Anda di halaman 1dari 3

MENDUGA KERUGIAN YANG DIALAMI PASCA PANEN BIJI-BIJIAN

KARENA TERINFEKSI MIKROORGANISME


Pendahuluan
Kerusakan biji dapat disebabkan oleh interaksi faktor-faktor lingkungan biotik dan
abiotik dari biji tersebut. Lingkungan abiotik (terutama kelembapan dan temperature)
mempengaruhi kegiatan organisme pelapuk (yeast, cendawan, bakteri) dan konsumen
(serangga, tungau, tikus).
Faktor-faktor yang mempertinggi kecepatan respirasi
menyebabkan kerusakan biji yang berat karena bahan makanan dari biji akan diubah menjadi
karbondioksida dan air selama respirasi. Jika biji tersebut berespirasi biji akan menggunakan
cadangan makanannya. Demikian juga dengan mikroorganisme dan serangga-serangga dan
hama yang mendapatkan makanan dari biji-bijian tersebut. Makanan tersebut digunakan
untuk kelangsungan hidup, termasuk berespirasi. Selain itu, mikroorganisme menyebabkan
kemunduran/penuaan dan turunnya kualitas biji. Hal ini dapat dinyatakan dengan perubahan
warna dan bau, berkurangnya kualitas dengan adanya kontaminasi senyawa beracun seperti
aflatoksin. Dapat dikatakan bahwa pada waktu biji kehilangan berat kering sekitar 2% saja,
biasanya biji tersebut sudah mengalami kemunduran kualitas sehingga tidak lagi layak untuk
dikonsumsi.
Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah (1) menduga kerusakan biji dengan menggunakan
metode tabel standar (Standard Table Method), (2) menghitung kerusakan biji dengan metode
penentuan berat, (3) Menghitung kerusakan biji dengan metode berat masuk dan berat keluar.
Metode Percobaan
1.

Pendugaan Kerusakan dengan Metode Tabel Standar


Laju penurunan berat kering dalam hubungannya dengan temperatur dan kelembapan
dapat diketahui dari tabel standar (Tabel 1). Tabel tersebut menunjukkan banyaknya berat biji
yang akan susut setiap harinya pada temperatur dan kelembapan tertentu dari tempat
penyimpanan. Semakin tinggi temperatur dan kelembapan, semakin banyak hilangnya berat
kering dari suatu kumpulan biji. Hal ini juga ditentukan atau dipengaruhi dari kadar air awal
dari benih.
Tabel 1. Laju penurunan berat kering pada biji sehat (tidak rusak) pada berbagai tingkat
temperatur dan kelembapan*
% Kerusakan per Hari
Temperatur 0C
k.a 15%
k.a. 20%
k.a. 25%
k.a. 30%
4.5
0.0003
0.0033
0.0098
0.0173
15.5
0.0010
0.0106
0.0312
0.0553
26.5
0.0034
0.0338
0.0994
0.1766
38.5
0.0101
0.1074
0.3165
0.5622
*Sumber: Saul and Harris 1978
k.a. = kadar air

Tabel 2. Perubahan kerusakan fisik pada laju penurunan berat kering biji*
Kerusakan Fisik (% berat)
Perubahan Kerusakan (Modifier)
0
1
10
1.3
20
1.67
30
2.17
*Sumber: Saul and Harris 1978
2. Perhitungan Kerusakan dari Berat Biji-bijian yang Rusak dan yang Sehat
Langkah untuk menghitung kerusakan dari berat biji-bijian yang rusak dan yang sehat
adalah pisahkan biji-bijian yang rusak (karena cendawan, mikroba lain atau serangga) dari
biji-biji yang sehat, kemudian tentukan berat dan jumlah biji-biji yang rusak dan sehat,
setelah itu hitung % kehilangan berat dengan rumus berikut:
Kehilangan Berat=

( U Nd )( DNu)
x 100 pers .1
U (Nd+ Nu)

U = berat biji-biji sehat


Nu = jumlah biji-biji sehat
D = berat biji-biji yang rusak
Nd = jumlah biji-biji yang rusak
3. Perhitungan Kerusakan dengan Metoda Berat Masuk dan Berat Keluar
Menentukan kerusakan dengan metode ini dimulai dengan menentukan berat suatu unit
contoh biji pada awal waktu penyimpanan. Kemudian secara periodik timbang unit contoh
memperhitungkan lamanya waktu penyimpanan. Mikroorganisme yang menginfeksi akan
mengurangi berat biji, demikian juga dengan serangga yang akan memakan bagian dari bijibiji tersebut.

Latihan
I. Mengapa penaksiran kerusakan biji-bijian pascapanen diperlukan?
II. Kemukakan kelebihan dan kekurangan metode penaksiran kerusakan biji:
1. Pendugaan kerusakan dengan metode Tabel Standar
2. Pendugaan kerusakan biji dengan metode Penghitungan Kerusakan dari Berat bijibijian yang Rusak dan yang Sehat
3. Penghitungan kerusakan dengan metode Berat Masuk dan Berat Keluar
III.

Metode mana yang paling tepat?

IV.Metode mana yang paling praktis masa kini?


V. Metode terbaru?
VI.

Soal latihan
1. Bandingkan persentase kehilangan berat kering pada jagung yang disimpan pada
kondisi sebagai berikut:
a. Biji jagung dengan k.a. 20% disimpan pada suhu 26.5 0C selama 2 bulan
b. Biji jagung dengan k.a. 15% disimpan pada suhu 26.5 0C selama 8 bulan
c. Biji jagung dengan k.a. 30% disimpan pada suhu 4.5 0C selama 3 bulan
Berdasarkan perhitungan kehilangan berat kering jagung pada berbagai kondisi (a, b,
c), buatlah kesimpulan mengenai tempat penyimpanan, kadar air dan lamanya
penyimpanan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi daya simpan biji jagung
tersebut.
2. Hitung persentase kehilangan bobot kering per bulan selama 3 bulan
Penyimpanan
Suhu Penyimpanan
Initial kadar air (%)
(0C)
Bulan I
26.5
15%
Bulan II
26.5
20%
Bulan III
26.5
25%

Initial kerusakan
fisik (%)
10%
20%
30%

3. Berapa lama biji padi dapat disimpan pada temperatur 26.5 0C sebelum mencapai
persentase kehilangan berat kering sebesar 2%, jika biji padi tersebut mempunyai
kerusakan fisik 10% dan initial kadar air sebesar 15%.

Anda mungkin juga menyukai