FARMAKOGNOSI II
“METODE ESKTRAKSI INFUS DAN DEKOK ALPUKAT”
Dosen Pengampu :
Dra. Ike Yulia Wiendarlina, M.Farm., Apt.
Yulianita, M.Farm
Novi Fajar Utami, M.Farm.,Apt
Marybeth Tri R.H, M.Farm.,Apt
Fitria Dewi Sulistyono, M.Si
Asisten Dosen :
Riffa Kurnia Meidistiana Fitria Agnes Dharmayanti
Rani Meiliana Wulandari Triyola Nofriza
Dede Nuraliansyah Yoanita Dwi Kushandayani
Disusun Oleh :
Anggeilique Sentriyani
066119011
4A Farmasi
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
3.2 Perhitungan
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
% Rendemen infusa = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 (𝑔𝑟𝑎𝑚) x 100%
7,11
= x 100 % = 7,11%
100
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
% Rendemen dekokta= 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 (𝑔𝑟𝑎𝑚) x 100%
9,11
= x 100 % = 9,11%
100
3.3 Pembahasan
Dalam praktikum kaliini membahas tentang metode infusa dan dekokta. Metode
infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada
suhu 90oC selama 15 menit. Metode ekstraksi ini digunakan untuk bahan yang lunak dan
tahan terhadap pemanasan sedangkan metode dekokta adalah sediaan cair yang dibuat
dengan cara mengekstraksi bahan nabati dengan pelarut air (pelarut berair/polar) pada
suhu 90° C selama 30 menit, terhitung setelah panci bagian bawah mulai mendidih. Hal
ini dilakukan untuk memperoleh kandungan senyawa yang lebih banyak dalam sari.
Prinsip kerja dari dekokta sama seperti infusa ketika panci yang berada dibawah
airnya mendidih pada suhu 100ºC (titik didih air) maka panas yang diterima oleh panci
diatas yang berisi simplisia dan pelarut hanya bersuhu sekitar 90ºC dan metode dekokta
dilakukan pemanasan selama 30menit . Metode ini biasa digunakan untuk bahan yang
keras dan tahan terhadap pemanasan dan berpelarut polar.
Metode ini memiliki keuntungan dan kerugian saat melakukan proses
ekstraksi,infusa memiliki keuntungan sebagai berikut:
❖ Alat yang dipakai sederhana
- Biaya operasional rendah
❖ Waktu relatif singkat
Sedangkan kerugian nya yaitu:
❖ zat-zat yang tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap kembali,apabila
kelarutannya sudah mendingin.(lewat jenuh)
❖ Mudah tercemar dengan bakteri dan jamur
❖ Tidak cocok untuk zat yang bersifar tidak tahan panas
Rendemen menggunakan satuan persen (%), semakin tinggi nilai rendemen yang
dihasilkan menandakan nilai ekstrak yang didapat semakin banyak. Rendemen adalah
perbandingan antara ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal. Pemilihan metode
dalam proses pemisahan senyawa aktif merupakan aspek yang sangat penting ntuk
diperhatikan karena proses pemisahan akan menentukan seberapa besar rendemen yang
dihasilkan. Pada perbandingan kaliini membandingkan nilai hasil pengamatan dengan
Farmakope Herbal,dinyatakan bahwa nilai rendemen yang terdapat pada hasil
pengamatan metode dekokta yaitu 9,11% dan infusa 7,11% sedangkan Menurut
farmakope herbal Indonesia edisi dua tahun 2017 rendemen ekstrak alpukat tidak kurang
dari 26,0% sehingga hal ini dinyatakan bahwa hasil pengamatan pada praktikum kaliini
tidak sesuai syarat yang terdapat pada Farmakope Herbal edisi dua tahun 2017. Faktor
yang mempengaruhi pada rendemen ini dapat berupa yaitu ukuran bahan, waktu
ekstraksi, temperatur ekstraksi, jenis bahan, jenis pelarut, dan perbandingan jumlah
pelarut dengan bahan.
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA