Anda di halaman 1dari 4

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan

Gambar 4.1
Serbuk bengkoang
(Pachyrhizus erosus)

4.2 Perhitungan
m1-m4
% Susut pengeringan = ×100%
z
57 g-54 ,8 g
= ×100%
10 g
= 22 %
4.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan susut pengeringan. Menurut
Maryam et al (2020). Susut pengeringan ialah pengukuran sisa zat setelah
pengeringan pada temperatur 105°C selama 30 menit atau sampai berat konstan
yang dinyatakan sebagai nilai persen. Dengan mengetahui susut pengeringan
dapat memberikan batasan maksimal tentang besarnya senyawa yang hilang pada
proses pengeringan.
Susut pengeringan dapat dikatakan jumlah zat yang menguap pada bahan
dengan pengeringan > 100oC. Susut pengeringan merupakan salah satu parameter
yang sangat penting bagi simplisia tanaman obat. Semakin rendah susut
pengeringan pada suatu simplisia akan semakin baik (Devi Safrina, 2019).
Penetapan Susut Pengeringan Analisis kadar air dilakukan dengan metode
gravimetri yaitu dengan menimbang sejumlah bahan basah yang kemudian
dimasukkan ke dalam cawan porselin yang dipanaskan dalam oven dengan suhu
105OC hingga mencapai bobot konstan yaitu perbedaan 2 penimbangan berturut-
turut tidak lebih dari 0,25%. Hasil yang diperoleh dinyatakan dengan % kadar
susut pengeringan.
Tujuan praktikum yaitu untuk memberikan batasan atau rentang maksimal
senyawa yang hilang pada saat proses pemanasan. Adapun sampel yang
digunakan pada percobaan yaitu serbuk bengkoang (Pachyrhizus erosus), Alkohol
70%, Aluminium foil, Kertas perkamen, Label. Dan alat yang digunakan Cawan
porselin, Desikator, Lap halus, Lap kasar, Neraca analitik, Oven, Penjepit,
Spatula.
Langkah pertama yang dilakukan disiapkan alat dan bahan terlebih dahulu
dibersihkan alat menggunakan etanol 70%. Menurut Dian Wahyuni dkk (2017),
Mekanisme kerja desinfektan yaitu merusak dinding sel, merubah permeabilitas
sel, merubah molekul protein dan asam nukleat, menghambat kerja enzim,
menghambat sintetis asam nukleat dan protein. Hal ini berarti bahwa gangguan
apapun yang terjadi pada pembentukan atau pada fungsi zat-zat tersebut dapat
mengakibatkan kerusakan total pada sel.
Selanjutnya Ditimbang cawan porselin kosong, menggunakan timbangan
o’haus. Menurut Riskawati (2019,) mengatakan bahwa fungsi utama neraca
mekanik adalah untuk mengukur massa benda yang akan digunakan dalam praktik
laboratorium. Selanjutnya dimasukkan serbuk pisang goroho ke dalam cawan
porselin. Menurut Warasiati dan Anggreni (2016), cawan porselin biasanya
digunakan sebagai wadah tempat sampel. Lalu dibungkus dengan menggunakan
aluminium foil. Menurut Hasanuddin, et al (2017), penggunaan aluminium foil
dapat memantulkan panas dengan baik, sehingga dapat menghantarkan panas
yang baik dan tidak dapat mengpertahankan panas.
Kemudian dimasukkan kedalam oven dengan suhu 105oC selama 15
menit. Menurut Tri dkk (2019), prinsip kadar air bahwa air yang terkandung
dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105oC
selama waktu tertentu serta perbedaan antara berat sebelum dan sesudah
dipanaskan adalah kadar air bahan tersebut.
Setelah itu ditimbang sampel serbuk bengkoang sebanyak 10 gram.
Tujuan penimbangan, menurut Ni Luh Tirtasari (2017) penimbangan penting
dilakukan karena bertujuan untuk mengetahui atau mendapatkan besaran suatu
massa.
Langkah selanjutnya dimasukkan cawan porselin kedalam desikator
selama 5 menit setelah dikeluarkan dari oven. Menurt Ivo Dian Sari Marbun
(2018), Tujuan penggunaan desikator yaitu untuk proses pendinginan. Setelah itu
Ditimbang cawan porselin sebagai M1.
Desikator adalah sebutan lain dari Eksikator. Yaitu alat yang terbuat dari
kaca berbentuk panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan pengering
seperti silika gel sehingga efek uap air dapat diserap oleh silika gel tersebut (Aziza
, 2018).
Silika gel merupakan merupakan suatu bentuk dari silika yang dihasilkan
melalui penggumpalan sol natrium silikat, Sol mirip agar–agar ini dapat
didehidrasi sehingga berubah menjadi padatan atau butiran mirip kaca yang
bersifat tidak elastis. Sifat ini menjadikan silika gel dimanfaatkan sebagai zat
penyerap, pengering dan penopang katalis (Desi Andriyani, 2020).
Kemudian Dimasukkan serbuk bengkoang ke cawan porselin dan
dipanasakan didalam oven dengan suhu 105oC selama 15 menit. Menurut Tri dkk
(2019), prinsip kadar air bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan
menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105oC selama waktu tertentu
serta perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air
bahan tersebut.
Setelah itu dimasukkan kembali dalam desikator selama 5 menit, tujuan
dimasukkan dalam desikator yaitu untuk mengiapkan senyawa-senyawa yaang
tidak hilang pada saat pemanasan, dan pada bagian bawah terdapat gel silika yang
berfungsi sebagai zat penguap air dan dibagian atas sebagai tempat pengering
bahan yang diuapkan. Menurut Menurt Ivo Dian Sari Marbun (2018), Tujuan
penggunaan desikator yaitu untuk proses pendinginan. Setelah itu Ditimbang
cawan porselin sebagai M1. Selanjutnya Ditimbang cawan porselin yang berisi
sampel sebagai M2. Dilakukan hal yang sama untuk mendapatkan M3 dan M4.
Langkah terakhir dihitung persen susut pengeringan menggunakan rumus
% susut pengeringan, didapatkan hasil % susut pengeringan yaitu 22%. Menurut
Maryam dkk (2020), tujuan perhitungan susut pengeringan yaitu dilakukan untuk
mengetahui batasan maksimal tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses
pengeringan.
Menurut farmakope herbal (2017), batasan maksimal susut pengeringan
yaitu tidak lebih dari 11%. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan belum
memenuhi persyaratan yang ada pada kaji literatur.
Kemungkinan kesalahan pada percobaan susut pengeringan yakni terdapat
kesalahan dalam prosses penimbangan yang tidak sesuai serta suhu dan waktu
yang tidak sesuai pada saat melakukan pemanasan, sehingga hasil yang
didapatkan tidak memenuhi persyaratan.

Anda mungkin juga menyukai