Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak I
Disusun Oleh:
2020
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga panulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.Makalah yang berjudul Nebulisasi Pada Anak yang ditulis
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah KEPERAWATAN ANAK 1.
Pada kesempatan yang baik ini,izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan
ucapan terimakasih kepada semua pihak yang dengan tulus dan ikhlas memberikan bantuan
dan dorongan kepada penulis dalam menyelesainkan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
PENULIS
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian dari nebulisasi
2. Mengetahui tujuan dari terapi nebulisasi
3. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari nebulisasi
4. Mengetahui Apa saja jenis-jenis dari nebulizer
5. Mengetahui Bagaimana mekanisme kerja dari nebulizer?
6. Mengetahui Bagaimana prosedur terapi nebulisasi?
1
BAB II
ISI
2.1 DEFINISI
Nebulizer adalah alat yang digunakan untuk mengubah obat dari bentuk cair ke bentuk
partikel aerosol. Bentuk aerosol ini sangat bermanfaat apabila dihirup atau
dikumpulkan dalam organ paru. Efek dari pengobatan ini adalah untuk mengembalikan
kondisi spasme bronkus.
Dari pengertian lain, Prinsip alat nebulizer adalah mengubah obat yang berbentuk
larutan menjadi aerosol sehingga dapat dihirup penderita dengan menggunakan mouthpiece
atau masker. Dengan nebulizer dapat dihasilkan partikel aerosol berukuran antara 2-5 µ. Alat
nebulizer terdiri dari beberapa bagian yang terpisah yang terdiri dari generator aerosol, alat
bantu inhalasi (kanul nasal, masker, mouthpiece) dan cup (tempat obat cair).
2.2 TUJUAN
Tujuan pemberian nebulizer untuk menghilangkan sesak karena selaput lendir
saluran nafas bagian atas sehingga lendir menjadi encer dan mudah keluar, melegakan
pernafasan dan dapat mengurangi / menghilangkan bronkospasma.
Nebulizer ini memberikan tekanan udara dari pipa ke cup yang berisi obat cair untuk
memecah air ke dalam bentuk partikel-partikel uap kecil yang dapat dihirup ke dalam saluran
napas. Ukuran partikel yang dihasilkan 2-8 mikron. Beberapa bentuk jet nebulizer dapat pula
diubah sesuai dengan keperluan, sehingga dapat digunakan pada ventilator dan IPPB
(Intermiten Positive Pressure Breathing).
2
b. Nebulizer ultrasonik (ultrasonic nebulizer)
nebulizer ini bentuknya kecil, dapat dioperasikan dengan menggunakan baterai dan
tidak berisik sehingga nyaman digunakan.
3
2.5 MEKANISME KERJA
Cara kerja nebulizer adalah dengan penguapan. Beberapa macam dasar cara kerja
adalah kompresor, ultrasound atau oksigen. Obat dalam bentuk partikel aerosol yang dapat
dibentuk dari cairan ( pada nebulizer ) atau partikel aerosol yang dimampatkan dengan gas
sebagai zat pembawa ( MDI = Meterred Doze Inhaler ) atau aerosol yang berasal dari bubuk
kering ( Dry Powder Inhalation = DPI ), akan mencapai sasaran di saluran napas bersama
proses respirasi sesuai dengan ukuran partikel yang terbentuk dengan mekanisme Hukum
Brown yaitu Impaksi, Sedimentasi dan Difusi. Impaksi adalah membentur dan menempelnya
partikel obat pada mukosa bronkus yang terjadi karena pergerakan udara melalui inspirasi
dan ekspirasi, sedimentasi adalah sampainya partikel pada mukosa bronkus karena mengikuti
efek gravitasi. Ukuran partikel berkisar antara 0,01 mikron sampai 100 mikron. Penyebaran
partikel obat akan tergantung kepada besaran mikronnya; partikel dengan ukuran
5-10 mikron akan menempel pada orofaring, 2-5 mikron pada trakeobronkial sedangkan
partikel <1 mikron akan keluar dari saluran napas bersama proses ekspirasi.
Nebulizer terdiri dari beberapa bagian yang terpisah yang terdiri dari generator
aerosol, alat bantu inhalasi (masker, mouthpiece) dan obatnya sendiri. Masker dan
mouthpiece pada nebulizer memiliki beberapa ukuran yang dapat disesuaikan untuk
penggunaanya pada anak-anak atau orang dewasa, sehingga diharapkan jika menggunakan
masker atau mouthpiece dengan ukuran yang tepat, larutan obat yang melalui nebulizer
berubah menjadi gas aerosol tersebut dapat dihirup/dihisap dengan baik dan keberhasilan
terapi yang didapatkan juga dirasakan optimal.
(a) (b)
4
Gambar 4. Alat bantu inhalasi nebulizer (a) Masker uap (b) Mouthpiece
5
dan mendorong pasien untuk bernapas terus melalui mulut (bukan hidung). Pasien harus
menghindari berbicara karena hal ini mengurangi efisiensi pengiriman obat. Miring sedikit ke
depan memberikan perluasan maksimum. Hal ini penting bahwa ruang nebuliser tetap
tegak.
6. Perawatan nebulizer
Setiap pasien harus memiliki nebuliser sendiri. Kolonisasi bakteri pada
ruang nebulizer dengan mikroorganisme seperti Burkholderia spp telah terbukti
dalam meningkatkan risiko infeksi pasien. Pasien yang menerima terapi nebuliser jangka
panjang harus mengganti ruang nebulizer setiap 3 bulan. Oleh karena itu nebuliser harus
dibilas setelah digunakan dan dikeringkan dengan tisu lembut.
Alat terapi inhalasi nebulizer harus terus dijaga kebersihannya untuk menghindari
pertumbuhan mikroba dan kemungkinan adanya infeksi. Sebaiknya alat nebulizer dicuci
setiap setiap selesai digunakan atau sedikitnya sekali sehari. Instruksi dari pabrik pembuatnya
harus diikuti secara benar untuk menghindari kerusakan plastik pembungkusnya (Ikawati,
2007).
3) Cara penggunaan
Berikut cara penggunaan nebulizer yaitu:
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Atur posisi duduk pasien
4. Menghubungkan nebulizer dengan sumber tegangan
5. Menghubungkan air hose, nebulizer dan masker/mouthpiece pada main kit
6. Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
7. Memasukkan obat bronkodilator sesuai dosis ke dalam cup
8. Memasang masker / sungkup atau mouthpiece sesuai kondisi pasien
9. Menghidupkan nebulizer dengan menekan tombol ON pada main kit. Perhatikan
jenis alat, pada nebulizer tertentu, pengeluaran uap harus menekan tombol
pengeluaran obat pada nebulizer kit.
10. Meminta pasien menghirup uap dengan cara nafas dalam sampai obat habis
(kurang lebih 10-15 menit)
11. Tekan tombol OFF pada main kit, melepas masker/mouthpiece, nebulizer kit, dan
air hose
12. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue.
6
13. Kaji respons klien terhadap prosedur yang dilakukan
14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
7
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terapi nebulizer merupakan salah satu terapi inhalasi. Terapi inhalasi adalah sistem
pemberian obat dalam bentuk partikel aerosol melalui saluran napas dengan cara menghirup
obat dengan bantuan alat tertentu. Tujuan pemberian nebulizer untuk mengurangi sesak
(rasa tertekan di dada), mengencerkan dahak (peningkatan produksi secret) dan dapat
mengurangi / menghilangkan bronkospasma. Keuntungan nebulizer terapi adalah medikasi
dapat diberikan langsung pada tempat / sasaran aksinya seperti paru sehingga dosis yang
diberikan rendah. Dosis yang rendah dapat menurunkan absorpsi sistemik dan efek samping
sistemik. Pengiriman obat melalui nebuliaer ke paru sangat cepat, sehingga aksinya lebih
cepat daripada rute lainnya seperti subkutan.oral. Obat-obatan yang dapat diberikan dengan
terapi nebulizer yaitu beta agonis, antikolinergik, kortikosteroid dan antibiotik.
3.2 Saran
Saran penulis kepada pembaca yaitu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Terima kasih
8
DAFTAR PUSTAKA
Hoan, Tan, Drs & Rahardja, Kirana, Drs. 2010. Obat-obat Penting Ed.6. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo Kelompok Kompas Gramedia
Ward, Jeremy, dkk. 2008. The Respiratory System at a Glance .Ed 2. Penerbit
Erlanga: Jakarta
iv
1