Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BIOLOGI

PERTAHANAN TUBUH

KELAS : XI IPA I
NAMA KELOMPOK :
NAYLA SHABILA AZZAHWA
NOOR ASYIVA PUTRI
NUR ZAHRA ANZANI
DAFTAR ISI

 Kata pengantar

 Pengertian pertahanan tubuh

 Fungsi pertahanan tubuh

 Mekanisme pertahanan tubuh


1) Pertahanan nonspesifik (alamiah)
2) Pertahanan spesifik (adaptif)

 Program dan jenis imunisasi


1) Rubella
2) Difteri
3) Tetanus
4) TBC
5) Hepatitis B
6) Campak
7) Batuk rejan
8) Polio
9) Pneumonia
10) Meningitis

 Gangguan sistem pertahanan tubuh


1) Hipersensitifitas (alergi)
2) Autoimun
3) Imunodefisiensi
4) Isoimunitas (Alloimunitas)
Kata pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
PERTAHANAN TUBUH

A. Pengertian pertahanan tubuh


Sistem pertahanan tubuh adalah pertahanan yang dimiliki oleh tubuh untuk
mencegah masuknya bakteri, virus, atau hal lain penyebab penyakit. Tubuh manusia
adalah konstan yang ditantang oleh bakteri, virus, parasit, radiasi matahari, dan polusi.
Stres emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalah tantangan lain untuk
mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita dilindungi oleh sistem pertahanan
tubuh atau sistem kekebalan tubuh, terutama makrofaga, dan kebutuhan gizi yang cukup
lengkap untuk menjaga kesehatan. Kelebihan tantangan negatif dapat menekan sistem
pertahanan tubuh atau sistem kekebalan tubuh, dan mengakibatkan berbagai penyakit dari
moderat fatal.

B. Fungsi pertahanan tubuh


Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh memiliki fungsi sangat sentral dalam
pertahanan tubuh manusia. Tanpa sistem imun, tubuh akan rentan terkena serangan
kuman, parasit, atau virus. Sistem imun juga lah yang berperan melawan serangan
berbagai jenis patogen, sehingga tubuh Anda tetap berada dalam kondisi sehat.

C. Mekanisme pertahanan tubuh


Tubuh mannusia memiliki dua macam mekanisme pertahanan tubuh, yaitu pertahanan
nonsfesifik atau (alamiah) dan pertahanan sfesifik (adaptif ).
a) Pertahanan nonsfesifik atau (alamiah)
Pertahanan tubuh nonspesifik merupakan respons pertama terhadap patogen yang
masuk ke dalam tubuh. Pertahanan tubuh nonspesifik berfungsi untuk melawan
berbagai jenis infeksi yang umum terjadi tanpa melibatkan adanya proses seleksi
dan memori terhadap jenis patogen tertentu. Secara umum pertahanan tubuh
nonspesifik ini terbagi menjadi dua tahap yaitu garis pertahanan pertama dan garis
pertahanan kedua.

Pertahanan Garis Pertama

Pertahanan garis pertama dibedakan menjadi pertahanan secara fisik dan kimiawi.
Pertahanan fisik merupakan barrier pertama yang mencegah patogen masuk ke
dalam tubuh. Pertahanan fisik diperankan oleh kulit, membran mukosa dan silia.
Secara struktural kulit mengandung keratin yang membuatnya sulit untuk
ditembus patogen.

Setiap organ tubuh seperti paru-paru, lambung, dan ginjal dilapisi oleh membran
mukosa yang berfungsi sebagai pembatas mekanis yang mencegah patogen
masuk. Silia dalam saluran pernapasan berfungsi untuk menyaring udara masuk
dan mikroorganisme yang masuk bersama dengan udara.
b) Pertahanan spesifik (adaptif)
Pertahanan tubuh spesifik merupakanan pertahanan tubuh yang berfungsi untuk
melawan patogen tertentu dan akan diaktifkan apabila pertahanan tubuh
nonspesifik tidak mampu mengatasi infeksi patogen. Sistem pertahanan tubuh
spesifik yaitu limfosit, dimana dibagi menjadi 2 macam yaitu lifosit T dan
limfosit B.

Sel limfosit T
Sel limposit T dibentuk di sumsum tulang belakang namun pematangannya terjadi
di kelenjar timus. Kelenjar timus merupakan bagian dari sistem limfatik yang
bertugas untuk memproduksi dan menyimpan sel-sel yang melindungi tubuh dari
infeksi dan penyakit. Ketika sudah matang, maka limfosit T juga akan menyebar
ke seluruh tubuh. Ada 4 jenis sel limfosit T yaitu :

Sel T Sitotoksik, berfungsi menghancurkan bakteri, virus, dan patogen lainnya.


Sel T Penolong, berfungsi mengaktifkan sel T Sitotoksik dan memicu produksi
antibody oleh sel limfosit B.
Sel T Supresor, berfungsi menekan produksi antibody yang dihasilkan oleh sel-sel
B plasma.
Sel T memori, berfungsi mengingat antigen yang pernah menyerang tubuh.
Sel limfosit B
Limfosit B dibentuk dan dimatangkan di sumsum tulang belakang, dan ketika
sudah matang atau siap digunakan akan menyebar ke seluruh tubuh. Sel limfosit
B berfungsi membentuk sistem kekebalan humoral dengan menghasilkan antibodi
ke dalam darah dan limfa.

Sel B ini juga mampu membentuk sel memori yang berfungsi untuk membentuk
kekebalan tubuh dalam jangka panjang. Jika pada suatu saat antigen yang sama
masuk kembali ke dalam tubuh maka sel memori ini akan segera memicu
pembentukan antibodi oleh sel B plasma.
D. Program dan jenis imunisasi
Imunitas pada tubuh manusia didapatkan melalui dua jenis cara yaitu :

Imunitas alami yaitu imunitas yang didapatkan seseorang setelah terkena penyakit.
Terbagi menjadi dua :
Imunitas aktif alami : zat antibodi (imun) terbentuk setelah terkena penyakit
Imunitas pasif alami : zat antibodi diturunkan dari ibu ke janin melalui plasenta
Imunitas buatan yaitu imunitas yang didapatkan melalui rangsangan zat antigen yang
dimasukkan ke dalam tubuh
Imunitas aktif buatan : zat antibodi (imun) terbentuk setelah pemberian vaksin
Imunitas pasif buatan : imunitas terbentuk setelah pemberian zat antibodi dalam tubuh

1) Rubella
Rubella dikenal dengan sebutan campak Jerman yang merupakan infeksi virus pada kulit
yang ditandai dengan ruam merah. Jika penyakit ini dialami oleh ibu hamil pada trimester
pertama kehamilan, keguguran, atau cacat saat kelahiran tidak dapat dihindari. Penyakit
berbahaya yang satu ini dapat dicegah dengan vaksin MMR atau MR.

2) Difteri
Difteri merupakan infeksi bakteri yang menyerang hidung dan tenggorokan dan ditandai
oleh adanya selaput abu-abu yang melapisi tenggorokan dan amandel. Jika tidak segera
ditangani, penyakit ini akan mengeluarkan zat beracun yang dapat merusak sejumlah
organ penting dalam tubuh, seperti ginjal, otak dan jantung. Untuk mencegahnya,
lakukan vaksin DPT secara rutin, ya! Vaksin ini sudah dapat diberikan pada anak-anak
berusia 2, 3, 4, dan 18 bulan. Kemudian vaksin susulan dapat dilakukan pada anak
berusia 5 tahun.

3) Tetanus
Tetanus merupakan infeksi kuman yang dapat menyebabkan kaku dan tegang di seluruh
tubuh. Parahnya lagi, penyakit ini dapat menyebabkan kematian jika tidak segera
ditangani. Tetanus merupakan penyakit berbahaya yang dapat dicegah dengan melakukan
vaksin tetanus.

4) TBC
TBC atau yang lebih akrab disapa dengan tuberkulosis merupakan infeksi kuman yang
menyerang paru-paru. Pengidap akan mengalami batuk berdahak yang berlangsung lebih
dari 3 minggu. Pada beberapa pengidap, batuk berdahak dapat disertai dengan darah.
Untuk mencegahnya, lakukan vaksinasi sebelum anak menginjak usia 2 bulan.

5) Hepatitis B
Hepatitis B merupakan peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang
dapat menular melalui hubungan seksual atau berbagi jarum suntik. Untuk mencegahnya,
vaksin hepatitis B dapat dilakukan. Vaksin ini bekerja dengan merangsang sistem
imunitas tubuh, agar menghasilkan antibodi yang dapat melawan virus.

6) Campak
Campak merupakan ruam kemerahan yang muncul akibat infeksi virus. Penyakit ini
dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama jika dialami oleh bayi dan anak-anak.
Penyakit ini ditularkan melalui percikan air liur pengidap saat mereka batuk atau bersin.
Untuk mencegahnya, lakukan vaksin campak saat anak berusia 9 bulan. Kemudian
dilanjutkan dengan vaksin MMR yang dilakukan saat anak berusia 15 bulan dan diulang
pada usia 5 tahun.

7) Batuk Rejan
Batuk rejan merupakan infeksi bakteri pada organ paru-paru dan saluran pernapasan yang
dapat mengancam nyawa jika dialami oleh lansia dan anak-anak. Untuk mencegahnya,
vaksinasi pertusis dapat dilakukan bersamaan dengan vaksin difteri, tetanus, polio (vaksin
DPT), dan Hib.

8) Polio
Polio merupakan penyakit saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen yang
dapat dicegah dengan melakukan vaksin polio. Tak hanya kelumpuhan permanen, polio
juga dapat menyebabkan gangguan pada saraf pernapasan. Ketika kondisi tersebut terjadi,
pengidap akan mengalami kesulitan bernapas.

9) Pneumonia
Pneumonia merupakan infeksi pada kantong-kantong udara di salah satu atau kedua paru-
paru. Akibatnya, kantong pada paru-paru akan meradang dan dipenuhi dengan cairan atau
nanah yang akan menyebabkan sesak napas, batuk berdahak, demam, atau menggigil.
Untuk mencegahnya, vaksin pneumonia dapat dilakukan.

10) Meningitis
Meningitis merupakan infeksi yang menyerang lapisan pelindung yang menyelimuti otak
dan saraf tulang belakang yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit.
Pencegahannya dapat dilakukan dengan melakukan berbagai macam vaksin, seperti
vaksin pneumococcal, vaksin Hib, vaksin MenC, vaksin MMR, vaksin ACWY, serta
vaksin meningitis B.
Pemberian vaksin harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan umur masing-masing
pengidap. Untuk lebih jelasnya mengenai hal ini, silahkan diskusikan langsung dengan
dokter ahli pada aplikasi Halodoc, ya! Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati.
Pemberian vaksin harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan umur masing-masing
pengidap. Untuk lebih jelasnya mengenai hal ini, silahkan diskusikan langsung dengan
dokter ahli pada aplikasi Halodoc, ya! Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati.

E. Faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh


Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh :
 Siklus Tidur
Sistem kekebalan tubuh dipengaruhi oleh siklus bangun tidur dari ritme sirkadian
tubuh. Studi menunjukkan, tubuh akan mengalami penurunan kadar hormon stres
kortisol ketika tidur yang mengaktifkan sinyal sistem imun.
 Kebersihan
Sebagian orang cenderung percaya diri dengan kebersihan tubuh mereka. Padahal
studi menemukan dari 85 persen orang yang melaporkan cuci tangan setelah ke
toilet umum, hanya 67 persen orang yang betul-betul mencuci tangan.Itupun
kadang, tak semua mencuci tangan dengan cara yang tepat. Pusat Pengendalian
dan Pencegahan Penyakit merekomendasikan setidaknya 15 detik untuk
menggosok tangan dengan sabun.Toilet hanya salah satu, pelbagai aktivitas lain
juga menuntut Anda untuk mencuci tangan demi menjaga kebersihan. Di
antaranya seperti memegang uang, bersin dan batuk, atau menyentuh hewan
piaraan.
 Nutrisi Makanan
Buah dan sayuran jadi dua hal yang kerap dianjurkan untuk dimasukkan ke menu
makan harian. Ada banyak alasan kesehatan serupa konsumsi buah dan sayuran
untuk sistem imun.Studi menunjukkan, vitamin C, A, E, B6 dan B12 serta mineral
seperti zat besi dan seng sangat penting untuk memelihara fungi kekebalan.
Semua nutrisi ini dapat ditemukan dalam buah dan sayuran.Sementara dikutip
dari laman Farmasi UGM, sebaiknya Anda menghindari makanan sarat lemak dan
gula atau biasa disebut makanan barat (western diet) seperti pada makanan cepat
saji.
 Makanan barat tersebut cenderung menyebabkan stres, sehingga imun mudah
menurun dan berpotensi memicu penyakit. Beberapa makanan yang
direkomendasikan di antaranya yogurt, acar atau produk fermentasi dan makanan
kaya serat.

 Usia
Usia juga jadi faktor yang mempengaruhi sistem imun. Semakin bertambah usia
maka sel-sel imun akan menurun pula aktivitasnya.Sebagaimana sel lain,
umumnya sel imun berada pada puncak aktivitasnya ketika memasuki usia
dewasa. Saat beranjak tua, sel imun termasuk kemampuan produksi protein untuk
melawan infeksi virus (interferon) pun bakal menurun.
 Stres
Tantangan lain menjaga sistem imun tubuh adalah menyeimbangkan tingkat
kortisol. Jadwal kerja atau kegiatan yang padat hingga beban harian dapat
membuat lelah.Rasa lelah tersebut sejalan dengan peningkatan kadar hormon
stres, kortisol. Kondisi ini mengakibatkan sistem kekebalan tubuh menurun.Stres
yang gagal dikelola akan mempengaruhi pola makan, siklus tidur, suasana hati
hingga asupan makanan yang semua ini berkaitan dengan faktor yang
mempengaruhi sistem imun.

F. Gangguan sistem pertahanan tubuh


Ada 4 jenis gangguan sistem pertahanan tubuh yang berpotensi menyerang kita. Keempat
gangguan tersebut adalah hipersensitivitas (alergi), autoimun, imunodefisiensi,
isoimunitas.

1) Hipersensitivitas (Alergi)
Pertama, ada hipersensitivitas atau alergi. Hipersensitivitas adalah peningkatan
sensitivitas atau reaktivitas terhadap antigen yang pernah dikenal sebelumnya.
Dengan kata lain, tubuhmu akan menjadi lebih sensitif terhadap antigen-antigen
tertentu. Tapi, Respon imunitas menjadi terlalu berlebihan dapat menyebabkan
ketidaknyamanan. antigen adalah suatu zat yang dapat merangsang sistem
kekebalan tubuh kita untuk menghasilkan antibodi. Dalam tubuh manusia, antigen
bisa berupa bakteri, virus, atau bahan kimia tertentu. Kalau antigen yang
menyebabkan alergi disebut alergen.Biasanya, setiap orang mengalami gejala
alergi yang berbeda-beda, tetapi ada beberapa gejala yang umum dialami
penderita alergi. Gejala tersebut antara lain gatal-gatal, ruam, mata merah, kram
berlebih, dan kesulitan bernapas.

2) Autoimun
autoimun adalah kegagalan sistem imunitas untuk membedakan sel tubuh dengan
sel asing. Akibatnya, sistem imunitas bakal menyerang sel tubuh kita sendiri.
Wah, serem banget, ya! Rasanya seperti berperang dengan diri sendiri. Contoh
penyakit autoimun, di antaranya artritis rematoid, penyakit Grave, anemia
pernisiosa, penyakit Addison, dan Diabetes Melitus tipe I.
3) Imunodefisiensi
Imunodefisiensi adalah kondisi menurunnya keefektifan sistem imunitas atau
ketidakmampuan sistem imunitas untuk merespons antigen. Ada 2 jenis
imunodefisiensi, yaitu defisiensi imun kongenital dan AIDS. Penderita defisiensi
imun kongenital harus hidup dalam lingkungan steril karena tidak memiliki sel B
dan sel T sejak lahir. Sedangkan jumlah sel T helper pada penderita AIDS terus
berkurang, sehingga sistem imunitasnya melemah. Penyakit AIDS disebabkan
oleh virus HIV.

4) Isoimunitas (Alloimunitas)
Isoimunitas adalah keadaan ketika tubuh mendapatkan kekebalan dari individu
lain yang melawan sel tubuhnya sendiri. Biasanya muncul akibat transfusi darah
atau cangkok organ. Oleh karena itu, sebelum mendonorkan darah atau organ, ada
serangkaian tes yang harus dijalani untuk mengetahui tingkat kecocokan antara
organ dan penerima.

Anda mungkin juga menyukai