A. Pre-lab
1. Apa yang dimaksud dengan ekstraksi? Jelaskan pula tujuan ekstraksi!
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan
bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang
diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi merupakan proses pemisahan
suatu bahan dari campurannya dan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Tujuan dari
ekstraksi bahan pangan adalah untuk mendapatkan ekstrak cair sebagai produk
intermediet yang memiliki banyak manfaat seperti pangan fungsional. Selain itu
ekstraksi juga dapat mengoptimalkan pemanfaatan limbah pertanian pada proses
ekstraksi kulit manggis (Miryanti dkk, 2011).
2. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi proses ekstraksi? Sebut dan jelaskan!
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi menurut Prasetyo dkk (2012):
Ukuran partikel padatan: hasil ekstrak yang diperoleh dapat lebih besar,
diupayakan sampel padatan yang digunakan memiliki luas permukaan yang besar.
Luas permukaan yang besar ini dapat dicapai dengan memperkecil ukuran bahan
padatan.
Pelarut: Selama proses ekstraksi berlangsung terjadi peningkatan konsentrasi solute
dan kecepatan ekstraksi akan menurun karena kemampuan pelarut untuk terus
melarutkan solute semakin berkurang. Pelarut dipilih berdasarkan Kepolaran dan
kelarutan pelarut, Selektifitas, Tidak menyebabkan terbentuknya emulsi, Tidak reaktif,
mudah didapat, dan memiliki Viskositas dan densitas cukup rendah agar pelarut lebih
mudah mengalir dan kontak dengan padatan berlangsung lebih baik.
Kecepatan alir pelarut: Kecepatan alir pelarut, sedapat mungkin besar dibandingkan
dengan laju alir bahan ekstraksi, agar ekstrak yang terlarut dapat segera diangkut
keluar dari permukaan bahan padat.
Temperatur: Temperatur operasi yang tinggi akan berpengaruh positif terhadap
ekstraksi karena adanya peningkatan kecepatan difusi, peningkatan kelarutan dari
larutan, dan penurunan viskositas pelarut.
Waktu ekstraksi: Semakin lama waktu ekstraksi, maka semakin lama waktu kontak
antara pelarut dan solute sehingga perolehan ekstrak akan semakin besar.
Rasio zat padat terhadap pelarut: Jumlah pelarut perlu disesuaikan dengan
kebutuhan. Pelarut yang terlalu banyak dapat mengakibatkan pemborosan biaya dalam
operasi ekstraksi.
3. Ada berapakah metode ekstraksi yang dapat dilakukan pada bahan pangan. Sebut
dan jelaskan!
Beberapa metode ekstraksi pada bahan pangan menurut Mukhriani (2014):
Maserasi: Metode sederhana yang paling banyak digunakan. Cara ini sesuai, baik
untuk skala kecil maupun skala industri. Prinsip yang digunakan adalah pencapaian
kesetimbangan konsentrasi.
Ultrasound - Assisted Solvent Extraction: Metode maserasi yang dimodifikasi
dengan menggunakan bantuan ultrasound (sinyal dengan frekuensi tinggi, 20 kHz).
Perkolasi: Bahan dibasahi secara perlahan dalam sebuah perkolator (wadah silinder
yang dilengkapi dengan kran pada bagian bawahnya). Pelarut ditambahkan pada
bagian atas bahan dan dibiarkan menetes perlahan pada bagian bawah.
Soxhlet: Metode ini dilakukan dengan menempatkan bahan dalam sarung selulosa
Daun cincau 10
gram
Air 200 ml
Erlenmeyer
300 ml
Waterbath
shaker
Proses
ekstraksi
Ambil sampel
setiap 10 menit
Viskositas
konstan
Hasil
Air 200 ml
Erlenmeyer
300 ml
Waterbath
shaker
Proses
ekstraksi
Ambil sampel
setiap 10 menit
Viskositas
konstan
Hasil
B. Tinjauan Pustaka
Diatniti, Wayan. 2015. Analisis Penurunan Kualitas Minyak Pelumas Pada Kendaraan
Bermotor Berdasarkan Nilai Viskositas, Warna dan Banyaknya Bahan Pengotor .
Lampung: Universitas Lampung
Miryanti, Arry dkk. 2011. Ekstraksi Antioksidan dari Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana
L.). Bandung: Universitas Katolik Prahayangan
Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif . Makasar:
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Prasetyo, Susiana. 2012. Pengaruh Rasio Massa Daun Suji / Pelarut, Temperatur dan Jenis
Pelarut Pada Ekstraksi Klorofil Daun Suji Secara Batch dengan Pengontakan Dispersi .
Bandung: Universitas Katolik Prahayangan
Tasia, Winda Rein Nimas dan Tri Dewanti Widyaningsih. 2014. Potensi Cincau Hitam
(Mesona Palustris Bl.), Daun Pandan (Pandanus Amaryllifolius) dan Kayu Manis
(Cinnamomum Burmannii) Sebagai Bahan Baku Minuman Herbal Fungsional . Jurnal
Pangan dan Agroindustri Vol. 2 (4): p.128-136