Anda di halaman 1dari 6

PROSEDUR

Diatur oven pada suhu pengeringan yang digunakan yaitu 105C kemudian
dimasukkan dua cawan penguap pada oven suhu pengeringan selama 10 menit.
Sambil menunggu pengeringan, simplisia biji selasih ditimbang sebanyak 2
gram.Setelah 10 menit, cawan penguap didinginkan dalam desikator selama 5
menit, lalu ditara masing-masing cawan penguap yang telah dingin. Setelah ditara,
cawan penguap kembali dimasukkan kedalam oven pada suhu pengeringan
selama 10 menit, lalu kembali didinginkan dalam desikator selama 5 menit,
setelah itu masing-masing cawan penguap kembali ditara dan dilakukan selama
dua kali.setelah itu diratakan permukaan simplisia. Dimasukkan cawan berisi
simplisia ke dalam oven, dipanaskan pada suhu pengeringan selama 10 menit.
Didinginkan cawan dalam deksikator sehingga suhu kamar, ditimbang. Dilakukan
penetapan hingga diperoleh bobot tetap.
PEMBAHASAN

Percobaan kali ini dilakukan penetapan susut pengeringan pada simplisia.


Susut pengeringan adalah presentase senyawa yang menghilang selama proses
pemanasan. Pengukuran sisa zat dilakukan dengan pengeringan pada temperature
105°C sampai berat nya konstan dan dapat dinyatakan dalam persen atau metode
gravimetri (Depkes RI, 2000). Tujuan dilakukannya percobaan susut pengeringan
untuk mengetahui berapa kadar senyawa yang mongering saat dilakukan
pemanasan juga memberikan batas maksimal tentang besarnya senyawa yang
hilang pada proses pengeringan. Pada praktikum ini menggunakan biji simplisia
yakni biji selasih dengan nama latin simplisianya Ocimi Basilici semen dan nama
latin tumbuhannya yakni (Ocimum basilicum L.) dan digunakan metode
gravimetri dengan menggunakan oven.

Penetapan susut pengeringan merupakan metode penetapan kadar untuk


senyawa yang menguap atau menghilang pada saat proses pemanasan atau
pengeringan. Metode yang digunakan yaitu metode gravimetri yang merupakan
metode analisis kuantitatif dengan melakukan penimbangan dan pemanasan.
Susut pengeringan bertujuan untuk memberikan batas maksimal atau rentang
besarnya senyawa yang hilang selama proses pengeringan. Nilai atau rentang
yang diperbolehkan untuk simplisia adalah berikatan dengan kemurnian dan
kontaminasi (Agoes, 2007).

Dalam metode analisis gravimetri merupakan proses mengisolasi dan berat unsur
atau senyawa pasti dari elemen semurni mungkin yang dipisahkan dari timbangan
zat yang sedang diperiksa yang didasarkan pada pengukuran berat, yang
melibatkan: pembentukan, isolasi dan pengukuran berat dari suatu endapan.
Kinerja metode gravimetri diantaranya :

1. Relatif lambat

2. Memerlukan sedikit peralatan neraca dan oven

3. Tidak memerlukan kalibrasi hasil didasarkan pada berat molekul


4. Akurasi 1-2 bagian per seribu

5. Sensitivitas: analit >1%

6. Selektivitas: tidak terlalu spesifik.

(Rakhmiami, 2012).

Klasifikasi dari tanaman selasih menurut (Peter, 2012) :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta,

Kelas : Magnoliopsida,

Ordo : Lamiales

Famili : Lamiaceae

Genus : Ocimum L.

Spesies : Ocimum basilicum L.

Tanaman selasih (Ocimum basilicum L.) adalah tanaman yang memiliki


banyak manfaat sehingga berpotensi besar untuk dikembangkan secara luas.
Hampir semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan mulai dari biji, bunga, hingga
daun (Hadipoentyanti dan Wahyuni, 2008). Seluruh bagian tanaman yang berada
di atas permukaan tanah mengandung minyak atsiri sebagai komponen utama
serta komponen lainnya seperti tanin, kardiak glikosida, flavonoid dan senyawa
fenolik lainnya serta saponin. Minyak atsiri selasih telah terbukti memiliki efek
imunomodulator, hiperglikemia, hipolipidemia, antiinflamasi, hepatoprotektif,
antimutagen, beberapa khasiat lain yang dimiliki oleh tanaman selasih adalah
dapat menghilangkan bau badan dan bau mulut, merangsang aktivitas saraf pusat,
melebarkan pembuluh kapiler, menguatkan hepar, merangsang factor kekebalan
tubuh, merangsang ASI, melebarkan pembuluh darah, mencegah kemandulan dan
masih banyak lagi. Basil tumbuh tegak dan memiliki cabang yang banyak. Basil
merupakan tanaman perdu dengan tinggi mencapai 60-70 cm. Daun basil
berwarna hijau berbentuk oval dan memiliki aroma harum yang berasal dari
kandungan sitral yang tinggi pada bagian daun dan bunga. Tangkai daun basil
memiliki panjang sebesar 0,25-3cm dengan daun berbentuk tunggal dan juga
memiliki bunga berkelopak 5 berbentuk bibir yang tersusun majemuk Bentuk biji
bulat telur dengan warna cokelat-hitam dengan berat 100 butir 0,091-0,125g
(Hadipoentyanti dan Wahyuni, 2008).

Pertama-tama ditimbang 2 gram biji selasih, lalu diatur suhu oven menjadi
105°C dimasukkan cawan ke dalam oven selama 10 menit. Digunakan suhu
105°C karena bertujuan untuk menghilangkan bagian air dan senyawa-
senyawa lainnya yang mudah menguap termasuk minyak atsiri & didalam
simplisia sehingga dapat ditentukan kadar susut pengeringan dari simplisia biji
selasih tersebut. kelebihan metode oven adalah suhu dan kecepatan proses
pengeringan dapat diatur sesuai keinginan, tidak terpengaruh cuaca, sanitisi dan
higiene dapat dikendalikan. Kelemahan metode oven adalah memerlukan
keterampilan dan peralatan khusus, serta biaya lebih tinggi dibanding pengeringan
alami (Anonim, 2012). Setelah dipanaskan di dalam oven, dimasukkan ke dalam
deksikator selama 5 menit yang fungsinya untuk mendinginkan. stelah itu cawan
ditimbang, prosedur ini dilakukan sebanyak 2 kali.

Setelah dilakukan pemanasan terhadap cawan sebanyak dua kali, dilakukan


prosedur yang sama namun dimasukkan simplisia pada cawan. Proses ini
dilakukan berkali-kali untuk mendapatkan bobot yang konstan, namun sebenarnya
untuk mendapatkan bobot yang konstan perlu dilakukan pemanasan dan
penimbangan yang lebih lama dan lebih banyak. Hasil penimbangan yang terakir
dianggap sebagai bobot konstan. Perubahan bentuk dan ukuran ini mempengaruhi
sifat-sifat fisik dan akhirnya juga berdampak pada berubahnya tekstur dan sifat
transport (transport properties) produk yang dihasilkan (Yan et al.,2008). Salah
satu perubahan fisik yang penting selama pengeringan adalah pengurangan
volume eksternal bahan. Kehilangan air dan pemanasan menyebabkan tekanan
terhadap struktur sel bahan diikuti dengan perubahan bentuk dan pengecilan
ukuran (Yadollahinia & Jahangiri, 2009). Kemudian di masukan dalam desikator,
fungsi dari desikator untuk mendinginkan cawan dengan adanya silica gel pada
bagian bawah deksikator dan untuk menurunkan suhu akibat pemanasan pada
suhu tinggi selama berada di oven. Adapun di bagian dasar deksikator tersebut
terdapat silica gel dimana silica gel ini berfungsi untuk menyerap molekul air
yang berasal dari uap panas daricawan. Pendinginan ini dilakukan karena
penimbangan akhir bobot simplisia tidak boleh dilakukan pada suhu tinggi.

Adapun perlakuan tersebut diatas (pengeringan,pendinginan dan


penimbangan). dilakukan dua kali yang tujuannya untuk memperoleh bobot
konstan simplisia sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat. Perlu diingat
kembali( agar hasil penetapan susut pengeringan tepat dan berjalan maksimal
baik sampel maupun cawan harus berada dalam bobot konstan.jadi apabila setelah
dikeringkan dua kali belum diperoleh bobot konstan (lakukan pengeringan
kembali hingga diperoleh bobot konstan.dalam percobaan kali ini pengeringan
simplisia hanya dilakukan dua kali mengingat waktu yang diberikan cukup
singkat.

Setelah didapatkan bobot yang tetap, dilakukan perhitungan presentase


susut pengeringan. Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan presentasi
susut pengeringan pada cawan pertama sebesar 33,56% dan pada cawan kedua
sebesar 10,7392%. Menurut Farmakope Herbal Indonesia (2008) standar kadar
atau presentase susut pengeringan adalah kurang dari 12%. Sehingga hasil yang
didapat tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan, hal ini dapat terjadi karena
waktu pengeringan yang kurang lama atau kurangnya jumlah simplisia yang
digunakan. Presentase susut pengeringan yang didapat harus lebih besar dari
kandungan kadar air karena pada penetapan susut pengeringan, zat/kandungan
yang didapat penguap pada suhu 1050C tidak hanya air. Zat/kandungan lain yang
mudah menguap seperti minyak atsiri.
Anonim. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Laboratorium Biologi UMS :
Surakarta.

Yan Z, Sousa-Gallagher M.J., Oliveira F.A.R. (2008). Shrinkage and porosity of


banana, pineapple and mango slices during air-drying. Journal of Food
Engineering. 84: 43:440.

Yadollahinia A, Jahangiri M. (2009). Shrinkage of potato slice during drying.


Journal of Food Engineering. 94: 52:58.

Hadipoentyanti, E., S. Wahyuni. 2008. Keragaman selasih (Ocimum spp)


berdasarkan karakter morfologi, produksi dan mutu herba. J. Littri. 14:141-148.
Agoes, G. (2007). Teknologi Bahan Alam. Bandung: ITB Press
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta : Direktorat Jendral Pengawas Obat dan
Makanan.
Peter, K. V. 2012. Handbook of Herbs and Spices. Woodhead Publishing.
UK. 56pp.
Rakhmiami. (2012). Titrasi Gravimetri. Lampung: Unila.

Anda mungkin juga menyukai