Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan susut pengeringan

praktikum kali ini pot botol yang digunakan untuk menentukan susut pengeringan harus di panaskan
terlebih dahulu pada suhu 105⁰C selama 30 menit atau hingga bobot konstan. Pemanasan dilakukan
menggunakan oven tujuannya agar air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap bila bahan
tersebut dipanaskan pada suhu 105˚C selama waktu tertentu. Kelebihan metode oven adalah suhu dan
kecepatan proses pengeringan dapat diatur sesuai keinginan, tidak terpengaruh cuaca, sanitisi dan
higiene dapat dikendalikan. Kelemahan metode oven adalah memerlukan keterampilan dan peralatan
khusus, serta biaya lebih tinggi dibanding pengeringan alami.
Perubahan bentuk dan ukuran ini mempengaruhi sifat-sifat fisik dan akhirnya juga berdampak pada
berubahnya tekstur dan sifat transport produk yang dihasilkan. Salah satu perubahan fisik yang
penting selama pengeringan adalah pengurangan volume eksternal bahan. Kehilangan air dan
pemanasan menyebabkan tekanan terhadap struktur sel bahan diikuti dengan perubahan bentuk dan
pengecilan ukuran (Yadollahinia & Jahangiri, 2009). Kemudian di masukan dalam desikator, fungsi
dari desikator sebagai tempat menyimpan sampel yang harus bebas air dan mengeringkan dan
mendinginkan sample yang akan digunakan untuk uji kadar air
Hasil yang didapat dari praktikum susut pengeringan ini ialah pada simplisia kulit pisang ambon
didapat susut pengeringannya yaitu pada hasil pemanasan sampel 1 = 14,98% dan pada sampel 2 =
14,29%. Pada Farmakope Herbal Indonesia Edisi I (2008) menyatakan bahwa susut pengeringan tidak
boleh lebih dari 10%, dimana pada hasil yang didapat pada percobaan ini simplisia tidak memenuhi
persyaratan.

Terdapat beberapa faktor kemungkinan yang dapat menjadi penyebab yaitu pada suhu oven yang
kurang relative stabil pada suhu 105 derajat Celsius, penyimpanan simplisia yang tidak disimpan pada
suhu ruang tertentu sehingga kemungkinan ada terjadi higroskopisitas, alat deksikator berfungsi untuk
mendinginkan sampel yang sudah dipanaskan dalam oven yang dimana pada proses pengerjaan tidak
tertutup dengan sempurna sehingga hasil akhir tidak sesuai dengan persyaratan.
Pembahasan kadar air
Pada percobaan ini simplisia kulit pisang ambon perlulah dilakukan uji kadar air terutama untuk
bahan yang dikeringkan dan disimpan lama, karena apabila di dalam simplisia yang akan disimpan
dalam waktu yang cukup lama memiliki kelebihan jumlah air, maka simplisia tersebut akan menjadi
cepat lembab sehingga sangat memungkinkan simplisia tersebut menjadi rusak karena pertumbuhan
mikroba atau jamur yang lebih cepat dan pembusukan yang kemudian terjadi reaksi hidrolisis.
Pada praktikum kali ini diuji kadar air pada simplisia kulit pisang ambon, penentuan kadar air dapat
dilakukan dengan berbagai metode, sedangkan pada praktikum kali ini diuji dengan menggunakan
metode Destilasi Azeotrop yaitu merupakan campuran dari dua atau lebih larutan dengan
perbandingan tertentu, dimana komposisi ini tetap / tidak bisa diubah lagi dengan cara destilasi
sederhana. Kondisi ini terjadi karena ketika azeotrop di didihkan, uap yang dihasilkan juga memiliki
perbandingan konsentrasi yang sama dengan larutannya semula akibat ikatan antar molekul pada
kedua larutannya. Azeotrop menggunakan pelarut yang bersifat immiscible yaitu pelarut yang tidak
dapat bercampur dengan air, selama proses destilasi pelarut tersebut bersama air dalam simplisia akan
menguap pada suhu lebih rendah dari suhu didih air. Pada percobaan ini digunakan pelarut Toluen jenuh
sebanyak 200 mL yang ditambahkan ke dalam labu alas bulat bersama simplisia.
Pada hasil percobaan kadar air simplisia kulit pisang ambon setelah melalui destilasi azeotrope
didapatkan kadar air yang diambil menggunakan spuit = 0,35 mL sehingga hasil kadar air setelah
simplisia dilakukan destilasi azeotrope mendapatkan volume air yang terdestilat =
0,35 mL x 1 g /mL
x 100 % = 7%
5g
Pada hasil percobaan uji air simplisia kulit pisang ambon didapatkan kadar air sebesar 7% dimana
simplisia ini memenuhi syarat karena menurut acuan Farmakope Herbal Indonesia Edisi I (2008)
menyatakan bahwa kadar air dari simplisia tidak boleh lebih dari 10%.

Anda mungkin juga menyukai