Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI BAHAN ALAM

PERCOBAAN ….
,,,,,,,,,

Disusun Oleh :
Mutiara Haifania (10060318011)
Devi Nurrahmawati (10060318012)
Nadya Aulia Amanda (10060318013)
Zalfa Hasna Raniah (10060318014)
Tasya Luthfiyyah (10060318015)

Shift / Kelompok :A/3


Tanggal Praktikum :
Tanggal Pengumpulan :
Asisten :

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT B


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
BANDUNG
2020 M / 1441 H
PERCOBAAN ...
........

I. Tujuan Percobaan
Mengukur senyawa yang hilang selama proses pemanasan
II. Alat dan Bahan
No Alat Bahan
1. Cawan penguap Simplisia Piperis Nigri Fructus
2. Desikator
3. Mortir
4. Oven
5. Timbangan Analitis

III. Prosedur Percobaan


Oven yang digunakan diatur pada suhu 105oC kemudian cawan

penguap ditimbang dan dipanaskan pada suhu pengeringan selama 20

menit, kemudian ditara. Simplisia digerus kemudian ditimbang

sebanyak 2 g lalu dimasukkan ke cawan penguap kemudian

permukaan simplisia diratakan, cawan yang berisi simplisia dimasukan

ke dalam oven kemudian dipanaskan pada suhu pengeringan selama 20

menit. Setelah itu cawan didinginkan lalu kembali dipanaskan pada

suhu pengeringan selama 20 menit. Cawan didinginkan dalam

eksikator hingga suhu kamar kemudian ditimbang dilakukan penetapan

hingga diperoleh bobot tetap.

IV. Data Pengamatan


V. Pembahasan
Pada praktikum ini, dilakukan pengukuran parameter non
spesifik berupa susut pengeringan terhadap buah lada hitam (piperis nigri
fructus) dengan menggunakan metode gravimetri. Metode gravimetri
sangat cocok digunakan untuk penetapan susut pengeringan dan tidak
membutuhkan pelarut, dengan menghitung susut pengeringan hingga
tercapai bobot tetap, diamati pengaruh cara dan lama pengeringan pada
kualitas simplisia. Pada praktikum ini dilakukan pengeringan dengan
menggunakan oven pada suhu 105oC agar mendapatkan hasil pengeringan
yang maksimal. Bobot pada cawan akan berkurang karena adanya
pemanasan.
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air sehingga
simplisia tidak mudah rusak dan dapat disimpan dalam jangka waktu
yangv lama. Kadar air dalam simplisia harus kurang dari 10% karena
apabila lebih dari 10% dapat terjadi pertumbuhan mikroba. Selain itu,
dengan adanya air akan terjadi reaksi enzimatis yang dapat menguraikan
zat aktif sehingga menyebabkan terjadinya penurunan mutu dari suatu
simplisia.
Pada pengerjaannya, yang pertama dilakukan adalah menggerus
simplisia dimana tujuannya adalah agar proses pengeringan dapat
maksimal. Percobaan ini dilakukan duplo, tujuannya untuk menentukan
bobot akhir simplisia. Hal itu karena dalam penetepan susut pengeringan
krus atau cawan penguap harus berada pada bobot konstan yang
merupakan salah satu keakuratan susut pengeringan akhir yang didapat.
Dimana bobot konstan ialah dalam 2 kali penimbangan berturut-turut,
perbedaan maksimalnya adalah 0,5 mg, penimbangan dilakukan setelah zat
dikeringkan lagi selama 1 jam ( Materia Medika Indonesia,1989). Oleh
karena itu, sebelum simplisia dikeringkan, cawan penguap terlebih dahulu
dikeringkan selama 20 menit di dalam oven dengan suhu 105 oC yang
bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terjerap di dalam cawan
sehingga tidak mengganggu pada saat perhitungan susut pengeringan.

Pada dasarnya pengeringan cawan menggunakan oven tersebut


harus dilakukan selama 30 menit dan diperoleh bobot tetap, namun karena
keterbatasan waktu, pemanasan cawan hanya dilakukan selama 20 menit
dan tiga kali pemanasan. Setelah cawan dipanaskan dalam oven cawan
dimasukkan kedalam eksikator yang bertujuan untuk mengeringkan dan
mendinginkan cawan dengan adanya silica gel bagian bawah eksikastor.

Setelah cawan penguap dikeringkan, dimasukan 2 gram


simplisia halus dan dilakukan pengeringan selama 20 menit di dalam oven
pada suhu 105oC yang bertujuan untuk menghilangkan bagian air dan
senyawa-senyawa lainnya yang mudah menguap (termasuk minyak atsiri)
di dalam simplisia sehingga dapat ditentukan kadar susut pengeringan dari
simplisia buah ladaa hitam tersebut.

Setelah dilakukan pengeringan, cawan berisi simplisia tersebut


didinginkan di dalam eksikator yang tujuannya untuk menurunkan suhu
akibat pemanasan pada suhu tinggi selama berada di dalam oven.
Pendinginan ini dilakukan karena penimbangan akhir bobot simplisia tidak
boleh dilakukan pada suhu tinggi ( segala jenis bahan atau alat tidak boleh
dilakukan dalam keadaan panas). Adapun perlakukan diatas (pengeringan,
pendinginan, dan penimbangan) dilakukan tiga kali yang tujuannya untuk
memperoleh bobot konstan simplisia sehingga didapat hasil yang lebih
akurat.

VI. Kesimpulan
VII. Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Materia Medika
Indonesia Jilid V. Jakarta: Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan.
p.116

VIII. Daftar Pembagian Tugas

Anda mungkin juga menyukai