

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak I

Dosen Pengampu : Ns. Herlina, M.Kep, Sp. Kep. An

Disusun Oleh:

Nurul Aliyyah Rahmah 1810711003

Dini Sholihatunnisa 1810711030

Amalia Tiara Kusuma 1810711032

Jumiati Lestari 1810711039

Dinar Aufia Fadilla Hakim 1810711051

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga panulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.Makalah yang berjudul Nebulisasi Pada Anak yang ditulis
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah KEPERAWATAN ANAK 1.

Pada kesempatan yang baik ini,izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan
ucapan terimakasih kepada semua pihak yang dengan tulus dan ikhlas memberikan bantuan
dan dorongan kepada penulis dalam menyelesainkan makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Jakarta, 21 Februari 2020

PENULIS

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.....................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah............................................ ...................................................................1

1.3. Tujuan................................................................... ...............................................................1

BAB II ISI ....................................................................................................................................... 2


2.1. Definisi ................................................................................................................................. 2
2.2. Tujuan .................................................................................................................................. 2
2.3. Indikasi dan Kontraindikasi.................................................................................................. 2
2.4. Jenis-Jenis Nebulizer ........................................................................................................... 2
2.5. Mekanisme Kerja ................................................................................................................. 4
2.6. Prosedur terapi Nebulasi ...................................................................................................... 4
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 6
A. KESIMPULAN .................................................................................................................... 6
B. SARAN ................................................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... iV

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nebulizer merupakan salah satu terapi inhalasi. Terapi inhalasi adalah sistem
pemberian obat dalam bentuk partikel aerosol melalui saluran napas dengan cara menghirup
obat dengan bantuan alat tertentu. Sasaran terapi inhalasi yang utama adalah saluran napas
atas dan saluran napas bawah. Terapi nebulizer merupakan bagian dari fisioterapi paru
(chest physiotherapy).
Sejak ditemukannya nebulizer pada tahun 1859 di Perancis, nebulizer menjadi
pilihan terbaik pada kasus-kasus yang berhubungan dengan masalah inflamasi atau
obstruksi bronkus seperti pada penderita asma atau PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis).
Sebagai bronkodilator, terapi ini memberikan onset yang lebih cepat dibandingkan obat
oral atau intravena.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut.


1. Apa pengertian dari nebulisasi?
2. Apa tujuan dari terapi nebulisasi?
3. Apa indikasi dan kontraindikasi dari nebulisasi?
4. Apa saja jenis-jenis dari nebulizer?
5. Bagaimana mekanisme kerja dari nebulizer?
6. Bagaimana prosedur terapi nebulisasi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian dari nebulisasi
2. Mengetahui tujuan dari terapi nebulisasi
3. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari nebulisasi
4. Mengetahui Apa saja jenis-jenis dari nebulizer
5. Mengetahui Bagaimana mekanisme kerja dari nebulizer?
6. Mengetahui Bagaimana prosedur terapi nebulisasi?

1
BAB II

ISI

2.1 DEFINISI
Nebulizer adalah alat yang digunakan untuk mengubah obat dari bentuk cair ke bentuk
partikel aerosol. Bentuk aerosol ini sangat bermanfaat apabila dihirup atau
dikumpulkan dalam organ paru. Efek dari pengobatan ini adalah untuk mengembalikan
kondisi spasme bronkus.
Dari pengertian lain, Prinsip alat nebulizer adalah mengubah obat yang berbentuk
larutan menjadi aerosol sehingga dapat dihirup penderita dengan menggunakan mouthpiece
atau masker. Dengan nebulizer dapat dihasilkan partikel aerosol berukuran antara 2-5 µ. Alat
nebulizer terdiri dari beberapa bagian yang terpisah yang terdiri dari generator aerosol, alat
bantu inhalasi (kanul nasal, masker, mouthpiece) dan cup (tempat obat cair).

2.2 TUJUAN
Tujuan pemberian nebulizer untuk menghilangkan sesak karena selaput lendir
saluran nafas bagian atas sehingga lendir menjadi encer dan mudah keluar, melegakan
pernafasan dan dapat mengurangi / menghilangkan bronkospasma.

2.3 INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI


Terapi nebulizer diindikasikan untuk penderita gangguan saluran napas seperti
Pneumonia, Bronchospasme, produksi mukus yang berlebihan, batuk dan sesak napas.
Kontraindikasi terapi nebulisasi adalah pada pasien dengan hipertensi, takikardi,
riwayat alergi, trakeotomi, fraktur di daerah hidung.

2.4 JENIS-JENIS NEBULIZER


Model nebulizer terdiri dari 3 yaitu :

a. Nebulizer jet-aerosol dengan penekan udara (compressor nebulizer)

Nebulizer ini memberikan tekanan udara dari pipa ke cup yang berisi obat cair untuk
memecah air ke dalam bentuk partikel-partikel uap kecil yang dapat dihirup ke dalam saluran
napas. Ukuran partikel yang dihasilkan 2-8 mikron. Beberapa bentuk jet nebulizer dapat pula
diubah sesuai dengan keperluan, sehingga dapat digunakan pada ventilator dan IPPB
(Intermiten Positive Pressure Breathing).

2
b. Nebulizer ultrasonik (ultrasonic nebulizer)

Nebulizer ini menggunakan gelombang ultrasounik (vibrator dengan frekuensi tinggi)


sehingga dengan mudah dapat mengubah cairan menjadi partikel kecil yang bervolume
tinggi, yakni mencapai 6cc/menit. Secara perlahan mengubah dari bentuk obat cair ke bentuk
uap atau aerosol basah. (Catatan: pulmicort tidak dapat digunakan pada sebagian
nebulizer ultrasonik). Besarnya partikel adalah 5 mikron maka dengan mudah masuk ke
saluran pernapasan, sehingga dapat terjadi reaksi, seperti bronkospasme dan dispnea. Oleh
karena itu alat ini hanya dipakai secara intermitten, yakni untuk menghasilkan
sputum dalam masa yang pendek pada pasien dengan sputum yang kental.

c. Nebulizer mini portable (portable nebulizer)

nebulizer ini bentuknya kecil, dapat dioperasikan dengan menggunakan baterai dan
tidak berisik sehingga nyaman digunakan.

3
2.5 MEKANISME KERJA

Cara kerja nebulizer adalah dengan penguapan. Beberapa macam dasar cara kerja
adalah kompresor, ultrasound atau oksigen. Obat dalam bentuk partikel aerosol yang dapat
dibentuk dari cairan ( pada nebulizer ) atau partikel aerosol yang dimampatkan dengan gas
sebagai zat pembawa ( MDI = Meterred Doze Inhaler ) atau aerosol yang berasal dari bubuk
kering ( Dry Powder Inhalation = DPI ), akan mencapai sasaran di saluran napas bersama
proses respirasi sesuai dengan ukuran partikel yang terbentuk dengan mekanisme Hukum
Brown yaitu Impaksi, Sedimentasi dan Difusi. Impaksi adalah membentur dan menempelnya
partikel obat pada mukosa bronkus yang terjadi karena pergerakan udara melalui inspirasi
dan ekspirasi, sedimentasi adalah sampainya partikel pada mukosa bronkus karena mengikuti
efek gravitasi. Ukuran partikel berkisar antara 0,01 mikron sampai 100 mikron. Penyebaran
partikel obat akan tergantung kepada besaran mikronnya; partikel dengan ukuran
5-10 mikron akan menempel pada orofaring, 2-5 mikron pada trakeobronkial sedangkan
partikel <1 mikron akan keluar dari saluran napas bersama proses ekspirasi.

2.6. PROSEDUR TERAPI NEBULIZER

1). Alat- alat yang digunakan

Nebulizer terdiri dari beberapa bagian yang terpisah yang terdiri dari generator
aerosol, alat bantu inhalasi (masker, mouthpiece) dan obatnya sendiri. Masker dan
mouthpiece pada nebulizer memiliki beberapa ukuran yang dapat disesuaikan untuk
penggunaanya pada anak-anak atau orang dewasa, sehingga diharapkan jika menggunakan
masker atau mouthpiece dengan ukuran yang tepat, larutan obat yang melalui nebulizer
berubah menjadi gas aerosol tersebut dapat dihirup/dihisap dengan baik dan keberhasilan
terapi yang didapatkan juga dirasakan optimal.

(a) (b)

4
Gambar 4. Alat bantu inhalasi nebulizer (a) Masker uap (b) Mouthpiece

2). Penggunaan nebulizer


Dalam penggunaan terapi nebulizer diperlukan teknik yang benar agak
efek obat tercapai. Untuk ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
1. Pengiriman gas
Penggunaan oksigen sebagai sarana pengiriman gas. Berikan oksigen suplemen 6-8
liter/menit, dengan flow rate disesuaikan menurut kondisi pasien, pulse oximetry / hasil AGD
(Analisa Gas Darah). Inhalasi katekolamin dapat merubah ventilasi-perfusi paru dan
memperburuk hipoksemia untuk periode singkat. Karena inhalasi katekolamin dapat
meningkatkan heart rate dan menimbulkan diaritmia.
2. Pengencer dan isi volume
Semua ruang nebulizer meninggalkan volume residu antara 0,5 dan 1,0 ml. Volume
residu dalam cup adalah 0,9 ml. Ini berarti bahwa 0,9 ml obat tidak sampai ke pasien
dan ini harus dipertimbangkan ketika dosis dihitung. Meningkatkan isi volume
dengan menambahkan pengenceran menyebabkan penurunan jumlah obat aktif terbuang.
Pengisian volume minimal adalah 4ml dan
maksimum dari 10 ml harus digunakan ketika obat solutio sedang ditransfer melalui
nebulizer. Pengenceran dilakukan dengan hanya dengan Nacl 0,9%, jangan
menggunakan air sebagai pengencer karena dapat menginduksi bronkospasme.
3. Laju aliran
Laju aliran gas mempengaruhi waktu nebulisator dan ukuran tetesan yang tersebar.
Kecepatan aliran meningkat berarti waktu nebulisator lebih pendek dan ukuran tetesan lebih
kecil. Untuk pengiriman obat efisien pada bronkus, diameter tetesan optimal adalah 1-5
mikron. Untuk mencapai hal ini laju aliran ditetapkan pada 8 liter per menit.
4. Pemilihan Obat
Obat akan selalu disesuaikan dengan diagnosis atau kelainan saat itu. Obat yang
digunakan dalan terapi inhalasi nebulizer berbentuk solutio, suspensi atau obat khusus yang
memang dibuat untuk terapi inhalasi. Golongan obat yang sering diberikan via nebulizer
yaitu beta agonis, antikolinergik, kortikosteroid dan antibiotik. Contoh obat yang sering
digunakan yaitu Fentolin, Salbutamol
5. Posisi pasien
Pasien harus nyaman dan duduk tegak (40-90 derajat) hal ini memungkinkan ventilasi
pasien dan pergerakan diafrgama maksimal. Pastikan masker sesuai dan nyaman

5
dan mendorong pasien untuk bernapas terus melalui mulut (bukan hidung). Pasien harus
menghindari berbicara karena hal ini mengurangi efisiensi pengiriman obat. Miring sedikit ke
depan memberikan perluasan maksimum. Hal ini penting bahwa ruang nebuliser tetap
tegak.
6. Perawatan nebulizer
Setiap pasien harus memiliki nebuliser sendiri. Kolonisasi bakteri pada
ruang nebulizer dengan mikroorganisme seperti Burkholderia spp telah terbukti
dalam meningkatkan risiko infeksi pasien. Pasien yang menerima terapi nebuliser jangka
panjang harus mengganti ruang nebulizer setiap 3 bulan. Oleh karena itu nebuliser harus
dibilas setelah digunakan dan dikeringkan dengan tisu lembut.
Alat terapi inhalasi nebulizer harus terus dijaga kebersihannya untuk menghindari
pertumbuhan mikroba dan kemungkinan adanya infeksi. Sebaiknya alat nebulizer dicuci
setiap setiap selesai digunakan atau sedikitnya sekali sehari. Instruksi dari pabrik pembuatnya
harus diikuti secara benar untuk menghindari kerusakan plastik pembungkusnya (Ikawati,
2007).

3) Cara penggunaan
Berikut cara penggunaan nebulizer yaitu:
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Atur posisi duduk pasien
4. Menghubungkan nebulizer dengan sumber tegangan
5. Menghubungkan air hose, nebulizer dan masker/mouthpiece pada main kit
6. Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
7. Memasukkan obat bronkodilator sesuai dosis ke dalam cup
8. Memasang masker / sungkup atau mouthpiece sesuai kondisi pasien
9. Menghidupkan nebulizer dengan menekan tombol ON pada main kit. Perhatikan
jenis alat, pada nebulizer tertentu, pengeluaran uap harus menekan tombol
pengeluaran obat pada nebulizer kit.
10. Meminta pasien menghirup uap dengan cara nafas dalam sampai obat habis
(kurang lebih 10-15 menit)
11. Tekan tombol OFF pada main kit, melepas masker/mouthpiece, nebulizer kit, dan
air hose
12. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue.

6
13. Kaji respons klien terhadap prosedur yang dilakukan
14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

7
BAB II

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Terapi nebulizer merupakan salah satu terapi inhalasi. Terapi inhalasi adalah sistem
pemberian obat dalam bentuk partikel aerosol melalui saluran napas dengan cara menghirup
obat dengan bantuan alat tertentu. Tujuan pemberian nebulizer untuk mengurangi sesak
(rasa tertekan di dada), mengencerkan dahak (peningkatan produksi secret) dan dapat
mengurangi / menghilangkan bronkospasma. Keuntungan nebulizer terapi adalah medikasi
dapat diberikan langsung pada tempat / sasaran aksinya seperti paru sehingga dosis yang
diberikan rendah. Dosis yang rendah dapat menurunkan absorpsi sistemik dan efek samping
sistemik. Pengiriman obat melalui nebuliaer ke paru sangat cepat, sehingga aksinya lebih
cepat daripada rute lainnya seperti subkutan.oral. Obat-obatan yang dapat diberikan dengan
terapi nebulizer yaitu beta agonis, antikolinergik, kortikosteroid dan antibiotik.

3.2 Saran

Saran penulis kepada pembaca yaitu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Terima kasih

8
DAFTAR PUSTAKA

Djaharrudin, dkk. (2015). Pegangan Mahasiswa: Ketrampilan Klinis Terapi Inhalasi


Nebulisasi. Makassar: Fakultas Kedokteran Unniversitas Hasanuddin

Ganong WF. 2010. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta

Hasan. (2011). Penerapan Nebulizer. Surabaya: Airlangga University Press

Hoan, Tan, Drs & Rahardja, Kirana, Drs. 2010. Obat-obat Penting Ed.6. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo Kelompok Kompas Gramedia

Ward, Jeremy, dkk. 2008. The Respiratory System at a Glance .Ed 2. Penerbit
Erlanga: Jakarta

iv
1

Anda mungkin juga menyukai