Anda di halaman 1dari 14

A.

Tujuan Praktikum
1. Mengetahui Proses Beating
2. Mengetahui Pengaruh waktu beating dan Jenis Bahan Baku terhadap nilai
Freeness bahan yang dibeating
3. Mengetahui instrumentasi yang digunakan dalam Proses beating.
B. Alat dan Bahan
B.1 Alat
Alat alat yang digunakan pada praktikum ini, antara lain :
1. Timbangan
2. Cawan
3. Oven
4. Valley Beater
5. Freeness Tester
6. Beaker Glass
7. Gelas Ukur
8. Gunting
9. Ember/Bak
10. Tissue
11. Stopwatch

B.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini, antara lain :
1. Pulp ( NBKP / LBKP / OCC )
2. Fresh Water
C. Landasan Teori
C.1 Moisture

Moisture merupakan salah satu hal yang sangat berperan penting dalam
pembuatan kertas. Pengertian moisture sendiri adalah kandungan air didalam
bahan baku yang akan dibuat menjadi kertas.

1
C.2 Beating

Beating adalah mekanisme penggilingan yang pertama sebelum


ditemukannya metode refining. Hasil yang diperoleh dari proses dari proses
beating cenderung menghasilkan serat yang lebih pendek dibandingkan dari
hasil mekanisme refining. hal ini disebabkan karena konstruksi dari beater
cenderung mengakibatkan cutting (pemotongan) serat. lain hal pada refiner,
konstruksi refiner lebih menyebabkan brushing sehingga serat-serat akan
terfibrilasi. Alat untuk beating disebut beater. Dengan kata lain beating adalah
proses fibrilasi serat pada skala laboratorium sedangkan refiner adalah proses
fibrilasi dengan skala plant (pabrik).

C.3 Freeness

Freeness adalah jumlah air yang ditampung melalui saluran samping pada
alat freeness tester. Jika air melewati pulp dengan cepat maka sebagian besar
air akan melewati saluran samping sehingga akan memberikan nilai freeness
yang tingi, tetapi jika lembaran pulp menahan air (laju keluar airnya lambat)
maka sebagian kecil air akan melewati saluran samping yang menghasilkan
nilai freeness pulp yang rendah.

C.4 LBKP (Leaft Bleach Kraft Pulping)

LBKP atau Pulp serat pendek merupakan bahan baku utama pembuatan
kertas. Berasal terutama dari jenis pohon-pohon kayu keras. Memiliki sifat
seratnya lebih pendek dan lebih tebal serta daya tensile dan tearing (sobek)
lebih rendah dari jenis NBKP.

2
D. Prosedur Percobaan
1. PENGUKURAN MOISTURE PULP

Flowchart Moisture

Mulai

Siapkan Alat Dan Bahan

Timbang Pulp Sebanyak 10 Gram

Keringkan Di Dalam Oven 60 Menit Dengan


Temperatur 105c

Keluarkan Sampel Dari Oven Kemudian Di Timbang

Ukur Moisture Contentnya Dengan Rumus :

Selesai

3
2. PROSES BEATING PULP
Flowchart Beating

Mulai

Siapkan Alat Dan Bahan

Hitung Banyak Pulp Yang Akan Di Beating Dengan


Konsistensi 1,5%

Potong PulpMenjadi Ukuran Lebih Kecil

Timbang Pulp Sesuai Dengan Hasil Perhitungan

Masukan Pulp Kedalam Beater Dan Ditambahkan


Air Sehingga Volume Total Menjadi 12 Liter

Oprasikan Valley Beater

Cek Nilai Freeness Setiap 10 Menit

Selesai
4
3. Freeness

Flowchart Freeness

Mulai

Siapkan Alat Dan Bahan

Hitung Rasio Freeness Menggunakan


Rumus

Encerkan Sampel Pada Gelas Ukur Hingga 1 Liter

Selesai

5
E. Analisis Pembahasan
E.1 Hasil Perhitungan

𝐵𝐵−𝐵𝐾
 Moisture = x 100%
𝐵𝐵
10−9
= x 100%
10

=10%

𝐵𝐾
 Konsistensi = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 x 100%
𝐵𝐾
1,5% = 12000 x 100%

BK = 180 gr

No Waktu Beating Berat Handsheet Konsistensi Handsheet


1 10 Menit 3,04 gram 1,52 %
2 20 Menit 3,2 gram 1,6 %
3 30 Menit 3,15 gram 1,58 %
4 40 Menit 2,86 gram 1,43 %
5 50 Menit 2,80 gram 1,4 %
Tabel 1.1 berat dan konsistensi handsheet pada per 10 menit beating

 Berat Timbang
𝐵𝐵−𝐵𝐾
Moisture = x 100%
𝐵𝐵
𝐵𝐵−180
10% = x 100%
𝐵𝐵

BB = 200 gr

 Freeness
3 𝑔𝑟𝑎𝑚
Bstock = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 x 100%
3 𝑔𝑟𝑎𝑚
= x 100%
1,5 %

= 200 gram/ml

6
E.2 Analisis Pembahasan

Waktu (menit) Diambil Stock Stock digunakan Nilai CSF


10 510
20 513
30 1000 ml 200 ml 527
40 507
50 507
Tabel 1.2 Variasi Waktu dan Hasil Pengecekan Freeness

Freeness
530

525

520

515

510 Freeness

505

500

495
10 MENIT 20 MENIT 30 MENIT 40 MENIT 50 MENIT

Grafik 1.1 Hasil rata-rata Freeness terhadap waktu

Dari hasil data yang telah diolah, bahwa mositure yang didapat sebesar
10%. Hal ini disebabkan oleh berat kering dan berat basah dari bahan baku yaitu
LBKP (Leaf Bleach Kraft Pulp). Hasil tersebut telah memenuhi standar moisture
pada pulp yaitu 9-10%. Pengecekan moisture sangat penting dalam proses beating
dan pengecekan freeness karena moisture merupakan salah satu syarat untuk
mengetahui berat basah sampel yang akan digunakan.
Bukan hanya moisture yang berperan penting dalam proses beating pulp,
konsistensi juga merupakan parameter yang penting yaitu digunakan untuk

7
menghitung berat basah dari bahan baku. Konsistensi yang didapat pada
praktikum ini adalah 1,5% sehingga didapatlah hasil berat kering yaitu 180 gram.
Konsistensi juga digunakan pada proses akhir yaitu dengan melakukan pembuatan
handsheet pulp. Dari handsheet pulp tersebut didapatkan berat handsheet yang
dijadikan data perhitungan konsistensi. Untuk proses beating dengan rentang
waktu tiap sepuluh menit didapatkan konsistensi untuk sepuluh menit pertama
yaitu 1,5%, pada sepuluh menit kedua 1,6%, untuk sepuluh menit ketiga yaiut
1,58%, untuk sepuluh menit ke empat yaitu 1.43%, dan 10 menit terakhir yaitu
1,4%. Dengan konsistensi yang didapat dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa
praktikum yang dilakukan telah berhasil karena konsistensi awal 1,5% yang
menjadi acuan keberhasilan praktikum ini dengan batas toleransi nilai ± 0,2.
Pada praktikum ini juga dilakukan pengecekan freeness. Pengecekan
dilakukan sebanyak 3 kali persepuluh menit. Hasil yang didapatkan pun dirata
ratakan dan didapatkan hasil yaitu 10 menit pertama sebesar 510, untuk sepuluh
menit kedua 513, sepuluh menit ketiga 527, untuk sepuluh menit keempat 507
dan pada sepuluh menit kelima yaitu 507, dapat dilihat dari data tersebut terdapat
perbedaan hasil tiap sepuluh menit pengambilan stock dalam beater.
Pada dasarnya semakin lama proses beating dilakukan maka akan
berpengaruh terhadap nilai freeness yang didapatkan karena semakin lama proses
beating serat akan semakin terfibril. Ketika stock telah terfibrilasi dengan kurun
waktu yang lama akan membuat serat semakin halus dan berpengaruh pada saat
pengecekan freeness. Dapat dilihat pada 10 menit kedua dan ketiga didapatkan
hasil yang kurang sesuai dengan yang diharapkan, hasil freeness yang didapatkan
lebih besar dari pada hasil freeness pada 10 menit pertama. Hal tersebut
disebabkan oleh washing filter atau pencucian filter yang kurang bersih setelah
pemakaian pertama, sehingga membuat hasil freeness yang didapat lebih besar
selain itu dapat kita lihat pada tabel konsistensi handsheet dimana data yang
disajikan pada 10 menit kedua dan ketiga lebih besar dibandingkan 10 menit
pertama sehingga dapat dikatakan konsistensi juga mempengaruhi hasil freeness,
saat konsistensi naik nilai freeness pun naik begitupun saat konsistensi turun, nilai
freeness pun turun. Selain itu, ada faktor human error seperti ketidaktepatan

8
dalam pengukuran, pengambilan sampel ataupun penambahan air, ketidak telitian
dalam melihat skala nilai volume dalam gelas ukur, dan kemungkinan masuknya
air drainase ke dalam gelas ukur tempat ditampungnya air hasil uji freeness. Pada
nilai freeness di 10 menit keempat dan kelima sudah mengalami penurunan sesuai
dengan teori pengaruh waktu beating terhadap nilai freeness, namun secara
keseluruhan pada proses beating di 10 menit pertama hingga 10 menit kelima
telah mengalami penurunan nilai freeness tetapi penurunan nilai freeness tidak
terlalu besar, hal tersebut disebabkan karena jarak antara rotor dan strator pada
beater tetap yaitu dengan beban yang sama pada setiap proses beating.
Jadi besar kecilnya nilai freeness dapat di pengaruhi dengan waktu beating
dan jarak rotor dan strator pada beater, namun harus diperhatikan jarak antara
rotor dan strator, jika terlalu dekat akan membuat serat menjadi putus-putus
(fines) apalagi ditambah dengan waktu beating yang terlalu lama, maka dari itu
kedua parameter tersebut harus disesuaikan dengan nilai freeness yang ingin
dicapai.

F. Kesimpulan
Alat untuk beating disebut beater. Beating adalah mekanisme penggilingan
yang pertama sebelum ditemukannya metode refining. Hasil yang diperoleh
dari proses beating cenderung menghasilkan serat yang lebih pendek
dibandingkan dari hasil mekanisme refining. hal ini disebabkan karena
konstruksi dari beater cenderung mengakibatkan cutting (pemotongan)
serat. Proses beating dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan, bahan yang
digunakan adalah pulp LBKP. Pulp ditimbang 200 gram dengan konsistensi
1,5%, dipotong menjadi ukuran lebih kecil, lalu dimasukkan kedalam beater
dan ditambahkan air sehingga volume total menjadi 12 liter. Kemudian valley
beater dioperasikan dan dicek nilai freeness setiap 10 menit.
Pada saat proses beating, waktu dan jenis bahan baku sangat berpengaruh
terhadap nilai freeness yang didapat setiap 10 menit karena semakin lama
proses beating serat akan semakin terfibril. Ketika stock telah terfibrilasi
dengan kurun waktu yang lama akan membuat serat semakin halus dan

9
berpengaruh pada saat pengecekan freeness. Dapat dilihat pada 10 menit kedua
dan ketiga didapatkan hasil yang kurang sesuai dengan yang diharapkan, hasil
freeness yang didapatkan lebih besar dari pada hasil freeness pada 10 menit
pertama.
Dalam proses beating terdapat 2 alat pemotong serat yaitu rotor dan stator.
Jarak antara rotor dan stator dalam proses beating dapat diatur dengan
penambahan beban pada alat beater. Beater dioperasikan dan dilakukan
pengecekkan nilai freeness setiap 10 menit. Dan juga dilakukan pembuatan
handsheet paper untuk mengetahui konsentrasi bahan baku setelah melewati
proses beating dan pengecekkan nilai freeness.

G. Daftar Pustaka
 https://arixcapture.blogspot.com/2010/11/bahan-pembuat-kertas-i.html
(diakses pada tanggal 13 Desember 2019 pukul 22:10)
 https://id.wikipedia.org/wiki/Refining (diakses pada tanggal 13 Desember
2019 pukul 22:16)
 https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/46452911/PULPING
_SODA_PANAS_TERBUKA_BAMBU_BETUNG_20160613-27287-
qhmjcd.pdf?response-content-
disposition=inline%3B%20filename%3DPulping_Soda_Panas_Terbuka_B
ambu_Betung.pdf&X-Amz-Algorithm=AWS4-HMAC-SHA256&X-Amz-
Credential=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A%2F20191213%2Fus-east-
1%2Fs3%2Faws4_request&X-Amz-Date=20191213T141808Z&X-Amz-
Expires=3600&X-Amz-SignedHeaders=host&X-Amz-
Signature=b84b19092ebd385223ad5e1529670a3f22beea70de6bf260986a0
606a070b574(diakses pada tanggal 13 Desember 2019 pukul 22:20)
 Modul praktikum Teknologi kertas bekas beating Institut Teknologi dan
Sains Bandung

10
H. Lampiran
 Beater

11
 Freeness

12
Pembuatan Handsheet untuk mengetahui konsistensi

13
14

Anda mungkin juga menyukai