Anda di halaman 1dari 32

IMUNOPROFILAKSIS

...……………………………..herlisa anggraini
 Imunisasi (vaksinasi ) = prosedur untuk meningkatkan
derajat imunitas protektif → menginduksi respon
memori terhadap pathogen tertentu/ toksin →
menggunakan preparat antigen
nonvirulent/nontoksik.
 Antibodi yg diproduksi oleh Imunisasi harus efektif
terutama thd mikroba ekstraseluler dan produknya
(toksin) → krn respon yg kuat timbul stl bbrp minggu
 Imunisasi aktif → diberikan jauh sebelum pajanan dg
pathogen
 Imunoprofilaksis terjadi melalui Imunisasi aktif
atau pasif
 Imunisasi aktif → terjadi setelah seseorang
terpapar dg antigen
 Imunisasi pasif → terjadi bila seseorang
menerima antibody/ produk sel nya dari orang
lain yang mendapatkan Imunisasi aktif
Terjadinya Imunisasi spesifik
 Imunisasi aktif
 →vaksinasi (“vaksin” ; Pasteur)
 → hasil penelitian E Jenner dengan cowpox (vaccinia),
→ diperluas hingga seluruh agen → untuk menginduksi
imunitas spesifik dan menghilangkan efek infeksi
selanjutnya.

 Vaksin diberikan sedini mungkin, bahwa;


- sistem imun belum berkembang di bulan-bulan
pertama kehidupan

Imunisasi pasif dilakukan melalui transfer patogen atau sel


imun dari orang yang imun ke orang lain yang non-imun. →
dapat terjadi secara alamiah dan buatan.
 Keuntungan pemberian vaksin hidup/dilemahkan
→ terjadi replikasi mikroba sehingga menimbulkan
pajanan dengan dosis yang lebih besar dan respons
imun di tempat infeksi alamiah.
Vaksin yang dilemahkan diproduksi dengan mengubah
kondisi biakan mikroorganisme.
Risiko vaksin yang dilemahkan → dapat menjadi virulen
kembali dan merupakan hal yang berbahaya untuk subyek
imunokompromais.
 Kontak pertama dengan antigen eksogen menimbulkan
respons humoral primer yang ditandai dengan sel
plasma yang memproduksi antibody dan sel B memori.
 Respons primer ditandai dengan lag phase yang
diperlukan sel naif untuk menjalani seleksi klon,
ekspansi klon dan diferensiasi menjadi sel memori dan
sel plasma.
 Kemampuan untuk memberikan respons humoral
sekunder tergantung adanya sel B dan sel T memori.
 Aktivasi kedua sel memori menimbulkan respons
antibodi sekunder yang dapat dibedakan dari respons
primer.
1 2 3
Respon imun pada Imunisasi buatan
1. vaksin dalam bentuk antigen yg tdk berbahaya → tubuh
2. Vaksin merangsang sistim imun → antibody
3. Adanya mikroorganisme peny akan dihalangi oleh antibodi
IMUNISASI PASIF
 Melalui transfer pathogen atau sel imun dari orang
yang imun ke orang lain yang non imun.
 Terjadi secara alamiah dan buatan
 Dulu…antiserum dibentuk di kuda ; timbul bahaya
serum sickness → pathogen monoclonal manusia
1. Imunitas pasif alamiah (maternal melalui plasenta) ;
antibodi dalam darah ibu = proteksi pasif terhadap
fetus.
IgG dapat berfungsi sebagai antitoksik, antivirus, dan
antibacterial
Ibu yang mendapat vaksinasi aktif akan memberikan
proteksi pasif.
2. Imunitas pasif alamiah (maternal melalui
kolustrum);
Air Susu Ibu ( ASI) mengandung berbagai patogen
imun. Beberapa diantaranya berupa
enhancement growth factor untuk bakteri
yang diperlukan dalam usus atau factor yang
justru dapat menghambat tumbuhnya bakteri
tertentu (lisozim, laktoferin, interferon,
makrofag, sel T, sel B, granulosit).
Antibodi ditemukan dalam ASI dan kadarnya yang
lebih tinggi pada kolostrum.
3. Imunitas pasif buatan → digunakan globulin
manusia yang spesifik yang dapat diperoleh sbb:

 Antibodi (Rhogam) terhadap antigen RhD, diberikan


kepada ibu 72 jam perinatal dalam usaha mencegah
imunisasi oleh eritrosit fetal yang Rh + .
 Tetanus immune globulin (TIG) adalah antitoksin yang
diberikan sebagai proteksi pasif setelah menderita
luka.
 Rabies immune globulin (RIG) dapat diberikan
bersamaan dengan imunisasi aktif.
 Hepatitis B immune globulin (HBIG) diberikan pada
masa perinatal kepada anak yang dilahirkan oleh ibu
dengan infeksi Hepatitis B, para tenaga medis yang
tertusuk jarum terinfeksi atau pada mereka setelah
kontak dengan seseorang hepatitis B yang HBsAg
positif.
1 2 3

 1 = darah mengandung antibody dari manusia/ hewan yg sakit


 2 = serum mengandung antibody → dipisahkan → disuntikkan
 3 = antibody akan langsung bekerja dengan menetralisasi
toksin/ mikroba dengan memeberikan efek jangka pendek
VAKSINASI ,
 tujuan = memberikan imunitas efektif dengan
menciptakan ambang mekanisme efektor imun
yang adekuat dan sesuai, beserta populasi sel
memori yang dapat berkembang cepat pada kontak
baru dengan antigen dan memberikan proteksi
terhadap Infeksi
FAKTOR YANG HARUS DIPENUHI OLEH VAKSIN YANG BAIK
KLASIFIKASI VAKSIN
 VAKSIN HIDUP; dibuat dalam pejamu, dapat menimbulkan
penyakit ringan, dan meninggalkan respon imun yang sama
seperti Infeksi alamiah.

 VAKSIN MATI ; bahan (seluruh sel atau komponen spesifik)


asal patogen seperti toksoid yang diinaktifkan tetapi tetap
imunogen

 IMUNOGEN = bahan yang dapat menginduksi respon imun


CIRI-CIRI UMUM VAKSIN HIDUP DAN MATI
CIRI-CIRI UMUM VAKSIN HIDUP DAN MATI
HAL- HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA VAKSINASI
1.Tempat pemberian vaksin Rute parenteral (ID,SC,IM)
biasa dilakukan pada lengan daerah deltoid.
Vaksin Hepatitis yang diberikan pada lengan terbukti
memberikan respons imun yang lebih baik.
Pemberian vaksin polio parenteral (virus dimatikan)
akan memberikan respons antibody serum yang lebih
tinggi dibanding dengan vaksin hidup oral.
Vaksin oral menimbulkan produksi IgA sekretori yang
dapat memberikan proteksi local.
 2. Imunitas mukosa = proteksi terhadap infeksi
epitel mukosa yang sebagian besar tergantung dari
produksi dan sekresi IgA.
Imunitas mukosa akan timbul apabila tubuh
terpajan dengan imunitas mukosa.
vaksin yang diberikan oral atau intranasal → lebih
efektif dalam memacu imunitas setempat dan
relevan dibandingkan dengan pemberian parenteral.

 3. Imunitas humoral Imunitas ; ditentukan oleh


adanya antibody dalam darah dan cairan jaringan.,
terutama IgG (penting pada proteksi toksin dan
bisa).
 4. Sistem efektor = respons imun yang dapat membatasi
penyebaran infeksi atau mengeliminasi pathogen di
tempat patogen, intraseluler atau ekstraseluler.
Vaksin yang dibutuhkan harus dapat merangsang
imunitas seluler/ makrofag.
Antibodi IgG dan IgA dan lainnya,kadang-kadang
efektif dalam mengontrol pathogen yang disebarkan
oleh infeksi ulang.
 5. Lama proteksi, sesudah vaksinasi, bervariasi
tergantung pada pathogen dan jenis vaksin.
Imunitas terhadap toksin tetanus yang terutama
tergantung dari IgG dan sel B yang
memproduksinya, dapat berlangsung 10 tahun
lebih.
Imunitas juga tergantung tempat infeksi dan
jenis respons imun yang efektif terhadapnya.
KONTRAINDIKASI IMUNISASI
= keadaan yang meningkatkan kemungkinan terjadinya efek
berbahaya yang tidak diinginkan; bila ditemukan, vaksin
hendaknya tidak diberikan.
Kontraindikasi yang permanen untuk semua vaksin adalah
reaksi alergi berat/ anafilaksis terhadap vaksin atau
komponennya.
Komposisi vaksin juga mengandung buffer, adjuvant dan
bahan lain yang ditambahkan dalam produksi vaksin.
Kontraindikasi vaksin dapat berupa: - Reaksi alergi (IgE)
berat, biasanya terjadi cepat dan membutuhkan pertolongan
medis. - Vaksinasi pada penderita dengan gangguan respons
imun memerlukan pertimbangan khusus. Perbandingan risiko
keuntungan dan kerugian adalah kompleks. Rekomendasi
resmi dari pabrik dapat berbeda untuk tiap produknya
Kadar dan isotipe antibodi dalam serum setelah imunisasi
semoga memberi manfaat, semangat belajar & sehat selalu

Anda mungkin juga menyukai