PENDAHULUAN
1.1 Prinsip Percobaan
1. Berdasarkaan persyaratan kadar air untuk simplisia 10 %.
2. Berdasarkan besarnya senyawa yang hilang selama pemanasan dihitung
terhadap bobot awal sampel.
1.2 Tujuan Percobaan
Menghitung kadar senyawa yang hilang / menguap selama proses pemanasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
volt atau 2 volt yang dihubungkan dengan tahanan variable lebih kurang 2.000
ohm. Tahanan diatur sedemikian sehingga arus utama yang cocok yang
melalui elektroda platina berhubungan secara seri dengan mikroammeter.
Setiap kali penambahan pereaksi Karl Fishcer, penunjuk mikroammeter akan
menyimpang tetapi segera kembali ke kedudukan semula. Pada titik akhir,
penyimpangan akan tetap selama waktu yang lebih lama. Pada zat-zat yang
melepaskan air secara perlahan-lahan, umumnya dilakukan titrasi tidak
langsung (Fauzi,2013).
2. Metode Azeotropi ( Destilasi Toluena ).
Metode ini efektif untuk penetapan kadar air karena terjadi
penyulingan berulang ulang kali di dalam labu dan menggunakan pendingin
balik untuk mencegah adanya penguapan berlebih. Sistem yang digunakan
tertutup dan tidak dipengaruhi oleh kelembaban (Fauzi,2013).
Kadar air (%
) = .... x 100%.
3. Metode Gravimetri.
Dengan menghitung susut pengeringan hingga tercapai bobot tetap
(Fauzi,2013).
II.2. Penetapan Susut Pengeringan ( MMI )
Susut pengeringan adalah kadar bagian yang menguap suatu zat kecuali
dinyatakan lain , suhu penetapan adalah 105oC , keringkan pada suhu penetapan
hingga bobot tetap. Jika suhu lebur zat lebih rendah dari suhu penetapan, pengeringan
dilakukan pada suhu antara 5oC dan 10oC dibawah suhu leburnya selama 1 jam
sampai 2 jam, kemudian pada suhu penetapan selama waktu yang ditentukan atau
hingga bobot tetap (Fauzi,2013).
Dalam hal khusus jika bahan tidak mengandung minyak menguap/ atsiri dan
sisa pelarut organik menguap identik dengan kadar air, yaitu kandungan air karena
berada di atmosfer/ lingkungan udara terbuka. Tujuannya adalah untuk memberikan
batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses
pengeringan. Nilai atau rentang yang diperbolehkan terkait dengan kemurnian dan
kontaminasi (Anonim, 2013).
Susut pengeringan = .... x 100%
BAB III
METODE PERCOBAAN
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Corong pisah
Gelas ukur
Pipet tetes
Cawan
Alat destilasi
Oven
4.1.2 Bahan
1. Simplisia daun Salam
2. Toluen
3. Aquadest
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
: 2,0 gram
: 0,16 ml
:1
= 0,16 X 100% = 8%
2 gram
Jadi sampel daun salam telah memenuhi persyaratan karena kadar air < 10%
b.Penetapan susut pengeringan
Bobot cawan kosong (x)
Data yang di ambil adalah cawan 1 dan 3 karena dari hasil ketiga cawan yang
memenuhi syrat bobot tetap < 0,5 mg/g
Rata rata susut pengeringan
0,1 g + 0,3 g = 0,4 g = 0,2 g
2
% Susut pengeringan
0,2 g X 100 % = 20 %
1g
5.2 Pembahasan
Penentuan kadar air
Pada percobaan penetapan kadar air digunakan destilasi azeotrop(destilasi
toluena). Dipilih metode ini karena metode destilasi azeotrop merupakan metode
paling cepat dan mudah. Berbeda dengan metode titrasi yang memerlukan pereaksi
atau larutan baku yang banyak dan metode gravimetric yang memerlukan waktu yang
lama dan jumlah simplisia yang banyak. Untuk destilasi digunakan toluene yang
jenuh untuk memastikan tidak ada air yang terukur selain dari air yang terkandung
dalam simplisia. Hasil percobaan yang didapat adalah 8 %. Untuk memenuhi standar
simplisia, kadar air harus tidak lebih dari 10 %. Maka simplisia daun salam memenuhi
persyaratan kadar air simplisia karena kadar air (8%) dibawah persyaratan (10%).
Penentuan susut pengeringan
Untuk mengetahui susut pengeringan dilakukan pemanasan pada suhu 105C
dengan oven hingga bobot tetap. Pada suhu 105C air akan menguap dan senyawa
yang memiliki titik didih lebih rendah dari air akan ikut menguap sehingga akan
mengurangi bobot dari simplisia. Percobaan dilakukan triplo untuk mengantisipasi
jika ada data yang tidak valid. Dari 3 data yang diperoleh, hanya 2 yang memenuhi
syarat bobot tetap (hasil penimbangan kurang dari 0,5
). % susut pengeringan
yang didapat dari percobaan adalah 10%. Maka % susut pengeringan memenuhi
pesyaratan karena tidak melebihi 10%.
BAB V
KESIMPULAN
Dari percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Sampel daun salam yang diuji sudah memenuhi syarat dengan kadar air sebesar
8%
2. Sampel daun salam yang diuji sudah memenuhi syarat dengan memiliki susut
pengeringan sebesar 10%
DAFTAR PUSTAKA
Pembuatan
Simplisia,
https://sites.google.com/site/wwwilmukitacom/system/app/pages/recentChanges?
offset=25, Diakses tanggal : 14 November 2016.
LAMPIRAN
Dokumentasi
Perhitungan
1. Penetapan Kadar Air
Berat sampel yang ditimbang : 2,0 gram
Air hasil destilasi
: 0,16 mL
BJ air
: 1 g/mL
Persyaratan
: 42,6 gr
Cawan 2
: 45,5 gr
Cawan 3
: 45,8
: 44,6 gr
Cawan 2
: 47,5 gr
Cawan 3
: 47,8 gr
: 44,5 gr
Cawan 2
: 46,5 gr
Cawan 3
: 47,5 gr
Cawan 2
: 47,5 gr - 46,5 gr = 1 gr
Cawan 3
Data yang diambil adalah cawan 1 dan 3 karena dari hasil ke-3 cawan yang memenuhi
syarat bobot tetap < 0,5 mg/g
Diagram Alir
Penetapan Kadar Air
Sejumlah
toluen
+ Sedikit air
- Dikocok
- Didiamkan selama 24
jam
Lapisan bawah
(air)
Lapisan atas
(toluene)
Tolue
n
Botol
A
Botol
B
-Dimasukkan ke dalam
oven 105oC (1 jam)
Bobot zat dalam
botol B